Disclaimer : Masashi Kishimoto
Thanks udah read, salam kenal ghwen :)
warning : abal, gaje, typo berserakan dan masih banyak kekurangan. thanks...
...
...
Sasuke, Sakura, Hinata dan Naruto duduk bersama di taman Konoha Hight School.
"Sasuke, coba cicipi bekal yang aku bawa. Sekarang aku belajar memasak dari Hinata loh. Kau pasti suka, cobalah," Kata Sakura penuh semangat.
"Hn" Sahut Sasuke masih sibuk dengan game di handphonenya
"N-naruto, aku juga membawakan satu untukmu.." Sahut Hinata dengan malu – malu.
"Wah benarkah Hinata? Pasti akan ku habiskan!" Sahut Naruto bersemangat menerima bekal Hinata, Sasuke hanya melirik Naruto bosan dengan ekor matanya.
"Kau tidak mencoba bekal dari Sakura?" Tanya Naruto memperhatikan bekal Sakura yang masih tergeletak di meja tanpa Sasuke sentuh.
"..."
"Kalau kau tidak mau, biar aku yang habiskan!" Lanjut Naruto meletakan bekal Hinata dan beralih ingin mengambil bekal yang di buat Sakura.
"Makan saja milikmu Baka! Jangan suka mengambil milik orang!" Omel Sakura kesal.
"Hehe.. maaf-maaf, habis aku penasaran dengan masakanmu. Kau kan tidak pernah memasak," Sahut Naruto dengan cengiran khasnya. Hinata hanya dapat terdiam, memendam sedikit rasa kecewa di hatinya.
Diantara pertengkaran Sakura dan Naruto, diam – diam Sasuke menyadari perubahan ekspresi Hinata yang terlihat kecewa.
"Berisik! Habiskan saja milikmu!" Sahut Sasuke mencoba kue buatan Sakura.
Sakura terdiam dan tertawa senang melihat Sasuke, pangeran pujaan hatinya memakan masakan yang susah payah dia pelajari dari Hinata.
"Bagaimana rasanya? Enakkah? Tidak terlalu burukkan?" Tanya Sakura dengan antusias.
"Yo Teme! Kau kan dapat membaginya sedikit denganku," Protes Naruto.
"Aku memasaknya khusus untuk Sasuke! Kau sudah punya bekal sendiri baka!" Sahut Sakura melotot tajam mendengar protes dari Naruto, membuat Naruto diam dengan pasrah.
"J-jika N-naruto T-tidak s-suka.." Kata Hinata terbata menahan perasaannya.
"Haha.. aku suka kok Hinata, masakanmu kan selalu enak! Aku hanya penasaran dengan Sakura yang belajar memasak darimu. Lihat, aku pasti menghabiskan bekalku," Potong Naruto meraih bekal yang di bawa Hinata tadi dan memakannya dengan lahap. Sasuke hanya melirik Naruto dengan kesal.
###
Saat pulang sekolah, hujan turun dengan lebatnya. Sasuke berdiri di depan kelas menunggu hujan reda.
"S-sasuke," Panggil Hinata sambil menundukan wajahnya, terengah - engah.
"Hn"
"S-sakura menitipkan payung untukmu, kerena pagi tadi cuaca agak mendung. Dia sengaja membawa payung untuk jaga – jaga bila Sasuke butuh." Terang Hinata, sambil menyodorkan sebuah payung berwarna biru dongker.
Tanpa menjawab, Sasuke meraih payung tersebut dan membukanya. Sejenak Sasuke melirik tajam ke arah Hinata yang masih diam berdiri.
"Kau tidak membawa payung?" Tanya Sasuke datar.
"Oh, eh itu? Aku lupa, maksudku tertinggal." Jawab Hinata salah tingkah.
Walau satu kelas dengan Sasuke, Hinata sering takut dan tidak enak bila berhadapan dengan Sasuke sendirian. Dia merasa Sasuke terlalu dingin, seperti kegelapan yang siap menelannya kapan saja. Berbeda dengan Naruto yang selalu bersinar dan hangat.
