Hai hai.. Aku balik lagi ni bawa cerita baru . .

Semoga saja banyak yang menyukainya . .

Cerita ini murni hasil kerja keras otak ku yang berlalu lalang mikirkan KookV yang setiap harinya semakin serasi..

Maafkan otak ku..ya ampun Shippernya kumat..

Abaikan yang diatas dan enjoyed untuk ff ini.. Jangan lupa ninggalin jejak ya

Warning!

Cerita mengandung unsur BxB

Cerita murni hasil otak sendiri

OUR TEARS

Cast :

Jeon Jungkook,

Kim Taehyung,

Park Jimin

Others

Pairing :

KookV ! slight MinV

Genre :

Tentukan sendiri :D

Rated : T Nyerempet M, M-Preg :D

Author : Taejeon (92L)

Namja x Namja, Yaoi, Typo Bertebaran

-check disc out-

DL!DR!

~ Enjoyed ~

.

.

'Hyung, aku mencintai mu'

'aku juga mencintai mu Kookie'

'boleh aku mencium mu Hyung'

'kau boleh melakukan apa pun terhadap diri ku, karena aku milik mu seutuhnya'

.

'Kookie, apa yang telah kita lakukan hikss'

'aku berjanji akan bertanggung jawab Hyung, kalau sesuatu terjadi pada mu, ku mohon berhentilah menangis'

'bagaimana kalau a-aku hamil Kookie'

'aku akan menikahi mu Hyung, aku berjanji'

.

'aku ingin ikut bersama mu Kookie'

'tidak Hyung, kau tidak bisa ikut bersama dengan ku, aku pergi untuk kita Hyung'

'aku tidak bisa jauh dari mu Kookie'

'Hyung, aku janji aku akan kembali setelah aku berhasil menabung untuk menikahi mu'

'Kookie'

'Hyung, ku mohon tunggulah aku sebentar lebih lama, karena setelah itu kita akan selalu bersama'

.

'aku mencintai mu Jeon Jungkook, aku akan menunggu mu disini dan di stasiun kereta api ini'

'aku juga mencintai mu Kim Taehyung, tunggu aku, aku akan kembali di awal musim semi berikutnya'

.

'berapa lama Kookie, berapa lama aku harus menunggu mu disini, bahkan ini sudah ke empat kalinya musim semi datang, tapi kenapa kau tidak kembali juga'

'aku ingin memperkenalkan diri mu dengan putri kita Kookie'

'apa aku harus berhenti berharap menunggu mu seperti ini'

.

.

~ Chapter 1 ~

.

.

.

Seorang anak kecil dengan rambutnya yang di kepang dua berlari disepanjang lorong gedung JM Corp, matanya membulat bahagia melihat pintu ruangan yang berwarna cream tua diujung dekat belokkan,

ckleak

brak

"eomma" teriaknya setelah membuka kasar pintu ruangan sang eomma, penghuni di dalam ruangan itu dengan cepat mengalihkan tatapannya ke sumber suara,

"Ryu-ah" balas sang eomma yang melihat putri kecilnya berlari kearahnya, putri kecilnya yang bernama lengkap Kim Ryu Jun berusia tiga tahun empat bulan,

"eomma~" Ryu berlari ke arah eommanya yang sudah merentangkan kedua tangannya untuk segera menyambut sang buah hati,

Grab

Ryu memeluk leher eommanya karena sang eomma yang sedikit berjongkok untuk menyamakan tingginya dengan sang putri,

"maafkan aku Taehyungie, Ryu tiba tiba melepaskan tautan tangan kami dan berlari keruangan mu" ucap seorang namja yang baru masuk kedalam ruangan sang eomma atau lebih tepatnya keruangan Kim Taehyung,

"tidak apa Jim, terima kasih karena telah menjemput Ryu di playgrupnya" Taehyung menggendong Ryu dan berjalan ke arah Jim lebih tepatnya Park Jimin yang sudah duduk di sofa pada ruangannya,

"eomma, Jimin appa telat menjemput Ryu, eomma harus menghukum Jimin appa" Ryu mengerucutkan bibirnya lucu ketika mengaduh pada Taehyung yang lagi memangkunya,

"hukuman? Em . . hukuman apa yang cocok untuk Jimin appa?" Ryu terlihat berpikir dengan perkataan Taehyung, buktinya tangan kanan Ryu diletakkannya dikeningnya dan ia yang menutup kedua matanya, mencoba berpikir keras hukuman apa yang cocok untuk yang dipanggil appa olehnya,

"ah, Ryu tahu!" teriak Ryu yang sudah mendapatkan ide,

" eomma harus mencium Jimin appa, karena Jimin appa tidak suka kalau eomma cium, jadi eomma harus mencium Jimin appa" ucapan polos Ryu membuat keduanya tersedak air liur mereka sendiri,

"ahaha . . itu ide yang buruk sayang, karena appa suka di cium oleh eomma, jadi apa ada hukuman yang lain?" Jimin tertawa hambar dan sedikit canggung karena permintaan Ryu.

