More Than A Friend
.
.
Chankai's Story
(Chanyeol X Jongin as Kai)
Other cast
Tiffany Hwang of member SNSD
Author : Jihyunk16
.
.
Warning!
Boys Love! Crack pair! Typo
Don't Like Don't Read, thankyou!
.
.
.
.
Jongin bukan orang yang suka mencari masalah, baginya jika menghindari masalah kenapa ia harus membuat masalah semakin besar? Ia akan mencoba menjadi pihak yang mengalah jika tak ada diantara mereka akan selalu ingin menang. Ia masih ingat ketika pertengkarannya dengan Chanyeol minggu yang lalu, bukan masalah yang besar namun cukup membuatnya sakit kepala.
Saat itu Jongin hanya ingin meminta pendapat Chanyeol tentang cerpen yang ia buat untuk dikumpulkannya pada Gurunya, namun entah karena Chanyeol sedang dalam keadaan kurang baik atau entah karena apa ia langsung marah-marah tak jelas yang tentu membuat Jongin bingung. Kata-kata yang sukar untuk ia cerna keluar begitu saja dalam mulut Chanyeol, yang dapat ia mengerti hanyalah kata-kata betapa buruknya karyanya dan itu cukup membuatnya sakit hati. Namun apa daya, ia hanya dapat mengatakan " Tidak apa-apa aku mengerti" untuk menjelaskan bahwa tak ada yang harus di permasalahkan.
Lain halnya dengan masalahnya dengan dua hari yang lalu, Jongin hanya meminta Chanyeol untuk menemaninya membeli makanan ringan yang berada beberapa meter dari tempat mereka duduk, namun dengan teganya Chanyeol bersikap dingin padanya dan sedikit kasar.
" Jongin, pedagangnya ada di depan matamu dan kau hanya perlu melangkah sebentar saja jangan begitu manja," kata Chanyeol yang membuat Jongin terpaku.
Mengetahui suasana begitu canggung untuknya, Jongin langsung tertawa hambar dan matanya bergerak-gerak gelisah seolah kehilangan kata-kata yang ingin ia ucapkan. Dengan berat hati Jongin pergi sendirian ke sana karena sejujurnya ia sangat lapar. Alasan Jongin ingin ditemani adalah hal yang seharusnya Chanyeol tahu, tapi entah kenapa hari ini sikap seorang Park Chanyeo seolah tak ingin tahu? Sebenarnya Jongin itu termasuk orang yang kaku terhadap banyak hal termasuk orang baru, ia tak begitu mengetahui caranya mengontrol dirinya bahkan ketika ia dekat dengan orang yang sudah dikenalnya sekalipun.
Dan hari ini Jongin bertekad menjauhi Chanyeol untuk sementara waktu, ia tak bisa terus-terusan mengalah jika diperlakukan seperti ini pada Chanyeol. Ia bisa saja meledak dan memaki orang itu dengan watak kasarnya tapi Jongin tak ingin karena itu Chanyeol semakin membencinya, ia sudah terlalu sering dibenci banyak orang karena sikapnya yang kadang menjengkelkan—mungkin.
Lamunan Jongin buyar ketika suara Tiffany yang begitu nyaring membuat telinganya begitu sakit dan mengumpat beberapa kata-kata kasar dalam hatinya. " Kim Jongin!"
" Ah, Apa!?" sentak Jongin tak kalah keras dengan wajah yang begitu kesal.
Tiffany hanya memutarkan matanya dan langsung menatap wajah Jongin dengan penuh selidik juga matanya yang menyipit terlihat mengerikan untuknya tanpa sadar ia merinding melihat itu. " Kau kenapa tak bersama dengan Park Chanyeol?" tanyanya curiga.
Jongin hanya dapat menjilat bibirnya yang tiba-tiba terasa kering, ia tak ingin Tiffany mengetahui hal itu karena ia sendiri juga tidak tahu apa yang terjadi antara ia dan Chanyeol jadi ia mencoba untuk membuat Tiffany diam sedikit. Dengan mata yang bergerak panik Jongin mencoba berkilah. " Memangnya kenapa? Apa aku harus selalu bersamanya?"
