JUNG YUNHO POV

Aku memperhatikannya. Kim Jaejoong. Yeoja itu sedang asyik dengan buku di depannya. Rambutnya yang panjang sebahu dia main-mainkan dengan ujung jarinya yang lentik itu. Doe eyes nya yang indah sesekali mengerjap. Latar belakang sinar matahari yang masuk melewati jendela di sampingnya menambah indahnya pemandangan sore ini.

Kim Jaejoong. Selain cantik, tinggi, dia juga pintar. Dia adalah yeoja penerima beasiswa tahun ke-2, yang paling cantik di Toho University. Tubuhnya sangat proporsional, aku heran kenapa dia tidak berakhir menjadi model. Dia tinggal sendiri di sebuah apartemen dekat kampus. Orang tuanya meninggal dalam kecelakaan pesawat 3 tahun yang lalu ketika hendak menghadiri pertemuan ilmiah di Jepang. Meninggalkan Jaejoong yang saat itu masih duduk di bangku SMA dengan sedikit uang tanpa sanak saudara satu orang pun karena kedua orang tua Jaejoong adalah anak tunggal, sedangkan kedua haraboji dan halmoni nya sudah lama meninggal.

Sejak saat itu, Jaejoong belajar mandiri, bekerja part-time di sebuah kafe dekat kampus untuk biaya sehari-hari. Jika saja dia tidak introvert dan terkesan dingin terhadap namja, pasti sudah banyak namja yang menyatakan cinta padanya. Aku dapat melihatnya dari tatapan para namja yang mungkin mempunyai niat yang sama denganku, menghabiskan waktu di perpustakaan demi melihat Jaejoong. Setiap hari, Jaejoong akan menghabiskan waktunya di perpustakaan ini sampai jam 3 sore sebelum ia berangkat kerja part-time, seperti sore ini.

"Hei Yunho!" aku menoleh ke arah suara panggilan.

"Yoochun-ah.." ucapku malas.

"Hahaa.. mian sudah menggangu aktivitasmu memandangi Jaejoong.. ck.. kenapa tidak kau hampiri saja sih?" kekeh Yoochun, sahabatku.

"Memangnya dia mau sama namja biasa sepertiku ini?" ujarku yang langsung dibalas jitakan oleh Yoochun.

"Ishhh… itu kan pilihanmu sendiri, siapa yang menyuruhmu berdandan seperti itu? Aku yakin lebih banyak yang akan menyukaimu jika kau berdandan seperti biasanya.. dandananmu seperti ini saja sudah banyak yang menyukaimu. Bahkan mungkin mereka akan histeris kalau tahu siapa kau"

"Ya! Kau kan tahu sendiri pekerjaanku seperti apa? Aku tidak mau di DO, aku tinggal menunggu wisuda 3 bulan lagi, kau tahu?"

"Nde.. ndee.. terserahmu lah.. Ah! Itu Junsu! Aku kesana dulu ya.. bye!" ujar Yoochun sambil berlari menghampiri Junsu, yeojachingunya.

Heran? Tentu saja. Aku belum memperkenalkan diriku pada kalian, bukan? Namaku Jung Yunho atau kalian mungkin lebih mengenal U-Know. Apa? Kalian merasa pernah mendengar namaku? Hahaha. Kalian benar sekali. Aku memang U-Know yang itu. U-Know yang terkenal sebagai model hot saat ini. Hot? Ya, itu bukan sekedar arti harfiah. Aku memang melakukan adegan-adegan hot untuk majalah-majalah dewasa. Tapi hal itu bukan hal yang pantas diumbar jika engkau ingin lulus kuliah dengan selamat di salah satu universitas terkenal, bukan? Bisa-bisa aku di DO karena dituduh menyebarkan hal buruk di lingkungan universitas walaupun saat ini aku terancam mendapatkan award sebagai mahasiswa berprestasi pada wisuda nanti, hehe. Hei, walaupun model, aku juga punya otak, kau tahu? Hanya Yoochun yang tahu siapa sebenarnya aku, karena dia adalah sahabatku sejak aku duduk di bangku SMA.

