A BLESSING IN "DISGUISE"

Ro-Kat

.

.

.

RATE: T-T+

3 Agustus 2018

ROMANCE/DRAMA (Hitsu Ruki)

WARNING: AU, OOC, typo(s), cliché, boring af (but I'm trying my best here lol), strong pop-culture references, may include links for song and picture sources, romance yang lambat, alur cerita yang muter muter ga jelas, bahasa campur aduk

.

DISCLAIMER: Tite Kubo's

.

NOTE:

- This is my first ever fanfiction! haha

- May include links of songs and pictures references sebagai 'bunga' cerita. Namun jika tidak ingin diklik juga tidak masalah karena sesungguhnya tidak akan mengganggu jalan cerita. Hehe.

- Semua karakter Bleach di sini sudah dalam versi 'new look' mereka dengan potongan rambut yang baru. (Contoh: Rukia dengan rambut bobnya, Toshiro dengan rambut yang sudah nggak sejabrik sebelumnya)

- Reviews are appreciated! (and also, if you hate this fanfic, please don't read? I can't really handle hate comments because I AM a weakling hahaha so please go easy on me)

.

Happy reading!

.

.

CHARACTERS:

Hitsugaya Toshiro

Kuchiki Rukia

Inoue Orihime

Abarai Renji

Ukitake Jushiro

.

.

.

PART 1

Dream Girl

.

.

Hitsugaya Toshiro, usia 21 tahun, dikenal dengan rambut putih setengah jabrik dan tubuhnya yang terbilang pendek untuk usianya, adalah seorang musisi, filmmaker, dan aktor yang berasal dari kota Karakura.

Mantan—musisi, filmmaker, dan aktor remaja—lebih tepatnya.

Mengapa 'mantan'? Nanti akan dijelaskan. Namun yang jelas, untuk dua minggu kedepan, ia dan beberapa rekan aktornya akan bermain di sebuah film pendek remaja berjudul SOUL, dan syuting akan dilaksanakan di kota Karakura.

.

SOUL adalah kisah romansa remaja yang menceritakan tentang dua tokoh utama, laki-laki dan perempuan SMA berusia 18 tahun, bernama Irie dan Tokichi. Irie adalah seorang gadis cantik berambut panjang yang polos dan kekanakan. Sedangkan Tokichi adalah adik kelas Irie yang dingin dan cuek. Keduanya jatuh cinta pada pandangan pertama setelah dipertemukan di sebuah gig venue berupa Bar kecil yang terletak di pusat kota Karakura. Irie diundang oleh temannya, Reiji, yang juga kenalan sang tokoh utama laki-laki untuk menonton performance musik yang ditampilkannya. Tokichi juga pergi bersama teman sejak kecilnya, Himawari, yang selalu senantiasa menunggu dan menemani Tokichi setiap ia bermain di Bar tersebut. Di sana, melihat Tokichi bermain musik dan bernyanyi dengan sangat memukau, Irie langsung menaruh hati padanya. Demikian juga dengan Tokichi yang menganggap sosok Irie adalah sosok yang lucu dan berbeda dibanding semua perempuan yang pernah ia temui.

Reiji sendiri adalah tetangga sekaligus teman sekelas Irie. Dan Himawari adalah teman sekelas sekaligus teman Tokichi sedari taman kanak-kanak. Baik Himawari maupun Reiji, sebenarnya memendam rasa pada kedua temannya masing-masing. Himawari sudah lama menyukai Tokichi, bahkan adik laki-lakinya, Shinji, yang masih duduk di sekolah dasar juga ikut mendukungnya. Di satu sisi, sahabat Shinji, yang bernama Yuuri, yang juga adalah adik perempuan Irie, mendukung sebaliknya. Berbagai cara kedua insan kecil itu saling 'bertikai' dalam mendukung kakaknya masing-masing, Di satu sisi Himawari dan Irie juga sama ikut memperdebatkan ego masing-masing untuk mendapatkan hati sang lelaki. Tidak sadar pada kenyataan bahwa Reiji dan Tokichi sebenarnya pun melakukan hal yang sama, yaitu memperebutkan hati masing-masing wanita yang diinginkan mereka. Hingga demikian konflik percintaan klasik diantara keenam orang menjadi jalan cerita utama dari film pendek ini.