" Tentu harus! Kau selalu beriringan dengannya seolah kalian adalah pasangan gay yang menjijikkan. Pergi selalu bareng, pulang apalagi ke kantin jangan ditanya pokoknya kau harus menjelaskan padaku! Aku tidak mau tahu Kim fucking Jongin," Tiffany mengucapkan kata-kata itu dengan wajah yang begitu menjengkelkan.
Ia meringis mendengar perkataan Tiffany dan sedikit marah ketika Tiffany mengatakan 'Kim fuckin Jongin' tapi mencoba melupakannya. Ngomong-ngomong begitu jelaskah mereka berjauhan? Bahkan tadi pagi Jongin masih berbincang dengan Chanyeol yang masih tetap memasang wajah datarnya dan terkesan ogah-ogahan berbicara dengannya. Ia bahkan bisa menghitung berapa kata yang Chanyeol ucapkan hari ini padanya. Jongin menghembuskan napasnya sejenak dan mulai membuka mulutnya untuk berkata yang sebenarnya.
" Aku juga bingung, Tiff. Chanyeol menjauhiku entah karena apa, aku pengennya sih nanya kenapa tapi aku takut ia malah makin marah. Belakangan ini semua yang ku lakukan selalu salah dimatanya," jelas Jongin sedih.
Jongin menundukkan wajahnya yang terlihat lesu tersebut membuat Tiffany ingin memenggal kepala Chanyeol saat ini juga. Beraninya pria itu membuat sahabat imutnya sedih!
" Kau yakin tidak melakukan apapun yang membuatnya marah?" Tiffany mencoba menanyakan hal yang mungkin Jongin lupakan sebab apa yang membuat pria bertelinga lebar itu marah.
Jongin menggeleng pelan. " Dia seperti itu semenjak minggu lalu ku pikir ia memang sedang dalam keadaan buruk tapi saat aku lihat Chanyeol bersama dengan yang lain ia terlihat biasa saja, aku salah apa ya?"
Jujur saja Tiffany yang mendengar itu memandang iba sahabat popoknya itu dan mencoba menerka-nerka kenapa Chanyeol jadi begitu menjengkelkan. Sayangnya setelah beberapa menit berpikir ia hanya dapat mendengus kesal, terakhir kali berbicara dengan Chanyeol saat Jongin mengenalkan teman barunya padanya dan itu kejadiannya sudah sangat lama. Ia juga mengetahui jika mereka bertengkar saat beberapa kali melihat Chanyeol pergi dengan teman-tmannya yang lain bukan pada Jongin. Well, Tiffany tidak begitu dekat dengan Chanyeol.
Jongin menenggelamkan wajahnya dalam lipatan tangannya dan mengerang sedih mengingat pertengkaran yang tidak ia ketahui, membuatnya beberapa hari ini tidak tidur nyenyak karena memikirkan tingkah Chanyeol. Tak bisakah Chanyeol memberitahunya saja apa kesalahannya? Tentu setelah itu Jongin akan mengoreksi diri dan mencoba menjadi lebih baik. Tapi ini? Ck, ia bahkan tak tahu apa yang salah dari sikapnya terhadap Chanyeol.
" Jongin, akan lebih baik jika kau menanyakan kesalahanmu dengannya saja. Lebih cepat lebih baik," ujar Tiffany memberi saran.
Jongin hanya mengangguk patuh dan mengeluarkan ponsel miliknya untuk menanyakan keberadaan Chanyeol, ia harus segera tahu penyebab ini semua agar hatinya tenang.
To : Jongin
Kamu dimana?
Tiffany yang sedikit penasaran apa yang dilakukan Jongin dengan ponsel putih milih pria itu, membuatnya sedikit membungkuk untuk melihatnya karena sedari tadi Jongin tak mengubah posisi duduknya dan membuat Tiffany jengel.
" Chanyeol ada di kantin temui dia sana" ujar Tiffany saat mengetahui Jongin menanyakan keberadaaan Chanyeol melalui pesan.
