ROCKIN HEAVEN
TEENS PREMIERE LOVE BEAT
Sakai Mayu / SexyBabyWolf
Luhan yang bahagia karena sudah menjadi siswa high school dan pindah ke Korea berniat membuat masa high schoolnya indah dan berharap bisa menemukan namja idamannya. Namun begitu sampai sekolah,ia terkejut. Semuanya namja. Bisakah Luhan bertahan? Warning: GS, OOC, OTP12, crack pair slight. Hunhan, Chanbaek, slight Hunrene, Krishan couple lain menyusul. Yang gak suka monggo diclose saja. Yang mau review silahkan dengan bahasa yang pantas dan yang gak mau review juga gpp. This fanfiction is special for "HUNHAN BUBBLE TEA COUPLE EVENT". Sebuah remake dari komik berjudul sama karangan Sakai Mayu. Karena remake jadi gak akan sama 100% seperti yang ada didalam komik. Aku sih gak mau ketinggalan, hanya lagi belum dapat wangsit aja. #Sehun hanya milik Luhan dan author Cuma pinjem bentar aja! Balikinnya nanti saja kalau autor udah bosan, keke. Happy read.
Part 1 (ENDLESS MARCH)
"Di tempat itu aku bertemu dirimu"
Author POV
Pagi yang tenang, Luhan tengah bersiap untuk pergi kesekolah barunya.
"Luhan, mau sampai kapan kau siap – siap?! Nanti terlambat!" mamanya berteriak didepan pintu kamarnya.
"Mama, chakamman! Ottae? Aku terlihat cantikkan dengan seragam ini?" ucap Luhan semangat. Namun melihat raut muka mamanya yang masam, ia sedikit takut.
"Kenapa wajah mama jadi menakutkan?"
"Karena seragam yang kau pakai hanya ada disekolah itu, Lu! Lagian, kau mau fashion show musim semi, eoh?" mamanya denagn cerewet menceramahinya.
"Oh, Luhanie ini buatmu! Hadiah dari baba dan mama karena kamu masuk sekolah baru! Igo!" ucap babanya sambil menyodorkan sepasang sepatu baru pada Luhan.
"I...igo! Sepatu yang kuinginkan bukan?! Jinjjayo?!" ucapnya kegirangan.
"Makanya cepat berangkat ke sekolah sana!" omel mamanya.
Luhan POV
Aku sudah 4 bulan tinggal dirumah baruku, tapi ... Mulai hari ini aku jadi murid baru kelas 1 di Neul Paran High School. Fighting!
"1 G, eodiseo?!" dengan semangat aku celingak – celinguk mencari tempat yang akan menjadi kelasku belajar.
Ding Dong Ding Dong
"Untuk para siswa baru silakan masuk ke kelas masing – masing!" dengan senyum penuh semangat aku memasuki gedung itu satu persatu.
"Suasananya sangat berbeda dengan Junior High School!" gumamku pelan.
"Igo yeojaya, nuguya?" ngg? Waeyo? Kenapa semuanya melihat kearahku? Apa mungkin karena seragam ini? Aku jadi senyam – senyum sendiri.
"Aku rasa bukan!"
"Aaak, jwesonghamnida! Aku kaget! Aku kira tidak ada yeoja selain aku!" aku membungkuk minta maaf.
"Neon, siswa kelas G juga?" tanya yeoja itu ramah.
"Ne, Xi Luhan imnida! Bangapseumnida!" dia tersenyum.
"Byun Baekhyun imnida, bangapta!"
"Assa, bagaimana jika kita kekelas bersama, Baekhyun-ssi!?" dia mengangguk dan kami berjalan beriringan menuju kelas. Saat kami membuka pintu,
'Kenapa semuanya namja?' batinku
"Yeoja"
"Igoo.."
"Yeoja"
"Yeojaaaaaa"
"Kyaaaaaaaaaa" aku berteriak sejadinya. Menutup pintu itu dengan segera dan menahannya.
"I... igo kelasnya ... namja semua?" ucapku khawatir.
"Kau, neo mollaso? Sekolah inikan sampai tahun kemarin sekolah khusus namja?!" Mwoyaaa?!
"Hajiman, mulai tahun ini sekolah ini jadi sekolah campuran dengan perbandingan 1 : 5! Khususnya kelas Sains, perbandingan namja dengan yeojanya 15 : 1 !" jelas Baekhyun.