.

Haha. Kisah yang sangat klise, membingungkan, dan sepertinya membosankan bahkan. Seperti bukan film-film yang Toshiro biasa inginkan untuk berkecimung di dalamnya. Namun ia terpaksa menerima tawaran casting itu setelah neneknya—yang sangat ia patuhi dan sayangi itu—menyuruhnya, dan sekaligus meminta cucunya pulang sebentar dari Seireitei, kota tempat dimana Toshiro menghabiskan waktu 2 tahun terakhirnya untuk meneruskan jenjang pendidikan di jurusan (paling membosankan) yaitu ekonomi, dan kembali ke Karakura selagi liburan musim dingin. Oleh karena itu, Toshiro mau tak mau sekarang harus tetap menjadi sosok yang patuh pada orang tua, dan juga professional dalam karir maupun pendidikannya, walaupun sebenarnya ia dilanda ketidak inginan yang teramat sangat.

Selain berakting, Toshiro, seorang diri, saat masih duduk di bangku SMA pernah beberapa kali membuat film independent. Kebanyakan dalam genre horror atau psycological triller. Tentu dengan perlengkapan dan budget seadanya. Walau memang ditengah jalan tidak ia teruskan lantaran adanya berbagai alasan, tapi ia punya bakat terpendam itu. Lalu, selain berakting dan membuat film, Toshiro juga dulu adalah seorang musisi dan anggota band alternatif indie pop. Toshiro adalah seorang gitaris dan vokalis yang handal. Bersama sahabatnya, yang juga sesama aktor, berdua ia membentuk band yang kemudian JUGA harus ia tinggalkan demi pendidikannya di negeri seberang, …dan lagi-lagi dengan suatu alasan.

Semenjak itu, ia tidak pernah lagi bermain musik, membuat film, maupun beradu akting. Kabarnya ia tidak tertarik lagi setelah ia mencicipi dunia pendidikan yang menurutnya lebih damai dan tanpa tekanan batin.

Kabarnya.

.

Hal ini membuat SOUL menjadikannya film pertama yang Toshiro mainkan setelah 2 tahun ia "pensiun" dari dunia hiburan.

Tapi intinya, sekali lagi, ia tidak akan berada di sini jika ia tidak terpaksa.

.

.

Jam sudah menunjukkan pukul 4 sore, salju tipis berjatuhan dari atas langit. Toshiro sedang duduk- duduk di teras—sekaligus hall—perantara antara ruang utama dan halaman samping sebelah kiri rumah Jepang sederhana bergaya modern-traditional. Rumah ini di dalamnya dikelilingi pekarangan kecil dan terletak di sebuah komplek perumahan sepi di pinggir pusat kota Karakura. Rumah sederhana yang disewa oleh tim produksi SOUL ini akan menjadi tempat penginapan para crew dan cast untuk dua minggu kedepan.

(A/N: referensi houseplan: /house-perspective-with-floor-plan/house-perspective-with-floor-plan-fresh-traditional-japanese-house-design-floor-plan-bibserver/)

.

Toshiro bukan orang yang suka banyak bicara, ia akan banyak bicara jika ia sudah merasa nyaman dan sepadan berbicara dengan lawan bicaranya. Ia juga cukup dingin. Cocok sekali dengan tokoh Tokichi yang akan diperankannya. Mungkin itu mengapa, sang sutradara baru, Ukitake, senang dengan terpilihnya Toshiro menjadi tokoh utama untuk bermain di film yang ia sutradarai perdana ini.

