Chapter 1 – The Real Sword
Saat pedang yang sesungguhnya terbangun, saat itu pengorbanan diperlukan
.
Sword and Shield Arc
.
Sekitar pertengahan musim dingin, pasca tahun baru, Yona dkk melanjutkan perjalanan dengan tiga anggota baru, Yui, Leila dan Yasmine.
Ik-Su menyambut kedatangan Yona dan yang lain, bahkan memberi selamat karena akhirnya Yona berhasil menemukan pedang. Ketika Yun mendengar kata-kata Ik-Su, yang pertama terlintas adalah ketiga anggota baru mereka, salah satu dari tiga perempuan ini adalah pedang yang dimaksud Ik-Su.
"oh, hampir lupa... pedangku ada disini..." ujar Yona mengeluarkan pedang yang ia terima dari Yasmine, pedang bersarung coklat, gagang pedang itu berukiran naga emas yang melingkar, di mulut naga dan mulut sarung pedang itu tertempel permata biru batu Lapis Lazuli.
"tidak, bukan itu pedang yang sesungguhnya" ujar Ik-Su mengayunkan tangan sehingga yang lain menundukkan kepalanya, merasa kecewa.
"jadi yang kau..." ujar Yun terpotong karena Ik-Su menyuruh yang lain istirahat sejenak selagi menunggu makan malam disiapkan. Leila sebagai 'kakak perempuan' mengingat dialah wanita tertua di kelompok itu, membantu Yun menyiapkan makan malam.
.
Di tengah malam, dinginnya udara musim dingin yang menusuk hingga ke tulang, saat semua terlelap untuk menghilangkan kelelahan pasca perjalanan panjang, Leila membangunkan Yona dan mengajaknya keluar hingga sampailah mereka ke tepi jurang dimana mereka bisa melihat air terjun, bulan purnama malam ini membuat langit berbintang terlihat jelas.
"Leila, kau bisa masuk angin dengan pakaian setipis itu" komentar Yona melihat Leila yang hanya memakai selembar yukata putih.
Leila melonggarkan obi yukatanya dan menurunkan bagian atas kimononya sehingga belahan dada dan pahanya terlihat, Leila menyampirkan rambutnya ke depan, duduk membelakangi Yona sambil menutupi bagian depan tubuhnya. Terlihat tatto naga di punggungnya, naga itu melingkar dan mengitari pedang yang ada di atas bunga teratai merah.
"punggungmu itu...".
"tatto ini dibubuhkan padaku ketika aku genap berusia 16 tahun dan ditunjuk kepala biksu kuil Kousei (bintang naga) sebagai Miko naga, tugas terakhirku adalah menjadi medium dewi naga untuk memberikan kekuatan pada reinkarnasi raja Hiryuu dan menyadarkanmu sebagai raja... jika kau menginginkan kekuatan, apa kau bersedia mengambil ujian ini, putri Yona, reinkarnasi raja Hiryuu?".
Yona menutup mata sesaat, teringat betapa menyesalnya ia karena tak memiliki kekuatan saat ayahnya meninggalkannya, saat teman-temannya terluka demi melindunginya, saat Hak juga hampir meninggalkannya untuk selamanya. Yona mengangguk, tentu saja ia menginginkan kekuatan. Jawaban yang sudah diperkirakan Leila sehingga Leila tersenyum dan mengeluarkan Kum Kang Jeo.
"kalau begitu, jangan ragu untuk menghunuskan pedangmu".
.
Hak terbangun, membuat Yasmine yang tidur di sampingnya terbangun. Yun yang tidur tepat di samping Yasmine yang menjadikannya guling ikut terbangun dan mengikuti kakak beradik yang hendak pergi keluar itu.
"mau kemana kalian?".
"aku hanya ingin menemani kakak".
"tuan putri dan Leila tak ada, aku juga mendengar suara pedang beradu dari luar".
