Sudah ada beberapa author yang membuat fic berbentuk prompt dan aku mencoba untuk membuatnya. Alhasil, jadilah fic ini. Fic ini juga aku dedikasikan untuk Fujika26 sebagai bentuk dari rasa syukur-ku karena telah mengenal dikau :) #hug

\(^.^\) (/^.^)/

Disclaimer : Naruto by Masashi Kishimoto.

Warning: Little Hint Shounen-ai, Friendship, Alternative Reality, typo (saya harap tidak ada).

Don't Like Don't Read!

.

Terselubung

By: Uzumaki Arisa

Special Fic for Fujika26

.

\(^.^\) (/^.^)/

Adu Balap

Terkadang Sakura tidak mengerti kenapa kedua temannya itu selalu saja tak pernah akrab. Alih-alih berperilaku damai dan menjalin persahabatan yang semestinya, malah atmosfir permusuhan yang tercipta di antara mereka. Padahal hanya hal sepele yang sering mereka ributkan. Misalnya, karena persediaan roti keju yang tinggal satu di kantin sekolah, mereka memperebutkannya sampai menarik-narik kemasan roti keju tersebut. Padahal kalau mau, bisa saja 'kan salah satu dari mereka mengalah? Toh masih ada jenis roti yang lain. Tak perlu bersikap kekanak-kanakan seperti itu.

Hal yang sama pun tak terkecuali terjadi di pagi hari ketika ia berangkat sekolah bersama Naruto. Saat dengan tenang ia bersama Naruto mengayuh sepeda masing-masing sambil mengobrol ringan, keadaan itu seketika berubah saat Sasuke datang sambil melayangkan pandangan sinisnya yang khas ke arah Naruto. Dan beberapa selang kemudian terjadilah adu balap di antara mereka dengan seragam yang basah oleh keringat sesampainya di sekolah.

Duduk Sebangku

Naruto dengan Sasuke sebagai rival abadi sudah terkenal seantero sekolahan. Tapi yang membuat Sakura tak habis pikir, jika mereka memang bermusuhan, kenapa mereka mau duduk sebangku selama hampir dua tahun setengah? Jika dipikir secara nalar, dua orang yang bermusuhan tidak akan mau didekatkan, apalagi duduk di bangku yang sama seperti halnya mereka.

Sakura memang tak bisa menjangkau pikiran mereka.

Tidur

Teman-teman sekelas sudah hafal benar dengan kebiasaan Naruto yang tidur saat jam pelajaran berlangsung. Tak jarang pula Naruto mendengkur bahkan mengeluarkan air liur—yang bisa dibilang banyak—sampai melumer ke meja. Yang membuat Sakura merasa aneh, Sasuke sama sekali tak terganggu dengan itu, bahkan ia tak segan memberikan glare mengerikan pada teman-temannya saat mereka ramai di dekat Naruto. Mungkin menjaga Naruto agar tetap nyenyak dan tak terbangun.

Makan Siang

Sakura tidak tahan untuk tidak tersenyum saat bel istirahat berdering nyaring. Suasana kelas langsung ramai seketika, sama dengan suasana hati Sakura yang berbunga-bunga. Sakura berencana untuk mengajak Sasuke makan siang bersama dengannya. Ia sangat ingin Sasuke memakan masakan buatannya. Semalaman ia sudah bekerja keras untuk membuatnya. Namun tampaknya Sakura kalah cepat.

"Sasuke, ayo makan siang di atap," ajak Naruto.

Pensil

Naruto yang dikenal Sakura adalah sosok yang enerjik, tak bisa diam, pembuat onar, dan—satu hal yang mau tak mau Sakura akui—penolong. Suatu ketika saat pulang sekolah dirinya pernah ditolong Naruto. Naruto meminjamkan payung miliknya kepada Sakura karena ia lupa tak membawa payung. Bahkan Naruto rela kehujanan demi dirinya. Yah... Sakura sempat senang juga sih, merasa tersanjung. Sebab Sakura mendengar isu bahwa Naruto menyukai dirinya. Agaknya Sakura melupakan hal lain yang mematahkan rasa GR-nya terhadap Naruto bahwa masih ada orang lain yang mendapatkan pertolongan dari Naruto.

"Pensilmu ketinggalan, teme? Pakailah ini, walaupun setengah tapi masih bisa digunakan 'kan?"

Bahkan mematahkan pensilnya menjadi dua bagian dan memberikannya kepada Sasuke sangat diluar dugaan Sakura.

