Disclaimer: Masashi Kishimoto

Author: Lueky

Rated: T

Genre: Romance,Drama, Tragedi

Warning: AU, OC, OOC, abal-abal, geje, lebay, alay, korban sinetron, ceritanya ngambang, tragis, gk nyambung dll.

Pairing: NaruHina

Catatan: Cerita ini semuanya Author pov kecuali ada pemberitahuan sebelumnya apabila telah berganti pov. Dikarenakan sang Author masih pemula jadi kalau ada kalimat yang gak jelas saya meminta maaf.

Serta cerita ini keluar dari otak busuk Author sendiri. Jika ada kesamaan alur, waktu, tempat kejadian di cerita ini. Saya mohon maaf.

Ket:

* Dialog yang bercetak miring berarti bicara di dalam hati.

* Dialog yang bercetak huruf kapital berarti sedang berteriak.

Walaupun bahasa dan penulisan masih kacau

serta tidak mengikuti EYD

Tapi…

Baca sampai selesai ya!

SELAMAT MEMBACA! T(^_^)T

Chapter 1: Pandangan pertama

Cerita ini berawal dari sebuah sekolah yang ternama di Konoha. Konoha High School namanya. Banyak yang mendaftar masuk ke KHS tetapi hanya orang–orang yang terpilihlah yang sanggup menghadapi semua tes, baik tes tertulis maupun tes lisan.

"Baiklah, semua soal dan lembar jawaban sudah dibagikan. Mulai dari hitungan 3…2…" terputusnya hitungan Ketua Pengawas tes tertulis ruang 51 akibat gebrakan pintu dari seorang pemuda berambut pirang.

"Tunggu sebentar, Pak!" kata pemuda pirang itu sembari berlari dan mengambil soal dan lembar jawaban di meja pengawas. Lalu duduk dengan tenang ditempatnya seperti tidak punya dosa.

"Silahkan lanjutkan, Pak!".

"Hei kamu, nomor 1523, Uzumaki Naruto kan?" menunjuk-nunjuk pemuda pirang itu dengan emosi.

"Iya Pak, saya Uzumaki Naruto. Kenapa ya pak? Oh…saya tahu. Absen ya pak? Hadir kok pak" seperti angin lewat Naruto bicara ngelantur mengabaikan raut muka para pengawas dengan nafsu membunuh yang menggebu-gebu.

"ABSEN-ABSEN KEPALAMU PEYANG!SEKARANG JUGA KAMU KELUAR DARI RUANGAN INI DAN CARI SEKOLAH LAIN!" berteriak dengan emosi yang meluap-luap.

"Tapi pak! Sekarang kan masih jam setengah tujuh. Nih, kalau tidak percaya, lihat saja sendiri" Naruto mengulurkan tangannya untuk memperlihatkan jam rusaknya.

"Huh...jam ini sudah rusak!" kata seorang pemuda dingin ber-style pantat ayam. Ya...sebut saja Uchiha Sasuke.

"Gleekk…" Naruto menelan air ludahnya saat ia mendengar kalimat yang mematikan itu dan dengan nada memelas dan manja ia memohon kepada salah satu pengawas diruang itu "Bapak...tolonglah beri kesempatan padaku sekali lagi…ya pak, please…. Oh ya, rambut silver bapak bagus…, boleh ya pak, saya ikut tes. Ku mohon" dengan posisi merapatkan telapak tangannya satu sama lain dan mengedip-ngedipkan matanya berulang kali mencoba untuk meluluhkan hatisalah satu pengawas tes. Dan beruntungnya pengawas tersebut seorang MAHO… XD (panggil saja Hatake Kakashi) dan dengan genitnya Kakashi mencolek pipi Naruto.

"Amboy...kamu manis deh, Naruto. Silahkan duduk Naruto, ya kan Ketua? Hahahaha… amboy…"

Serempak semua anak-anak yang mengikuti tes diruang itu tertawa terpingkal-pingkal bahkan ada yang berguling-guling.

"DIAM!" bentakkan dari Ketua Pengawas Ruang 51 yakni Jiraiya langsung membuat semuanya mingkem bahkan Naruto dibuatnya ngeri. Jiraiya pun berdiri dan berkumandang "Dengar semuanya!. Kita akan memberikan dia! Sang Uzumaki Naruto kesempatan. Apabila dia tidak berhasil masuk ke sekolah ini. Maka dia akan kita permalukan di depan umum karena dia telah beraninya semena-mena di sekolah ini. Bagaimana? SETUJU!"