Sebenarnya bukan Jimin tidak suka di cium ataupun mencium Taehyung, itu hanya alasan mereka agar Ryu berhenti bertanya tentang kenapa mereka berdua tidak pernah berciuman dihadapannya, tidak seperti orang tua teman temannya yang selalu berciuman di mana saja, hanya saja Taehyung selalu menolak dan beralasan jika Jimin yang akan mencoba menciumnya,

Walaupun Ryu masih berumur tiga tahun lewat, tapi keinginan tahunya terhadap sesuatu membuat Taehyung sering kewalahan menjawab semua pertanyaan sang buah hati padanya.

"tidak, Jimin appa pasti berbohong pada Ryu, Jimin appa tidak pernah mencium eomma karena Jimin appa tidak menyukainya, jadi itu hukuman untuk Jimin appa" Jimin beralih menatap Taehyung, seolah meminta ijin Taehyung, apa ia boleh melakukannya atau tidak,

"lakukanlah Jim" kata Taehyung dengan tersenyum lembut padanya seolah mengerti tatapan Jimin padanya. Ada ruang hati Jimin yang bersorak bergembira karena Taehyung mengijinkannya, tapi ada ruang yang lain terasa sakit, mengingat ini adalah permintaan Ryu padanya, mungkin karena itu Taehyung mengijinkannya.

Jimin berdiri dari posisinya dan mendekat ke Taehyung yang masih duduk memangku Ryu, sedikit menundukkan dirinya ke Taehyung, Jimin mendaratkan ciumannya di kening Taehyung dan Taehyung menutup kedua matanya merasakan kehangatan yang Jimin berikan padanya melalui ciuman dikeningnya,

"aku mencintai mu Taehyungie" gumamnya setelah memutuskan ciumannya dikening Taehyung, dan tentu itu bisa didengar Taehyung dengan baik, Taehyung hanya tersenyum menanggapinya, tersenyum hangat ke Jimin.

Pasti kalian menerka nerka hubungan yang mereka miliki, Taehyung dan Jimin bisa dikatakan sepasang kekasih atau lebih tepatnya mereka sudah bertunangan beberapa bulan yang lalu, Jimin masih menunggu Taehyung untuk menerima lamarannya.

Tentang Ryu yang memanggil Jimin dengan sebutan appa, itu adalah keinginan Ryu yang ingin memiliki appa dan Jimin tidak mempermasalahkan hal itu, baginya itu jauh lebih bagus. Bukankah itu artinya Ryu sudah mengijinkan Jimin masuk ke dalam kehidupan dirinya dan juga sang eomma.

.

Waktu usia Ryu memasuki bulan kedelepan, Taehyung menitipkan Ryu ketetangganya karena ia yang harus mencari pekerjaan, nasib baik Taehyung begitu mendaftar diperusahaan JM Corp, ia langsung diterima sebagai karyawan biasa.

Setelah dua bulan bekerja di JM Corp Taehyung mendapat promosi yang membuat ia naik jabatan menjadi wakil sekertaris bagian pemasaran. Lima bulan kedepan Taehyung naik jabatan lagi menjadi wakil ketua di bagian pemasaran, dan pertemuan pertamanya dengan Jimin pada rapat pertamanya menjadi ketua bagian pemasaran.

Jimin sungguh tertarik melihat Taehyung waktu pertama kali, Jimin selalu memperhatikan bagaimana Taehyung mempresentasikan bahannya waktu acara Meeting, ketertarikan Jimin semakin bertambah setelah mengetahui tentang Taehyung.

Taehyung yang memiliki seorang anak perempuan, Taehyung yang sudah tidak memiliki orang tua atau pun krabatnya yang menjauh darinya, karena gosip yang beredar, gosip yang mengatakan Taehyung bisa melahirkan seorang anak padahal ia seorang laki laki. Taehyung yang berjuang membesarkan anaknya seorang diri.

Tepat saat Taehyung sudah bekerja selama satu tahun tujuh bulan, Taehyung diangkat menjadi sekertaris pribadinya Jimin, sebulan kemudian mereka menjalin hubungan sebagai sepasang kekasih dan tentunya semua yang berada di JM Corp mengetahui hubungan mereka, tidak terkecuali keluarga Jimin yang merestui hubungan mereka.

