Love, Dream, and Hope

Disclaimer: Shugo Chara itu punya Peach Pit sensei, Ikuto punya saya eh ga ding punya Amu *peace Warning: kykny si OC, trus gaje pastinya, alay juga ngikut.

a/n: Suka banget ama love story Ikuto Amu, apalagi pas liat mereka Shugo Chara Encore kyaaa! . Entah kenapa belakangan jadi kepikiran Shugo Chara lagi otomatis langsung kepikiran lovely couple kita ini! Kok gw bisa jatuh hati banget ama couple ini y? Padahal cuma gambar! Bener2 deh ni authornya (Peach Pit) jago mengcreate story yang sangat enjoyable untuk dinikmati setiap karakternya (terutama Amuto) walaupun pasarnya manga ini untuk anak belasan tahun tapi masih bisa dinikmati yang sudah lebih dewasa tuh. Udah deh ga usah basa basi lagi langsung aja dimulai okk (siapa suruh -_-)


Cerita ini bersetting dua tahun setelah Shugo Chara Encore dan juga kepergian Ikuto ke luar negeri untuk mengejar mimpinya menjadi musisi sejati.

Pagi hari di rumah keluarga Hinamori, sedang terjadi kesibukan seperti pagi pagi sebelumnya. Sang Mama sedang sibuk menyiapkan sarapan yang kemudian diletakkannya di meja. Papa sibuk membenarkan dasi dan kemejanya di cermin, bersiap pergi ke kantor. Ami yang berlari menuruni tangga tanda dia kesiangan, dan melesat menuju meja makan, dimana ada omelete spesial buatan sang Mama dan jus jeruk yang menyegarkan.

Ami: "Asyiik! Omelete!" (langsung melahap)

Mama: "Ami pelan pelan... nanti kamu tersedak"

Ami: "enak sih..." (terus makan)

Mama: (tersenyum) "oh y Amu mana? Apa dia belum bangun?"

Papa: (sedang minum kopi dan membaca koran) "kau seperti tidak tahu Amu saja"

Di kamar atas, Amu masih tampak sedang bersiap siap. Ia sedang bercermin untuk merapikan seragamnya, ya seragam murid SMP. Amu sudah kelas 2 SMP sekarang, dia akan naik kelas 3 dalam beberapa minggu kedepan. Amu juga merapikan rambutnya yang sekarang terurai panjang sampai punggung. Tidak dibiarkannya terurai begitu saja, dia menjepit rambutnya di sisi kiri sehingga tampak lebih menarik (mirip kaya rambut Amu yang biasanya cuma rambutnya lebih panjang). Kemudian Amu tersenyum melihat dirinya di cermin.

Amu: "hmm... waktu benar-benar tidak terasa y" (dalam hati)

Amu sudah siap lalu dia menuruni tangga dan menuju ke meja makan.

Mama: "lho Amu kamu kok malah santai santai begitu? Apa kamu tidak terlambat?"

Amu: "he he memang biasanya tiap pagi aku kan selalu kesiangan y ma, tapi hari ini aku tidak begitu karena hari ini di sekolah sudah akan memasuki masa liburan sehabis ujian jadinya murid dibebaskan datang jam berapa saja ke sekolah hanya sekedarmengisi absen"

Mama: "oh begitu"

Ami: "Ma aku berangkatt!" (buru buru)

Mama: "oh y hati hati y! Pantas saja, tau sendiri kan kamu dan Ami suka membuat keributan pagi hari karena kesiangan"

Ami: "he he iy"

Mama: "hhh tapi tidak terasa y tau tau sekarang kau sudah mau kelas tiga" (mengelus rambut Amu)

Papa: "iy papa juga senang sekali putri putri kita sudah tumbuh besar papa terharu...huwaa.."

Mama: "hush papa, kok malah nangis ehem itu coba lihat sudah jam berapa" (menunjuk jam)

Papa: "oh iy! Aduh papa kesiangan ini!"

Mama: "lagi keasyikan baca koran"

Amu: "ya sudah ma, Aku juga mau berangkat"

Mama: "iy hati hati y"

Amu masih bersekolah di sekolah yang sama, Seiyo Gakuen, selain SD juga ada SMP di sekolah itu. Tentu saja teman-temannya juga masih di situ, mantan mantan Guardian. Yaya, Rima, Kukai, dan Tadase. Kairi dan Nagihiko yang tidak ada karena mereka sudah menetap di luar negeri. Amu masih berteman akrab dengan semuanya walau mereka tidak sekelas dan Amu juga masih menjalin kontak dengan Nagihiko dan Kairi. Belakangan ini seluruh siswa mencurahkan seluruh perhatiannya di masa ujian, semuanya ingin lulus dengan nilai baik tak terkcuali Amu. Tapi sekarang semua siswa sudah lega karena masa ujian sudah berakhir, ada yang senang karena berhasil mengerjakan ujian dengan baik dan sedih karena tak yakin lulus. Kira kira Amu termasuk yang mana y? Tampaknya Amu cukup yakin dia bisa mengerjakan ujian dengan baik, terbukti dia masih semangat dan ceria. Kalau dulu Amu dikenal dengan karakter cool and spicy sekarang Amu dikenal teman temannya si gadis periang dan ramah, lively and nice girl (he2). Terus kenapa Amu bisa berubah? Simple saja, Amu sadar kalau dia tidak bisa menyembunyikan sifat sebenarnya lagi. Sejak empat teman kecilnya hilang Ran, Miki, Su, dan Dia, Amu merasa mulai menemukan jati dirinya, dia ingin menjadi sosok yang diiginkannya dan tidak berpura-pura pada dirinya sendiri. Amu juga mendapat bantuan dari teman temannya, juga orang tuanya, dia pernah mendapat nasihat dari kak Tsukasa juga, dan orang yang sudah ditunggunya selama beberapa tahun ini, Ikuto.

