Dark Love

Desclaimer : Masashi Kishimoto

Rating : T-M

Warning : AU, OOC, Gaje, Alur kecepetan, Ide pasaran, Typo (s)

Original story by Crystal94

if there are similarities story was just a coincidence

.

.


-Dark Love 1-

Suasana club malam tampak ramai seperti biasa, alunan music menggema menghentakkan telinga para pengunjung. Sasuke mengedarkan seluruh pandangannya, melihat banyaknya pengunjung club. Penampilan lelaki itu tidak bisa dibilang rapih, dengan lengan kemeja yang tergulung hingga siku, dasi yang sudah ia longgarkan bahkan dua kancing kemeja teratasnya sudah terlepas.

Banyak perempuan berbisik saat melewati kursi yang Sasuke duduki. Beberapa perempuan juga sempat mengedipkan matanya ke arah laki-laki itu. Sasuke yang melihatnya hanya bisa menggelengkan kepalanya pelan. Baginya hal itu sudah biasa terjadi dimana pun dirinya berada. Salahkan saja dirinya, dimata para perempuan itu penampilan Sasuke terlihat sexy, tidak heran para perempuan yang melihatnya seakan-akan ingin menerkamnya malam itu juga.

Sasuke mengeluarkan sebatang rokoknya dan mulai menyalakan pemantik apinya. Laki-laki itu memanggil seorang pelayan bermaksud untuk memesan minuman. Tidak lama, suara stiletto hitam memasuki gendang telinganya, di lihatnya seorang pelayan berjalan ke arahnya dengan menggunakan kemeja putih panjang yang cukup ketat dan rok hitam diatas lututnya.

Laki-laki itu menghembuskan asap rokoknya saat pelayan itu sudah sampai dihadapannya. Sasuke meneliti sekali lagi penampilan pelayan itu yang dirasanya cukup tidak biasa. Pelayan itu mulai mengeluarkan buku kecil dan bolpoinnya.

"Ingin pesan apa Tuan?"

Melihat laki-laki itu hanya diam sambil terus memandangi tubuhnya. Pelayan itu hanya menghembuskan nafasnya dan memutar bola matanya pelan. Perempuan bermata amethyst itu menjentikkan jarinya dan memandang laki-laki dihadapannya datar.

"Maaf, anda ingin memesan apa Tuan?"

Katanya sambil memandang laki-laki dihadapannya malas. Sasuke yang melihatnya segara meletakkan putung rokoknya dan memandang wajah perempuan itu.

"Ah..aku pesan satu botol vodka."

Selagi pelayan itu mencatat pesanannya, Sasuke menyempatkan untuk melirik nametag yang menggantung di saku kemeja perempuan itu.

Hyuuga Hinata

Begitu nama itu tertera di nametag perempuan itu. Sang pelayan yang merasa masih menjadi pusat perhatian laki-laki dihadapannya mengikuti arah pandangan laki-laki itu. Dengan wajah datarnya perempuan itu kembali bersuara lagi.

"Maaf, apa ada yang ingin kau pesan lagi?"

"Kau."

Gumam Sasuke samar, walaupun samar perempuan bernama Hinata itu masih bisa mendengarnya.

"Maaf, tapi aku tidak tercantum di dalam daftar menu."

Sasuke yang mendengarnya cukup terkejut dengan ucapan perempuan itu. Di lihatnya wajah perempuan itu, hanya ada muka datar dengan alis yang tertekuk membingkai wajahnya. Sasuke menaikkan sudut bibirnya sedikit dan menopang dagu dengan sebelah tangannya.

"Ah..sayang sekali."

"Kalau tidak ada, aku permisi."

Perempuan bernama Hinata itu pergi meninggalkan Sasuke yang masih memperhatikan gerak geriknya. Sasuke kembali mengambil putung rokok yang sempat ia letakkan di asbak. Dengan perlahan laki-laki itu menyandarkan punggungnya dan mendongakkan kepalanya ke atas. Menghembuskan asap rokoknya pelan. Pening di kepalanya mulai ia rasakan lagi setelah mengingat betapa banyaknya dokumen-dokumen yang menumpuk di atas meja kerjanya.

Sebetulnya Sasuke muak mengingat dirinya yang harus mendekam di Perusahaan keluarganya dengan statusnya sebagai Direktur utama. Kalau bukan karena desakkan ayahnya, mana mau Sasuke menerima jabatan itu. Kali ini dirinya dipaksa harus menjadi anak yang Penurut hanya karna dirinya tak ingin mencari masalah dengan ayahnya itu. Rasanya ia ingin kembali saja ke London dan tidak ingin kembali ke sini lagi.

"Maaf, ini pesananmu Tuan."