Di sini Toshiro akan bersanding dengan Inoue sebagai love-interestnya, Irie. Inoue adalah teman sesama aktor yang baru pertama kali ia temui sekitar seminggu yang lalu karena proyek ini. Gadis tinggi pemilik rambut jingga ini adalah gadis yang cantik dan juga baik hati. Namun Toshiro tidak tertarik padanya walaupun ia secantik dan sebaik hati itu. Yah. sepertinya memang hanya karena Inoue bukanlah type kesukaannya. Ia tidak pernah benar-benar bisa berbicara nyambung dengannya. Hell, tidak hanya dengan Inoue, Toshiro bahkan hampir tidak pernah bisa berbicara nyaman dengan lawan bicaranya, apalagi perempuan.

Ia tidak pernah mengerti hati perempuan.

Menurutnya, semua perempuan sama saja.

.

.

"Apa kau tidak kedinginan, Hitsugaya-san?" tanya Inoue seraya memberinya segelas teh hijau panas, melihat Toshiro yang duduk di teras itu sama sekali tidak merasa dingin walau ia hanya memakai kaos putih belang hitam, celana panjang hitam, dan jaket parka kelabu, tanpa syal atau atribut penghangat lainnya.

"Terima kasih, dan tidak," jawabnya pendek sambil menerima minuman pemberian Inoue. "Masih ada panas dari terik matahari terbenam juga." lanjutnya

"Sama-sama, dan iya walau ada terik sore sebenarnya masih dingin lho. Hebat ya kau bisa tahan dingin." puji Inoue sambil tersenyum. "… Eh, bagaimana perasaanmu hari ini? Bersemangat kah? Syutingnya dua hari lagi sudah dimulai. Menyenangkan sekali ya, Hitsugaya-san!~" seru Inoue bersemangat di tengah dinginnya udara sambil melipat rok berwarna peach semata kakinya agar ia bisa duduk rapi di samping Toshiro. Toshiro hanya mengangguk pelan. Tidak terlalu bersemangat tentunya sambil terus memandang sela-sela pagar kayu rumah yang jarang itu sehingga ia dapat memperhatikan crew lalu lalang membawa property, lampu, dan lain sebagainya ke dalam truk yang terparkir di samping rumah.

"Semangat sedikit dong, Toshiro." seru Renji yang tiba tiba muncul di belakangnya, tak kalah semangatnya dengan Inoue, "Bukankah menyenangkan kau akhirnya bisa bertemu denganku lagi? katanya. Renji di sini akan perperan sebagai sahabat Toshiro, dan sungguh beruntung mereka dipertemukan dalam satu proyek, karena Renji juga adalah sahabatnya di luar syuting sekaligus anggota band lamanya yang isinya hanya berdua itu. Toshiro pun tersenyum tipis menimpali, memang benar ia senang bisa kembali bertemu dengan Renji setelah hampir 2 tahun mereka tidak bertemu.

Ditambah dalam di proyek kali ini ini, ada musik yang terlibat di dalamnya.

Renji berpindah dari posisinya yang duduk di belakang Toshiro menjadi di sampingnya dan berkata, "Oh ya Toshiro, Omong-omong, kau sudah dengar single indie pop terbaru dari Bedroom—?. Bedroom adalah band alternative indie pop dari Nashville, dan pernah menjadi salah satu band favorit Toshiro di masanya.

"Tidak Renji, aku tidak pernah mendengarkan lagu apa-apa lagi. Kau sudah lupa?" jawab Toshiro sedikit ketus.

Renji tersentak, bergumam untuk beberapa saat, lalu menganggukan kepalanya, "Ah, benar juga ya…" kata Renji pelan ,"Tapi kalau kau tertarik, dengarkanlah. Lagunya enak dan sangat menenangkan. Kau pasti suka. Selain itu, aku juga membawa headset kesayangan yang kau berikan padaku lho!"

Toshiro tidak menggubris pernyataan Renji barusan. Dengan sikap dingin ia hanya terus memperhatikan crew-crew yang sibuk dengan pekerjaannya masing-masing.