Di ruang kelas Amu, dia tampak sedang melihat buku yang tampaknya sebuah agenda, dia melihat lihat jadwalnya disitu, tanggal 19 bulan Maret, dia berpikir 'ya itu terakhir kalinya Ikuto menghubungiku sekarang sudah bulan Juli hhh kira kira kenapa y' Amu menghela napas, dia tampak sedih. Sudah beberapa bulan Ikuto tak ada kontak dengan Amu, Amu juga tak bisa menghubunginya, perasaan Amu pun campur aduk, bimbang, sedih, khawatir. Biasanya mereka berkomunikasi dengan email, karena biaya telepon ke luar negeri kan mahal, tapi pernah juga Ikuto menelpon sesekali, Amu senang sekali waktu itu. Pernah juga mereka video chat, Amu bisa melihat Ikuto dan juga sebaliknya. Amu ingat ingat lagi ketika mereka video chat 'hmph dia tidak banyak berubah, cuma sepertinya badannya lebih tinggi y, iya pasti begitu, isengnya masih sama hihi' Amu jadi tersenyum senyum sendiri di kelas. Tak beberapa lama, wali kelas Amu masuk dia mengumumkan sesuatu.

Wali: "Ya duduk semuanya, bapak ingin mengumumkan bahwa sekolah kita akan mengadakan acara kelulusan dan kenaikan sebentar lagi, untuk itu bapak ingin menunjuk perwakilan dari kalian yang akan memberikan pidato nantinya sewaktu acara"

Murid: "apa? pidato? Tidak tidak ah, kamu saja" (semua murid tampak ogah ogahan)

Wali: "hhh biar gampangya bapak yang akan menunjuk saja, berarti orang yang bapak tunjuk ini sudah pasti naik kelas, emm... ah Hinamori kau saja yang akan memberi pidato"

Amu: "aku? Berarti aku naik kelas yee!"

Murid2: "yea Amu!" (murid lain jadi ikut senang)

Wali: "kau bersedia kan Hinamori?"

Amu: "kalau itu... aku tidak yakin pak... he he" (Amu nyengir)

Murid2: "ha ha!"

Wali: "tidak perlu panjang panjang kok cukup perasaanmu naik kelas dan pesan-pesanmu pada sekolah ini"

Amu: "oh... tapi tetap saja..." (masih tidak yakin)

Wali: "sudah kau pasti bisa oke?"

Di taman sekolah, Amu sedang duduk di salah satu bangku di taman sedang ingin menyantap bekal yang dibawanya.

Amu: "aduuh..! bgaimana ini...? aku tidak bisa memberikan pidato, aku gugup sekali kalau berhadapan di depan orang banyak...!"

"Amu!" (dari belakang ada yang menepuk Amu, yang ternyata Yaya, Rima, Kukai, danTadase)

Amu: "Kalian...!" (Amu tampak berkaca kaca)

Yaya: "Lho kenapa Amuchi?" (Yaya tidak banyak berubah)

Amu pun menceritakan semuanya

Rima: "oh begitu rupanya, kau disuruh pidato, bagus kan?"

Amu: "kok bagus sih? Aku tidak bisa tenang kalo di depan orang banyak, aku bukan pembicara yang baik... bisa bisa nanti (Amu membayangkan ia ditertawakan orang banyak karena tidak bisa ngomong) aaa tidak..!"

Yaya: "sudah tenang tenang Amuchi pasti bisa kok"

Kukai: "iy iy anggap saja mereka lobak"

"ha lobak?" (Amu dan lainnya bingung)

Kukai: "eh maksudku mereka benda mati, bukan manusia, aku tidak suka lobak jadi aku berkata begitu he2"

Amu: "mana bisa begitu sih..?" (Amu lemas)

Tadase: "aku yakin kamu bisa kok (Amu melihat Tadase, yang sekarang sudah banyak berubah, dia lebih tinggi dan gagah) kamu kan bisa menggerakkan hati orang, seperti yang sudah kamu lakukan pada kami selama kita menjalani tugas sebagai Guardian, apa kau lupa?"

Amu: ...

Tadase: "percayalah pada dirimu sendiri kau bisa melakukannya"

Aneh, hanya mendengar kata-kata Tadase, hati Amu lebih tenang dia seperti mendapat suntikan semangat. Tadase yang pernah disukainya dulu sudah lebih dewasa dan bijaksana, dia juga sering menyemangati Amu. Amu sering berpikir apakah Tadase masih menyukainya atau tidak, dia juga tidak berani bertanya langsung karena malu, yang jelas kata-kata suka sudah tidak terlontar lagi dari mulut Tadase.