Suara perempuan yang membuyarkan lamunannya membuat Sasuke menatap perempuan yang kini berdiri di hadapannya. Wajah putih, rambut berwarna indigo yang di kuncir rendah, warna mata yang kontras, bibir tipisnya terlihat berwarna pink alami dan jangan lupakan bagian-bagian tubuhnya yang menonjol di bagian tertentu. Entah mengapa, Sasuke merasa familiar dengan sosok yang ada di hadapannya ini.

"Aku permisi, selamat menikmati."

"Ah tunggu sebentar."

Belum sempat Hinata melangkahkan kakinya, suara berat laki-laki itu menghentikan niatnya. Dengan wajah tenangnya Hinata memandang Sasuke yang masih asik menghisap putung rokoknya.

"Ada yang bisa kubantu?"

"Hn, bisa.. kau temani aku minum sebentar?"

Hinata menaikkan sebelah alisnya mendengar ucapan laki-laki itu. Ajakan seperti ini sudah biasa ia dapatkan dari laki-laki hidung belang yang sering menggodanya. Dengan perlahan ia hembuskan nafasnya dan memandang laki-laki itu.

"Maaf aku-"

"Sebentar saja."

"Maaf, tapi tugasku hanya mencatat pesanan pelanggan."

Hinata menatap Sasuke dengan pandangan datarnya. Laki-laki itu hanya tersenyum tipis mendengar jawaban yang keluar dari mulut Hinata. Sebenarnya Hinata tak bisa membohongi dirinya saat pertama kali melihat sosok Sasuke. Laki-laki itu terlalu mempesona dan sexy di matanya. Tapi apa daya, harga dirinya memaksanya untuk tak terlalu memperdulikan laki-laki itu.

"Baiklah, tapi bolehkah aku bertanya?"

"Silahkan."

"Apa..sebelumnya kita pernah bertemu?"

Hinata mengerutkan keningnya saat mendengar ucapan laki-laki bermata kelam itu. Bertemu? Jujur saja Hinata bukan pengingat yang baik. Seingatnya, baru kali ini dirinya melihat pemuda itu.

"Kurasa tidak."

"Ah begitukah."

"Hinata!"

Perempuan itu menolehkan kepalanya saat mendengar namanya disebut. Dilihatnya laki-laki berambut abu-abu yang berdiri dibalik meja bartender mengangkat segelas minuman pesanan pelanggan. Mengerti maksud laki-laki itu, Hinata segera pamit dan pergi dari hadapan Sasuke. Setelah melangkahkan kakinya, Hinata menyempatkan untuk menoleh ke arah Sasuke dan tersenyum tipis saat melihat pemuda itu masih memperhatikannya.

"Bertemu ya". Gumamnya

Sasuke menyeringai saat melihat Hinata tersenyum tipis ke arahnya. Di teguknya cairan bening itu hingga habis. Rasa panas mulai menjalar di tenggorokannya, cukup membuat rasa pening di kepalanya menghilang. Lagi-lagi ia menyeringai saat mengingat percakapannya dengan perempuan bernama Hinata itu. Sasuke yakin, pelayan itu sama dengan perempuan yang ia temui di London beberapa bulan yang lalu.

"Mungkinkah-". Gumam Sasuke pelan

-Dark Love 1-

Hinata memakai mantel coklatnya dan segera pergi meninggalkan ruang ganti. Suasana club masih tampak ramai walau waktu sudah menunjukkan pukul 1 malam. Melangkahkan kakinya menuju mobil sedan BMW putihnya yang terpakir manis di hadapannya. Berniat untuk segera meninggalkan tempat kerjanya, namun suara seseorang menghentikkan pergerakannya. Hinata segera menolehkan kepalanya kearah sumber suara.

"Mobil yang cukup mewah, eh."

Hinata menghela nafas saat dilihatnya seorang pemuda bermata kelam yang sedang berdiri dihadapannya. Diliriknya laki-laki yang sedang asik menghisap putung rokoknya sambil bersender didepan pintu mobil Range Rover berwarna hitam yang di yakini Hinata milik laki-laki itu.

"Tidak cukup mewah dari milikmu."

Sasuke hanya tersenyum kecil menanggapi jawaban yang keluar dari mulut Hinata.

"Hinata… boleh aku memanggilmu begitu?"

"Silahkan saja."

"Aku Uchiha Sasuke."

"Aku tau."

"Hn?"

Sasuke cukup terkejut mendengar jawaban perempuan bermata amethyst itu. Hinata yang melihat reaksi Sasuke hanya bisa tersenyum kecil.

"Hei, siapa yang tidak kenal dengan Uchiha? Nama itu cukup berpengaruh di negara ini."

"Ah benar juga, Bukankah Hyuuga juga begitu?"

"Ya begitulah."

Hinata tersenyum kecil dan memandang wajah tampan dihadapannya. Cukup heran, karena lagi-lagi melihat Sasuke ada dihadapannya semenjak percakapan mereka di dalam club tadi. Melirik jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya. 15 menit terlewati begitu saja saat dirinya terjebak percakapan singkat dengan laki-laki itu.

