Owner of the body part final
Sekuel dari "owner of the body" dan "owner of the body part 1"
Rating : M
Pairing : Sasuhina
Genre : Drama
Warning : OOC, LEMON,dan sejenisnya, typo, abal, gaje, dan lain-lain
Disclaimer : Naruto © Masashi Kishimoto
.
.
" Semua sudah beres, kami sudah membuang mayatnya. " Aku menyeringai pada beberapa anak buahku, dan Hatake Kakashi yang sudah bekerja semestinya.
"Pastikan tidak ada yang tahu tentang hal ini, " aku menatap mareka tajam sepertih kebiasaan lamaku ketika memberi perintah, "Dan buat seolah-olah Lee itu benar-benar pergi dari kota ini. " Mareka hanya mengangguk patuh. Aku member i isyarat kepada mareka agar meninggalkan aku berdua dengan Kakashi saja.
"Kakashi kau urus masalah Rumah sakit. Jangan sampai Dokter-dokter sialan itu member itahu Hinata kalau ia keguguran karena obat, biarkan dia mengira kalau kandunganya lemah. " orang itu memandangku malas, kayaknya sekarang aku harus was-was terhadap orang ini. semenjak ia kusuruh menjadi orang kepercayaan Itachi, Tingkahnya selalu aneh.
"Apa yang akan kau lakukan pada perempuan itu? "
"Bukan urusanmu, " aku menepuk pundaknya matanya mengerling kearahku, "Kerjakan saja perintahku! " aku menyeringai, " Jangan pernah berpikir untuk menghianatiku. Kau tahu konsekwensinya. " lalu akupun berlalu dari hadapannya.
…
Dia begitu nyeyak. Diatas tempat tidurku Hinata masih terbuai dalam mimpinya, aku tersenyum melihat wajahnya, wajah itu begitu manis walaupun masih sedikit pucat. Entah kenapa melihatnya tertidur sepertih itu menimbulkan hasrat kotor dalam diriku. Tapi kutahan mengingat Hinata bisa pergi lagi dengan tingkahku.
Namun aku menyeringai kemudian, ketika tahu sebentar lagi dia akan kembali dalam pelukanku.
Heh apa kalian penasaran siapa diriku? Oke. Akan kuberitahu pada kalian.
Namaku Uchiha Sasuke umur 22 tahun hal yang aku suka tidak ada yang khusus, tapi hal yang ku benci banyak terutama kakakku sendiri Uchiha Itachi. Mengenai yang kusuka bohong kalau kubilang tidak ada yang khusus. Buktinya aku sampai harus mengotori tanganku untuk mendapatkannya kembali. Milikku, Hinata.
Sejujurnya sedari kecil aku sudah tersisihkan dalam keluargaku, Ayah lebih memilih mengandalkan Itachi ketimbang diriku. Saat itu aku berpikir kenapa aku dibedakan, setiap kali memikirkan itu ingin rasanya aku membunuhnya Kakakku sendiri. Dia selalu menjadi mimpi buruk dalam hidupku.
Sedangkan Ibuku, aku tidak pernah tahu apa dia benar-benar Ibu kami. Kami jarang melihatnya kadang aku sendiri tidak bisa mengingat wajahnya. Ia hanya setahun sekali menampakkan wajah dirumah. Pekerjaan selalu menuntutnya untuk terus berpergian keluar negeri.
Sebernanya aku malas membicarakan diriku, keluargaku, serta si brengsek Itachi. Aku lebih tertarik membicarakan perempuan yang selalu ada dalam mimpiku, orang yang pernah meninggalkanku, serta yang paling ku benci dan kusayangi sekaligus.
Selama 5 tahun aku tidak tahu keberadaanya. Namun percarianku berakhir ketika pada akhirnya aku menemukannya. Dia tinggal dengan keluarga yang biasa saja, terlalu biasa sehingga untuk sehidup sehari-hari saja mareka harus bekerja keras.
Aku tidak tahu bagaimana caranya dia bertahan hidup, tapi kelihatannya dia baik-baik saja. Terbukti dia bisa bekerja di sebuah perusahaan cukup ternama bernama Sabaku Corp, walaupun tidak bisa di bandingkan dengan perusahaan keluargaku.