Jadi, beginilah aku, berdandan mati-matian agar orang-orang tak mengenaliku. Mencoba untuk tak terlihat mencolok. Saat ini aku memakai celana katun dan kemeja biasa. Tidak, tidak aku kancingkan sampai atas, karena kalau aku terlalu culun, itu akan lebih menarik perhatian orang-orang. Aku hanya mencoba membaur bersama 20.000 mahasiswa di Toho University ini. Aku hanya sedikit menambahkan sedikit accesoris di wajahku. Alis palsu yang membuat alisku sedikit lebih tebal, tahi lalat kecil yang aku tambahkan di daguku, rambut yang kubiarkan saja tanpa sentuhan gel, serta kacamata. Tidak, wajahku tidak terlihat jelek, tapi lebih seperti wajah orang lain, aku sedikit bangga dengan ideku itu. Sebenarnya hanya satu kekhawatiranku, yaitu bibir hatiku yang tidak banyak orang memilikinya. Aku tidak menemukan cara untuk menutupinya.

Aku memulai pekerjaan ini karena ajakan hyung kandungku, Jung Siwon. Dia adalah seorang fotografer majalah dewasa yang terkenal. Awalnya, aku hanya menggantikan modelnya yang tiba-tiba sakit dengan iming-iming sebuah ninja Kawasaki yang saat itu aku inginkan. Saat itu aku bersedia dengan syarat posenya tidak terlalu vulgar, memakai nama samaranku U-Know, serta tidak boleh ada yang tahu kalau aku adalah adik kandung Siwon hyung. Hanya Kangin hyung, asisten Siwon hyung yang mengenalku sebagai adik Siwon hyung, karena dia adalah sahabat Siwon hyung sejak SMP yang sering main ke rumah kami. Kebetulan tema-nya memang bukan tema yang vulgar, jadi aku menyetujuinya.

Tidak disangka, aku malah mendapatkan award sebagai model pendatang baru karena ternyata majalah yang menampilkan aku – lebih tepatnya tubuhku di bagian covernya itu, laku keras. Dengan rayuan maut Siwon hyung, akhirnya aku benar-benar terjerumus di dunia itu. Bahkan, aku pernah melakukan adegan-adegan seks di depan kamera Siwon hyung. Tidak sampai juniorku masuk ke lubang mereka, selama ini aku hanya menggunakan jari-jariku. Banyak sekali model yeoja yang telah aku jamah tubuhnya, bahkan sampai diriku terlalu biasa menyentuh yeoja-yeoja itu. Akan tetapi, sampai saat ini, semua orang tidak tahu segala hal pribadi tentangku. Para wartawan tidak pernah berhasil mengorek keterangan tentang aku, nama asliku sekalipun. Aku berterima kasih pada Siwon hyung dan Kangin hyung mengenai hal itu. Teman-temanku di SMA? Mereka tidak akan menyangka teman mereka yang pernah menjadi murid teladan ini adalah si model hot U-Know. Oke, kecuali Yoochun.

"Hei Yunho! Sini!" kudengar Yoochun memanggilku. Aku tersentak dari lamunanku, menoleh ke arahnya yang saat ini sedang duduk di sebelah Junsu dan di depan… Kim Jaejoong.

"Sssstt…" aku mendengar suara-suara protes dari penghuni perpustakaan lainnya. Aku segera melototi Yoochun, dan segera menghampirinya seraya membungkuk meminta maaf. Aku mengambil tempat duduk di sebelah Jaejoong.

"Ya! Kau! Ini perpustakaan, tahu?" ucapku setengah berbisik.

"Mian.. mian.. aku hanya ingin membantu teman Junsu, Jaejoong-ah.. ini Yunho yang aku bilang akan menerima award pada wisuda nanti, kau bisa bertanya padanya. Ya! Yunho, tolong ajarkan Jaejoong, dia kesulitan dengan tugasnya.. kau mau kan?" ucapnya sambil tersenyum jahil padaku yang aku balas dengan deathglare-ku.

"Mianhaeyo Yunho sunbae.. aku tidak bermaksud merepotkanmu.. ta-" Jaejong berkata yang langsung dipotong oleh Yoochun.

"Tidak apa-apa Jaejoong-ah.. lagipula Yunho sedang tidak sibuk.. ya kan Yunho?" ujar Yoochun sambil menginjak kakiku di bawah meja.