Bel sekolah sudah berbunyi, murid murid sudah diperbolehkan pulang. Amu pun pulang bersama teman-temannya.

Yaya: "Amuchi, habis ini kita jalan jalan yuk"

Amu: "mau ke mana?"

Yaya: "ke kota, aku ingin beli aksesoris, Rima juga kann?"

Rima: "iya"

Yaya: "Kukai Kukai?"

Kukai: "ee aku tidak bisa aku mau latihan untuk pertandingan, jadi aku pergi duluan y da!" (ngacir)

Rima: "dasar bukannya dia harus fokus pada kelulusan, dia kan sudah mau SMA"

Yaya: "Tadase mau ikut jalan-jalan?" (Yaya penasaran)

Tadase: "tidak aku ada keperluan..."

Yaya: "yah ya sudah kita bertiga saja!" (merangkul Amu dan Rima)

Saat menuju ke kota, posisi mereka berubah Yaya dan Rima jadi jalan bersama sedangkan Amu bersama Tadase.

Amu: "ada keperluan apa Tadase?"

Tadase: "ya ada hal yang harus diurus, keperluan keluarga tepatnya"

Amu: "oh"

Tadase: "...bagaimana kabarnya kak Ikuto y...?"

Amu: ...

Tadase: "Amu? Knp?"

Amu: "... dia tidak menghubungiku beberapa bulan terakhir aku juga tidak bisa menghubunginya..." (Amu terlihat sedih)

Tadase: "apa? kok"

Amu: "tidak apa apa (Amu tersenyum) pasti dia sibuk, dia bilang dia sering tampil bersama musisi lain di beberapa negara, jadi pasti banyak menyita perhatiannya, dia pernah bilang juga kalau suatu saat tidak bisa sering menghubungi"

Tadase: ... (Tadase memandang Amu), "baiklah aku ke arah sini daag selamat bersenang senang"

Yaya: "ya!"

Tadase: "Amu"

Amu: "apa?"

Tadase: "di acara kelulusan nanti aku akan duduk paling depan agar bisa menyemangatimu"

Amu: (tersenyum) "iy janji y!"

Di kota, Yaya tampak heboh melihat aksesoris ia tampak bingung mau memilih yang mana.

Yaya: "aah ini bagus! Ini juga imuut ini juga ini juga!" (histeris)

Rima: "cepatlah buat keputusan" (Rima sudah tidak sabar)

Yaya: "kau sendiri?"

Rima: "aku sudah membelinya dari tadi" (Rima menunjukkan ikat rambut manis yang dibelinya, sekarang Rima sering mengikat rambutnya)

Amu masih tampak memilih-milih. Di toko itu banyak aksesoris bagus. Amu melihat aksesoris sebuah kotak yang mirip dipakainya waktu memuat Shugo charanya dulu. Kemudian dia melihat akseoris Humpty Dumpty (tokoh berbentuk telur). Semakin memngingatkannya pada Ran, Miki Su dan Dia.

Setelah beberapa lama Yaya akhirnya selesai membeli aksesoris, Amu memutuskan membeli baju yang rencananya akan dipakainy ketika acara kenaikan, baju putih terusan yang cukup cantik dan cocok buat Amu. 'aah ada Takoyaki! Mau mau, ayo beli!', seru Yaya. Ketika membeli Takoyaki, perhatian Amu tertuju pada kerumunan orang yang memasuki sebuah mal, mal baru tepatnya. 'tunggu disini kan...' pikir Amu. Tempat itu tadinya adalah taman hiburan yang pernah dikunjungi oleh Ikuto dan Amu, sekarang sudah menjadi mal yang besar. Amu sudah mendengar kabar kalau taman hiburan itu sudah diganti mal tapi dia belum pernah sekalipun mengunjungi mal itu. Sepertinya dia juga tidak menyukai mal itu (tahu dong alasannya).

Yaya: "emm Amuchi mau ke mal itu?"

Amu: "ah tidak..."

Yaya: "kenapa tidak? Aku sudah pernah masuk waktu sama mama papa, keren kok tempatnya"

Rima: "hanya mal biasa"

Yaya: "tapi di dalamnya.."

Amu: "sudah ayo kita pulang lagian sudah sore" (Amu langsung ingin pergi)

Mereka bertiga pulang. Amu sudah sampai di rumahnya. Hari ini cukup menyenangkan bahkan Amu mendapat baju yang cantik. Tapi entah kenapa hatinya merasa tidak tenang, apa karena menyiapkan teks pidato atau karena hal lain..


He2 kira2 segini dulu, nanti dilanjutin lagi mohon reviewna yaa, masih baru soalnya belum banyak ngerti especially warningny ntuh, agak ga yakin juga nih formatnya gini abis kalo yang diksih keterangan setelah dialog agak banyak juga, aku yang perlu aja dikasih keterangan, once again RnR, onegaishimasu... arigatou! ^o^