_Kuroshiro wataru_

Di mana?

Haikyuu adalah milik Haruichi Furudate.

.

.

.

Hari sudah menampakkan jingga tua kekuningannya untuk membiarkan malam menghampirinya.

Aku sedang duduk termenung di dalam gym. Mengapa? Karena aku sedang menunggu Kakak-kakak kelas ku, Bokuto Koutaro dan Kuroo Tetsurou. Kata mereka, mereka ingin ke kantin belakang sebentar untuk membeli minum sebelum mereka pergi meninggalkanku. Tapi ini terlalu lama bagiku. Sudah dua jam aku menunggu di dalam gym sambil berlatih voli, mereka masih belum kunjung datang juga. Aku mulai jengkel dengan keadaan seperti ini.

Membosankan.

Aku pun keluar dari gym dan menuju ke ruang ganti. Mengambil jaket bertulisan Fukuroudani dan aku langsung mencari si burung hantu dan kucing jabrik itu.

Saat aku menuju ke kantin belakang, di sana aku melihat kantin sudah tutup. Aneh...

Jika kantin sudah tutup, seharusnya mereka berdua kembali ke gym. Ini aneh... Apakah mereka meninggalkanku sendiri di sini? Tidak, aku tidak boleh berpikiran yang aneh-aneh.

Aku pun melanjutkan mencari mereka. Saat aku berjalan di lorong, sepertinya aku melihat ada seseorang di ujung lorong depan ku. Dia terlihat berlari ke arah yang lain saat orang itu melihat ku.

Berberapa detik berlalu, aku pun tak memedulikannya lagi soal siapa yang berlari tersebut. Aku tetap melangkahkan kaki ku ke depan dan aku akhirnya berada di persimpangan lorong. Aku memilih lorong kanan.

Saat di tengah-tengah lorong, aku melihat ada seseorang sedang berdiri membelakangiku setelah orang tersebut melihatku dan berbalik ke belakang. Aku sempat bingung pada orang tersebut. Orang itu terlihat ketakutan dan punggungnya terlihat kaku. Seperti ingin menghindari seseorang dan ingin kabur tapi seperti ada ketakutan bahwa jangan berlari atau kau akan aku bunuh. Seperti itulah.

Rasa penasaran menghampiriku jadi aku mendekati orang aneh itu. "Ano... Anda baik-baik saja?" tanyaku padanya.

Orang itu sama sekali tidak menghiraukan perkataanku tadi, jadi aku pun kembali bertanya. "Ada apa, Tuan? Mengapa Anda berdiri seperti itu? Apakah Anda ingin kabur dari sini?"

Akhirnya, orang tersebut membalas perkataan ku, "... kumohon, menjauhlah... kumohon!" katanya.

"Huh? Ada apa, Tuan? Kenapa Anda berkata seperti itu?"

"Aku bilang jangan ganggu aku!"

Orang tersebut membalikan tubuhnya ke arahku dengan air mata yang menetes. Wajahnya terlihat pucat pasi. Dia ketakutan dan tegang.

"Ada apa? Apa yang terjadi padamu, Tuan?" tanyaku kembali.

"... kumohon..."

Sempat aku merasa bingung, lelaki itu langsung mengambil pisau dari saku celananya dan menyerangku.

Aku sempat kaget saat itu. Jadi dia ingin membunuhku? Yang benar saja. Aku langsung berlari ke belakang orang itu dan mendorongnya hingga ia terjatuh di lantai. Aku yang tak ingin membiarkan kesempatan ini terlewat mengambil pisau dari tangannya dan langsung menancapkan pisau tersebut ke dadanya.

Dan aku tak percaya sasaranku tepat di jantung.

Beberapa detik kemudian, orang itu pun berhenti bernapas. Sial, membunuh orang seenaknya saja.

Sebelum aku pergi mencari Bokuto-san dan Kuroo-san, aku mengambil pisau yang masih tertancap di dadanya dan membawanya meskipun masih berlumuran darah. Saat aku berjalan melewati lorong, tiba-tiba saja aku mendengar suara langkah kaki. Suara itu terdengar seperti sedang berlari ke pintu keluar gedung sekolah ini.

Sial, siapa lagi itu?

Aku pun bergegas ke arah pintu keluar dan di sana, aku melihat Bokuto-san dan Kuroo-san berlari meninggalkan gedung sekolah ini dan mereka sampai di pintu gerbang sekolah. Setelah mereka memanjat gerbang itu, mereka langsung berlari meninggalkanku di sekolah ini.

Cih, jadi mereka sudah tau. Sial.

Aku tidak percaya mereka bisa lolos dariku. Rupanya mereka sudah tau...

—bahwa misiku adalah membunuh mereka berdua.