Mendengar itu Jongin pergi dengan cepat membuat Tiffany tersentak kaget dan mengumpat kasar karena Jongin tak mengajaknya yang parahnya meninggalkannya di kelas Jongin sendirian.
" Sialan kau Kim Jongin!"
.
.
.
.
Wajah berbinar Jongin langsung sinar ketika melihat tawa Chanyeol bersama teman-temannya yang lain, ia tak mengingat kapan ia melihat senyum dan tawa Chanyeol saat bersamanya minggu-minggu ini. Biasanya apapun tingkah yang dilakukannya Jongin akan tertawa dan memeluknya senang dan kadang juga akan mencium pipinya—pernah sih di bibir tapi hanya sekali!
" Aku pergi sajalah," ucapnya pelan.
Jongin berjalan pergi dari kantin dengan begitu lemas, sirna sudah semangatnya sekarang karena tawa Park Chanyeol yang hari ini entah mengapa terdengar sangat menjengkelkan untuknya. Apa Chanyeol sudah bosan berteman dengannya? Jika ia lebih baik dikatakan langsung agar Jongin tidak berlarut-larut dalam ketidak pastian seperti ini.
" Jongin, kenapa nggak samperin si telinga lebar itu?"
Jongin mengerucutkan bibirnya kesal tanpa banyak bicara ia menggandeng lengan Tiffany dan pergi dengan menarik tangan sahabatnya itu membuat Tiffany memandangnya dengan bingung.
Tanpa Jongin sadari sebenarnya Chanyeol sadar dengan keberadaan Jongin yang menatapnya sedari tadi ia berencana untuk memanggil pria itu tapi kemudian menatap tak suka Jongin yang mulai bersikap layaknya perempuan dan bertingkah imut di depan Tiffany.
Tiffany masih asik memandangi wajah imut Jongin, jarang-jarang Jongin mengeluarkan aura imutnya di sekolah karena Jongin tak suka jika semua yang dikenalnya mulai mengatakannya imut seperti yang sering Tiffany dan Chanyeol katakan.
" Kamu kenapa sih?" tanyanya heran.
" Nggak apa! Pokoknya aku gak mau temenan sama Chanyeol lagi! Aku maunya deket-deket kamu aja, Tiff" rajuk Jongin manja.
Tiffany hanya menggelengkan kepalanya dengan dramatis, walau ia mengenal Jongin begitu lama tapi mereka selalu mempunyai teman masing-masing dan tak begitu dekat disekolah karena mereka juga beda kelas juga mereka bukan tipe orang yang suka sering-sering masuk ke kelas yang bukan kelas mereka. Tapi jika sudah sampai di rumah salah satu dari mereka pasti akan memanjat tembok rumah hanya bertemu dan bercerita ria karena rumah mereka samping-sampingan.
" Jangan kekanakan begitu, aku gak bisa terus sama kamu dari pagi sampai siang lagian juga kita kan gak sekelas. Cobalah berbicara dengannya sepulang sekolah, lalu kabari aku saat sudah tahu jawabannya, oke?"
Jongin hanya mengangguk tanpa minat. " Oke. Ayo ku antar sampai kelas mu," ujarnya.
Tiffany hanya mangut-mangut dan membiarkan Jongin menariknya begitu kuat. Dalam hati ia meringis melihat tangan indahnya kini sedikit memerah karena tarikan yang begitu kasar dari Jongin. Jika bukan sahabatnya ia akan menendang Jongin sekarang juga.
.
.
.
.
Bel pulang adalah hal yang paling di tunggu oleh Jongin karena ingin menanyakan kesalahannya pada Chanyeol. Dengan cepat ia membereskan barang-barangnya membuat Baekhyun teman sebangkunya menatapnya aneh.
" Chanyeol, aku ingin kita bicara sebentar"
Setelah Guru Jung keluar ia langsung mencegat tangan Chayeol untuk melaksanakan niatnya yang dari tadi tertunda. Chanyeol yang dicegat hanya mendengus kasar dan hanya diam tapi Jongin tahu jika Chanyeol tak suka dengan sikapnya yang seenaknya.
