Disclaimer

Shingeki no Kyojin (c) Hajime Isayama

This Story (c) Me

Enjoy please?

.

.

8 Oktober 805

Hai, sahabat Kalian tahu apa yang dinamakan coklat?

Ya, benar. Coklat adalah makanan yang terbuat dari biji buah coklat yang dikeringkan lalu diolah menjadi makanan manis yang membuat kita ketagihan.

Banyak orang menganggap memakan coklat dapat menyebabkan beberapa penyakit seperti obesitas, diabetes, dan juga sejumlah penyakit berbahaya lainnya. Bahkan pada anak kecil, orangtua seringkali melarang anaknya mengkonsumsi coklat sebagai pencegahan kerusakan gigi pada anak. Padahal tak sepenuhnya isu yang beredar tentang coklat ini benar, karena sebenarnya coklat memiliki sejumlah manfaat bagi tubuh manusia. Manfaat coklat ini bisa didapatkan jika dikonsumsi dalam batas yang wajar.

Mari kita bahas satu persatu manfaat coklat bagi tubuh.

Mampu mengontrol tekanan darah dan juga kolesterol karena dalam coklat ini mengandung senyawa yang berfungsi menenangkan ketegangan saraf.

Dapat membuat tubuh menjadi lebih rileks dan santai sehingga bisa terhindar dari stress dan depresi.

Dapat mengontrol kadar gula darah pada penderita diabetes tipe dua. Coklat yang digunakan untuk mengobati diabetes ini adalah jenis dark chocolate atau coklat hitam yang memiliki rasa pahit, bukan coklat batang yang sering diiklankan dalam televisi dengan varian rasa yang manis. Dark chocolate akan menetralkan gula darah dengan rasa pahit.

Nah, sudah terbukti bukan? Coklat tidak hanya membawa kerugian bagi tubuh tetapi juga keuntungan, asal dimakan dalam batas kewajaran.

Meskipun coklat mengandung banyak manfaat, tetapi mengkonsumsi dengan batas yang tidak wajar malah bisa mendatangkan penyakit seperti kerusakan gigi pada anak, obesitas, dan lain-lain. Karna sebenarnya, memakan/menggunakan sesuatu dengan berlebihan bisa mendatangkan keburukan bagi kita. Jadi, jaga pola makan dan jangan terlalu tergila-gila dengan makanan yang kau makan saat ini.

Nah, segitu saja dari saya. Bulan depan saya akan kembali lagi dengan manfaat-manfaat makanan lainnya. Ciao!

Salam, Annie Leonhardt.

.

.

Aku membaca artikel itu berulang-ulang. Annie Leonhardt, nama itu menyita perhatianku beberapa bulan terakhir. Namanya yang selalu menghiasi artikel di halaman ke-10 majalah yang selalu ku beli setiap bulan itu membuatku kagum. Kenapa dia bisa tahu segalanya? Kenapa dia bisa tahu apa saja?

Aku ingin bertemu dengannya, tapi bagaimana? Aku juga belum tahu harus berbicara apa jika bertemu dengannya.

Di halaman paling belakang, tertera alamat orang-orang yang mengirimkan artikel di majalah tersebut. Aku mencari dengan teliti.

Annie Leonhardt, Annie Leonhardt, Annie Leonhardt. Dimana namanya? Banyak sekali alamat rumah yang tertera di halaman belakang. Setelah lima menit mencari, aku menemukannya.

Annie Leonhardt

Jl. Kyojin no.23

Kota Sina Utara. Kode Pos 54365

Kota Sina? Utara? Itu sangat jauh!

Aku saja tinggal di distrik Shiganshina di kota Maria, bagaimana aku bisa menemuinya? Aku tidak punya uang. Lagipula itu sangat jauh. Aku mungkin harus bertanya kepada Eren atau Mikasa.

. . .

"Eren!" panggil anak bersurai pirang sebahu sambil melambaikan tangannya kepada anak bersurai brunette di depannya.

"Yo, Armin!" balas anak bersurai brunette—yang dipanggil Eren—tadi kepada anak bersurai pirang tersebut.

"Ah, ada Mikasa juga.." panggil anak bersurai pirang—Armin, kepada seorang gadis bersurai hitam panjang yang memakai syal merah di lehernya.