Tak perlu waktu lama bagi mereka untuk menemukan sumber suara itu, Hak dan Yun terkejut mengetahui suara pedang yang beradu itu berasal dari Leila dan Yona. Sadar itu bukan latihan, Hak berlari menghampiri mereka untuk menghentikan keduanya. Yasmine sempat berteriak, meminta Hak dan Yun tak mendekati keduanya. Mereka baru mengerti apa yang dimaksud Yasmine saat ia terpental oleh semacam kekuatan tak terlihat yang berada di sekeliling Leila dan Yona. Kija dan Jae Ha menyadari keributan yang terjadi karena mendengar suara teriakan Yun yang terpental oleh kekkai barusan (untungnya Yun ditangkap oleh Yasmine sedangkan Hak bisa mengurus dirinya sendiri). Keduanya sama bingungnya dengan Hak dan Yun saat mereka baru tiba disana. Menurut Yasmine, itu karena ada kekkai, semacam sekat atau tembok pelindung kasat mata yang membuat mereka tak bisa masuk ke dalam daerah yang dibatasi oleh kekkai tersebut. Yang bisa mereka lakukan saat ini hanyalah menunggu sampai kekkai itu hilang, saat si pembuat kekkai melepas kekkainya atau saat si pembuat kekkai tidak sadarkan diri, dimana si pembuat kekkai disini adalah Leila. Mereka memang tak bisa masuk tapi mereka masih bisa melihat dan mendengar apa yang terjadi di dalam.
.
Setelah merafalkan mantra sambil mengarahkan Kum Kang Jeo ke depan, mata Leila berubah warna menjadi bola mata berwarna emas, mata naga seperti mata Shina dan rambutnya yang semula hitam legam berubah warna menjadi putih disertai sisik naga di beberapa bagian tubuh.
"hunuskan pedangmu".
Begitu Kum Kang Jeo di tangan Leila berubah menjadi pedang dan Leila mengarahkan pedang itu padanya, Yona refleks menghunuskan pedangnya dan menahan serangan Leila. Mulanya ia bisa bertahan, tapi lama kelamaan sulit. Level kemampuan berpedang yang dimiliki Leila ada di jauh atasnya, terlebih Leila bersaudara dengan Hak, tentu saja dia lebih kuat darinya. Seolah bisa membaca pikiran Yona, Leila yang dirasuki menghentikan pedangnya.
"pikiran bahwa kau takkan menang dari lawanmu adalah penghambatmu...".
"tapi memang aku masih lemah, kan?".
"penyebab kenapa kau lemah adalah karena pedangmu masih terlalu ringan".
Ini benar-benar ujian, meskipun satu hal terjawab, muncul satu lagi pertanyaan yang lain. Yona kembali berpikir, apa yang harus ia lakukan agar pedangnya menjadi berat? pedang yang ada di tangannya tak seberat pedang yang dimiliki Hak, ia juga tak secepat dan sekuat Hak.
"berat pedang dan serangan lawanmu bukan hanya ditentukan oleh berat benda atau tenaganya saja, tapi juga harapan yang tersimpan pada pedang. Kekuatan harapan yang besar menjadikan serangan yang kita lancarkan menjadi berat. Yang terpenting bukanlah bagaimana agar kau bisa menang dan bertahan hidup, melainkan alasan kenapa kau memilih untuk bertempur dan mengangkat senjata. Makin besar harapan yang kau miliki pada setiap serangan yang kau lancarkan pada musuh akan membuat seranganmu makin berat" ujar Leila mengacungkan pedang ke leher Yona "apa alasanmu bertempur? kenapa kau menginginkan kekuatan? untuk menebus kesalahan ayahmu? melawan ketidakrasionalan? untuk bertahan hidup? untuk balas dendam? atau... melindungi seseorang, tak peduli meski yang ingin kau lindungi hanya satu orang?".
"jika itu demi melindungimu... aku rela mengangkat senjata... meski aku harus mengorbankan orang lain?!".
Yona menutup mata sesaat. Benar, tak mungkin dia bisa lupa? Alasan kenapa ia mengangkat senjata dan bertempur adalah demi melindungi orang yang berharga baginya. Sejak ia kembali membuka matanya, ia sudah mendapatkan jawabannya. Setiap serangan yang ia lancarkan untuk melawan balik Leila diakhiri dengan patahnya pedang yang dibuat dari kumpulan energi di Kum Kang Jeo.
