Session Talkshow
Bella : Fanfic baru fanfic baru fanfic baru *sambil nebarin bunga-bunga*.
Karin : Yee akhirnya author buat fanfic baru fanfic baru *sambil ikut nebarin bunga-bunga*.
Micchi : Author sama Karin kelihatan senang banget ya.
Himeka : Ah mereka terlihat sangat lucu *sambil memotret author dan Karin yang lagi nari-nari gaje*.
Kazune : Ugh dasar, padahal fanfic yang satunya lagi belum kelar selesai sudah buat fanfic baru.
Kazusa : Iya kayak author bakal bisa ngelanjutin dua fanfic sekaligus.
Jin : Sulit dipercaya.
Bella : BERISIK! Kalian bertiga tenang saja, aku bakal lanjutin fanfic yang satunya sampai tuntas kok. Aku cuma iseng-iseng saja buat fanfic baru.
Kazune : Bilang saja lagi mentok ide ceritanya.
Kazusa : Dan lagi males buat ngelanjutin ceritanya.
Bella : Kalian berdua memang kembar yang menyebalkan sedunia akhirat.
Kazune : Hah baru nyadar ya *sambil memberi tatapan mengejek*.
Bella : Ngajak ribut nih ceritanya *dengan nada menantang*.
Kazune : Siapa takut.
Micchi : Sudah sudah jangan bertengkar lagi *sambil melerai keduanya*.
Karin : ABCD, aduh mbok capek deh.
Himeka : *masih sibuk memotret Kazune dan author yang lagi berantem*.
Jin : Kenapa session talkshow-nya jadi ngawur gini.
Kazusa : Nggak tau deh. Pokoknya ini fanfic baru di fandom Kamichama Karin.
Jin : Kalau itu sih semua sudah tahu.
Kazusa : Kalau gitu, ini fanfic pertama author yang pertama kali mengambil tema tentang malaikat.
Jin : Berarti genre-nya fantasy dong.
Kazusa : Kayaknya sih gitu. Pokoknya para readers baca saja. Kalau begitu cekidot.
Bella : Woi kok sudah dibuka, aku kan belum sempat ngomong apa-apa.
Title : De Angela
Chapter 1 : Angel's Test
Disclaimer : Kamichama Karin Chu © Koge Donbo
~De Angela~ © Bella-chan
Rated : T
Genre : Fantasy ; Friendship
Pairing : Karin x Kazune, Himeka x Micchi, Kazusa x Jin
Warning : AU, OOC, typo, abal, gaje, alur kenceng, nggak nyambung, dl
Summary : Manusia, malaikat dan iblis adalah beberapa makhluk yang diciptakan Tuhan untuk mengerjakan tugas mereka masing-masing / Berdasarkan keputusan dewan malaikat, kalian berdua akan diangkat menjadi malaikat senior / Kalian akan turun ke bumi dan hidup layaknya seorang manusia / Benci, iri, dengki, marah bukanlah perasaan yang mustahil dimiliki oleh setiap manusia.
.
.
Please Enjoy Reading
.
.
~De Angela~
Karin POV
Perkenalkan namaku Hanazono Karin, aku adalah seorang malaikat junior. Kalau kalian bertanya kenapa malaikat junior, karena aku memang masih kecil. Umurku 12 tahun dan sebentar lagi akan menginjak 13 tahun. Yah meski alasan sebenarnya bukan seperti itu.
Bangsa kami, malaikat merupakan makhluk yang diciptakan Tuhan untuk selalu menjaga dan melindungi bangsa manusia dari bangsa iblis yang jahat. Dahulu bangsa kami hidup berdampingan dengan bangsa iblis. Namun karena suatu peristiwa, akhirnya bangsa kami dengan bangsa iblis dipisahkan.
Sekedar informasi, bangsa kami dibagi dalam 4 tingkatan berdasarkan kekuatan dan derajatnya di dunia langit. Tingkatan yang paling tertinggi adalah tetua malaikat. Pada umumnya para tetua malaikat menjadi dewan malaikat yang mengurusi segala urusan yang berkaitan dengan bangsa kami, malaikat. Selain itu tetua malaikat juga malaikat yang sangat disegani oleh bangsa malaikat. Dan satu hal lagi tentang tetua malaikat, mereka itu rata-rata sudah berumur tua alias kakek nenek Tingkatan kedua, malaikat senior. Malaikat senior adalah malaikat yang memiliki kekuatan besar untuk melindungi manusia dari bangsa iblis. Biasanya malaikat senior ditugaskan langsung untuk turun ke bumi untuk menjaga manusia. Yang ketiga adalah malaikat junior, seperti aku. Malaikat junior adalah malaikat yang hanya memiliki sedikit kekuatan yang digunakan untuk melakukan pemberkatan, yaitu berdo'a untuk kebaikan manusia. Dan yang terakhir, tingkatan paling rendah dalam bangsa kami adalah malaikat buangan. Tak semua malaikat itu memiliki hati yang murni bersih. Ada beberapa juga yang memiliki secuil perasaan tidak baik seperti iri, dengki, maupun perasaan buruk lainnya. Malaikat yang melanggar peraturan juga akan langsung dimasukkan dalam tingkatan ini. Biasanya malaikat buangan akan disucikan kembali hatinya. Namun, ada juga yang dibuang ke dunia iblis. Tergantung dari seberapa besar kesalahannya.