Tapi aku heran dengan Hinata, kenapa dia bisa tinggal dengan keluarga aneh yang menurutku nyentrik itu? Dan kelihatanya anaknya cukup dekat dengan Hinata sehingga membuatku ingin sekali menghajarnya.
Aku pertamanya tidak curiga dengan orang itu sampai akhirnya dia merebut wanitaku. Lalu apa kalian pikir aku tidak melakukan apapun. Kalian salah, posisiku di Uchiha belum menyakinkan untukku bertindak ceroboh.
Namun semua itu berubah ketika aku bertemu dengan orang yang bernama Kakashi Hatake. Aku menyusupkan orang itu untuk menjadi orang kepercayaan Kakakku sekaligus kaki tanganku.
Tidak butuh lama untuk menghancurkan kakakku yang naïf itu. Cukup dengan membocorkan sebuah proyek penting kepada lawannya maka dia end. Aku bisa lihat wajah menyedihkanya ketika Ayah memarahinya, Aku benar-benar ingin tertawa saat itu sungguh itu sangat meyenangkan.
Dan apa kalian tahu perasaanku ketika Ayah menyuruhku untuk mengantikan posisi Itachi waktu itu? Aku bahkan ingin merayakan kemenangan ini dengan Naruto, mungkin menghabiskan malam dengan beberapa botol alkohol ditemani gadis-gadis cantik. Ha…ha...
Tapi kesenangan hanya sesaat. Ayah tetap percaya pada Itachi. Dia malah dipercaya untuk memimpin cabang utama Uciha Corp. namun setidaknya aku punya akses untuk memanfaatkan kekuasaan yang kupunya sekarang. Maka rencana-rencana matang ku siapkan untuk mendapatkannya kembali, milikku Hinata.
Saat tahu perusahaanku melakukan kerja sama dengan Sabaku aku yang merekomendasi sendiri kedua orang itu-Hinata dan suaminya, untuk di pindah-tugaskan keperusahaan ku. Aku juga yang memisahkan tempat kerja mareka.
Aku suka wajah terkejut Hinata ketika dia melihatku, tak dapat kupungkiri aku sangat menikmati saat-saat menyentuh tubuhnya. Memori bersamanya menerpa perlahan dalam ingatanku. Aku tidak tahu apa yang salah, kenapa dia meninggalkanku? Segalanya kuberikan untuknya, uang, kesenangan dan kehidupan yang layak.
Padahal hanya dia orang yang kuperbolehkan tinggal bersamaku. Boleh tidur di ranjang yang sama denganku. Tapi pada akhirnya dia meninggalkanku, memilih orang lain yang jelas-jelas tidak bisa memberikannya kehidupan yang lebih baik dari pada diriku.
Namun anehnya aku tak bisa menbencinya. Waktu itu mata indahnya menunjukkan kalau dia masih mencintaiku. Oleh karena itu jangan salahkan diriku kalau aku menginginkan dia kembali. Bukankah pernah aku bilang, terpaksa atau suka lera dia akan kembali padaku.
Lalu mengenai suaminya itu, dikiranya aku bodoh, mareka pikir aku tidak tahu apa yang mareka rencanakan. Tapi walaupun tampa 'rencana' itu akupun tidak ada niat untuk membiarkannya hidup. Orang yang mengambil milikku harus mati.
Dan anak mareka. hey, jangan salahkan aku bila dia tidak bisa melihat dunia. Salahkan saja Ayahnya karena salah memilih tempat. Aku hanya ingin mengambil punyaku kembali. Wajar bukan? Khu…khu… .
…
"Sasuke-kun. " Dorongan pelang di bahuku, membuka mataku yang berat mengingat aku yang terus menjaga Hinata sepanjang malam. Aku melihatnya sudah rapi kelihatanya dia ingin pergi. Aku buru-buru memeluknya.
"Kau mau kemana? " Kueratkan pelukanku di tubuhnya.
"Aku ingin tahu keberadaan Lee-kun. " Aku menggeram dalam hati, ingin rasanya kuremukkan tulang-tulangnya sepertih kebiasaan lamaku bila ia membuatku sakit hati. Namun kali ini aku tahan, sedikit kelembutan akan membuatnya berpaling padaku.