"Ah, jeongmalyo? Jadi, murid yeojanya Cuma kita berdua?" ucapku sarkatis.
"Wah, ige mwoya? Kau, murid kelas ini juga?" seorang namja muncul dengan menenteng tasnya.
'kyeopta! Namja itu tampan sekali!' batinku.
"Ternyata ada juga yeoja yang masuk ke kelas ini!" ucapnya cool.
'kyaaa, seperti artis! Aku sama sekali tidak percaya, ternyata disini ada namja setampan ini!'
"Hehe, nde! Kita sekelas! Salam kenal!" ucapku tersenyum untuk menutupi kegugupanku.
"Salam kenal juga!" dia mendekat dan mengecup puncak kepalaku dengan lembut. Aku mematung menerima perlakuannya. Sedetik kemudian aku membuka mulutku lebar – lebar.
'Ini tidak mungkin! Tidak mungkin dia bertingkah seperti itu pada murid baru sepertiku!'
"Sehun-aah kelas kita sekarang ada yeojanya loh!" seloroh salah satu namja yang ada dikelas tadi.
"Spertinya dia bos dikelas ini!" celetuk Baekhyun
"B ... bos?!"
"Dia adalah anak kepala sekolah disini! Oh Sehun! Makanya tidak ada yang berani dengannya, bahkan anak kelas 3 tidak ada yang berani! Tepatnya ... Dia adalah bos dari gank disekolah ini!"jelas Baekhyun.
"Sepertinya kamu tahu banyak, Baekhyun-ssi!"
"Jangan memanggilku seformal itu! Kitakan satu kelas, arraseo!"
"Ne!"
"Aku paling suka model – model berkelas tinggi, makanya kupikir sekolah ini punya barang bagus!" jelasnya.
"Maksudmu barang apa?" aku penasaran, barang apa yang Baekhyun maksud?
"Eh, ani! Maksudku itu ... "aku hanya melongo dan terkejut dengan yang Baekhyun katakan.
HOME
"Ini dia masterpiece kita!" ejek mama saat aku keluar dari kamar mandi.
"Mama, jangan tertawa! Mama benar – benar tidak berperasaan! Padahal aku sudah mati – matian merubah penampilanku!" ucapku membela diri. Mama memang suka jail dan selalu mengejekku.
"Gwenchana, semua akan baik – baik saja, arraseo!"
"Nae mama arraseo! Mama, jangan minum bir terus!"
"Ini karena hari ini pertama kamu masuk sekolah!" balas mama. Aku terdiam, mengingat kejadian disekolah hari ini.
"Mmmhh, kalau itu sih ... Nan ... " ada banyak hal yang mengejutkan tentang Baekhyun, dia adalah no. 1 apalagi saat melihat Sehun. Dia sangat tampan, dan masih banyak lagi.
"Waeyo? Apa kau tidak mau pergi ke sekolah itu?" aku terdiam, tiba – tiba mama mendatangiku.
"Pinjam seragammu! Biar mama yang pergi sekolah!" aku melongo.
"Yaak, shireo! Mama, micheoyo!" aku mendengus dan pergi ke kamarku.
NEXT DAY
'Apa aku bisa? Aku harus bilang apa?' kelas benar – benar berisik dan aku tidak bisa berkonsentrasi sedikitpun. Aku tidak terbiasa dengan suasana seperti ini. Kenapa aku bisa masuk ke sekolah seperti ini?
"Kalian bisa diam tidak sih?" bentakku.
"Ah, Luhan! Kamu terkenal yah waktu Junior High School?!" ucap salah satu teman sekelasku.
"Mwo?" seenaknya saja dia bicara. Padahal dia tidak tahu apa – apa.
"Ne ... Songsaengnim ... "
"Songsaengnim, kami punya pertanyaan! Bolehkah saya bertanya?" aku menoleh pada mereka.
"Ne, pertanyaan yang mana?" Suho, salah seorang teman Sehun menyerahkan lembaran soal pada songsaengnim.
"Igo, songsaengnim!"
"Jika songsaengnim dalam satu menit tidak bisa pertanyaan yang saya buat, lebih baik songsaengnim pulang saja!" Chen berucap lantang.
"I ... igo!" kulihat songsaengnim diam menghadap papan tulis. Bagaimana bisa mereka bertindak seperti ini pada songsaengnim yang seharusnya mereka hormati?
"Waktunya sudah habis!" Chanyeol menyahut pertama kali dengan senyuman lebar.