"Um… eh, bagaimana kau bisa memutuskan untuk bermain di film pendek ini Inoue-san?" tanya Renji berusaha mengalihkan pembicaraan agar suasana tidak menjadi kaku.

"Oh di agency, awalnya aku curi-curi dengar dari rekanku—" Inoue menunjuk ke belakang, ke ruangan utama yang tertutup pintunya, "—yang bercerita ke managernya bahwa ia akan mencoba bermain di film pendek ini. Karena penasaran, akhirnya aku juga mencoba untuk mendaftar, dan diterima!" jawabnya "Bagaimana dengan kau Renji-san?"

"Kalau aku langsung ditawari oleh penulis naskah sekaligus pencipta film pendek ini melalui email." Jawab Renji.

"Kalau kau, Hitsugaya-san?" tanya Inoue. Sebelum Toshiro menjawab pertanyaannya, tiba-tiba dari arah ujung teras, terdengar Ukitake yang sedang sibuk menelpon seseorang dengan nada yang lagi lagi bersemangat.

Semua orang hari ini sangat bersemangat ya, pikir Toshiro.

"Oh, kau sudah di dekat sini ya? … Baiklah, akan kutunggu!" Ucap Ukitake, ia lalu menutup ponselnya.

"Siapa, Ukitake-san?" Tanya Inoue penasaran.

"Asisten sutradara baruku, composer sekaligus—penulis lagu utama yang akan kau mainkan di satu adegan nanti—" Ukitake menunjuk khususnya Toshiro, "—dan juga acting tutor kalian untuk tiga minggu kedepan!"

"Wow, tiga jobdesk untuk satu orang? banyak sekali ya," kata Renji

"Hahaha, ya mau bagaimana lagi Abarai-kun, ini kan film low budget, aku saja memegang produser dan sutradara sekaligus. Proyek lain mana ada. Hahaha…"

Dengan wajah yang juga sama bingungnya dengan Renji, Inoue kemudian menimpali. "Tunggu dulu, Asisten Sutradara? Mengapa kami baru bertemu dengannya di H-2 hari syuting, Ukitake-san?" diikuti dengan raut wajah yang tak kalah heran dari Renji maupun Toshiro.

"Oh, itu karena ia sibuk dengan kegiatan bermusiknya. Ia baru saja pulang tour bandnya di Sabitsura. –Tapi tenang saja, kami sudah banyak berdiskusi dan memantabkan peran pekerjaan masing-masing kok." Jawab Ukitake santai.

Toshiro memiringkan kepalanya pelan sambil bertanya dalam hati,

'Pulang tour band?'

"Wow, tour band? Ia benar-benar musisi? Kerennya…" puji Renji, mengetahui ada seorang lagi di rumah ini yang berdiri dalam 'kapal' yang sama dengannya.

"Iya, dia memang sibuk sekali," lanjut Ukitake, "Tapi orangnya sangat berbakat dan bisa diandalkan, kalian pasti senang bertemu dengannya! hehe" terangnya. Inoue-pun tersenyum cerah menandakan ia juga jadi ingin sekali bertemu bertemu dengan asisten sutradara baru Ukitake ini.

"Asisten Sutradara baru ya… memang yang lama kemana?" Tanya Toshiro, berusaha memberikan setidaknya satu pertanyaan atau komentar untuk memberikan kesan sopan, walau sebenarnya berbicara saja ia malas setengah mati.

"Oh, aku tidak pernah punya. Aku kan sutradara baru! Aku saja baru bertemu dengannya sebulan lalu saat aku menonton bandnya di Bar yang sering kukunjungi!" lagi lagi jawab Ukitake santai, kembali pada jawabannya yang tidak berdasar sama sekali. Renji hanya menganga, begitu pula Inoue. Toshiro pun mau tak mau merasa ikut heran dengan pernyataan Ukitake barusan. Tentu sambil alih alih berpikir 'sepertinya keputusanku untuk menuruti nenek ke sini memang kesalahan besar.' Iya sih, mereka tahu Ukitake ini adalah seorang sutradara baru, yang mungkin belum punya banyak pengalaman mendirect sebuah film, tapi kalau namanya mendadak seperti itu sih... "Hahahahaha!..." Ukitake tertawa kencang, "Aku hanya bercanda. Yah… tidak terlalu bercanda tentang aku bertemu anak ini pertama kali saat sedang menonton aksi bandnya di Bar langgananku—yang omong-omong Bar itu adalah miliknya!—tapi ia juga adalah seorang guru seni peran yang dikenalkan oleh si penulis naskah film SOUL ini. Aktingnya luar biasa bagus katanya, dan ia juga beberapa kali sudah menjadi asisten sutradara film film indie di Karakura."