"Ayo!?" Sahut Sasuke.
"Hah? Kau bilang sesuatu S-sasuke?" Tanya Hinata takut – takut.
"Mana mungkin aku meninggalkanmu, setelah kau bersusah payah mencariku untuk memberiku payung ini?" Terang Sasuke sambil menghela nafas panjang.
"Owh itu? Tidak apa, aku bisa menunggu di sini. Sebentar lagi, Kak Neji pasti menjemputku," Balas Hinata, tidak mau merepotkan.
Mendengar jawaban Hinata, Sasuke meletakkan kembali payung yang sudah dia kembangkan. Hinata menatap Sasuke bimbang.
"Kita tunggu sama – sama," Sahut Sasuke yang seperti bisa membaca pikiran Hinata.
"Tidak perlu repot-re.." Hinata pun menelan kembali kata – kata yang sempat ia keluarkan, melihat tatapan tajam dan menusuk dari Sasuke seakan berkata 'Diam atau Mati'.
Sudah 15 menit, Sasuke dan Hinata menunggu Neji yang tak kunjung datang. Sementara Sakura dan Naruto yang sedang rapat Osis untuk perwakilan ekstrakulikuler, juga belum terlihat batang hidungnya.
Naruto yang kelas C dan Sakura yang kelas D, memang berbeda kelas dengan Sasuke dan Hinata yang ada di kelas A. Selain satu kelas, jarak rumah Sasuke dan Hinata memang tidak terlalu jauh. Hal itu yang membuat Sasuke bisa dekat dengan Hinata. Selain itu, Hinata bukan termasuk gadis cerewet yang suka mengelu – elukan namanya atau bertingkah gila seperti fan's girl Sasuke yang lainnya . Sifat mereka yang hampir sama, yaitu tidak terlalu suka mencolok seperti Naruto yang berperan sebagai ketua tim basket dan Sakura sebagai anggota Chilider's di KHS, juga membuat Sasuke nyaman bersama Hinata.
"Kapan Neji datang?" Tanya Sasuke, melihat ekspresi Hinata yang mulai gelisah.
"Umm, M-mungkin sebentar lagi,"Jawab Hinata ragu.
"Umm... S-sasuke. Lebih baik, kau pulang duluan saja," Sambung Hinata hati – hati, tidak ingin membuat prince of ice di hadapannya tersinggung atau marah.
Sasuke bangkit dari duduknya dan meraih kembali payung yang 15 menit lalu ia letakkan.
"Mungkin Neji sibuk, Ayo pulang. Jangan membuat dia khawatir!" Sahut Sasuke, masih dengan wajah datarnya. Dan Hinata tidak dapat menolak lagi ajakan Sasuke, karena yang di katakan Sasuke benar.
Dengan ragu – ragu, Hinata berjalan sejajar dengan Sasuke yang membawa payung. Sepanjang perjalanan, mereka berdua hanya terdiam dengan gemercik air hujan yang mengiringi.
Hening.
Saat berkutat dengan pikirannya sendiri, tiba – tiba Sasuke menarik lengan Hinata. Membuat tubuh Hinata mendekat padanya, Hinata hanya terdiam kaget. Jantungnya berpacu lebih cepat dari biasanya, wajah Sasuke terasa sangat dekat dengan wajahnya. Indra penciuman Hinata, dapat mencium aroma tubuh Sasuke karena jarak mereka yang terlalu dekat.
Mint.
"Jangan menjauh!" Celetuk Sasuke, melepaskan cengkramannya.
"Hah?" Sahut Hinata bingung, salah tingkah.
"Kau! Bisa, basah!" Terang Sasuke penuh penekanan.
"Aaa, Umm.. maaf," Desis Hinata, kembali salah tingkah. Berusaha mengatur detak jantungnya, agar kembali normal. Mereka kembali berjalan dalam keheningan, tanpa Hinata ketahui senyum tipis terukir pada wajah sang Uchiha.