"SETUJU…"kompak anak-anak tersebut memberikan pendapat yang sama.

"Baik...akan ku buktikan pada kalian semua bahwa" berpindah posisi ke hadapan Jiraiya dengan tatapan menantang "AKU! Pasti bisa masuk ke sekolah ini! Lihat saja nanti!"sang Naruto menyunggingkan senyuman khasnya.

"3...2...1...MULAI!" Jiraiya mengulangi hitungannya dengan tiba-tiba.

"Aishh…ternyata sudah rame. Padahal aku kan sudah bangun pagi-pagi" Naruto berlari ke tempat pengumuman peserta yang berhasil lulus tes tertulis di KHS yang terpajang di koridor sekolah. "Permisi… Naruto mau lewat. Permisi-permisi…" setelah berusaha Naruto sudah bisa melihat nama-nama peserta yang lulus walaupun berdesak-desakan. "1523...Uzumaki Naruto, mana?" tanyanya dalam hati sambil mencari namanya di depan pengumuman yang dapat membuat orang tak bisa bernapas. "Hmmm...Uzu. Aduh! Jangan dorong-dorong dong! Gantian napa?. Cari lagi, hmm…Uzumaki Karin, bukan. Bawah lagi. Uzumaki Nagato, bukan. Hmm... ini dia satu lagi Uzumaki,terus ke kanan dan… Naruto! nomor 1523 dan berada diurutan ke-40. Hahahaha aku berhasil…!"

"Kalau sudah selesai, minggir dong!"

"Hehehe...gomen-gomen"

"Huuuuuuuuuuuuuuu"

"Sudah kubuktikan kan? Aku bisa masuk ke sekolah ini. Tanpa tantangan itu pun aku pasti bisa. Jika aku bertemu dengan Ketua Pengawas itu akan aku beri pelajaran dia, dasar pria tengik. Huh. Lihat saja nanti!"omelan Naruto didalam hati dengan sumringah.

Setelah Naruto keluar dari kerumunan yang sesak itu. Naruto dihadapkan dengan dua pilihan yakni yang berhasil masuk ke pintu sebelah kanan dan yang tidak berhasil masuk ke pintu sebelah kiri. Tapi Naruto tidak ambil pusing dia segera melangkahkan kakinya ke pintu sebelah kanan dan berhenti di depan pintu itu. "Besok, aku akan tes lisan (wawancara). Jadi, hari ini akan aku akhiri."

"Nomor 1523, Uzumaki Naruto. Silahkan masuk" panggil Shizune dengan ramah (Asisten Kepsek).

"Baik" jawab Naruto. Naruto masuk dan dipersilahkan duduk oleh Tsunade selaku Kepsek KHS.

"Rupanya kau bisa lulus juga dari tes itu Naruto" kata Jiraiya (Wakil Kepsek)

"Jangan remehkan aku" dengan senyum kemenangan dari seorang Naruto.

"Apa bisa kita lanjutkan?" kata Tsunade yang mencoba untuk menghentikan tingkah kedua pria itu. "Jiraiya, anak ini mirip denganmu!"

Satu-persatu pertanyaan dilontarkan, dan semuanya berhasil dijawab oleh Naruto dengan semangat apinya. Tetapi hanya satu pertanyaan terakhir yang membuat Naruto bungkam dan tak bisa mengelak.

"Kami ingin bertemu dengan orangtuamu?" tanya Tsunade sekali lagi. "Bagaimana Naruto? JAWABLAH JANGAN HANYA DIAM DENGAN WAJAH MURUNG SEPERTI ITU!"

"Tidak bisa" Naruto angkat bicara walaupun dengan suara agak serak seperti orang yang sedang menangis.

"Kenapa? Apa kau takut?" tantang Jiraiya sekali lagi.

"Tidak, aku tidak takut. Hanya saja" Naruto memutuskan kalimatnya dan diteruskannya kembali setelah menyeka kembali matanya. "Hanya saja mereka sudah meninggal dunia. Dan jika kalian ingin bertemu dengan keluargaku yang lain. Itu juga tidak bisa, karena aku hanya sebatang kara"

"Hahahaha… kau mau mencoba menipu kami. Karena kau takut orang tuamu akan datang kemari dan mengetahui kejadiaan saat tes tertulis kemarin, ya?" elak Jiraiya dari pernyataan Naruto.