Sebenarnya bukan karena itu Chanyeol mendengus tapi karena ia mengingat kejadian kantin tadi yang membuat moodnya begitu buruk, tangannya tanpa sadar terkepal kuat dan Jongin tak menyadari itu semua. Well, Jongin benar-benar teman yang peka dengan keadaan orang dan itu alasan kedua Chanyeol marah padanya. Alasan pertama? Tentu saja karena ia cemburu dengan kedekatan yang makin menjadi antara Jongin dan Tiffany.
" Kamu kenapa sih? Kayaknya ngejauhin aku gitu, kalau aku ada salah bilang aja. Kalau kayak gini aku bingung sendiri," Jongin berkata dengan begitu pelan membuat Chanyeol harus bersusah payah memahami perkataannya.
" Nggak apa-apa kok, aku pergi dulu"
Jongin memegang lengan Chanyeol dan menatapnya dengan wajah yang begitu memelas membuat Chanyeol jadi tidak tega untuk bersikap kasar. Sebenarnya ia tak mau menjauhi Jongin seperti ini tapi ia kecewa karena beberapa kali menolak ikut ia ke kantin atau pergi ke suatu tempat dengan alasan akan bersama Tiffany sahabatnya dari kecil.
Chanyeol juga tahu jika ia tak seharusnya cemburu dengan Tiffany karena mereka berdua sudah seperti saudara, tapi tatapan tidak suka selalu ada pada Chanyeol saat Tiffany mulai datang dan mengambil alih perhatian Jongin padanya.
" Kamu jujur sama aku, salah aku apa sih kamu kayaknya ngejauhin aku gitu?" ujarnya pelan.
Chanyeol mendesah pelan dan bingung harus berkata apa, tidak mungkin ia jujur pada Jongin. Bisa-bisa Jongin akan berkata bahwa ia sangat kekanakan dan mendengar itu dari Jongin langsung akan membuatnya sakit hati nantinya.
Dengan memasang wajah tak mengertinya ia berkata, " nggak ada yang salah, emangnya aku ngejahuin kamu ya?"
Jongin mengangguk sedih dengan bibir yang di kerucutkan begitu imut membuat Chanyeol tanpa sadar menelan salivanya kasar.
" Kamu jujur aja, aku nggak apa-apa kok."
Chanyeol kembali menggeram kesal ketika Jongin begitu penasaran. " Yang perlu kamu ketahui adalah tolong terus berteman dengan ku jangan terus-terusan menolak ajakan ku jika ke kantin atau pergi kemana pun itu membuat ku kesal," pada akhirnya Chanyeol terus terang alasannya.
Jongin menatap bingung dan mencoba mengingat kapan ia menolak hal-hal tersebut setahunya ia t—astaga ia ingat! Jongin tak menyangka jika Chanyeol akan begitu kesal karena itu. Waktu itu ia sedikit ada masalah dengan keluarganya, beberapa kali ia harus ke kelas Tiffany untuk menceritakan keadaan rumahnya dan ia juga malas sekali untuk mengisi perutnya saat itu yang berakhir memakan bekal Tiffany karena paksaan perempuan itu.
Ia juga menolak beberapa kali ajakan Chanyeol yang mungkin mencoba menghiburnya yang selalu memasang wajah muram karena itu namun ia tolak dan lebih memilih bersantai dan curhat dengan Tiffany. Siapa yang tak kesal jika niat baiknya di abaikan begitu saja?
" Aku janji deh nggak bakal menolak ajakan kamu lagi. Lagian kemarin itu aku ada sedikit masalah jadi membutuhkan bantuan Tiffany," ujar Jongin menyesal.
" Memangnya ada apa? Kenapa nggak minta bantuan aku aja? Aku kan juga bisa bantu, Jongin!" protesnya .
Jongin tertawa pelan mendengar protesan yang keluar dari mulut Chanyeol, sesungguhnya ia tak mau merepotkan banyak orang tetapi Tiffany sudah seperti sosok Kakaknya yang membuatnya nyaman untuk berkeluh kesah tentang masalahnya begitu juga Tiffany yang terkadang mengeluh hal yang tak berguna—walau jarang.