Sebenarnya Taehyung masih memiliki sebuah perasaan ke kekasihnya yang sudah lama pergi meninggalkannya, kekasih yang selalu Taehyung tunggu kepulangannya di musim semi seperti janjinya pada Taehyung, tapi karena melihat ketulusan Jimin padanya, ia berpikir untuk membuka hatinya untuk Jimin dan melupakan masa lalunya demi masa depan putrinya.

Taehyung juga sangat bersyukur karena keluarga Jimin mau menerima dirinya dan putrinya, bahkan eomma Jimin sangat menyangi Ryu – putrinya. Selang beberapa bulan Jimin mengikat Taehyung dengan sebuah pertunangan.

.

.

.

Jimin mendaratkan bokongnya ke sofa yang berwarna cream pada ruangan di dalam apartemen Taehyung, melirik sekilas ke Taehyung yang lagi berada di pantry.

"apa Ryu sudah tertidur Jim?" Taehyung berucap dan berjalan mendekat ke Jimin dengan membawa nampan yang berisi dua gelas teh hangat dan sepiring kecil cookie.

"em" gumam Jimin dan mengambil gelas yang berisi teh yang ditawarkan Taehyung sebelumnya, meneguk sekilas dan meletakkan tehnya di meja didepan duduknya. Taehyung mendaratkan bokongnya duduk disamping Jimin.

"maafkan aku Jim, belakangan ini Ryu terlihat manja dengan mu" Jimin menggenggam tangan kanan Taehyung, mencium punggung tangan Taehyung dengan lembut,

"tidak perlu meminta maaf Taehyungie, aku malah senang Ryu manja dengan ku" tangan jimin yang bebas membelai lembut pipi Taehyung,

"aku mencintai mu Taehyungie" ucapnya dan menangkup wajah Taehyung,

"aku tahu Jim, aku juga mencintai mu dan maaf" Taehyung tersenyum sendu ketika mengucapkan kalimat terakhirnya,

"maaf untuk?" Jimin menautkan kedua alisnya bingung

"maaf karena aku belum siap menerima lamaran mu" Jimin yang mendengarnya hanya bisa menarik sudut bibirnya tersenyum lembut ke Taehyung yang lagi menundukkan wajahnya,

"tenang saja Taehyungie, aku tidak memaksa mu, aku akan menunggu mu" Jimin menarik Taehyung masuk kedalam pelukan hangatnya dan mencium puncak kepala Taehyung,

Sebenarnya ini sering dilakukan Jimin kalau tidak ada Ryu, Cuma saja ia tidak pernah melakukannya di depan Ryu, dan itu sebabnya Ryu beranggapan Jimin tidak suka dicium atau mencium Taehyung.

"aku lupa Taehyungie" Taehyung menjauhkan dirinya dari pelukan Jimin,

"lupa? Tentang?" tanyanya ke Jimin

"appa tadi menelpon ku, appa meminta ku untuk menghandle perusahaan yang ada di Seoul selama beberapa bulan"

"bukannya kau bilang ada orang kepercayaannya ahjussi yang selalu menghandle perusahaan jika ahjussi pergi?" ingat Taehyung dengan ucapan Jimin tempo lalu padanya,

"itu benar sayang, tapi tidak semua bisa dilakukannya, ia tidak bisa mengambil keputusan begitu saja jika menyangkut dengan jabatan appa" Jimin menarik pelan ujung hidung bangir Taehyung,

"makanya appa meminta ku untuk membantunya" Taehyung yang mengaduh sakit karena tarikan Jimin pada hidungnya terlihat begitu menggemaskan dimata Jimin,

"kapan kau pergi Jim?" tangan Jimin terulur mengusap lembut perbuatannya tadi pada hidung bangir Taehyung,

"mungkin besok siang" jawabnya

"aku akan membantu mu membereskan barang barang mu" ucap Taehyung dan beranjak dari duduknya,

"tidak sayang, aku akan membereskannya sendiri" tangan Jimin terulur menarik lembut pergelangan tangan Taehyung, Taehyung menautkan kedua alisnya mendengar penolakan dari Jimin,

"kau harus membereskan barang barang mu dan Ryu, karena aku akan membawa kalian berdua ke Seoul bersama ku" Jimin menarik Taehyung untuk duduk disampingnya lagi,

"aku pasti membutuhkan bantuan mu di sana Taehyungie dan Ryu, kau bisa membawanya ikut bersama mu selama diri mu bekerja, aku akan membuat tempat bermain Ryu di dalam ruangan mu" inilah alasan Taehyung mencoba membuka hatinya untuk Jimin masuk kedalamnya, Jimin selalu melakukan apapun untuk Taehyung dan Ryu, selalu membuat keputusan yang tepat untuk Taehyung dan Ryu. Jadi tidak ada alasan untuk Taehyung menolak pertunangan mereka waktu itu.

