Disclaimer : Vocaloid/UTAUloid isn't mine.
Warning : Too many typo, OOC, Failed.
.
.
.
Siluet keemasan itu seakan membutakan pemandanganku. Aku terhenyak untuk beberapa saat sambil terpaku diam tak bergerak di bangku yang telah disediakan. Pikiranku masih melayang-layang tentang sebuah kejadian yang tak pernah kuingat sebelumnya. Atau bahkan, kejadian yang belum pernah terjadi padaku. Itu aneh, bukan?
Tak beberapa lama kemudian, terdengar suara pintu yang mendecit. Pintu terbuka. Orang yang membukanya tersenyum dan menyengir khas dirinya sambil membungkukkan badan pada ketua panitia dan menyebutkan kata 'maaf' karena dirinya terlambat. Semua orang bahkan tahu bahwa ia habis berlari-lari, membuat dahinya di penuhi oleh peluh.
Setelah mendapatkan kata 'dimaafkan' oleh sang Ketua, orang itu berjalan menuju bangku kosong yang berada di sebelahku sambil tersenyum. Dia meminta tisu padaku untuk mengelap peluhnya dan mulai menyimak beberapa wejangan oleh ketua panitia. Dia menuliskan beberapa kalimat sesuai dengan perintah sang Ketua dengan menggoreskan tinta penanya. Terkadang, ia mencolek pundakku dan meminjam tip-ex dengan alasan dia lupa membawanya.
"Cukup sampai disini pertemuan kita hari ini. Jangan lupa untuk membawa bahan-bahan yang saya tadi sebutkan." Kata sang Ketua yang berambut ungu panjang dengan model ala samurai. Disampingnya, ada seorang gadis dengan rambut merah muda lembut yang notabene adalah pacar sang Ketua sekaligus merupakan wakil ketua Panitia.
Aku mengambil tas selempangku dan mulai berjalan meninggalkan ruangan aula tersebut, sampai orang itu menghentikan langkahku. "Rin!" panggilnya. Aku menoleh. Dia melambaikan tip-ex milikku yang ia genggam di tangan kanannya. "Ini punyamu, kan?" Dia menyerahkan tip-ex bewarna jingga dengan hiasan jeruk di depannya dan tulisan 'MILIK RIN KAGAMINE' dengan tinta bewarna jingga. Aku mengangguk dan memasukkan tip-ex milikku itu kedalam tas,kemudian kembali untuk melanjutkan langkahku yang sempat terhenti.
"Tunggu." Katanya. Aku menghela nafas. Cengiran khasnya terpampang jelas di wajahnya yang aku akui lumayan keren. "Mau pulang bareng?" tanyanya. Aku menaikkan alisku.
"Pulang bareng?" ulangku. Dia mengangguk.
" saja. Aku merasa bosan jika tidak ada teman berbicara sepanjang perjalanan pulang. Hey, lagipula, kita ini kan tetangga. Rumahmu dan rumahku searah." Katanya. Aku terdiam sebentar. Aku dan dia memang bertetangga sejak kecil. Namun, aku jarang keluar rumah dan bermain dengan dia dan anak-anak lain karena aku adalah tipe anak yang sulit untuk beradaptasi dan bergaul dengan orang lain. Mungkin karena itulah sampai sekarang aku belum mempunyai teman satupun.
"Baiklah." Dia tersenyum lebar ketika aku mengatakan kata itu di depannya.
.
.
.
Minna-san ^^ maaf kalau chapter pertama masih pendek. Diusahakan akan update seminggu atau sebulan sekali berhubungan dengan jadwal author yang lumayan padat. Akhir kata, Review?