"Ack!.. eh.. ndee.. aku sedang tidak sibuk kok, apa yang bisa kubantu?" senyumku pada Jaejoong dan melemparkan pandangan sebal kepada Yoochun.

"Oke kalau begitu, kami pergi dulu yaa.." ucap Yoochun sambil menggandeng lengan Junsu.

"Ndee oppa, gomawo.." kudengar Jaejoong menjawabnya. 'Mwo? Dia memanggil Yoochun oppa?' batiku tak terima.

"Sama-sama Jaejoong, ohya Yunho?" Aku menolehkan kepalaku lagi pada Yoochun.

"Ne.. wae?" ketusku.

"Jangan nakal yaa.. " ucap Yoochun mengedipkan satu matanya padaku lalu terkekeh sambil berlalu.

'Ya!Awas kau Yoochun!' batinku.

Itulah saat pertama kali dan satu-satunya sampai saat ini kesempatanku mengobrol dengan Jaejoong. Walaupun hanya masalah pelajaran, aku sudah senang sekali. Lagipula, sepertinya saat itu dia seperti menjaga jarak denganku dan tidak berniat mengobrol hal lain selain pelajaran. Hari berikutnya, Siwon hyung memanfaatkan waktu senggangku selama menunggu wisuda dengan segudang pekerjaan sehingga aku tidak bisa ke kampus dan nongkrong di perpustakaan seperti biasanya. Huh, sungguh menyebalkan!

###

Aku keluar dari ruang administrasi kampus. Menyelesaikan semua pembayaran serta mengambil perlengkapan wisuda yang akan kupakai seminggu lagi. Aku memandang berkeliling ke lapangan luas tepat di depan ruang administrasi. Menghela napas panjang. Aku akan merindukan suasana kampus ini, dimana aku bisa menjadi diriku sendiri, mempunyai teman yang tidak akan memandang statusku. Sudut mataku menangkap sosok orang yang aku rindukan 3 bulan ini, Kim Jaejoong. Ia berjalan menyebrangi lapangan, mendekat ke arahku, sepertinya dia akan ke ruang administrasi juga. Ah, dia semakin cantik saja..

"Yunho-yaaaaa.." aku tersentak, menolehkan kepalaku ke arah sumber suara.

"Siwon hyung? Apa yang kau lakukan disini?" tanyaku heran yang disambut jitakan Siwon hyung.

"Ya! Pabbo! Aku kan sudah bilang aku akan menjemputmu? Setelah ini kita akan melakukan pemotretan di studio baru"

"Oh? Hehe.. mian hyung.. aku lupa.."

"Eh? Siapa yeoja itu?" aku mengarahkan pandanganku ke arah yang dia maksud.

"Kim Jaejoong, dia mahasiswa disini.. wae hyung?"

"Dia cantik, tubuhnya… sempurna" ujar Siwon hyung yang berhasil membuatku menatap horror padanya. Dia benar-benar fotografer sejati, dia bisa berkata tubuh Jaejoong sempurna, padahal saat ini Jaejoong mengenakan kemeja panjang longgar yang tangannya ia gulung sampai bawah siku dan celana jeans yang tidak bisa dibilang ketat.

"Hyung! Apa yang kau pikirkan?" ujarku horror. Aku tahu apa yang dipikirkannya saat ini.

"Wae? Aku hanya berfikir betapa indahnya tubuhnya jika diabadikan oleh kameraku.." nah, tepat sekali dugaanku.

"Andwe.. kau tidak boleh melakukannya hyung.." ujarku tegas. Aku sangat khawatir. Siwon hyung akan melakukan segala cara demi mendapatkan hal yang diinginkannya. Jika tidak bisa secara baik-baik, ia akan melakukannya dengan paksaan. Bisa dibilang, hyungku itu semi-psycho.

"Wae? Eh? Jangan bilang kau… dia yeojachingumu?" dia menatapku tajam. Mungkin ia menangkap raut cemas dari wajahku.

"Bukan hyung, W-wae.. hyung?" ucapku hati-hati.

"Kau menyukainya" Jelas itu pernyataan, bukan pertanyaan.

"Hyung…" ujarku lemah.