"aku menyanyangi mu Park Jimin" Taehyung berhambur memeluk Jimin yang di balas kekehan kecil dan dekapan erat dari Jimin yang memeluk dirinya.

.

.

.

Mobil sedan putih milik Jimin terpakir di daerah kawasan elit yang ada di Gangnam, Taehyung mengikuti Jimin yang berjalan didepannya dengan menarik koper besar miliknya, dan Ryu yang lagi berjalan disampingnya dengan menautkan kelima jari mungilnya digenggaman tangan Taehyung,

Jimin berhenti di kamar 405 yang ada di lantai 4 pada apartement mewah yang sudah Jimin sewa sebelumnya untuk Taehyung dan Ryu tempati selama mereka berada di Seoul.

"selama kita di Seoul kau dan Ryu akan tinggal di sini Tae-ah" Jimin berjalan ke arah kamar yang di ikuti Taehyung dibelakangnya, sementara Ryu sudah mengitari semua sisi pada apartemen baru mereka,

"bagaimana dengan mu Jim?" Taehyung mendaratkan bokongnya duduk di pinggiran kasur, Jimin yang sudah meletakkan koper Taehyung dan barang barang Taehyung lainnya didekat lemari, melangkahkan kakinya menghampiri Taehyung,

"aku akan tinggal di apartemen appa" ucap Jimin dan duduk di samping Taehyung,

"kenapa tidak disini bersama dengan kami?"

"tidak Tae-ah, aku tidak apa tenang saja" Jimin benar benar menyukai mengelus lembut pipi Taehyung jika ia duduk berdekatan seperti ini dengan Taehyung,

"aku akan menjemput mu besok pagi, aku harus ke kantor sekarang" Jimin berdiri dari posisinya dan Taehyung juga melakukan hal yang sama,

"Jimin appa~ Ryu sangat menyukai berada di sini" Ryu yang baru masuk ke dalam kamar berlari kearah Jimin dan memeluk pinggang Jimin,

"apa Jimin appa mau pergi?" Ryu mendongakkan wajahnya menatap Jimin,

"nhe, appa harus pergi, ada hal penting yang harus appa selesaikan, apa Ryu bisa menjaga eomma" Jimin mengusak rambut atas Ryu ketika berucap,

"Ryu kan memang selalu yang menjaga eomma selama ini, jadi Jimin appa tidak perlu khawatir" Ryu melepaskan pelukannya pada Jimin dan beralih memeluk Taehyung,

Jimin menundukkan badannya dan mencium kening Ryu dan mengelus lembut pipi Taehyung sebelum ia menghilang dibalik pintu apartemen Taehyung.

.

.

.

Disepanjang Taehyung berjalan dengan menarik lembut Ryu agar mengikuti langkahnya, samar samar Taehyung bisa merasakan dan mendengar bisik bisik dari semua orang yang lagi menatap kearahnya, ada sebagian yang merasa kagum dengan ketampanan dan perpaduan wajahnya yang cantik, ada yang bertanya tanya satu sama lain siapa anak kecil yang bersama dengannya, dan ada juga bisikan yang mengatakan apa hubungannya dengan sang CEO muda mereka Park Jimin, bahkan mereka meragukan hubungan Jimin dan dirinya hanya sebatas atasan dan sekertaris saja.

Inilah alasannya Taehyung tidak ingin bergaul dan berada di tempat yang asing, karena baginya susah untuk beradaptasi kembali dengan lingkungan sekitar dan menjelaskan pada mereka tentang dirinya dan putrinya, pasti kebanyakan orang akan menolak dan menjadi membencinya karena merasa aneh terhadap dirinya yang bisa melahirkan seorang anak.

Taehyung semakin mengeratkan pegangannya pada Ryu dan menundukan wajahnya, merasa tidak berani hanya untuk menegakkan kepalanya dan menatap lurus kedepan, tatapan di sekitar seperti mengintimidasi dirinya,

Seorang namja yang berpakaian rapi dengan setelan jasnya berdiri tidak jauh dari kerumunan orang orang yang berbisik tentang Taehyung.

Wajah tampan itu berekpresi sendu menatap lurus kearah Taehyung dari kejahuan, sungguh namja tampan itu sangat merindukan sosok yang ada pada arah pandangnya sekarang,

"Tae-hyung" gumamnya lirih yang hanya bisa di dengar oleh dirinya sendiri.

.

.

.

.

.

Tbc

Bagaimana readers apa ff ini akan lanjut atau tidak?

Semoga banyak yang suka

dan maaf kalau banyak typonya, karena typo sebagian dari ff ku :D

see yaa . .