"Selamat siang, Armin." Gadis itu menyapa Armin.

"Sedang apa kau disini?" tanya Eren kepada Armin.

"Aku sedang mencari kalian, kebetulan bertemu disini." Ucap Armin dengan wajah berseri.

"Ohh, kalau begitu kita duduk di pohon itu dulu sebelum mengobrol.. Disini panas.." ucap Eren sambil menunjuk sebuah pohon yang agak besar.

"Baiklah.." ucap Armin, kemudian mereka bertiga berjalan menuju pohon tersebut.

Armin membersihkan tempat untuknya duduk, begitu juga dengan Mikasa dan Eren.

"Jadi, kau mau bilang apa?" tanya Eren.

"Aku, begini.. Aku ingin bertemu, atau setidaknya aku tahu seseorang yang tinggal di Kota Sina.." Jawab Eren.

"Ha? Kota Sina itu jauh sekali loh! Memangnya kau mau kesana dengan siapa?" tanya Eren.

"Yaa, aku tidak tahu. Menurutmu bagaimana? Aku ingin sekali mengetahuinya." Ucap Armin.

"Apa kau menyukainya?" tanya Mikasa to the point.

"Ti—tidak, bukan seperti—"

"Ah, jawabanmu menunjukkan kalau kau tertarik padanya Armin." Ucap Eren dengan seringai jahilnya.

"B—bukan begitu.. Ah Eren.." Armin tak kuasa menahan wajahnya yang memerah. Kemudian Eren menepuk bahunya.

"Tidak apa-apa Armin, kau akhirnya menunjukkan kalau kau bisa mempunyai rasa kepada perempuan.." ucap Eren sok bijak. Armin mendengus kecil.

"Hah baiklah aku mengaku. Jadi, bagaimana agar aku bisa berkomunikasi dengannya?" tanya Armin pada akhirnya.

"Kau bisa mengiriminya surat. Kau punya alamat lengkapnya, 'kan?" Mikasa berujar.

"Bagaimana caranya mengirim surat? Aku tidak bisa." Tanya Armin.

"Emm,, bagaimana yaa? Aku.. Aku juga tidak bisa.. Tapi yang aku tahu, kau harus menuliskan alamat lengkap dan menyematkan perangko. Dan juga, surat itu dimasukkan ke dalam amplop. Lalu setelah selesai dimasukkan ke dalam kotak pos yang ada di depan kantor pos, atau langsung ke kantor pos juga bisa." Jelas Mikasa.

"Waahh, Mikasa.. Kau tahu banyak yaa! Terimakasih Mikasa! Aku akan mencoba membuatnya." Ucap Armin dan langsung berlari melesat meninggalkan Eren dan Mikasa yang terbengong-bengong.

'Dasar anak sedang jatuh cinta..' Batin Eren dan Mikasa berbarengan.

.

.

.

Aku mencoba menulis sebuah surat di kertas yang ku temukan di kolong meja, ah aku sangat gugup! Bagaimana memulainya? Sebaiknya aku mencoba dulu..

Hai Annie, aku mengagumi—

Sret, tidak cocok. Masa aku langsung bilang kalau aku mengaguminya?

Maaf, apakah kau benar Annie?

Sret,coret lagi. Aku merasa aneh.

Hai, sahabat pena?

Ah, ku rasa ini cocok.

Maukah kau bersahabat denganku? Aku menyukai artikelmu yang selalu kau kirim tiap bulan. Kalau kau ingin berteman denganku, kau bisa membalas surat ini. Ya, kalau kau juga tidak sibuk. Maaf kalau aku mengganggu.

Salam kenal, Armin Arlert.

Ah, akhirnya selesai juga. Mungkin ini terlalu memaksakan ya? Ah, namanya juga baru pertama kali. Lagipula aku tidak tahu sifatnya seperti apa, aku takut kalau nanti dia tidak suka dengan sifatku yang terkesan sok kenal.

Aku lalu memasukkan kertas itu ke dalam amplop, dan membawanya ke kantor pos. Aku harap suratnya bisa sampai dalam satu hari, hehe..

.

.

TBC~~
Wah, ini AruAnie pertama :3 pengen banget nulis ini yaampuuunnn. Dan maaf kalau ini OOC, maaf banget banget banget hueee T_T

Nah, Minna.. RnR Please? :'))