"Ayo kita menikah. "
"S-sasu… . " Aku merasakan getaran tubuhnya dalam dekapanku, aku tahu ia masih sangat mencintaiku. Dan aku nyakin dia tidak akan menolakku.
"A-aku… . " Ia masih telihat ragu-ragu, aku kembali mengeratkan pelukanku kali ini disertai elusan di rambutnya, aku menyeringai kala dia sedikit tenang.
"Aku akan berubah. " Seringaiku makin tajam saat melihat ekspresinya, aku tidak boleh terburu-buru sikap manisku akan menentukan segalanya.
"Benarkah? " Aku melihat wajah sumringahnya, aku tahu ia sedikit berharap. Aku ingin tertawa sekarang, dasar wanita.
"T-tapi… . " Tidak akan kubiarkan dia berkicau lebih lama, aku menciumnya lembut. Tidak, aku tak akan tergesa-gesa biarka dia menerima kelembutanku kali ini. Perlahan kubasahi bibir bawahnya dengan lidahku aku tak akan memaksa membuka mulutnya biarkan ia yang mengundangku, perlahan ia membuka mulutnya tampa membuang kesempatan aku memasukkan lidahku ke dalam mulutnya, aku tahu dibalik ini semua ia begitu menginginkanku.
Merasakan kepasrahaan dalam dirinya, pelan kuusap tangannya dari pangkal sampai ujungnya, bibirku masih setia menghisap-hisap bibir bawah dan atasnya, aku menyeringai dalam ciumanku kala ia menikmati semua ini. kupastikan suaminya bukan pencium handal sepertihku.
"Emppphh, ahh Sasu " Ia mendesah. Ah, aku suka yang sepertih ini. tapi tenang. Sasuke, pelan-pelan saja biarkan ia menikmati semua ini.
Aku melingkarkan tangannya disekitar leherku, membuat ciuman kami semakin dalam. Tanganku perlahan turun kebokongnya dan meremasnya lembut.
"Nnggghhh… " He…he… Aku tahu ia suka yang sepertih ini. sambil mencium, kudorong pelan tubuhnya sehingga ia terlentang di atas tempat tidurku.
Aku melepas pagutan bibirnya, dan menghisap lehernya dan menciptakan tanda merah yang kusuka. Hampir semua daerah itu aku cicipi dan membuatnya berleguh berkali-kali. Perlahan kusingkap bajunya dan kujilat daerah sekitar bahunya. Sebenarnya aku bukanlah orang yang sabar, aku lebih suka Hinata menjerit-jerit. Itu menambah libodoku. Namun lagi-lagi harus kutahan hasrat ku ini.
Lalu aku dengan pelan mulai membuka baju yang ia kenakan, sehingga ia setengah telanjang, melihat yang sepertih ini juniorku menegang. Membuat sesak di celanaku..
"Nnghhh… Sasu…ahhh… " Hinata mendesah hebat saat aku mulai memilin tonjolan di dadanya, kujepit dan kutarik perlahan menimbulkan pekikan dari Hinata. Uh, aku sangat ingin menarik ini kasar dan mengigit putingnya. Tapi aku menenangkah diriku sendiri dari hasrat yang berlebihan atau kelinciku ini akan memilih kabur lagi.
Aku merendahkan kepalaku dan memasukkan puting dadanya kedalam mulutku, pelan kuhisap nipplenya dan kugigit kecil. Tidak, aku tidak akan mengigitnya secara membabi buta. Hinata menyukai yang sepertih ini terbukti dengan jambakan dirambutku dan dorongan pelan di kepalaku agar aku semakin dalam menjamah dada mulusnya.
"Ahh… hhh…nghhh…Sasu. " remasan dirambutku semakin meningkat, agak sakit sih tapi aku membiarkannya sebagai bentuk pelampiasan rasa nikmat yang mendera.
Lidahku masih setia menari di nipple itu. Kubasahi dada itu dengan air liurku, tanganku satu lagi meremas dada satunya lagi. Membuatnya mengeliat bak cacing kepanasan.