"Haha.. kau ini mudah sekali ditebak, bagus kan? Kalau dia bersedia jadi modelku, aku akan memastikan kau yang akan jadi partnernya.."

"Andwe hyung.. jebal.." ucapku cemas.

"Tenang saja Yunho, hyung pasti berhasil membujuknya, kau tidak usah memikirkannya.."

"Hyung! Andwe! Kau tidak boleh menyentuhnya!" teriakku.

"Sudahlah Yunho.. ayo cepat kita berangkat. Aku tidak mau kita dibilang tidak professional karena terlambat beberapa menit.." ujarnya sambil meninggalkanku yang masih memasang wajah khawatir. Aku menatap Jaejoong yang semakin dekat ke arahku sekilas. 'Semoga kau bisa menjaga dirimu, Jaejoong..bogoshippo..' ucapku dalam hati seraya mengikuti langkah hyungku.

###

Aku berdiri memojok di aula besar ini. Tanganku menggenggam segelas wine yang sudah setengah jam ini isinya masih saja setengah gelas. Aku tidak terlalu menyukai pesta. Isinya hanya para penjilat yang berusaha mencari koneksi demi kepentingan dirinya sendiri, atau wanita-wanita matre yang akan melakukan apa saja demi mendapatkan popularitas. Jika bukan Siwon hyung yang mengancam akan menarik lagi mobil Porche-ku, aku tidak akan mau menghadiri pesta ini.

"Hei U-know.. jangan menekuk wajahmu seperti itu.. kau membuatku merasa bersalah, tahu?" ujar Siwon hyung. Aku memang menyuruhnya memanggilku U-know jika di acara seperti ini.

"Haha.. sudahlah Wonie.. kau ini memang keterlaluan, kau kan tahu kalau dia tidak suka acara seperti ini.." ujar Kibum noona, istri Siwon hyung. Satu orang lagi yang mengetahui diriku yang sebenarnya. Dia cantik, tubuhnya sempurna. Aku heran kenapa Kibum noona betah dengan hyung-ku yang notabene mempunyai penyakit pervert akut itu. Bahkan Siwon hyung pernah berhubungan seks dengan beberapa modelnya. Kibum noona tahu hal itu, dan ketika aku bertanya padanya dia menjawab 'Itu berbeda, Yunho, itu sekedar nafsu saja, aku yakin hyung-mu hanya mencintaiku'. Aku tidak percaya dia mengatakan itu! Sebaliknya, Siwon hyung sangat protektif terhadap Kibum noona. Dia tidak akan pernah mengizinkan Kibum noona menjadi model walaupun banyak agency yang mengincarnya. Menurutnya, tubuh sempurna Kibum noona itu hanya miliknya.

"Yunho.. cobalah untuk mencari yeoja.." tambah Kibum noona, berbisik padaku.

"Noona.. aku kan sudah pu-" ucapanku terpotong Siwon hyung.

"Sudahlah Bummie.. dia sudah punya yeoja yang disukainya.."

"Eh, nde? Jinjja? Kenapa kau tidak menceritakannya padaku? Siapa namanya? " ucap Kibum noona.

"Namanya Kim Jaejoong.. temannya di kampus.. " ucap Siwon hyung yang membuatku menatap tajam padanya.

"Waah.. kau sudah pernah bertemu dengannya Wonnie? Bagaimana orangnya?"

"Aku hanya pernah melihatnya saja, dia cantik, tapi lebih cantik dirimu kok Yeobo.." ujar Siwon hyung. Aku memutar bola mataku.

"Wonnie.. kau ini.."

"Aku berniat menjadikannya modelku, yeobo.. karena sepertinya uri dongsaeng tidak punya kesempatan untuk mendekatinya.. kau tidak keberatan kan?" ucapan Siwon hyung yang sukses membuatku membelalakkan mata ke arahnya.

"Hyung.. jangan bilang kau benar-benar serius dengan ucapanmu waktu itu?"

"Ya! Memangnya kapan aku pernah tidak serius? Aku sudah berusaha membujuknya, tapi yeoja itu selalu menolakku.. ah.. sayang sekali tubuh indahnya itu jika tidak dimanfaatkan…"

"Hyung.. jebal berhentilah.."

"Bukankah kau menyukainya?"