" Itu rahasia! Pokoknya kamu nggak boleh ngejauhin aku lagi!"
Chanyeol hanya cemberut dan mengangguk saja. " Mau pulang bareng?" tawar Chanyeol.
Jongin menggeleng ketika melihat jam tangannya, ia sudah ada janji dengan Tiffany di suatu tempat untuk membicarakan hal ini. " Aku akan pergi dengan Tiffany hari ini," ujarnya dengan wajah menyesalnya.
Dan Jongin tak pernah menyangka jika ini terjadi lagi, Chanyeol tiba-tiba menariknya dan mencium bibirnya dengan kuat. Ini kedua kalinya mereka berciuman! Dan ini pertama kalinya Chanyeol dengan berani melumat bibirnya. Jongin membuka bibirnya saat Chanyeol menggigit pelan bibir tebalnya. Chanyeol seperti menumpah banyak hal terhadapnya kekesalan, frustasi atau apa pun itu dan Jongin sadar akan hal itu.
Tangan jongin meremas pelan kemeja sekolah Chanyeol ketika pria itu mendorongnya pelan untuk memperdalam ciumannya, lumatan itu sangat memabukkan untuknya namun ia terlalu malu untuk membalas ciuman itu jadi ia hanya diam dan mendesah pelan ketika tangan Chanyeol mulai meremat pinggangnya kuat. Ciuman itu terlepas membuat benang saliva tipis menghubungkan bibir mereka. Jongin perlahan menatap mata Chanyeol yang begitu dekat dengannya, ia tak pernah tahu jika Chanyeol begitu tampan.
" Kau membuatku frustasi, Kim" ucap Chanyeol dengan suara berat yang begitu rendah di depan telinganya—tanpa sadar Jongin mendesah mendengar itu.
" C-chanyeol," desah Jongin ketika Chanyeol mengigit pelan lehernya.
" Hmm?"
Tangan Jongin mencoba untuk melepaskan pelukan Chanyeol, katakan ia begitu munafik karena disaat bersama ia mendesah pelan. Chanyeol menghentikan aksinya ketika mendengar suara ponsel yang begitu nyaring siapa lagi jika bukan ponsel Jongin, Chanyeol selalu memakai getaran saja jika di sekolah.
Ia menatap tak suka ketika mendengar suara Jongin. " Iya Tif?"
" Ah sepertinya aku tak bisa kesana," mata Jongin menatap ke arahnya dan menarik kerah kemeja membuatnya melotot kaget ketika bibirnya menempel ke bibir Jongin walau hanya sebentar.
" Ya, sampai jumpa"
Jongin kembali menatapnya dan terlihat wajahnya memerah karena malu. " Ayo kita pulang," ajaknya dengan pelan.
Chanyeol mengabaikan perkataan Jongin dan menarik Jongin untuk lebih dekat. " Aku mencintaimu, Jongin."
" Aku tahu."
" Dan jawabanmu?"
Chanyeol dapat mendengar helaan napas Jongin yang begitu berat membuatnya sedikit gugup.
" Kita akan melihat itu kedepannya."
Chanyeol tahu perkataan Jongin adalah lampu hijau untuk melakukan pendekatan yang lebih dari seorang teman yang biasa mereka lakukan. Senyumnya melebar dan membuat Jongin terpaku akan hal itu.
" Baiklah, aku akan membuatmu berkata 'ya' Jongin," Jongin menutup matanya ketika Chanyeol menciumnya lagi.
Ia menyukai Chanyeol, namun hatinya masih sedikit ragu. Jadi ia ingin Chanyeol melakukan hal yang membuatnya percaya dan tak ragu akan jawabannya nanti.
.
.
-Selesai -
.
.
cuap dikit : Gue awalnya ragu buat post ini tapi gue nekat aja wkwk, saran dan kritik sangat diterima ^^ oh ya mau nanya, ada yang mau sequel ' Green Apple Drink' nggak? Kalo ada gue buatin dah, kemarin ada yang pm minta sequel dan sekarang gue minta pendapat kalian juga. kalo gak ada gue buat khusus buat dia aja wkwk sadis bet gue