"Wah, musisi dan jago berakting? keren juga ya!" puji Renji

"Iya! Sepertiya ia serba bisa!" seru Inoue

Toshiro terdiam walau di dalam hatinya berkata hal yang sama dengan yang diungkapkan Renji dan Inoue.

"Kau benar, jadi kenalanku, sekaligus sang penulis naskah ini, merekomendasikannya kepadaku untuk melatih kalian juga. Lalu tak lama setelah aku bertemu dengan sang calon asisten sutradara baru, kami langsung mendiskusikan film perdanaku ini, dan ia tertarik untuk membantu! Sungguh senang sekali rasanya!" Terang Ukitake menjelaskan panjang lebar mengenai bagaimana sutradara baru ini dapat bergabung di filmnya kepada ketiga aktornya. Renji dan Toshiro kembali mengangguk kepala pelan, dan Inoue juga kembali tersenyum cerah.

"Waaah… aku jadi tidak sabar untuk bertemu dengannya!" kata Inoue sambil menepuk tangannya kencang.

"Jangan-jangan kau naksir ya Inoue?" goda Renji pada Inoue yang pipinya mendadak bersemu merah itu,

"Hah? Ti—tidak, aku kan sudah punya!"

"Tentang saja Inoue, penggemar laki-lakimu kan banyak. Ia mungkin juga akan luluh padamu."

"A—Apa sih Abarai-kun…"

"Lho, laki-laki?" tanya Ukitake langsung menabrak percakapan kedua rekan aktor itu.

"Iya, laki-laki." Kata Renji santai. Dan kali ini Ukitake yang memasang wajah bingung kepada ketiganya, "Eh? jangan bilang dia—"

"Bukan laki-laki kok, haha" kata Ukitake, "Dia perempuan!"

"Eh?" kata Toshiro, Inoue, dan Renji bersamaan.

.

.

When I look at you, I couldn't see myself passing through

.

.

Perbincangan mereka ditutup dengan suara mobil VW kodok kuno berjalan pelan menuju area lokasi syuting. Dengan lagu "Dream Girl oleh No Vacation (A/N: (Dream Girl - No Vacation) watch?v=_ODKdStnIuM), band bergenre nostalgic bedroom-pop asal San Francisco, yang dimainkan cukup keras dari dalam mobil tua tersebut. Entah bagaimana, tapi Toshiro sama sekali tak asing dengan lagu itu, demikian juga dengan Renji. Mata dan telinga mereka tak lepas dari sejak si mobil VW berjalan mendekati mereka sampai terparkir di samping rumah, lebih tepatnya di balik pagar tempat mereka duduk.

.

I know I needed help,

.

"Oh! Itu dia!" seru Ukitake, "Kuchiki-san!" panggilnya seraya melambaikan tangan dari balik pagar kayu yang hanya setinggi dadanya itu.

.

and when you talked to me

All I heard was words

.

"Tapi memang agak tomboy sih, hehe" Lanjut Ukitake.