"Ne.. tapi-"

"Baiklah, itu sudah cukup.. tenang saja, aku akan mendapatkannya untukmu" ujarnya. Aku menatapnya ngeri. Aku bersumpah aku dapat melihat seringai liciknya. Sekarang aku benar-benar mengkhawatirkan Jaejoong. Aku teringat saat-saat dia mendekati Kibum noona yang saat itu adalah seorang model. Bisa dibilang, saat itu Siwon hyung memperkosa Kibum noona. Mengikatnya dan mengurungnya selama seminggu di dalam kamar. Memberikan keterangan kepada wartawan bahwa Kibum noona sedang berlibur. Aku bergidik sendiri mengingat hal itu. Aku benar-benar tidak habis fikir bagaimana Kibum noona akhirnya mencintai hyungku.

"Hyung… noona.." aku beralih menatap Kibum noona, meminta bantuan.

"Mianhae Yun.. aku tidak bisa berbuat apa-apa jika dia sudah seperti itu.. akupun tidak akan didengarnya.. kau kan tau dia itu… " Kibum noona tidak melanjutkan perkataannya. Ya, aku sudah tahu apa yang akan dikatakan Kibum noona. – semi psycho.

###

"U-Know.. tolong kau geser ke kiri sedikit.. aku tidak bisa mendapatkan ekspresi Sunny" ujar Kangin hyung. Aku bergeser ke kiri, sehingga Kangin hyung bisa mengambil ekspresi horny Sunny yang dihasilkan olehku.

"Oke, bagus begitu, coba masukkan jarimu lebih dalam.." Aku bukan hanya menambah dalam, tapi menambah jariku menjadi 4 dan memelintir nipple-nya yang berada dalam genggaman tanganku yang satunya. Dalam hal ini, aku memang sedikit sadis. Sepertinya semua keluargaku memang Semi-Psycho. Hahaha..

"Ssshhh.. aahh…" kudengar Sunny mendesah nikmat. Menghasilkan ekspresi yang membuat mata Kangin hyung berbinar-binar.

"Oke! Bagus sekali U-Know! Tahan sebentar.. Oke! Selesai untuk adegan ini. Kita istirahat dulu sampai makan siang.."

Aku langsung berdiri sambil mengancingkan jeans hitamku yang tadi sengaja dibiarkan terbuka untuk menambah kesan seksi, meninggalkan Sunny yang masih terengah-engah di ranjang buatan di tengah-tengah studio yang memang di setting seperti itu. Dalam adegan ini, hanya yeojanya saja yang naked, dan aku lebih suka begitu. Aku tidak berusaha mencari kemejaku yang tadi kulepas, menampilkan tubuhku yang six packs ini. Aku sudah biasa topless di studio, lagipula, aku akan jarang mengenakan baju saat pemrotetan.. hehe..

Saat ini aku sedang berada di studio hyungku, sejak tadi aku sudah melakukan pemrotetan untuk 2 majalah yang berbeda. Akan tetapi, sampai saat ini aku masih saja belum menemukan Siwon hyung. Aku menghampiri Kangin hyung yang sibuk melihat-lihat hasil kerjanya bersama kru-nya..

"Kangin hyung.."

"Hei U-Know.. kerjamu bagus, seperti biasa, kau selalu kasar ya? Sunny sampai kau buat seperti itu.." ujarnya sambil mengarahkan dagunya ke Sunny yang masih terbaring di ranjang. Kulihat manajer Sunny sudah menghampirinya di ranjang seraya membawakannya bathrobe.

"Hahaa.. mungkin itu memang style-ku hyung" ujarku, nyengir.

"Ckckck.. kau ini.. tapi mungkin hal itu yang membuat model-model itu ingin ber-partner denganmu.. mungkin mereka merasa 'puas' hahaha.."

"Aisshh hyung.. ngomong-ngomong aku tidak melihat Siwon hyung hari ini? Kemana dia?"

"Tidak tahu, tadi dia hanya mengatakan bahwa dia ada sesuatu yang harus dikerjakan sehingga dia baru akan ke studio setelah makan siang"

"Oh okay, gomawo hyung.."

