a/n: yay! Rei akhirnya dibolehin buka komputer setelah 2 mingguan dilarang ngutak-ngatik komputer. Ini fic ke-4 Rei dan fic crossover pertama Rei. Sekaligus fic humor pertama jadi pastinya agak aneh. Ini dibuat pas bulan puasa 4 jam sebelum buka, jadi ada beberapa kalimat yang mungkin agak aneh. Ini belum sempet diedit karena yang biasa ngedit lagi mudik. Jadi ini editan ngaco dari authornya sendiri. =.=. Kalau udah baca tolong tinggalkan review, gaje pun tak apa-apa. *puppy eyes mode: ON*.

Disclaimer: Bleach punya Kubo Tite. Kalau punya saya, udah saya bunuh Aizen dari awal. -PLAK-. KHR punya Akira Amano. Kalau punya saya Giotto bakal saya jadiin tokoh utama... XD *dihajar*

Rated: err... K+ atau T? ==" bingung ah

Warning: gaje, abal, banyak typo, humor super gak lucu, OOC (terutama para shinigami), aneh, bahasa seenak author.

~ENJOY~

SHINIGAMI IN NAMIMORI

~Chapter 1. Let's Go To Namimori~

Suatu hari yang cerah dan tenang di Soul Society, 4 shinigami berdiri di depan Senkaimon. Mereka adalah taichou berambut perak dan bertubuh pendek *dibankai Hitsugaya*, nanas merah dengan tato aneh di alisnya *ditebas Renji*, taichou dengan warna rambut gaje *ditebas Haruhiko (OC author dari fic berjudul "Winds are always with you")* dan si botak *disodok Ikkaku*.

Pertanyaannya adalah, kenapa mereka ada di depan Senkaimon? Yang pasti bukan buat jadi patung kolam *dibankai semuanya*. Ok, balik lagi ke cerita. Sudah pasti jawabannya karena mereka mendapat misi dari si kakek tua *dibakar Ryujin Jakka* untuk ke dunia nyata. Namun, yang tidak biasa dari misi mereka kali ini adalah kota tujuan. Dari yang biasanya mereka mendapat misi di Karakura, kini mereka mendapat misi di Namimori. Dan misinya juga sama-sama tidak biasa atau lebih tepatnya gaje. GAJE, SAUDARA-SAUDARA! *author pake toa nyolong dari masjid*. Ya, misinya adalah melindungi para pemegang cincin Vongola yang masih belia dari serangan Arrancar *ngapain coba Arrancar nyerang mafia? Aizen kurang kerjaan banget =="*. Lalu, entah mereka lupa atau emang pada dasarnya bodoh, mereka bahkan tidak menanyakan sama sekali siapa yang harus mereka lindungi atau apa itu Vongola.

Dan satu pertanyaan lagi, kenapa saat ini mereka masih berada di Senkaimon? Padahal kalau mau pergi ya pergi aja. Oh, ternyata saudara-saudara, mereka sedang menantikan seorang shinigami lagi, yaitu... stroberi kepala jeruk *dibankai Ichigo*. Saking lamanya menunggu, perlahan tapi pasti muncul 4 siku-siku di kepala Hitsugaya, Renji, dan Ikkaku yang kian lama kian membesar. Dan seiring waktu berlalu, keluarlah asap dari kepala mereka saking tidak sabarnya menunggu. Haruhiko hanya senyum-senyum gaje melihat ketiga rekannya yang sudah siap meledak. Kayaknya kalau Ichigo gak dateng-dateng, mereka pasti bakalan ngeledakin satu distrik di Rukongai sebagai ganti pelampiasan buat Ichigo.

"Kurosaki bego! Ngapain aja dia? Lelet amat... Udah 4 jam 44 menit 44 detik belum dateng-dateng juga...," Hitsugaya yang udah gak sabar mengeluarkan (atau meneriakkan?) unek-uneknya. *author: cara nyebut waktunya mirip sama Saguru Hakuba dari Meitantei Conan, dimana author sering ngakak liat reaksi Conan*

"Maa... Maa... Sabar, Taichou. Bentar lagi juga nyampe... Mungkin," kata Haruhiko mencoba menenangkan taichou kecil itu sebelum Hitsugaya lebih ngamuk lagi dan ngebekuin daerah situ. Pasalnya mereka dekat dengan palang Soukyoku, yang otomatis kalau mereka ngerusak daerah situ, mereka bakal digantung sama Yamamoto-taichou. Apalagi tempat itu baru direnovasi setelah sebelumnya diancurin Ichigo.