Srreettt…
Aku melepaskan celanaku sampai sebatas lutut, setelah itu aku menyingkap roknya dan menurunkan celana dalam dan membuangnya. Kuusap bagian sensitifnya tempat yang sedikit berbulu tersebut, jempolku naik turunkan di daerah itu.
Tanganku merayap ke pahanya dan membelainya dengan lembut. Ia memejamkan matanya menikmati perlakuanku. Lalu aku bangkit kemudian mencium bibirnya kembali, dan aku menyeringai ketika ia membalas dengan menghisap lidahku. Ia mulai menikmati perlakuanku, sebentar lagi kau akan benar-benar jatuh dalam perangkapku Hinata.
Tanganku mulai beralih dari paha menuju selangkanganya, kugosok pelan hingga menyentuh klitorisnya, membuat tempat itu mengeras. Aku pun melepaskan pungutan di bibirnya, terus kucium lehernya, dada, perut, terus keselangkagannya.
Dapat kucium bau khas di sana, bau yang pastinya membuat hasratku meningkat. Pelan tapi pasti aku menjilat daerah tersebut.
"Enghhh…ahhh… ohh… my. " ia mendesap lebih keras ketika aku menghisap daerah tersebut. Aku segera menloloskan celana yang sedikit mengangu di ujung kakiku. Tapi aku tidak membuka kemejaku, aku suka berpanas-panas sepertih ini.
Aku memandang Hinata yang terlentang di tempat tidurku dengan hanya memakai rok yang tersingkap keatas. Dia terlihat sangat seksi dengan mengigit ibu jarinya. Aku benar-benar tidak sabaran. Aku ingin memasukkan juniorku kedalam mulutnya yang seksi itu dan merasakan kehangatan kalau berada di situ. Namun aku tahan mengingat Hinata kurang suka bila kusuruh menhisap milikku ini. Tapi, aku mungkin bisa memaksanya lain kali. Khu…khu.
Kulebarkan kedua pahanya, aku turunkan bokongku, dan juniorku tepat berada di mulut kemaluannya. Sudah kubilang aku bukan tipe orang yang sabar. Aku suka langsung keintinya.
Ujung juniorku pelan kumasukkan kedalam kemaluannya. Kudorong pinggulku secara perlahan. Membuatnya berleguh.
"Ughhh… ." Sial napsuku meningkat dan tampa sadar kuhentakkan dengan kasar pinggulku sehingga berbunyi 'plaak' dengan kencang.
"KYAAA…" Aku menyeringai. Dia menjerit dengan keras, tapi aku kasihan lalu kujilat air mata yang mengalir di kedua pipinya. Dan berbisik, "Aku tak sengaja. "
Ia memandangku dengan mata berkaca-kaca. Aku ingin tertawa, "Tak apa Sasuke-kun. " Aku mulai sedikit menggerakkan bokongnya sehingga aku dapat mendorong juniorku sampai habis, menghunjam kedalam liangnya.
Aku diam sesaat, agar ia bisa beradaptasi dengan milikku. Ketika kepalaku menenggok kearahnya dapatku lihat dia yang memejamkan matanya dan punggung yang di lengkungkan keatas menampakkan dada yang membusung berani. Postur tubuhnya yang begitu, mengalahlah logikaku.
Kulonggarkan dasiku bermaksud mengikat dua gundukan yang menantang di depanku, tapi.
"S-sasuke-kun k-kau mau apa? " Sial hampir saja. 'Tenang Sasuke, jangan keluarkan dulu taringmu sebelum kelinci ini jadi milikmu seutuhnya'
Aku tersenyum lembut padanya, "Panas. " lalu aku berpura-pura tidak tahu dengan apa yang dimaksudnya.
Senyum evilku lagi-lagi muncul saat melihat kelegaan dari wajahnya, 'Ya, mungkin hanya saat ini saja Hinata, tapi tidak untuk lain kali. '
Setelah melihatnya lebih tenang dan tidak kaku lagi, aku mulai menarik juniorku perlahan-lahan sampai kira-kira setengahnya, lalu aku dorong dengan cepat sampai habis. Gerakan ku juga di nikmatinya dengan gerakan bokongnya maju mundur,
"Ah…ah… " ia mendesah, membaur dengan degusan nafarku di lehernya. Aku mencoba melakukannya lebih lembut, layaknya orang-orang bercinta. Walaupun aku tidak suka, aku lebih suka gayaku. Tapi tak apa aku juga menikmati ketika punyaku diremas-remas oleh lubangya sepertih ini.