Seorang gadis dengan tubuh mungil dan pendek keluar dari dalam mobil VW tua berwarna kuning. Ia melangkah kebelakang mobil, membuka bagasi belakang dan mengambil sebuah barang berlapiskan ripstop hitam yang dalamnya diyakini adalah sebuah gitar. Gitar itu langsung ia selempangkan di pundak sebelah kirinya, sedangkan sebelah kanan membawa totebag berwarna putih. Rambut bob pendeknya yang sedikit berantakan tergerai manis. Tidak memakai syal atau apa di hawa yang dingin ini, tengkuk lehernya yang putih seputih gading terlihat jelas bahkan jika dilihat dari balik pagar sekalipun. Ia memakai kaos band rock asal Inggris Radiohead berwarna hitam ditutupi dengan duffle coat berwarna hijau lumut. Ia membenarkan poni yang menutupi nyaris seluruh matanya ke atas sehingga sekarang semua orang dapat melihat mata violetnya yang cantik.

.

I couldn't say a thing

.

"Ca—cantik sekali~!" bisik Inoue pada kedua rekannya yang mengintip gadis itu dari sela-sela pagar kayu dengan seksama. Renji mengangguk mantap tanda setuju. Tentu tidak hanya matanya yang cantik, seperti kata Inoue, seluruhnya menawan. Setidaknya bagi Toshiro juga, yang matanya dari tadi sama sekali tidak berkedip sejak ia melihat gadis itu keluar dari mobil, membuka pagar rumah, dan berjalan semakin dekat, semakin dekat, ke arahnya.

"Menunggu lama kah, Ukitake-san?" Tanya gadis itu pada Ukitake. Suaranya lebih tegas dari yang ketiga aktor itu pikirkan.

"Tidak sama sekali," jawab Ukitake sambil menaruh tangannya di pundak Renji yang dari tadi juga hanya bisa menganga melihat sang gadis. "Ah, perkenalkan ini keempat aktor utama kita, Abarai Renji yang berperang sebagai Reiji."

"Halo Abarai Renji" Sapa gadis ini ramah pada Renji. Renjipun tersenyum sambil menggosok hidungnya malu.

"—yang ini Inoue Orihime."

"Ah, pasti Irie kan? Salam kenal, Inoue Orihime." Tanyanya sambil bersalaman dengan Inoue. Inoue pun juga ikut tersipu malu saat ia menyapa dan hanya bisa mengangguk bersemangat.

"Dan kau—" ucap si gadis pelan saat melihat Toshiro. "—pasti sang tokoh utama laki-laki"

Toshiro memandangnya cukup lekat, sedikit cengo lebih tepatnya, masih tidak berkedip, sampai ia sadar sepertinya hal yang ia lakukan itu aneh sekali. Ia pun kembali memasang tampang coolnya seolah tak perduli.

"Ya," jawab Toshiro ikut pelan.

"Senang akhirnya bisa bertemu denganmu, Hitsugaya Toshiro. Aku Kuchiki Rukia."

Nama gadis ini adalah Kuchiki Rukia.

Dan ia tahu namanya.

.

.

.

TO BE CONTINUED

.

.

Sekian untuk PART 1!

Omong-omong mohon maaf ya jika ada yang tersinggung gara-gara saya bilang jurusan ekonomi adalah jurusan paling membosankan… haha. Tidak bermaksud apa-apa kok.

Seperti yang sudah saya bilang diatas, bahwa akan ada bumbu-bumbu "pemanis" cerita yaitu link yang berisikan lagu dan gambar. Khususnya untuk lagu, lagu-lagu ini adalah lagu yang memberikan inspirasi saya untuk menulis tiap chapternya.

Tapi gini,

duh...

kan saya ini gaptek ya

jadi nggak tau gimana cara masukin link yang bisa langsung diclick gitu, ini saya bisanya cuma kasih link "mentahan" aja. (Kalau misal ada yang tahu bagaimana caranya boleh lho dibagi hehehe) dan monggo kalau mau mendengarkan lagunya di Youtube: (Dream Girl - No Vacation) watch?v=_ODKdStnIuM

Sebenarnya saya juga sampai udah bikin playlist khusus di Spotify. Kalau ada waktu boleh dicari, nama playlistnya : "a blessing in disguise" hehe.

Terima kasih :)

Sampai bertemu di chapter selanjutnya!