Pagi ini aku bersiap-siap untuk pergi ke sekolah. Jangan salah di dunia langit, tempat bangsa kami tinggal juga terdapat sekolah lho. Tepatnya sekolah yang ditujukan untuk melatih malaikat junior sepertiku agar bisa menjadi malaikat senior suatu saat nanti. Memangnya cuma bangsa manusia doang yang bisa sekolah.
Setelah memastikan seragamku sudah rapi, aku segera menuju sekolahanku yang jaraknya lumayan dekat dari apartemenku. Kalau kalian bertanya lagi, kenapa aku tinggal di apartemen. Itu karena rumahku letaknya jauh sekali dari sekolahanku. Apalagi di dunia langit cuma ada satu sekolah yang letaknya terdapat di pusat dunia langit, Arthemis.
Seperti hari-hari sebelumnya, aku berangkat sekolah dengan jalan kaki. Memang lebih cepat kalau aku terbang menggunakan sayapku. Tapi aku lebih suka berjalan kaki, alasannya simpel saja karena jalan kaki itu menyehatkan.
"Pagi Karin," sapa salah seorang malaikat yang kebetulan terbang melewatiku.
"Pagi juga," ucapku seraya tersenyum manis.
"Karin mau berangkat sekolah ya?" tanya seorang malaikat yang sedang duduk santai di depan rumahnya.
"Iya," jawabku seraya masih tersenyum manis.
Yah, seperti itulah sapaan-sapaan yang dilontarkan oleh malaikat yang kutemui di jalan. Asal kalian tahu saja, di dunia langit aku cukup terkenal akan kecantikanku. Bukannya aku bermaksud sombong loh, tapi memang banyak malaikat yang mengakui akan kecantikanku. Padahal seorang malaikat dianugrahi kecantikan dan wajah rupawan yang melebihi manusia yang paling cantik maupun paling tampan di muka bumi sekalipun. Jadi bisa dibayangkan kan bagaimana cantiknya aku.
(Bella : Narsis banget sih lo jadi orang)
(Karin : Bukan narsis, emang kenyataannya kayak gitu)
(Bella : Tuh kumat lagi deh)
(Karin : Biarin)
Duk
"Aduh," ucapku meringis kesakitan karena kepalaku terbentur dengan dinding.
(Bella : Tuh kualat jadi orang)
(Karin : Agh berisik, ayo lanjutin ceritanya)
Rupanya aku sudah sampai di sekolahanku. Aku segera menuju ruang kelasku dengan bersemangat. Namun, baru saja setengah jalan. Aku sudah dipanggil oleh kepala sekolah untuk menghadap beliau.
"Permisi," ucapku seraya mengetuk pintu ruang kepala sekolah.
"Oh masuklah Karin," ujar sebuah suara dari balik pintu.
Aku pun segera membuka pintu dan masuk ke dalam ruang kepala sekolah.
"Maaf sudah memanggilmu datang kesini tiba-tiba. Kamu pasti kaget," ujar seorang malaikat paruh baya yang kukenali sebagai kepala sekolah.
"Tidak apa-apa, Pak," ujarku sedikit gugup.
Meski tak bisa dipungkiri. Sejujurnya aku takut tiba-tiba dipanggil oleh kepala sekolah. Aku takut kalau aku sudah melakukan kesalahan dan akan dikeluarkan dari sini. Kalau itu sampai terjadi aku tak akan pernah menjadi malaikat senior.
Tiba-tiba pandanganku tertuju pada seorang malaikat berambut indigo yang sedang tersenyum manis ke arahku.
'Siapa malaikat manis ini?' tanyaku dalam hati.
"Dia Kujyo Himeka," jelas kepala sekolah seakan tahu apa yang kupikirkan.
"Senang bertemu denganmu," ujar Himeka seraya membungkukkan badannya.
"Eh i-iya, namaku-"
"Hanazono Karin kan," potong Himeka.
"Kau mengenalku?" tanyaku bingung.
"Tentu saja, siapa yang tidak kenal malaikat cantik sepertimu," ujar Himeka seraya tersenyum manis.
"Agh terima kasih," ucapku sedikit malu.
"Heem."
Aku dan Himeka langsung terlonjak kaget. Cepat-cepat kami segera membungkukkan badan untuk meminta maaf.