"Okay.." aku lalu kembali ke tempat dudukku, ah, sebaiknya aku mandi dulu sebelum pemrotetan selanjutnya. Pekerjaan ini sungguh melelahkan, dalam sehari aku bisa mandi sampai 5 kali!

Setelah mandi, aku segera mengambil jatah makan siangku dan mendudukkan diriku di samping Kangin hyung yang sedang menyantap makan siangnya masih menatap layar di depannya yang menunjukkan karyanya hari ini.

"Yo, U-Know, Siwon sudah datang, tadi dia mencarimu.. katanya kita diminta ke ruangannya setelah makan.."

"Oh, okay, gomawo hyung.. kenapa dia tidak kesini saja?"

"Aku tidak tahu, dia hanya menanyakanmu kemudian keluar lagi.. kau duluan saja, nanti aku menyusul.. aku harus menyelesaikan ini terlebih dahulu"

Aku segera menghabiskan makananku dan beranjak ke ruangan Siwon hyung yang terletak di lantai lima gedung studio ini. Gedung ini memang hanya terdiri dari 5 lantai, lantai satu merupakan ruang administrasi dan ruang penerimaan tamu, lantai 5 berisi 4 ruangan, 1 ruangan Siwon hyung, 1 ruangan Kangin hyung, dan 2 kamar tidur yang sering mereka gunakan jika mereka harus lembur. Sedangkan lantai 2-4 masing-masing berisi 2 studio dengan setting yang berbeda-beda. Aku masuk lift eksekutif yang terletak di luar studio, sebenarnya hanya Siwon hyung dan Kangin hyung yang boleh menggunakannya. Tapi diam-diam aku juga dibuatkan kartu akses lift eksekutif tersebut dan boleh menggunakannya jika studio sedang sepi, seperti saat ini. Setelah sampai, aku segera memencet intercom yang ada di depan ruangan Siwon hyung. Walaupun dia hyungku, aku selalu meminta izin jika hendak masuk ruangannya.

Tuuttttt..

"Hyung.. ini aku.."

"Masuk.." aku segera masuk ke ruangannya yang kedap suara itu dan langsung mendapatkan pemandangan meja kerja Siwon hyung yang penuh dengan kertas-kertas dan foto-foto.

Pip. Terdengar suara tombol pintu terkunci.

Oke, ini aneh, Siwon hyung tidak pernah mengunci pintu jika hanya ingin berbicara denganku. Aku lalu menghampirinya, duduk bangku yang bersebrangan dengannya, terpisah oleh mejanya yang berantakan itu.

"Ada apa hyung? Apakah penting sekali? Sampai-sampai pintunya harus dikunci?"

"Mana Kangin?" ujarnya, tidak menjawab pertanyaanku.

"Sebentar lagi dia akan menyusul.."ucapku tak sabar.

"Baiklah kalau begitu, Yunho, coba kau lihat kesana" ujarnya sambil mengarahkan dagunya ke arah sofa panjang di bawah jendela di ujung kanan ruangannya yang tidak sempat aku perhatikan ketika masuk ke ruangannya tadi. Aku menolehkan kepalaku, sekarang aku dapat melihat seorang yeoja, ya, aku dapat mengatakan dia yeoja dilihat dari postur tubuhnya. Sepertinya dia tertidur di sofa tersebut. Aku menajamkan penglihatanku dan langsung terbelalak kaget. Tidak Mungkin!

BRAK!

"Hyung! Apa maksudmu?! Apa yang kau lakukan?!" aku sudah berdiri dari tempat dudukku, menatap marah ke arah Siwon hyung, wajahku memerah, nafasku memburu saking marahnya aku kepada Siwon hyung. Ya, yeoja itu adalah Kim Jaejoong.

TBC

Bagaimana chingu? Maaf ya kalau ada typo, ga sesuai EYD, cerita ga memuaskan, alur kecepetan, dll.. author masih belajar.. haha..

Gomawo telah membaca.. Review please? *deep bow

For Reviewer:

Gomawo telah membaca dan meluangkan waktunya untuk mereview..author tambah semangat nih :D

sabar ya kelanjutannya.. :)

Setelah ini mungkin author mau buat Jaejoong POV dulu..

untuk NC sabar yaa.. ditunggu aja.. Kamsahamnida... *deep bow