Aku puas saat melihat mimik bahagia Hinata, ya walaupun aku sedikit kecewa. Aku memeluknya, saat kita sama-sama mencapai klimas.
"Sasuke? "
"Hn " ku cium keningnya lama.
"Beri aku waktu. "
"heh? " kulepas dekapanku dan duduk disampingnya. Lalu memandangnya tajam.
Ia gugup, "A-aku tidak mengerti kenapa Lee-kun meninggalkan aku, n-namun aku p-perlu waktu Sasuke-kun. " apa perempuan ini kupasung saja. Biar ia tidak kemana-mana.
Aku menganguk, sedikit bersabar akan memperoleh banyak hal iyakan.? Ha…ha.
…Tbc…
Terima kasi kepada; Zae-hime, sasuke munking akan baik di cap depan. Hanyou dark, maaf karena aku oon anda jadi bingung. Benar itu prekuel dari fic sebelumnya, soal typo itu dia kelemahanku. Tapi aku akan belajar lebih giat lagi *semangat 45. Makasih nasehatnya Deshe lusi,maafkan saya yang oon ini, silahkan pukul saja sayaT-T. Dewi Natalia, permintaan anda saya terima, namun kayaknya gx sesuai dgn yg kamu harapka.ini part 2nya sekaligus satu cap lagi end . Dnd, ini sekuel dari keduanya, akan heppy ending dengan versi saya . Moku-chan, makasih . Gece, makasih, saya akan belajar lebih baik lagi. Yumemeru, benar, maaf buat kamu bingun. Saya emang pabbo . Botol pasir, makasih senior. Alice9miwa, ni lanjutannya. Nakamura chiaki, anak kecil dilarang masuk *nutup-nutupin mata amura-chan*#ditendang krena manggil seenaknya aja. Nietha, ini part 2nya sekaligus satu cap lagi end. Indigo mitha-chan, ini sekuelnya satu cap lagi akan tamad. hime no rika, silahkan pukul saja saya *iklas hati* saya akan lebih banyak belajar lagi . Jangan kapok beri nasehat untuk saya^^. Kumbang bimbang, makasih. Chaachulie247, makasih. Shy-s . Nicckendwi, ini dia lanjutannya . Kay ichiro, maaf gx bisa cepet2. Saya parah dalam tulis menulis, ternyata benar kata teman saya, gerjain 10 soal matematika lebih baik daripada mengarang. Menulis secara benar ples mengarang ternyata lebih berat dari menghitung , maaf karena telah meremehkanmu teman*penyesalan yg tidak berguna* ayyu hyuuga, makasih senior. Pervywoonie, dari nama anda , apa anda penyuka fandom sebelah? saya KYUMIN SHIPPER lho *siapa yang nanyak.* #malu.
A/N
Maaf untu fic kemaren yang bakyak kesalahannya, dan kayaknya kali ini juga . Tapi saya akan berusaha lebih baik lagi, sepertih kata suami saya Naruto, mata yang sepertih ini *keluar api* semangat yang sepertih ini *membara* , alah saya malah membacok.
Oya pada sudah nontong Naruto the movie entah yang kebererapa yang judulnya bond, yang ada momen Sasuhinanya, pasti udah, saya aja yang telat :p. moment itu benar2 ngena di hati saya, pas Hinata mangil Sasuke, liat gx wajah Hinata yang berbinar-binar begitu kayaknya senang banget tuh orang pas tau abang Sasu masih punya hati *cieee, dan si abang langsung ngerespon. Padahal bilang berisik kan gx perlu nenggok keorangnya eh malah si abang nenggok walaupun sesaat. Kata kakak saya biasanya orang yang mukanya kayak papan *ditendang sasuke* gx mau dianggap baik oleh orang yang dekat dengannya *langsung pegang terompet lalu niup2.
Berarti mareka dulunya punya hubungan donk*cieeee* tapi rada galau pas lihat episode terbaru Naruto. NH benar-benar muncul di situ, padahal abang Naru suami saya *dihajar rame-rame
