Title : Little Things

Author : baby kyungie

Rate : T

Cast :

- Kim Jong In (Kai or Jongin)

- Do Kyungsoo (Kyungsoo)

- Others

Pairing : KaiSoo (main) slight others

Warning : aneh – fluff and romance gagal – alur cepat – typo – etc.

Summary : Angel. Maafkan aku, aku akan memberikanmu sebuah alasan dan ingatlah semua moment indah yang telah kita lalui berdua. aku mencintaimu, dengan segala hal kecil yang ada pada dirimu *bad summary*

.

Inti dari fanfic ini terinspirasi dari salah satu lagu One Direction dengan judul yang sama -Little Things- dan dipadukan dengan beberapa lagu lain nya. This Is NOT an SONGFICT!

.

.

HAPPY READING! -3-

.

.

.

I must be in Heaven, cause I'm looking at an Angel
Whose staring back at me, his eyes so heavenly

I must be in Heaven, cause I'm looking at an Angel

There's no one on this Earth, that's made this beautiful
I must be in Heaven

.

-Little Things-

.

Kim Jongin. Panggil saja Jongin, namun orang-orang senang memanggil nya Kai. Jongin sendiri tidak tahu pasti mengapa dan sejak kapan orang-orang sering memanggil nya Kai. Jujur saja, Jongin tidak begitu perduli dengan hal itu karena Jongin hanya menikmati dan membiarkan orang-orang memberikan nama panggilan untuk nya, selama nama panggilan itu masih sopan.

Jongin mengambil ponsel dan dompet. Setelah itu, Jongin menggunakan sneakers berwarna putih miliknya, dipadukan dengan celana jeans hitam yang membungkus kaki jenjang nya serta baju kaos yang tergolong santai berwarna putih polos. Tidak lupa, Jongin juga menggunakan arloji dan topi berwarna biru juga, sangat cocok dengan kulit tan eksotis milik nya. Simple memang, tapi siapapun yang melihat penampilan Jongin yang hanya memadukan tiga warna di tubuh nya, sudah pasti akan terjerat dan jatuh ke dalam pesona seorang Kim Jongin.

Jongin mengambil sepeda yang terletak di garasi rumah nya. Ibu dan Ayah Jongin? Mereka sedang berada di Los Angeles, America. Tentu saja karena hal pekerjaan, dan Jongin sama sekali tidak keberatan.

"akan pergi ke taman lagi, tuan muda?" tanya salah seorang maid yang sedang berada di teras rumah mewah milik nya.

"ah, Victoria noona!" Jongin membawa sepeda nya ke dekat teras rumah, kemudian menghela nafas pelan,"sudah kubilang berapa kali, jika tidak ada eomma dan appa, cukup panggil aku Jongin. Noona tau kan aku tidak terlalu- maksudku sangat tidak suka jika kalian memanggilku tuan muda?" Jongin sedikit mengerucutkan bibir tebalnya, tanda bahwa dia sedang sebal,

"baiklah, maafkan noona. Noona hanya sedikit janggal jika harus memanggilmu hanya nama, tapi akan noona biasakan seperti itu. Oh, jangan mengerucutkan bibirmu seperti itu, Jongin-ah. Itu terlihat tidak cocok dengan wajahmu yang cool, dan lagi, kamu terlihat sangat kekanakan." Victoria terkekeh ringan, keemudian sedikit berjinjit dengan tangan nya yang terulur untuk merapikan rambut Jongin yang sedikit berantakan.

"aku memang masih anak-anak, noona."

"anak-anak dari sisi mana nya? Kamu sudah remaja menjelang dewasa, Jongin!"

Jongin dikagetkan dengan kedatangan Amber –bodyguard Jongin- dari belakang nya. Victoria hanya tertawa melihat Jongin yang menahan kesal.

"Amber noona, bisakah noona tidak mengagetkan orang seperti tadi? Bagaimana jika aku memiliki penyakit jantung dan mati seketika saat noona mengagetkanku seperti tadi?!"

"well, jika kamu memiliki penyakit seperti itu, noona tidak mungkin mengagetkanmu seperti tadi." Balas Amber cuek.

"whatever." Jongin mendengus kesal.

"Jongin-ah, noona rasa kamu harus pergi." Victoria mencoba mencairkan suasana. Jongin mengangkat alis nya sebelah.