"Ini udah kelewat lama, Kanezaki! Gue udah mau lumutan kalau kelamaan diem di sini...!" kata Hitsugaya sewot. Hitsugaya heran kenapa Haruhiko masih bisa ketawa-ketawa padahal situasi kayak gini cukup bikin orang punya penyakit darah tinggi. 'Jangan-jangan ni orang kesambet lagi?' batin Hitsugaya. *emang shinigami bisa kesambet ya? =="*

"Ahaha...," Haruhiko hanya menanggapi kemarahan Hitsugaya dengan tawa. *lho, lho, kok Haruhiko jadi kayak Yamamoto Takeshi ya?*

'Ni orang kayaknya beneran kesambet deh..,' batin Hitsugaya, sweatdrop.

Hening beberapa saat, hingga tiba-tiba Renji bergidik karena merasakan aura hitam pekat dari orang di sebelahnya yang sedari tadi hanya diam. Siapa dia? Siapa lagi kalau bukan si botak dari divisi 11 *ditusuk Ikkaku*. Hingga Renji yang tadinya bad mood plus kesel gara-gara Ichigo gak dateng-dateng, jadi lupa sama marahnya dan langsung ngibrit ke belakang Haruhiko.

"Ichigo sialan! Lo dateng langsung gue bantai!" kata Ikkaku yang entah memberikan death glare-nya pada siapa. Lha, wong sasarannya aja kagak ada di situ.

Hitsugaya dan Renji cuma bisa ber-sweatdrop ria mendengar hal itu. Lupa kalau barusan mereka juga lagi ngamuk-ngamuk. Kalau Haruhiko sih udah pasti masih pasang senyum gaje-nya.

Keheningan melanda lagi... Krik... Krik... Krik... Jangkrik lewat... Krik... Krik... Krik... DUARR! *author gaje*

Setelah penantian panjang selama 5 jam 59 menit 59 detik (1 detik lagi 6 jam tuh), Senkaimon pun terbuka dan terlihatlah siluet dari shinigami berambut oranye dengan pedang setinggi tubuhnya serta memasang wajah tanpa dosa sambil nyengir-nyengir gaje... Cukup untuk membuat para shinigami punya darah tinggi.

Hitsugaya mencoba menahan amarahnya ketika melihat wajah Ichigo. "Kurosaki, apa yang menahanmu begitu lama di Karakura? Bukankah kamu cuma diperintahkan untuk mengambil sesuatu di tempat Urahara dan segera kemari?"

"Oh... Ah itu ya? Sebenarnya setelah mengambil pil dari tempat Urahara-san, ia mengajakku untuk makan siang. Yah, kan sayang kalau kutolak lagipula sejak pagi aku belum makan apa-apa gara-gara ulah si jenggot sialan... Ahaha," jawab Ichigo dengan watados-nya.

Melihat Ichigo yang hanya tertawa-tawa, Hitsugaya kembali naik pitam. "Jadi... gara-gara itu kau datang terlambat dan membiarkan kami menunggu selama 6 jam?"

"Ahaha..," sekali lagi Ichigo hanya ketawa-tawa.

"Soten ni zase, Hyourinmaru!"

"Hoero, Zabimaru!"

"Nobiro, Houzukimaru!"

Ternyata para shinigami ini udah nyampe puncak amarahnya (minus Haruhiko yang hanya tersenyum-senyum *bukannya nyetopin ==*).

Ichigo yang melihat itu langsung teriak, "W-woi, lo semua pada mau ngebunuh gue ya? Ok, ok, gue ngaku salah. Jadi plis sarungin zanpakutou kalian, ya?"

"Maa... Maa... Kalian bertiga, tenanglah. Kalau terus marah-marah seperti itu kapan kita pergi, ya?" kata Haruhiko mencoba menenangkan 3 shinigami yang kayaknya mulai mengidap darah tinggi gara-gara ulah Ichigo. Ichigo menatap Haruhiko dengan pandangan berterima kasih yang lebih mirip pandangan mata anjing yang baru saja dapat tulang. Otomatis Haruhiko langsung merasa merinding mendapat tatapan itu.

"Tch...," mendengar ucapan Haruhiko mereka hanya bisa berdecak sambil menyarungkan kembali pedangnya. Walau masih tidak terima, mereka membenarkan ucapan Haruhiko.

