Disclaimer: Masashi Kishimoto
warning: Yaoi, ooc, typo(s), au, magic. Dll
rate: T
pairing: SasuNaru
... Don't like don't read...
Bagi seorang Uchiha Sasuke, Uzumaki Naruto adalah sosok yang begitu sempurna dan pantas untuk dijadikan pacar. Semua yang ada pada diri si pirang adalah type kesukaannya.
Baginya Naruto terlalu cantik untuk ukuran seorang remaja laki-laki, tubuhnya juga sangat indah, dia memiliki pinggang ramping dan pantat bulat menggoda yang membuatnya tambah sexy. Sasuke tidak bisa berhenti untuk tidak memikirkan hal-hal kotor saat melihat bibir tipis berwarna pink alami itu bergumam serius. Seolah meminta Sasuke untuk melumatnya tanpa henti.
Ah, otak mesum sasuke memang selalu berfantasi tinggi jika dihadapkan dengan pemuda manis- yang akan menjadi pacarnya itu- mungkin, suatu hari nanti.
Sasuke sangat tertarik pada Naruto, sejutek apapun si pirang mungil itu padanya. Dia tetap menyukainya. Lebih jelas lagi, mungkin Sasuke akan menjadi benar-benar gila bila ia tak mendapatkan seutuhnya raga dan hati Naruto.
Sosok pirang berwajah malaikat itu sedang sibuk berkutat dengan tugas matematikanya. Sebenarnya dia sadar kalau sedari tadi sepasang mata onix tengah memandanginya intens, karena hal itu pula tugasnya tidak selesai-selesai. Damn, pemuda raven itu benar-benar sudah merusak konsentrasinya. Kenapa juga bungsu uchiha itu mengikutinya sampai ke perpus, dia ragu dengan kata-kata pemuda itu saat mengatakan ingin mengerjakan tugas.
Naruto meletakan alat tulisnya, dan mendongak, menatap Sasuke.''kenapa diam saja? Katanya kau mau mengerjakan tugas?''. Tanya Naruto pelan.
''aku malas mengerjakannya''. Jawab Sasuke.
Benarkan? Orang malas- menurut Naruto- tapi ber IQ tinggi itu mana mau pergi ke perpustakaan. Naruto semakin yakin, kalau Sasuke kesini hanya untuk mengganggunya saja.''kalau begitu kenapa kau kesini?''
Melihat Naruto yang tambah imut saat sedang kesal, membuat Sasuke tidak tahan lagi untuk tidak tersenyum. Dia menoleh kesekeliling perpustakaan, jaga-jaga kalau saja ada yang melihatnya melakukan hal konyol barusan, menurutnya Uchiha tidak menampilkan senyum idiot seperti itu.
Great! Dia benar-benar akan dibunuh jika kakek dan ayahnya tau akan hal ini.
Uchiha bungsu itu memperhatikan wajah serius Naruto yang sudah kembali pada pekerjaannya. Matanya turun kebawah untuk melihat catatan si pirang. Rumus-rumus rumit tertera disana. ''kau salah menempatkan rumus, dobe''. Ucap Sasuke, raut wajahnya tidak menunjukan rasa bersalah sama sekali karena sudah mengatai murid terpintar ketiga setelahnya itu dengan sebutan dobe. Nah, tak apakan? Bagaimanapun juga dia senior disini. Dan sebagi senior yang baik , memberitau kesalahan adik kelas adalah hal yang wajar bukan?.
Sang Uzumaki menatap Sasuke datar. ''terimakasih sudah memberitau''
''yeah, kembali kasih''. Ucap Sasuke
Kemudian tangan berbalut kulit tan lembut itu berhenti bergerak saat telinganya mendengar kata-kata Sasuke, lagi.
''kau manis sekali kalau sedang serius begitu''
''kau bisa diam? Kita berada diperpustakaan, kalau kau lupa''
''sayangnya aku sedang tidak bisa diam, aku- tunggu sebentar..''.