"Noona mengusirku?" tanya Jongin.

"Tidak," Victoria tersenyum, "noona hanya mengingatkanmu."

Jongin melirik arloji biru nya. Waktu menunjukkan pukul 4.10 pm.

"kurasa noona benar. Baiklah, aku berangkat dulu," Jongin memeluk Victoria, kemudian memeluk Amber. Bisa dibilang, itu sudah kebiasaan Jongin mengingat Victoria dan Amber adalah orang terdekat nya. "dan Amber noona tidak perlu mengawalku. Seperti biasa, aku akan pulang tepat waktu. I promise you guys, okay?"

Amber mengangguk tanda paham. Jongin naik dan mulai mengayuh sepeda nya. Disaat Jongin hendak keluar, pagar raksasa yang melindungi rumah nya itu terbuka secara otomatis. Setelah Jongin keluar dari halaman rumah nya, pagar itu kembali menutup. Tidak otomatis sebenar nya, Victoria yang menekan tombol-tombol untuk membuka dan menutup pagar itu.

"Eonni tau, Jongin itu berbeda." Victoria yang mendengar perkataan Amber tersenyum, kemudian menepuk sofa di sebelah nya yang baru saja ia duduki.

"kamu juga merasakan nya, Amber? Ya, dia memang berbeda. Kebanyakan, anak lelaki yang memiliki segala nya seperti Jongin akan bersikap tidak baik dan menjadi liar karena pergaulan. Apalagi dengan orang tua nya yang selalu sibuk sehingga kurang bisa memantau keadaan anak nya. Tapi tidak dengan Jongin." Victoria tersenyum.

"ya, dia malah bersikap sangat baik dan tidak pernah menghambur-hamburkan harta orang tua nya. Eonni tau, aku menyayangi nya seperti adik sendiri. Walaupun aku dan Jongin sering berdebat karena hal kecil, tapi aku benar-benar menyayangi nya." Kata Amber tulus.

"Kamu benar, Amber. Kamu tau kan Tuan dan Nyonya Kim merupakan orang yang sangat baik, murah hati dan dermawan? Jadi, wajar saja jika Jongin memiliki sifat yang baik seperti itu."Amber mengangguk menyetujui, kemudian menatap Victoria, begitu juga sebaliknya.

"Uhm.. Eonni?"

"ya?"

"mau menjaga adik kecil kita dan orang yang ia cintai untuk selama nya?"

Amber tertawa, begitu juga Victoria.

"tentu saja aku mau."

.

-Little Things-

.

Jongin mengayuh sepeda milik nya perlahan. Sesekali Jongin menyapa dan tersenyum ramah kepada orang-orang yang ia temui di sepanjang jalan. Sebenarnya, taman yang Jongin tuju tidak jauh. Dua puluh menit waktu yang diperlukan dari rumah Jongin menuju taman dengan berjalan kaki, sedangkan jika menggunakan sepeda membutuhkan waktu sekitar sepuluh menit saja.

Begitu sampai di taman, Jongin segera memarkirkan sepeda nya di tempat parkir khusus sepeda. Setelah itu, Jongin segera melangkahkan kaki panjang nya masuk ke dalam taman. Baru beberapa langkah masuk di taman itu, Jongin berhenti dan menatap ke sekitar nya.

"kenapa sepi sekali? Tidak seperti biasanya." Gumam Jongin, "tapi setidak nya masih ada beberapa anak kecil yang masih bermain." kemudian Jongin melanjutkan berjalan ke arah kursi yang berada di tepi sungai kecil –sungai buatan-. Kursi itu berada di bawah pohon yang rindang, dan hanya bisa menampung dua orang.

Jongin mengamati keadaan sekitar untuk yang kedua kali nya. Dan kini, mata Jongin terpaku kepada seorang namja yang tengah menunduk untuk mensejajarkan wajah nya dengan anak kecil yang Jongin duga baru saja diberi permen –atau sesuatu hal lain nya yang disukai anak kecil- oleh namja itu. Anak kecil itu tersenyum, kemudian berlari meninggalkan namja tadi yang kini sudah mengangkat wajah nya dan tersenyum lembut seraya menatapi anak kecil tadi yang mulai menghilang dari pandangannya. Jongin terpesona, dan mulai membatin.