"AKU TIDAK BERBOHONG. ORANG TUAKU MEMANG SUDAH MENINGGAL. TERSERAH KALIAN MAU PERCAYA ATAU TIDAK! KALAU KALIAN JUGA MASIH TIDAK PERCAYA! TEMUI SAJA MEREKA DI KUBURAN! Terimakasih atas wawancara kali ini!. Saya permisi!" Naruto segera berdiri dan membungkuk (saat berterimakasih). Lalu berjalan ke pintu keluar.

"Tolong jangan pulang dulu dan silahkan menung-gu di tempat yang tadi" kata Shizune mengingatkan.

"…" Naruto hanya merunduk dalam diam.

Sambil menunggu waktu untuk pulang. Naruto memutar kembali kaset memori otaknya. "Orang tua? Mengapa mereka meninggalkanku saat aku sedang membutuhkan mereka?. Dunia ini memang kejam." hal itulah yang selalu memenuhi otaknya hingga kini. Lalu terdengar samar-samar namun merdu. Dan semakin lama semakin jelas nyanyian dari seorang gadis cantik duduk tak jauh dari tempat Naruto kini. Suara itu membuat Naruto kembali bersemangat.

Kimi to onaji mirai wo

Zutto issho ni mite itai

Onaji hoshi wo onaji basho de

Mitsumete iyou yo

Kimi no egaku mirai ni

Watashi wa iru no kana

Onaji sora wo onaji omoi de

Miagete itai yo

"Sungguh indah…, bahkan jantungku berdegup kencang. Aku tak pernah merasakan ketenangan ini. Kira-kira siapa gadis ini. Dari penampilannya sepertinya dia dan keluarga Hyuuga"gumam Naruto dalam hati. Namun lamunsn Naruto buyar saat gadis itu masuk ke ruang wawancara yang tadi Naruto masuki. "Aishh… aku harus menunggu sampai kapan? Kapan aku bisa pulang?"

Permintaan Naruto terkabul. Terdengar dari speaker KHS. "Perhatian-perhatian! Bagi para peserta. Pengumuman diterima atau tidak diterimanya menjadi murid baru di Konoha High School akan diumumkan malam ini di blog kami konoha_ .id. Dan kepada peserta yang sudah wawancara dipersilahkan pulang. Atas perhatiannya saya ucapkan terimakasih."

"Yes… aku diterima masuk ke KHS. Hmm…dikelas 10-2, kelas unggulan kedua di KHS. Tak apalah yang penting...AKU DITERIMA…!" teriak Naruto di akhir kalimatnya.

"Hei jangan ribut, ini sudah malam waktunya tidur!" terdengar gerutuan dari apartemen di sebelah Naruto.

"Gomen-gomen, sekali lagi saya minta maaf" Naruto pun bergerak ke kasurnya dan merebahkan tubuhnya yang sudah terasa pegal-pegal

Keesokan harinya di kelas 10-2.

"Selamat pagi anak-anak" sapa seorang guru.

"Pagi Pak"

"Selamat datang di Konoha High School. Disini bapak bertugas sebagai wali kelas kalian. Pertama-tama bapak akan memperkenalkan diri bapak setelah itu kalian perkenalkan diri kalian masing-masing. Jelas?"

"Jelas Pak"

"Baiklah… nama bapak Iruka. Disini saya mengajarkan pelajaran Fisika. Dan sekarang giliran kalian. Hmm… mulai dari kamu!"

Satu-persatu siswa dikelas itu memperkenalkan diri tinggal giliran Naruto dan gadis di seberang mejanya. Tanpa diperintah jantung Naruto berdetak lebih kencang dari biasanya bila ia menatap gadis itu. Naruto berdiri dan membungkuk sambil menyebutkan namanya.

"Halo…nama saya Hyuuga Hinata. Salam kenal" berdiri dan membungkukkan badannya.

"Oh… namanya Hyuuga Hinata. Namamu sangat indah seindah wajahnya yang putih mulus tanpa jerawat"decak kagum Naruto yang ia utarakan pada hati kecilnya.

"Untung saja ada ramen di sekolah mewah seperti ini. Slurrp…. Pak tambah satu lagi!" kata Naruto.