Sapphire Naruto memperhatikan raut wajah Sang Uchiha, pemuda raven itu mengerutkan keningnya saat membaca pesan masuk yang dia terima barusan. Tapi sedetik kemudian wajahnya kembali tenang.
''terpesona, eh?'' kata Sasuke. Dia terkekeh saat mendapati pemuda berwajah manis itu terlonjak kaget.
Naruto berdehem,''jangan geer''. Ucapnya sambil menuliskan kembali rumus kedalam buku tugasnya.
''kirimkan lewat email saja, dobe'' Sasuke menyeringai, sedangkan sang Uzumaki mendelik sebal kearahnya.
''Kakashi- sensei tidak-''
''oh iya, siapa lagi kalau bukan guru kuno dan pemalas itu. Kenapa tidak terpikirkan olehku, ya?''. Kata Sasuke, kedua tangannya ia lipat didepan dada. Bibirnya masih membentuk seringai menyebalkan.
''dia juga gurumu, Sasuke!''. Tegur Naruto, matanya menatap tajam si raven.
''kenapa? Itu memang kenyataan kan?''
Sang Uzumaki tiba-tiba saja berdiri dengan tangan yang mendekap buku berukuran tebal bersampul hitam yang ia pinjam dari Shikamaru Nara- teman sekelas Uchiha Sasuke sekaligus pacar temannya, Inuzuka Kiba-. Bagus sekali, dia tidak mungkin meyelesaikan tugasnya apabila ada si pantat ayam yang terus mengganggunya.
Mungkin akan lebih baik jika ia kerjakan dikelas.
'' kau mau kemana? Dobe- hei''
Sasuke hanya memandang kepergian Naruto dengan tampang yang kembali datar. Petugas perpustakaan menatapnya tajam karena sudah berteriak dan mengganggu pengunjung yang lain, tapi apa Sasuke peduli? Tentu saja tidak. Dia Uchiha, ingat? Walau, yeah, beberapa menit yang lalu dia tidak bersikap seperti hal nya seorang Uchiha.
Sasuke memikirkan kembali pesan singkat yang tadi ia terima dari Itachi. Apa maksud kakaknya dengan mengatakan kalau orang yang selama ini mereka cari ternyata ada di KHS.
Benarkah? Tapi kenapa si keriput itu baru memberitahunya sekarang?
5 menit lamanya sasuke berpikir, menerka-nerka siapa saja yang ia anggap paling masuk akal untuk meraka selidiki.
'Drrrt' drrrt
ponselnya kembali bergetar, bersamaan dengan itu terdengar suara gaduh dari luar. Ada apa? Apa yang terjadi?.
Pemuda tampan itu mengangkat telponnya sambil berjalan keluar dari perpus bersama yang lain. Mereka juga kelihatannya penasaran dengan apa yang terjadi diluar sana.
''ya, jugo. Ada apa?''
''sasuke-''. Sasuke mengernyit, yang menelpon nomor Jugo tapi yang terdengar malah suara Suigetsu.
''kau kenapa?''. Tanya Sasuke, terdengar suara bising dari seberang sana, dan suara anak-anak cewe menjerit.'' Sui-''
''Gebetanmu, Sas! Gebetanmu! Maksudku- Naruto, dia, dia serang! Cepat kau kesini, lapangan basket..''
Sasuke bergerak cepat, tak mempedulikan seruan Suigetsu. Kakinya berlari secepat yang dia bisa. Beberapa murid ia tabrak sembarangan, dan tanpa menengok maupun mengucapkan kata maaf dia tetap berlari. Sasuke memandang lurus kedepan, sampai onix nya melihat kerumunan murid-murid- dan Suigetsu- dilapangan basket sana.
Matanya menyipit tajam saat melihat si pirang incarannya berusaha berdiri dengan tubuh gemetar.
Rahang Sasuke mengeras, tangannya terkepal erat.
gadis berambut coklat pendek melirik kearah sasuke. Dia merinding merasakan aura dingin dan kemarahan yang ditebar sang Uchiha .