"nona menang?!" sorak Zeno yang entah sejak kapan ada disitu.
"jangan senang dulu" sahut Yasmine melipat tangan "ujian yang sebenarnya baru dimulai".
"benar, suasananya aneh" gumam Shina menunjuk Leila yang memegang ujung pedang Yona.
Leila yang terduduk lemas di hadapan Yona memegang dadanya setelah mengarahkan ujung pedang Yona ke arahnya "sekarang bunuhlah".
"eh?".
"bunuhlah Miko naga yang kupinjam tubuhnya ini dengan pedangmu, dengan begitu kau akan kuanggap layak untuk mendapatkan kekuatan".
Pupil mata Yona melebar mendengar ucapan Leila "mana bisa?!".
"kenapa? karena Miko naga ini saudari kekasihmu?".
"itu Leila masih kerasukan atau nggak?" gumam Hak dari luar dengan wajah memerah sedang yang lain mengeluarkan beberapa reaksi berbeda seperti Jae Ha dan Yasmine yang menahan tawa dll.
"kesampingkan urusan pribadiku" ujar Yona mengarahkan telapak tangannya ke samping dan menyarungkan pedangnya "kekuatan yang kuinginkan adalah kekuatan untuk menyelamatkan, kekuatan untuk melindungi orang-orang yang berharga bagiku, kekuatan untuk menolong orang lain yang memerlukan bantuan... pedangku ada untuk melindungi, itu yang kupercaya... karena itu, jika harus mengorbankan hidup seseorang, maka aku tak butuh kekuatan itu".
Leila tersenyum lembut sebelum tak sadarkan diri, begitu tubuh Leila tergeletak di tanah, dewi naga keluar dari tubuh Leila dan menunjukkan sosoknya yang sebenarnya.
"bagus sekali, naga merah... kau memiliki kekuatan dalam hatimu, kekuatan hati yang percaya, berpegang pada keberanian dan kebaikan hati... itulah yang membuat naga lain menyayangimu, selama kau percaya pada diri sendiri, itu akan jadi kekuatan sebenarnya yang tak terkalahkan" ujar dewi naga memegang wajah Yona dan tersenyum lembut sebelum mengecup kening Yona "seni pertarungan adalah kenali diri sendiri, percaya diri sendiri dan kuasai diri sendiri tapi intisari dalam seni pertarungan adalah ketenangan jiwa, jika jiwamu tenang, kau takkan merasa takut dan bisa tetap tenang meski kau berada dalam kesulitan dan kau akan mampu menghadapi ujian seberat apapun dalam pertarungan yang kau hadapi. Senjata yang kau pilih harus sesuai dengan tujuan dan kepercayaanmu, jangan lupakan kekuatan dari tekad hati yang kau miliki itu, selama tekad itu ada, kekuatanmu akan terus berkembang dan itulah pedang terkuat yang ada di dunia".
Saat dewi naga menghilang, Yona menghampiri Leila disusul Hak dan yang lain setelah kekkai yang ada di sekitar mereka menghilang. Setelah Yasmine memperbaiki kimono Leila dan Hak menutupi Leila dengan jubahnya, Hak membopong Leila yang tak sadarkan diri dan kembali ke rumah Ik-Su.
.
OC Profile
.
Name : Leila Dilwale Diandra
Age : 19 tahun
Brithday : 9 Agustus (sama dengan Hak)
Relationshiop :
Adik kembar non-identik Hak dan kakak Yasmine
Putri kandung Ulla (ayah) dan Maya (ibu)
Cucu angkat Son Mundok dan kakak angkat Tae Yeon
Appearance :
Rambut hitam legam lurus sepinggang
Mata biru sapphire berbentuk seperti bulir air
Kulit agak coklat seperti Hak
Tinggi badan 170 cm
Memiliki tanda lahir berupa bunga yang besar di dada, tanda bunga Iris Japanese yang terdiri dari tiga rangkai mahkota bunga mulai dari Hanashobu (Iris ensata), Kakitsubata (Iris Iaevigata) dan Ayame (Iris Sanguinea)