"Perut karet"

"Eh?" Naruto heran sejak kapan seorang pemuda dingin duduk di depannya sambil meminum jus tomat kesukaannya.

Pemuda itu menatap mangkok di samping Naruto yang mengisaratkan bahwa itu kebanyakan. Walaupun pemuda itu hanya diam tetapi Naruto mampu meresponnya dengan cengiran khasnya.

"Hehehehe…"

"…"

"Cih! Sombong sekali sibrengsek ini"gerutu Naruto. "Eh?…sepertinya aku pernah melihatmu. Tapi dimana ya? Oh ya… aku ingat! kamu yang sebangku denganku waktu tes itu kan? dan kalau tidak salah kamu juga sekelas denganku, ya kan Uchiha?" Naruto mencoba akrab dengan Sasuke sebagai teman.

"Berisik" Sasuke bangkit dari kursinya dan pergi meninggalkan Naruto.

"Hei… tung" Naruto terpaksa menghentikan kalimatnya saat ia melihat seorang gadis yang membuat jantungnya berdetak kencang sedang duduk diseberang mejanya. "Hi-Hinata…" karena terkejutnya Naruto tidak menyadari ramennya telah datang.

"Nak…nak…"

"Oh ya pak, arigatou"

"(^_^)"

Di balik kamar bercat orange sepasang bola mata safir menatap langit-langit kamarnya. Pemilik mata itu sedang memikirkan seorang gadis pujaannya yang entah berada dimana?. Akhir-akhir ini Naruto sering memikirkan gadis itu. Ia sering melamun dan senyum-senyum sendiri bahkan detak jantungnya lebih semangat dari biasanya. "Hinata…."Sambil mengacak-ngacak rambutnya Naruto berteriak "TIDUR DULU NARUTO! BESOK BISA KETEMU DI SEKOLAH!" tidak lama kemudian "AHH… aku tidak bisa tidur siang kalau begini caranya! Lebih baik aku makan ramen saja"

Beralih ke sebuah kamar berukuran 7x7 m yang ditempati oleh seorang gadis cantik dari keluarga Hyuuga. Uniknya dari kamar ini adalah dari warnanya. Seluruh penak-pernik yang ada dikamar ini berwarna lavender, bahkan tercium aroma lavender yang sangat segar jika memasuki kamar ini.

Nee kikoe masuka?

Sora wa hate shi…

"Halo, ini siapa ya?" tanya Hinata lembut

"Hmm…ini aku Haruno Sakura yang duduk tepat di depanmu. Maaf kalau aku mengganggu"

"Tidak apa-apa. Ada perlu apa Sakura menelponku?"

"Sebenarnya bukan sesuatu yang penting"

"Tidak apa bicarakan saja"

"Begini…rumahmu bersebelahan dengan rumah Uchiha Sasuke kan? Jadi apa aku boleh berkunjung ke rumahmu sekali-kali, Hinata?"

"Walaupun tujuanmu untuk melihat cowok sombong itu, dengan senang hati ku bukakan pintu untuk mu, Sakura"

"Arigatou Hinata. Hmm… bagaimana kalau kita ajak Ino dan Tenten?"

"Apa mereka sekelas dengan kita?"

"Kalau Ino memang sekelas dengan kita, dia duduk di sebelah kiriku tepatnya didepannya pemuda yang mengacau di tes waktu itu, ingat tidak?"

"Ingat" jawab Hinata blushing

"Tapi kalau Tenten di kelas 10-1. Mereka berdua adalah sahabatku. Apa mereka boleh kita ajak?"

"Ajak saja" jawab Hinata ramah.

"Ok. Hmm… Hinata sudah dulu ya, dah…"

"Dah…" Hinata menutup telpon dan mengembalikan handphonenya ke tempat semula. "Apa sih bagusnya si pantat ayam itu? Kenapa banyak yang suka sama dia? nggak ada menarik-menariknya pula. udah playboy, sok keren, sombong, dingin lagi. Sasuke itu digila-gilain oleh cewek-cewek karena tampangnya yang lumayan aja. Hah… Lebih baik cari yang lain aja Sakura!" kata Hinata mengingatkan walaupun orangnya tak ada.

P.S: di kelas Hinata dkk, bahkan semua kelas di KHS. Siswa-siswinya duduk sendiri-sendiri.