"Hiks... eomma... eomma..."

Seorang anak kecil berusia sekitar 10 tahunan menangis rintih. Pasalnya, kini orang yang dipanggilnya eomma sedang terbaring sakit. Tanpa obat, tanpa makanan, dan juga tempat tinggal yang terlihat tidak layak. Eomma dari anak kecil itupun mengelus surai karamel anaknya.

"Aigoo... kyuhyunnie ga boleh nangis, kalo kyuhyunnie nangis nanti eomma nangis juga loh..." sang eomma pun menghibur anaknya yang ia panggil 'kyuhyunnie'. Sambil menahan sakit di perutnya dan di kepalanya, ia berusaha menghibur anaknya. Walau ia tahu, mungkin malaikat maut tengah dalam perjalanan untuk menghampirinya.

"Eomma... hiks... jangan tinggalkan kyuhyunnie eomma...hiks... kyuhyunnie hanya punya eomma... hiks..." kyuhyunnie pun kemudian menghamburkan pelukannya ke eommanya. Eomma nya pun tak kuasa menahan tangis.

"Kyuhyunniee... hiks... waktu eomma tak lama lagi... hiks... eomma akan bertemu appa disana... kyuhyunnie disini saja ne, waktu kyuhyunnie masih panjang... hikss..." eomma kyuhyunnie pun kembali mengelus surai karamel milik anaknya.

"Tidak! Aku akan ikut eomma! Hikss... eomma akan bertemu appa dan tidak mengajakku? Hikss... eomma jangan pergi ne... hiks"

Eomma kyuhyunnie pun mengambil sebuah kotak yang ada di sebelah kasurnya, ia pun menegakkan badan kyuhyunnie dan kemudian menunjukkan apa yang ada di dalam kotak tersebut.

"Ini... ambillah kyuhyunnie... ini akan melindungimu... ini akan menemanimu sampai akhir hayatmu... hiks... jaga kalung ini baik baik ne... eomma tak bisa lagi... bersamamu kyuhyunnie... sampai jumpa..." tangan eomma kyuhyunnie pun tergeletak, matanya terpejam, dan tak ada lagi deru nafas

"Eomma! EOMMAAA! EOMMAAAAAA ANDWAEEE! JANGAN TINGGALKAN AKU EOMMA HIKS HIKS HIKS..! EOMMAAAAAA"

Sejak saat itu, kyuhyunnie pun berjanji akan terus menjaga kalung yang dititipkan eommanya untuknya.

9 years later...

"Terima kasih, silahkan datang kembali"

Dan disinilah kyuhyunnie, yang bisa dipanggil dengan kyuhyun. Pemuda yang kini tengah menginjak semester 3 di fakultas seni universitas kyunghee ini kini bekerja paruh waktu di sebuah cafe di pinggiran seoul. Setelah ibunya meninggal, ia tidak memiliki siapa siapa lagi. Lalu akhirnya ia pindah ke panti asuhan, disana ia mengenal teman teman baru, dan juga ibu barunya, ibu kim. Ibu kim memperlakukan kyuhyun seperti anak anak lain, hangat dan tulus. Kyuhyun kecil pun mendapat masa kecil yang bahagia. Setelah ia lulus SMA, ia memutuskan untuk meninggalkan panti asuhan, sebenarnya selama sekolahpun kyuhyun tak pernah mengeluarkan uang sepeserpun karena semua ditanggung oleh beasiswa. Dan saat ia ingin kuliahpun, ia masih ditanggung oleh beasiswa karena otaknya yang briliant. Ibu Kim awalnya tak setuju kalau kyuhyun pindah. Setelah diyakinkan beberapa kali, akhirnya ibu kim setuju dan merelakan kyuhyun hidup mandiri. Terkadang jikalau ada waktu ia akan menghampiri panti asuhannya dulu dan bertemu dengan ibu kim.

"3 hari lagi, dan umurku 20 tahun. Eomma, apakah tahun ini eomma merayakan ultah ku disana?" Kata kyuhyun sambil memandang langit, kemudian memandang kalung yang dipakainya. Kalung dengan liontin berbahan kaca berbentuk perisai dengan tulisan "Mort Natalis" yang kini sudah mulai usang.

Iapun segera menutup tokonya, toko bosnya lebih tepatnya. Kemudian ia berjalan pulang. Rumah kyuhyun hanya terpaut beberapa blok dari toko tempat ia bekerja.

"Kenapa hari ini dingin sekali... hum..." gumam kyuhyun sembari mengeratkan coat nya, iapun mempercepat langkahnya mengingat ini sudah jam 11 malam.

*3 days later*

"Kyuhyun! Aku pinjam bukumu ya?" Panggil seorang lelaki yang berada tepat di depan mejanya. Kyuhyun yang sekarang sedang menulis mendengus kesal.

"Ishhh Chwang! Bisakah kau berhenti menggangguku! Biasanya juga kau selalu mengambil buku ku tanpa izin! Aishhhhhh kalau bukan teman sudah ku cincang kau!"

"Aku kan hanya memanggil... hum sepertinya perasaanmu sedang tidak baik kyu..."