Tos

Dirinya dan teman-teman perempuannya sesama Cheerle Dance seketika bersorak gembira ketika tim basket SMA Konoha keluar sebagai juara pertama dalam ajang kompetisi nasional. Hal yang sama juga dilakukan oleh anggota tim basket itu sendiri. Mereka saling berpelukan bersama, menyanyikan yel-yel buatan mereka, dan berlari-lari di lapangan basket. Di saat yang sama matanya menangkap pemandangan yang membuatnya—juga anggota tim basket dan cheerle dance lainnya—terkejut.

Sasuke dan Naruto, dengan wajah girang mereka, melayangkan tos dan tersenyum puas. Bahkan tetap tersenyum setelah melayangkan tos mereka. Sampai Sasuke dan Naruto menyadari keadaan di mana teman-temannya memperhatikan mereka. Cepat-cepat mereka menjauh dan melayangkan senyum sinis andalan mereka, berlagak bahwa kejadian barusan tidak terjadi.

Hey, bukankah mereka adalah rival ?

Berkelahi

Di ruang perpustakaan, hari Selasa pukul sebelas siang, terjadi perkelahian sampai-sampai membuat Kepala Sekolah geram karena tak ada siapapun yang sanggup melerai mereka. Mereka—Sasuke dan Naruto—dengan wajah yang babak belur tetap saja berkelahi walaupun Kepala Sekolah berteriak sampai suaranya serak bahwa mereka akan mendapatkan skors selama satu bulan jika tidak juga menghentikan perkelahian mereka. Hingga orang tua keduanya dipanggil ke sekolah barulah Sasuke dan Naruto berhenti. Hukuman skors selama satu bulan pun dijatuhkan kepada mereka tanpa toleransi, tak mempedulikan bahwa Sasuke adalah siswa terpintar di sekolah atau Naruto sebagai atlit terbaik di sekolah. Jika bukan karena hal yang serius, kenapa mereka sampai berkelahi terus-terusan seperti itu? Memang benar mereka sering berkelahi, tetapi ini amat fatal daripada yang sudah-sudah. Pikir Sakura penasaran.

Ternyata usut punya usut, Naruto marah dan meninju wajah Sasuke yang membuat Sasuke naik pitam dan membalas tinjuan Naruto ketika melihat Sasuke menerima sebuah surat cinta dari siswi kelas lain. Yang membuat Sakura heran, kenapa Naruto harus marah?

Drama

Sasuke, tanpa sebab yang pasti, tiba-tiba menggandeng tangan Sakura dan mengajaknya keluar dari kelas di mana latihan drama untuk festival bulan depan tengah berlangsung. Sekilas beberapa hal terpikir dalam benaknya. Apa Sasuke akan menyatakan cinta padanya? Apa Sasuke ingin meminta persetujuan Sakura agar menggantikan peran Naruto sebagai kekasihnya? Sekurang-kuranganya, apakah Sasuke ingin berbicara sesuatu hanya dengannya saja? Ya ampun, pikiran-pikiran itu membuatnya melayang, membuatnya balas menggenggam tangan Sasuke tanpa ragu. Tetapi pucuk dicinta ulam pun tak tiba. Belum ada sekian detik, Sasuke telah melepaskan genggamannya.

"Kau dan aku, setelah ini, harus mengadakan voting penggantian peran Naruto sebagai kekasihmu. Aku sangat tidak suka dengan itu."

Sakura melongo. What the hell?

Bekas

Jabatan Sakura sebagai manager tim basket cukup membuatnya kewalahan. Ia harus menyiapkan beberapa hal yang sebenarnya sangat enggan untuk ia lakukan. Apa boleh buat, ia harus melakukannya karena itu adalah tugasnya. Tak lupa pula Sakura mencuri pandang melihat Sasuke berlatih basket dengan anggota lain. Menurutnya Sasuke sangat keren waktu itu dan siswi-siswi lainnya pasti akan setuju dengan pendapatnya. Momen yang paling Sakura nantikan adalah menyodorkan air mineral kemasan botol seusai ke anggota tim berlatih, terutama Sasuke.

"Sasuke, ini minuman untukmu," tawar Sakura dengan mengembangkan senyum manis terbaiknya.

Sasuke menggeleng. Ia malah mengambil air mineral yang baru saja diminum oleh Naruto. Meminum sisa Naruto dari botol yang sama. Setelahnya Naruto pun meminum kembali minuman tersebut.

Indirect Kiss, eh?

\(^.^\) (/^.^)/

A/N: Sebenarnya bingung mau ketik End atau tidak. Mau dijadikan multichapter ragu juga. Pokoknya lihat dulu deh respon dari readers :)

Fujika26, I hope you like this fic. Walaupun aku tak yakin ini bisa dibilang fic atau bukan (-.-') Hehe, terimakasih banyak sudah mau share denganku #hug again

Kapan nih mau aktif lagi di FFN? Sebentar lagi S.N day, lho :)

RnR, please?