"Sudahlah tidak apa-apa," ujar kepala sekolah seraya duduk di kursinya.
"Sebenarnya saya mengundang kalian datang kesini karena saya mau memberitahu kabar penting untuk kalian," terang kepala sekolah dengan wajah serius.
Kami berdua hanya diam, menunggu beliau melanjutkan penjelasannya.
"Hanazono Karin dan Kujyo Himeka. Berdasarkan keputusan dewan malaikat, kalian berdua akan diangkat menjadi malaikat senior," jelas kepala sekolah.
"Benarkah, hore akhirnya aku bisa menjadi malaikat senior juga," ujarku sumringah.
Himeka hanya tersenyum melihatnya.
"Tapi sebelum menjadi malaikat senior, kalian akan diberikan tes terlebih dahulu," ujar kepala sekolah.
"Tes?" tanya kami berbarengan.
"Ya tes, tes untuk menentukan apakah kalian layak diangkat menjadi malaikat senior atau tidak," jelas kepala sekolah.
"Lalu tesnya apa?" tanya Himeka penasaran.
"Kalian akan turun ke bumi dan hidup layaknya seorang manusia," ujar kepala sekolah seraya menangkupkan kedua tangannya.
"Hanya itu saja tesnya?" tanyaku merasa sedikit tak percaya betapa mudahnya tes yang diberikan.
Kepala sekolah hanya menganggukkan kepalanya sebagai tanda iya.
"Lalu sampai kapan kami berdua harus hidup sebagai manusia?" tanya Himeka.
"Sampai dewan malaikat yakin kalian layak diangkat menjadi malaikat senior," jawab kepala sekolah.
"Jadi bisa saja kami tinggal di dunia manusia selama bertahun-tahun," ujarku sedikit ngeri.
"Ya, tergantung pada usaha kalian untuk meyakinkan para dewan," ujar kepala sekolah.
"Yosh, aku akan berusaha agar kemampuanku diakui oleh dewan malaikat," ujarku dengan semangat berapi-api.
Kepala sekolah tersenyum melihatnya. Ia tampak membuka sebuah buku yang tampak sudah tua.
"Aku harap kalian berhati-hati," ujar kepala sekolah tiba-tiba.
"Egh".
"Bangsa manusia adalah bangsa yang memiliki perasaan yang lebih kompleks dari yang pernah kita rasakan. Benci, iri, dengki, marah bukanlah perasaan yang mustahil dimiliki oleh setiap manusia. Apalagi jika ditambah dengan keberadaan bangsa iblis yang membuat perasaan-perasaan itu menjadi semakin kuat. Sudah banyak malaikat yang terpengaruh dengan perasaan-perasaan itu sewaktu menjalani tes ini. Yang menyebabkan mereka akhirnya dimasukkan ke dalam tingkatan paling rendah di bangsa kita yaitu-"
"Malaikat buangan," potong Himeka.
"Yah, kalian tentu sudah mempelajaridi sekolah tentang resiko yang ditanggung jika ada seorang malaikat yang menjadi malaikat buangan?" tanya kepala sekolah.
Kami berdua hanya menganggukkan kepala.
"Apabila kesalahan yang diperbuatnya kecil, maka malaikat tersebut dapat disucikan kembali. Namun, sebagai gantinya malaikat tersebut akan menjadi malaikat junior untuk selamanya. Lalu bagi malaikat yang melakukan kesalahan yang cukup fatal. Maka ia akan dibuang ke dalam dunia iblis dan menjadi bangsa mereka," jelas kepala sekolah panjang lebar.
Aku bergidik ngeri mendengarnya. Ternyata tes yang diberikan cukup sulit juga. Jika melakukan kesalahan sedikit saja sewaktu menjadi manusia. Pasti namaku akan langsung dimasukkan ke dalam malaikat buangan. Agh, aku tidak mau itu terjadi.
"Tapi kalian tak perlu khawatir. Saya yakin kalian akan menyelesaikan tes ini," ujar kepala sekolah memberi dorongan motivasi.
Kami hanya tersenyum mendengarnya.
"Untuk info lebih detail lagi perihal tes ini akan saya jelaskan setelah pulang sekolah. Sekarang kalian berdua bisa masuk ke kelas kalian masing-masing," ujar kepala sekolah.
"Iya, terima kasih. Kalau begitu kami permisi dulu," ujarku sopan.
Kepala sekolah hanya mengangguk mengiyakan. Kami berdua pun langsung keluar dari ruangan tersebut.
"Aduh, gimana nih kalau aku gagal di tes ini," ujarku sedikit panik.
"Kau tak perlu khawatir, semuanya akan baik-baik saja," ujar Himeka menenangkanku.
"Iya," ucapku seraya tersenyum.
'Semoga aku berhasil menyelesaikan tes ini dengan baik,' ujarku dalam hati.
.
.
To Be Contiuned
.
.
Please Review