'Kim Jongin, kau pasti sedang berada di surga. Karena kau, melihat seorang malaikat,'

Mungkin merasa diperhatikan, namja tadi menoleh ke arah Jongin yang kini sedang menatap nya. Namja tadi berjalan ke arah Jongin yang masih mematung tanpa melepas kontak mata mereka.

'Malaikat itu juga menatapku, mata nya.. mata nya sangat surgawi,'

Namja itu telah sampai di depan Jongin, Jongin masih terpesona oleh nya. Namja tadi tersenyum lembut dan tulus kepada Jongin, senyum yang menurut Jongin.. sangat indah- tidak. Ini lebih dari indah!

'tidak ada seorang pun di bumi ini, yang membuat ini indah. Ya Tuhan, Kim Jongin! Kau pasti sedang berada di surga!'

"Maaf. Tapi bisakah kamu berhenti menatapku seperti itu?" mungkin merasa risih karena di tatap intens, namja itu akhir nya membuka suara. Dan Jongin baru tersadar dari keterpesonaan dan tingkah bodoh nya.

"a-ah, ne. mianhamnida."

Jongin berniat untuk membungkuk, tapi yang ada dahi dan hidung nya terbentur dengan dahi dan hidung namja di depan nya. Ntahlah siapa yang harus disalahkan di sini, Jongin yang gugup dan akhirnya bertingkah bodoh atau jarak mereka berdua yang terlalu dekat.

"ah appoyo.."

Jongin menoleh ke namja itu sambil mengusap hidung nya. Dan bisa Jongin lihat kalau dahi dan hidung namja itu memerah akibat ulah nya. Wajar saja sampai memerah, mereka berdua terbentur cukup kuat karena tenaga Jongin yang bisa dibilang tidak pelan.

"oh my god! I'm so sorry!" karena reflek dan panik, Jongin langsung menarik namja tadi dan menangkup wajah imut miliknya, kemudian mengusap-usap dahi namja itu dengan lembut. Beberapa menit kemudian, kedua nya baru menyadari bahwa jarak mereka terlampau dekat. Apalagi dengan badan namja itu yang lebih pendek dari Jongin. Hal itu menyebabkan namja itu merona manis.

Setelah melepaskan namja itu, Jongin dengan malu dan canggung mempersilahkan namja itu duduk bersama nya di kursi yang berada di sana. Mencoba mencairkan suasana canggung di sana, Jongin membuka percakapan.

"uhm.. apakah kamu baru di sini? Aku belum pernah melihatmu sebelumnya."

"iya. Aku dan keluargaku baru saja pindah ke sini tadi malam- oh tepat nya tengah malam. Jadi masih banyak yang belum mengetahui kepindahan kami," namja itu terkekeh lucu, "namaku Do Kyungsooo, siapa namamu?" Kyungsoo mengulurkan tangannya kepada Jongin.

"namaku Kim Jongin, namun banyak yang memanggilku Kai."

.

-Little Things-

.

"aigoo, kenapa aku bisa tidak tau ya kalau hyung baru pindah tadi malam? Padahal aku tidur pukul tiga pagi." Ucap Jongin yang kini menuntun sepeda nya.

Kini, Jongin dan Kyungsoo sedang berjalan bersama menuju rumah mereka. Suasana yang sempat canggung tadi bisa mereka atasi karena Jongin dan Kyungsoo yang sama-sama pintar dan mudah dalam bergaul.

"mungkin karena kamu terlalu focus mengerjakan sesatu yang sedang kamu lakukan tadi malam?" tebak Kyungsoo asal.

"well, tadi malam aku memang sangat serius bermain game di kamarku, sampai-sampai Victoria noona dan Amber noona memarahiku." Kyungsoo terkekeh mendengar pernyataan Jongin.

Jongin berhenti berjalan. Menyebabkan Kyungsoo yang berjalan di sebelah nya ikut berhenti.

"ada apa, Jongin?" Tanya Kyungsoo.

"ini rumahku, hyung. Maaf, aku harus pulang tepat waktu karena aku sudah berjanji kepada Victoria noona dan Amber noona bahwa aku akan pulang tepat waktu." Jongin menunduk, menyesal.