"I have to go now."

"Secepat itu huh?"

"Bagaimana denganmu? Kau sendiri tidak ingin pulang?"

"Entahlah, rasanya disini lebih menarik."

Hinata yang mengerti arah pembicaraan Sasuke hanya bisa tersenyum tipis. Hinata segera membuka pintu mobilnya, namun sebelum benar-benar masuk ke dalam sebuah tangan menghentikkan pergerakannya. Hinata menoleh dan menemukan Sasuke sedang menggenggam pergelangan tangannya.

"Kuharap kita bisa bertemu lagi."

"Semoga saja."

Dengan rasa enggan Sasuke segera melepaskan genggamannya, membiarkan gadis itu memasuki mobilnya. Sebelum menancapkan gasnya, Hinata menurunkan kaca jendela mobilnya dan menatap Sasuke yang sedang memandang ke arahnya juga.

"Selamat malam."

Hinata tersenyum dan segara meninggalkan Sasuke yang masih diam mematung menatap kepergiannya. Membawa kendaraan roda empatnya membelah dinginnya malam dibawah sinar bulan. Sasuke menyibakkan poninya dan menyeringai kecil.

"Sial! Dia menawan." Gumamnya.

-Dark Love 1-

Hinata memasuki apartemennya dan segara melangkahkan kakinya kearah dapur. Membuka lemari pendingin dan mengambil air putih untuk menyegarkan tenggorokannya yang terasa kering. Mengecek handphonenya, dilihatnya ada beberapa pesan masuk dan panggilan tak terjawab dari sepupu dan sahabatnya. Mengabaikannya, Hinata segera pergi menuju kamar pribadinya.

Dengan segera menyiapkan air hangat di bathtub mandinya. Tubuhnya terasa lelah dan kepalanya sedikit pening akibat banyaknya hal yang ia pikirkan akhir-akhir ini. Berendam didalam air hangat mungkin saja bisa menyegarkan tubuh dan pikirannya kembali, pikirnya.

Berjalan menuju kearah kamar mandi dan segera menanggalkan pakaian kerjanya. Tidak lupa untuk menggulung rambut panjangnya ke atas. Memasuki bathtub dan segara berendam didalamnya. Menggosok perlahan-lahan bagian tubuhnya yang terasa lengket. Pikirannya melayang saat dimana dirinya bertemu dan terjebak percakapan dengan seorang laki-laki tampan bermata kelam itu.

Hinata menyandarkan punggungnya dan menenggelamkan setengah wajahnya. Menutup matanya perlahan dan membukanya kembali menampilkan iris amethystnya.

"Uchiha Sasuke." Gumamnya pelan.

Hinata lagi-lagi tersenyum saat mengingat pemuda tampan itu. Hinata baru ingat, bahwa tampilan fisik dan tatapan laki-laki itu mirip dengan seseorang yang ia temui beberapa bulan lalu. Laki-laki yang dengan kurang ajarnya membuat jantungnya tak berhenti berdetak dan membuat dirinya meledak karena dengan seenaknya mencium dirinya dihadapan banyak orang.

Hinata menghela nafas dan segera keluar dari bathtub mandinya. Memakai jubah mandinya dan berjalan keluar menuju lemari pakaiannya. Mengambil gaun tidur dan segera memakainya. Pikirannya terlalu penat mengingat banyaknya hal tak terduga yang sering terjadi akhir-akhir ini. Hinata segera berjalan kearah tempat tidurnya dan merebahkan tubuhnya dibalik selimut tebal. Matanya menatap langit-langit kamarnya dan lagi-lagi dirinya harus terjebak saat pemuda itu memasuki pikirannya.

"Uchiha Sasuke, mungkinkah kau laki-laki kurang ajar itu."

Hinata menghembuskan nafasnya dan mulai menutup matanya perlahan. Mengistirahatkan tubuhnya dan memasuki alam mimpi yang sedang menantinya.

.

.

.

hallo semuanya^^

salam kenal, aku pendatang baru didunia ffn. sebenarnya enggak baru juga sih, karena sebenarnya aku udah pernah nulis ff di fandom kpop dan itu aku upload di pribadi aku&blog pribadiku juga. #gananya

btw ini ff pertama aku didunia ffn. jujur aja sebenernya aku masih bingung nentuin judul sama ratenya hahah, dan juga disini aku pake sasukexhinata karena kebetulan aku sasuhina lovers ahahahahah ;p

karena masih baru mohon dimaklum kalo masih ada yg kurang dalam penulisannya.

kalo misalnya ada yg berminat buat lanjut ini ff InshaAllah bakal aku lanjut sesuai respon kalian gimana :D

aku terima kritik&saran kalian juga;)

udah segitu dulu cuap2nya. see you next chapter. bye!