"Pulang!" Kai membalasnya dengan sumringah.
"Pulang!" seluruh siswa berteriak menyuruh songsaengnim pulang.
"Yaa, kalian! Aku adalah songsaengnim kalian!" bentak songsaengnim marah.
Braaakk, kudengar meja berdecit karena ditendang.
"Pulang!" ucap Sehun dingin. Kenapa wajahnya berubah? Kemarin dia adalah orang yang suka dengan kedamaian.
"Huh!" songsaengnim pergi keluar kelas dengan geram.
"Hahahahaha, dia benar – benar pulang!" Chen kini menampakkan wajah troll andalannya sambil menatap pintu.
"Pertanyaan yang kubuat tidak mungkin akan selesai dalam waktu satu menit!" Suho kali ini tersenyum manis. Ck, kenapa semuanya terasa berbeda dengan kemarin?
"Sehun memang seram!" Kai menyahut sambil merangkul pundak Sehun.
"Belajar sendiri! Belajar sendiri!" dia, jadi dia yang sebenarnya seperti itu? Mengecewakan.
"Babo!" ucapku lirih. Mereka semua menoleh padaku.
"Jadi kalian senang dengan keadaan seperti ini?" Sehun menatapku tajam. Aku mulai sedikit takut dengannya.
"Hehehe" dia tertawa lirih dan menyeringai kearahku. Sementara kulihat Chen hendak menuju kearahku dengan wajah marah.
"Tunggu, Chen!" Sehun menahan temannya lalu berjalan menuju kearahku menggantikan Chen.
"Sepertinya kau mulai banyak bicara, eum? Kalau kau memang niat belajar, kenapa datang kesekolah ini? Apa mungkin kau berniat memperbaiki cara belajar sekolah ini? Kau ini sudah masuk ke sarang namja tahu, atau… kau memang sengaja datang untuk kami makan?" aku mendelik kaget dan menatapnya tak percaya. Aku benci smirk itu. aku benci ekspresinya yang seolah mengintimidasi sekaligus meremehkanku. Dia berbalik dan berjalan keluar.
"Sehun-aa, eodi?" Kai berteriak sambil membuntutinya.
"Lihat bunga!" sahut namja itu cuek.
"Ikuuut" sahut Chen mengikuti Sehun begitu juga dengan Chanyeol dan Suho.
"Kenapa dia begitu sih, menyebalkaaaaan" aku mnejerit frustasi sambil menelungkupkan wajahku ke meja.
"Dia nangis tuuh!" Chanyeol yang keluar paling akhir bicaradengan senyum idiotnya.
Author POV
Mereka berlima berjalan menuju kantin sambil bercanda.
"Dia semakin banyak bicara saja, bagaimana kalau kita kerjai?" Kai yang tepat berada dibelakang Sehun memberikan ide sementara Chen sudah mengangguk semangat.
"Karena dia yeoja, kita harus lebih sabar" Suho menyahut kalem.
"ottae, Sehun-aah?" Chanyeol kini gentian bertanya kearah Sehun.
"Terserah kalian saja!" Sehun menyahut dengan dingin. Sementara Chen dan Chanyeol sudah memasang wajah troll terbaik mereka.
Luhan memandang lokernya yang kosong dengan wajah bingung.
'Sepatu baruku,…' batinnya kesal.
"Waeyo?" Baekhyun yang berada di sampingnya memandang Luhan dengan penasaran.
"Ige, sepatu baruku tidak ada… ish, siapa yang berani mengambil sepatuku? Beraninya!"
"Kau yang babo Lu, ini akibatnya jika kau tidak patuh. Ini adalah salah satu reaksi dari mereka." Luhan menoleh pada Baekhyun.
'Jadi mereka diam seperti tadi karena merencanakan hal ini?'
"Aah, mian aku ada urusan!" ucap Luhan
"Aku tak bisa menunggu Lu!" Luhan mengangguk dan berlari.
Sementara itu ditepi kolam renang yang ada di sekolah, Chen sudah meletakkan sepatu baru Luhan diatas air. Begitu juga dengan Chanyeol yang menyuruh Chen untuk segera menjatuhkannya.
"Kalau ini basah, dia nangis tidak? Aku ingin lihat dia nangis!"Chen memasang wajah jahilnya.
"Chamkamann" teriakan melemgking Luhan membuat mereka kaget dan hampir saja Chen ikut masuk ke dalam kolam jika saja Suho tak menariknya ke belakang.