"Gwaenchana Jongin-ah. Perlu kamu ketahui, rumahku tepat berada di sebelah rumahmu." Dan seketika itu juga mata Jongin berbinar senang.

"hyung tau, aku masih tidak percaya kalau hyung lebih tua satu tahun dariku dan ulang tahun kita hanya berbeda dua hari. Your face just too cute and.. uhm pretty." Jujur Jongin.

"Jongin, i'm a boy and i'm handsome." Kyungsoo berkata dengan pipi yang dihiasi rona tipis.

"i'm serious, hyung. Even you are prettier than a girl." Jongin tersenyum tulus, rona di pipi Kyungsoo semakin terlihat jelas. Jongin melirik arloji biru nya, waktu menunjukan pukul 7.00 pm.

"aku masuk dulu, hyung," Jongin menggenggam tangan Kyungsoo kemudian mencium nya, "good night, angel."

Jongin pun masuk ke dalam gerbang rumah nya, sedangkan Kyungsoo segera berlari menuju rumah nya dengan pipi yang benar-benar merona hebat.

.

-Little Things-

.

Jongin baru saja selesai mandi. Setelah mengeringkan rambut nya asal-asalan dan menggunakan pakaian untuk tidur –celana selutut dan kaus tanpa lengan-, Jongin turun kebawah, tepat nya ke ruang makan.

"Hallo Jongin." Sapa Victoria yang tengah sibuk menyiapkan makan malam untuk mereka.

"Hallo noona. Dimana Amber noona?" Tanya Jongin yang sudah duduk di meja makan.

"I'm here. Ada apa mencariku?" Tanya Amber yang baru saja masuk ke ruang makan dengan kantung belanjaan. Jongin memilih diam tanpa niatan menjawab pertanyaan Amber.

Setelah siap, mereka bertiga makan bersama dengan tenang. Sudah menjadi peraturan di rumah keluarga Kim, jika sedang makan tidak ada yang boleh berbiacara karena itu tidak sopan. Setelah selesai makan, Jongin membantu Amber dan Victoria membersihkan meja makan. Setelah nya, mereka bertiga duduk bersama di ruang tv, namun tidak menyalakan tv yang ada di sana.

"kamu tahu kan Jongin kalau kamu terlambat lima menit dari biasanya? Ada apa?" Tanya Amber.

"tadi aku bertemu seseorang di taman. Dia sangat lucu dan manis. Dia lebih tua satu tahun dariku. Tidak tau kenapa, setiap aku melihat wajah nya, aku seperti mendapat serangan jantung, noona. Jantungku selalu berdetak tidak normal jika kami bersama," Jongin menatap Amber dan Victoria bergantian, "ada apa denganku?"

Jongin memang belum pernah tertarik dengan masalah percintaan. Menyukai seseorang saja belum pernah, apalagi jatuh cinta. Dan kini, Amber dan Victoria tau bahwa Jongin mulai tertarik kepada seseorang. Dan pasti hal ini yang membuat Jongin terlambat pulang lima menit dari biasanya.

"kamu jatuh cinta, Jongin. Sebegitu bodoh nya kah kamu untuk menyadari hal seperti itu?"

Jongin mendelik karena Amber yang dengan tega nya mengatai diri nya bodoh, tapi kemudian ia mengangguk.

"aku? Jatuh cinta? Bisa jadi..." gumam Jongin.

"siapa orang beruntung itu, dan bagaimana ciri-ciri nya, hm?" Victoria bertanya dengan nada jahil sambil menaik turunkan alisnya. Jongin tersenyum malu, kemudian menerawang ke langit-langit rumah nya, membayangkan wajah Kyungsoo.

"He has a big eyes and chubby cheeks, it makes him so cute. His skin like a baby's skin, very soft! He is shorter than me, and.. and.. ah! It's hard to explain. He's too perfect in my eyes. Oh, his name is Do Kyungsoo." Jongin tersenyum.

"And for me, he is an angel."

Amber dan Victoria bungkam.

.

.

He?

.

.

Jongin jatuh cinta kepada seorang lelaki?

.

-Little Things-

.

TBC

.

.

Ini pengganti fanfic author yang saya hapus, judul nya The HISTORY When We Meet. Hope you guys like it ^^

Last,

Mind to review? Gamsa^^~ *flying kiss*