Dan saat ia mengedip sekali- hanya sekali- Uchiha Sasuke sudah tidak ada lagi disampingnya. Murid kelas 10 itu terpekik, dia menutup mulutnya, sedangkan matanya terbelalak, horror.
Saat melihat kebawah, ia mendapati sosok Sasuke Uchiha tengah memegangi tubuh mungil pemuda berambut pirang yang berdiri limbung.
Bagaimana bisa? Bagaimana mungkin? Apa kakak kelasnya itu baru saja ber teleport?
-
-
Sasuke memandang tajam orang-orang dihadapannya. Shit! Berani sekali mereka melukai Naruto. Kemarahan bungsu Uchiha itu semakin menjadi karena ketiga orang didepannya, adalah Makhluk yang ia benci. Ia mengenal mereka bertiga.
Tak terkecuali gadis berambut merah muda yang sedang tersenyum manis tak berdosa itu.
Satu-satunya wanita diantara ketiga orang yang menyerang Naruto mendengus keras. ''tenang saja, Sasuke. Aku hanya ingin meminta sesuatu darinya, tapi dia terlalu pelit, jadi,''. Wanita itu menyisir rambut merah mudanya dengan jari tangan. Dia tersenyum manis, ''aku menyerangnya''. Ucapnya santai.
Sasuke merasa kemarahannya naik sampai ke ubun-ubun. Dilihatnya ujung bibir tipis Naruto mengeluarkan darah.
Sial! Dia tidak akan memaafkan gadis itu. Tak akan pernah!
Shikamaru dan Kiba berlari kearah sasuke. '' Naru-''. Pekik Kiba, wajahnya pucat. Dia menarik sang Uzumaki dari pelukan Sasuke.
Naruto meringis saat tidak sengaja Kiba menekan punggungnya yang- mungkin- patah. Sakit sekali, sepertinya gadis itu memang berniat untuk menghancurkan tubuhnya.
Oh God! Yang benar saja!
'' darahnya, aku hanya ingin darahnya, Sasuke''
''apa?!''
mata Shikamaru membulat kaget. Begitu juga dengan Sasuke dan beberapa orang yang mengerti arah pembicaraan ini.
Sedangkan yang lainnya hanya bengong, menatap ngeri kepada si gadis yang menginginkan darah sang Uzumaki.
Naruto sendiri hanya diam dan memperhatikan. Sesekali matanya melirik kearah Sasuke. Pemuda itu kelihatannya marah sekali.
-Bruk-
ups! Uchiha itu benar-benar marah rupanya. Batin Naruto sambil meringis.
Onix Sasuke berubah merah. Menatap dingin dan tajam kepada sosok gadis berambut merah muda yang kini tergeletak beberapa meter didepannya. Semua orang terpekik kaget. Para wanita menjerit ketakutan.
Shikamaru mendengus. Uchiha bodoh, pikirnya. Dia menghampiri Sasuke, menepuk keras pundak sang raven dan meremasnya kuat. ''kau baru saja memanggil masalah, Sasuke''. Bisiknya malas. Shikamaru mengendikan kepala kearah kiri.
Sasuke menengok kearah yang ditunjuk shikamaru, dan mata merahnya langsung tertuju pada seorang wanita berdada besar yang sasuke kenal sebagai kepala sekolah KHS. Wanita cantik yang sudah berumur itu menatap tajam kearahnya.
''kuharap ayahmu tidak kecewa, Uchiha!''
..TBC..
Ah, apa ini!?# tengok keatas#
ahaha, sebenarnya ini tidak ada dalam daftar rencana, tapi tanganku gak tahan pengen nulis iniiii# jambakrambut#
ini pertama kalinya aku nulis fic, jadi aku tau ini absurd banget plus dengan bahasanya yang gk jelas dan alurnya yang kecepetan.
Tapi kalau ada yang berkenan, para senpai semua ada yang mau ngasih saran, masukan? Atau kritikan yang membangun? Pasti akan diterima dengan senang hati/ kedip-kedip*
kalau ada yang suka, anda bisa meninggalkan sebuah review?*ngarepmodeon*
mohon bantuannya minna-san#bungkuk-bungkuk#*