"Bukan urusanmu! Sudahlah, kau jadi pinjam bukuku atau tidak? Kalau jadi, besok bawa buku itu kembali, aku harus bekerja." Kyuhyunpun beranjak membereskan bukunya kemudian mengambil tas nya, bersiap untuk keluar dari kelasnya.

"Ahh.. ne. Aku pinjam bukumu dulu ya. Oh iya, besok kita jadi kan makan es krim bersama di toko baru seberang kampus?" Tanya seseorang yang tadi dipanggil chwang, tepatnya nama lelaki itu adalah changmin.

"Hemm... baiklah. Besok juga aku libur kerja, tugasku juga sudah selesai... sudahlah, aku pergi dulu ya chwang" kata kyuhyun sembari menepuk punggung changmin dan berlari keluar kelas.

"Dasar moody, tadi marah marah, sekarang terlihat seperti bocah tk, aishhh sudahlah lebih baik aku juga pulang." Changmin pun membereskan bukunya dan beranjak pulang.

"Aku pulang..."

Kyuhyun pun sampai di rumahnya dengan membawa tentengan besar. Tadi setelah ia pulang bekerja, ia membeli beberapa belanjaan bulanan dan juga kue ulangtahun. Sudah seperti tradisi kalau kyuhyun harus membeli kue untuk ulangtahun nya. Ia dibiasakan meniup lilin ketika ulangtahun dari eommanya masih hidup sampai ia di dalam panti asuhan. Tapi dua tahun terakhir, kyuhyun merayakan ulangtahunnya sendiri, tidak seperti ulang tahun di beberapa tahun sebelumnya, anak anak panti asuhan lain ikut meramaikan ulang tahunnya, dan tentunya ibu kim.

Kyuhyun pun mengeluarkan barang barang yang ia beli satu persatu, kemudian yang terakhir ia mengeluarkan kue yang ia beli lengkap beserta lilin dan pematik apinya. Kyuhyunpun menancapkan lilin tersebut dan menyalakannya, ia mulai melantunkan bait demi bait lagu selamat ulangtahun.

Happy birthday to me...

Happy birthday to me...

Happy birthday, happy birthday...

Happy birthday... to... me...

Kyuhyun pun tak kuasa menahan air matanya. Disinilah ia, sendiri merayakan ulangtahunnya. Dulu waktu ia kecil, walau hanya berdua bersama eommanya, ia merasa kehangatan yang amat sangat, ya walaupun eommanya tidak membawa kue yang mahal, namun kyuhyun bahagia ketika ulangtahunnya tiba. Tapi lihatlah kini, ia bahkan tak tahu sampai kapan ia akan merayakan ulangtahunnya sendiri.

Iapun perlahan mendekatkan kepalanya ke lilin, seraya memanjatkan doa dan harapannya.

"Kuharap, di ulangtahunku yang akan datang, aku tidak sendiri lagi..."

Setelah mengucapkan wishnya, kyuhyunpun meniup lilinnya.

Wusshhhhh~

Kemudian ia menaruh kuenya di kulkasnya. Ia pun beranjak ke kamar mandi untuk menyikat gigi dan tidur. Namun keanehan terjadi ketika ia melihat liontinnya mulai mengeluarkan cahaya

"Eoh? Ke...kenapa? Kenapa liontinnya bercahaya?..." kyuhyun pun yang dirundung rasa panik segera ingin melepaskan kalungnya, namun tiba tiba ia tak bisa membukanya.

"Si...sial! Kenapa ini! Ada apa?!" Kyuhyun pun terus berusaha membuka kalungnya yang kini terus bergerak tak tentu arah dan mengeluarkan cahaya yang makin terang. Tak terasa ketika kyuhyun masih berusaha melepas kalungnya, ia menabrak rak piring dan piring yang diletakkan diatas rak jatuh, kemudian mengenai kepala kyuhyun lalu piring itupun pecah berkeping keping.

Kyuhyun pun langsung tak sadarkan diri, dan kalung itupun tiba tiba berhenti bergerak dan tidak bercahaya lagi. Seakan tidak terjadi apa apa sebelumnya.

Tuk... tuk... tuk... tukk

Kriettttt

Suara sepatu dan pintu terbuka pun mendekati kyuhyun. Seorang laki laki dengan sepatu dan jas mahal memasuki rumah kyuhyun tanpa izin dari pemiliknya.

"Bodoh, seharusnya kau tidak panik. Lihatlah dirimu, darah mengalir dari kepalamu..." lelaki itupun mengangkat kyuhyun, kemudian meletakkannya di kasur kamar kyuhyun. Lelaki itu kemudian menjentikkan jarinya dan seperti sihir, tiba tiba peralatan P3K dan juga air dingin beserta kain sudah ada di dekatnya.

"Aku menunggu saat saat ini kyuhyun, saat aku bisa menjagamu secara langsung dan tidak terhalang oleh apapun..." lelaki itupun membasuh kepala kyuhyun dengan lap yang sudah dicelupkan ke air secara perlahan.

Dan disinilah, takdir mulai memainkan peranannya.