Galilei Donna © A-1 Pictures

au cicinhohazuki fanfiction by sugirusetsuna


karena kita bersama

.

.

.

Pulpennya sudah tergeletak di atas meja, namun sang empunya masih setia duduk mematri deretan kalimat yang tertera di buku sampul cokelatnya. Susu kedelainya telah kandas sedari lima belas menit yang lalu, ocehan Cicinho pun taklagi terdengar mengalun menghempas keheningan. Ah iya, cicinho. Hazuki hampir lupa tentang keberadaan pria tersebut.

Hazuki sedikit berbalik untuk melihat Cicinho tengah terlelap di kasurnya begitu pulas. Niatnya untuk mengomeli pria itu pun ia urungkan. Gadis itu mematri wajah prianya lekat-lekat. Setidaknya dengan begini ini tidak ada polusi udara yang akan menggangu pendengarannya, walau sebagai gantinya ia harus menahan diri akan aroma menusuk dari parfum Cicinho yang melekat di kasurnya tujuh hari tujuh malam. Tiba-tiba Hazuki merasa mual hanya dengan membayangkannya saja.

Ia sama sekali tidak mengerti dengan selera pria tersebut. Mulai dari gaya berpakaian, parfum, bahkan sabun mandi. Oh tidak, Hazuki melewatkan gaya rambut anehnya. Hazuki sudah lelah untuk protes, toh ditanggapi saja tidak, yang ada malah jengkel saja. Jadi, gadis itu memilih untuk menerimanya.

Seperti bagaimana Cicinho menerima sosok Hazuki dengan segala kekurangan yang ada. Hazuki bilang, memasak itu merupakan hal gampang, sampai ketika omelettenya berubah bentuk menjadi segumpal telur orak-arik, Cicinho mengomel sembari memakannya. Gadis yang begitu ceroboh dah keras kepala dan pria yang takkalah keras kepala. Untuk beberapa alasan mereka bisa bersama. Hazuki mengingatnya, jika hari itu Cicinho tidak mengobral payungnya kala gadis itu melupakan payungnya sendiri mungkin ia tidak akan pernah menemukan Cicinho di rumahnya dan tertidur di kasur kesayangannya.

Hazuki tampak tersenyum kecut. Pria yang telah membuatnya datang ke fakultas tekhnik sendirian. Sendirian. Hazuki ingat betapa ia ingin mematahkan payung tersebut detik itu juga. Namun, beruntungnya sebelum hal itu terjadi dengan langkah ringan Cicinho datang menghampiri Hazuki. Lalu, ketika pria itu memamerkan senyum menawannya sembari berkata, 'nona manis, ini bukan tempat yang cukup baik untuk gadis sepertimu.' Seketika itu juga Hazuki merasa seakan tersengat listrik tiba-tiba. Oh salahkan payung dan segala tanggung jawab yang Hazuki junjung tinggi.

Namun, untuk semua yang telah terjadi, untuk pertemuannya dengan pria itu, untuk Cicinho dan segala usahanya, untuk mendengarkan segala omelan Hazuki, dan untuk tetap bertahan sampai saat ini.

Hazuki tersenyum.

Terima kasih.


end


Halo ini ff pertama saya di fandom ini, maaf kalo masih banyak kekurangannya.