Ichigo menarik nafas lega. Hampir saja dirinya jadi gak jelas bentuknya kalau diserang sama 3 zanpakutou sekaligus. Walau Ichigo ngaku dia salah, tapi tetep aja dia ngerasa bener. Wajar kan kalau lapar makan? *Ichigo ngeles amat*

"Lalu apa yang kamu bawa dari tempat Urahara? Tadi kamu bilang... pil?" tanya Hitsugaya setelah amarahnya reda.

Mendengar kata 'pil', Renji dan Ikkaku mendadak merinding. Ya, siapa yang tidak kenal Urahara yang hobi membuat benda aneh plus mencurigakan (yang hebatnya sangat berguna). Dan mereka khawatir ciptaannya kali ini aneh juga. Hanya Haruhiko yang tenang-tenang saja. Wajar mengingat dia adalah taichou baru yang tidak terlalu mengenal Urahara.

"Oh, ya. Aku tidak tahu ini apa. Tapi Urahara-san bilang kita harus meminumnya sebelum masuk Senkaimon," kata Ichigo sambil mengeluarkan sebuah botol kecil hitam yang berlabel... tengkorak?

"T-terlalu mencurigakan... Lagian kenapa labelnya harus tengkorak?" kata Renji.

"Woi, Kurosaki, beneran harus diminum nih?" tanya Hitsugaya sambil menelan ludahnya. Daripada disebut pil atau apapun itu, lebih tepatnya itu disebut racun.

"Gak apa-apa kok... mungkin," kata Ichigo sambil meminum pil itu.

Melihat Ichigo yang dengan yakinnya meminum pil itu, mereka pun ikut meminumnya sambil berdoa dalam hati. Ada yang berdoa semoga persediaan pisangnya gak busuk. Yang lainnya minta agar kepalanya yang botak tetep awesome. Dan yang lainnya minta agar kebun semangkanya ada yang ngerawat. *ngaco amat... =="*

Setelah meminum pil itu, dengan rasa syukur karena nyawa mereka masih ada, Hitsugaya membuka pintu Senkaimon. Ketika terbuka, keluarlah cahaya dan angin. Namun, sebelum mereka sempat melangkahkan kakinya menuju Senkaimon, tiba-tiba...

DUAARR!

Terdengar ledakan dari arah pusat penelitian. Walau tanah sempat berguncang, namun mereka hanya menghela nafas. Yah, itu sudah biasa kalau pusat penelitian sering meledak gara-gara penelitian yang mereka lakukan.

Mereka pun masuk Senkaimon tanpa menyadari kalau sebenarnya ledakan itu mempengaruhi perjalanan mereka menuju Namimori.

~To Be Continued~

-Omake 1-

"Anou, Kisuke-san. Sebenarnya pil apa yang anda berikan pada Kurosaki-san?" tanya Ururu setelah Ichigo pergi dari toko Urahara.

"Hm? Bukan apa-apa, tapi... semuanya akan jadi menarik kalau mereka meminumnya. Hahahaha...," jawab Urahara sambil tertawa lebar. Semua yang ada di situ langsung sweatdrop melihatnya.

-Omake 2-

"Mayuri-sama, anda tidak apa-apa?" tanya Nemu pada taichou-nya setelah asap yang memenuhi pusat penelitian gara-gara ledakan itu mulai menghilang sedikit demi sedikit.

"Ya, tapi efek dari ledakan ini sedikit banyak mempengaruhi cara kerja Senkaimon," kata Mayuri, "Hoo, aku baru ingat kalau Hitsugaya dan yang lainnya pergi menjalankan misi hari ini... Kehehe, ini akan jadi menarik."

Rei: uwaa, ternyata jadinya multichap... Padahal rencananya mau one-shot... =.=

Hitsugaya: Kok semuanya pada OOC?

Rei: Udah, terima aja...

Ichigo: waa! Kalau beneran gue diserang sama 3 zanpakutou sekaligus udah gak ada bentuknya nih tubuh... =="

Rei: ...

Haruhiko: kok gue dimasukin juga di sini? Fic yang satunya belum tamat, kan?

Rei: udah dibilangin terima aja. Lagi males ngomong nih... =3=

All: *sweatdrop*

Rei: hm, *liatin shinigami satu-satu* Hitsugaya-taichou! Penutupnya dong? *pasang puppy eyes dengan blink-blink sok imut*

All: *ngeluarin kantong muntah, muntah berjamaah*

Hitsugaya: ok, yang udah baca fic ini tolong bakar aja *disambit kayu bakar* ok, ok, plis review... *berbisik* bakar aja yang parah... *dipukul harisen sama author*