"Ka .lian .semua .namja .usil. Jadi kalian yang menyembunyikan sepatuku?" Luhan datang dengan nafas tersenggal dan juga penekanan disetiap kata – katanya.
"Kau pikir dengan begini aku akan simpati dengan kalian dan menuruti perkataan kalian? Tidak, kalian dengar?" Luhan sudah emosi tingkat tinggi dan hendak menerjang Chen yang kebetulan membawa sepatunya. Namun dengan tanggap Suho menahannya.
"Hentikan, kubilang hentikan!"
"Kalau kau mau menurut pada apa yang kami bilang, maka aku kana mengembalikannya" ucap Chen santai sementara Luhan sedah seperti rusa ngamuk saat ini.
'3 tahun? Tidak akan. Aku tisak akan pernah mau menuruti kalian. Aku tidak ma uterus seperti ini'
"Kembalikan! Jangan mentang – mentang orang tua kalian pemilik sekolah ini kalian jadi bertingkah seenaknya!" Luhan berteriak dengan kencang dan membuat namja dengan kulit pucat itu menatapnya geram. Ia merampas sepatu Luhan dari tangan Chen dan melemparkannya ke kolam renang. Luhan hyanya tertegun melihat wajah Sehun.
"Dengan begini kau tidak bisa pulang kerumah. Kau tahu, kau sudha terlalu melebihi batas. Jadi, kalau kau mengerti mulai besok kau harus menurut rusa manis!" Luhan hanya diam namun sedetik kemudian wajahnya mengeras dan ia berjalan menuju ke kola renang sambil membuka blazernya.
"ish, dasar usil! Menyebalkan!" umpat Luhan lirih sambil melonggarkan dasinya.
"Yaa, sebenarnya kau mau apa?" Suho yang sedikit khawatir berteriak pada Luhan.
"Aku mau…. Buka baju!" ucap Luhan dengan tampang garang.
"Yaa, apa yang kau pikirkan? Bodoh! Sudahlah menyerah saja!" Sehun berteriak spontan.
"Shireo, maldo andwae!" Luhan benar – benar melepas kemejanya hingga meninggalkan kaos tipis yang membungkus tubuhnya. Sementara keempat namja lain sibuk menyemangati Luhan agar membuka bajunya.
"Diam bodoh!" Sehun membentak keempat temannya dan menarik tangan Luhan agar ia mau membatalkan niatnya.
"Hentikan!"
"Ani, lepaskan aku! Lepaskan!" teriakan Luhan membuat Sehun diam dan melepaskan tangan Luhan tanpa sadar dan salahkan luhan yang juga tengah menarik tangannya.
"Aa, andw…" Luhan tercebur kedalam kolam dan Sehun yang menatapnya terkejut. Keempat namja lainnya hanya bisa berteriak heboh.
"Kenapa mereka belum keluar juga?" Suho panic sendiri.
"Hun… Oh Se…" ucapan Chanyeol terpotong oleh Sehun yang menggendong Luhan keatas.
"Gwenchana?" Chen menyahut
"Gwenchanayo?" Kai ikut mengerubingi mereka.
"Uhuuk" luhan terbatuk sambil menutup mulut dan hidungnya.
"Hey, gwenchana?" suara Sehun mengalun dengan cemas dan tepat saat itu juga Luhan membalas tatapan mata Sehun. Mereka berdua tertegun sejenak sebelum…
"Kyaa, mau apa kaau!" Luhan berteriak sambil memukul kasar tubuh Sehun yang memangkunya.
"Cih, aku ikut jatuh juga bodoh! Ck, basah lagi" Luhan tertegun memandang Sehun yang juga mlepas seragam sekolahnya yang basah.
'Andwe, maldo andwe. Apa tadi dia menolongku? Aku…'
"…Tidak akan menyerah! Aku pasti bisa melewatkan kelas dengan nyaman" teriak Luhan membuat kelima namja itu menoleh.
"Kalau begitu, selamat berjuang, rusa manis!" Sehun menyeringai lalu meninggalkan kolam renang.
'Neul Paran high school, kelas 1 G. Ditempat yang bagaikan neraka ini, akan kuubah menjadi surga' Luhan tersenyum dan mengedarkan pandangan hingga menemukan onggokan basah ditepi kolam.
"Ish, sepatu baruku basah deh! Aku pasti akan dibunuh mama!" ucap Luhan lirih lalu memungut sepatunya.
TBC