Sasuke melewati rumahnya, mengantar Hinata terlebih dahulu sebelum pulang.
"T-terimakasih.." Ucap Hinata gugup.
"Hn"
"S-sasuke, kau tidak mau mampir?" Tanya Hinata basa – basi.
'Tolong, tolak tawaranku' Batin Hinata penuh harap.
"Mungkin lain kali," Tolak Sasuke.
"Baiklah, hati – hati di jalan!" Sahut Hinata berpamitan, dengan senyum senang bercampur lega.
"Hn"
Hinata pun masuk meninggalkan Sasuke, sementara Sasuke masih berdiri menatap punggung mungil Hinata yang menjauh pergi.
'Tsk, hari yang menyebalkan! Melihat si Dobe, dengan semangat menghabiskan bekal buatanmu!' Batin Sasuke, sambil menendang genangan air dengan kesal.
'Tapi menyenangkan, bisa pulang bersamamu." Pikir Sasuke, tersenyum tipis kemudian berjalan pergi dari depan rumah Hinata.
Tanpa Sasuke sadari, Hinata meringis takut dan bergidik ngeri. Mengintip dari jendela, tingkah pemuda Uchiha yang telah mengantarnya tadi.
###
Keesokan harinya, Sakura datang lebih awal ke taman tempat biasa mereka berkumpul untuk istirahat bersama.
"Sasuke! Kau sudah datang?" Celetuk Sakura dengan wajah berseri.
"Hn." Sahut Sasuke, mendudukkan badannya yang berkeringat lelah setelah olah raga.
"Dimana Hinata? Dia pasti juga kelelahan," Sahut Sakura yang mengetahui Hinata lemah dalam mapel olah raga, sambil mengeluarkan bekal yang sudah ia siapkan untuk Sasuke.
Sasuke hanya memandang bekal yang Sakura sodorkan dengan malas.
"Cicipilah, Ini masakan ke-duaku setelah kemarin," Sahut Sakura penuh semangat.
"Hn" Jawab Sasuke, tidak berniat mengambil cumi bakar yang Sakura sodorkan.
"H-hay Sakura.. hay, S-sasuke," Sapa Hinata ngos – ngosan.
"Kau pasti lelah, coba cicipi masakanku!" Kata Sakura, menyodorkan cumi bakarnya.
"T-terimakasih Sakura. S-sasuke... kau, tidak mencicipi masakan Sakura? Pasti enak, cobalah." Celetuk Hinata yang sudah duduk di bangku taman, bergabung dengan Sasuke dan Sakura.
Setelah meneguk minumnya untuk menghilangkan dahaga, Hinata mencoba mengistirahatkan kakinya yang lemas setelah olah raga.
"Begitu melelahkan kah?" Tanya Sakura prihatin, melihat Hinata yang begitu kelelahan.
"Tidak juga, mungkin aku yang kurang olah raga. Jadi, terasa melelahkan." Jawab Hinata, sambil tersenyum menenangkan Sakura.
"Tadi, karena aku hanya dapat memasukan 2 bola ke dalam Ring basket. Guru Gay menghukumku untuk membereskan semua peralatan olah raga, dan mengembalikannya ke gudang seorang diri. Untung Sasuke membantuku, Terimakasih ya Sasuke.." Ungkap Hinata tulus.
Sakura menatap Sasuke tidak percaya. Melihat pandangan menyelidik dari Sakura, Sasuke mencoba masakan Sakura untuk mengalihkan suasana.
"Akh, guru Gai memang selalu bersemangat ya?" Celetuk Hinata.
Tiba – tiba Sasuke terbatuk, kepedasan memakan bekal dari Sakura. Karena tiba – tiba, Sakura panik mencari minum untuk Sasuke. Tanpa pikir panjang, Sasuke secara reflek menyambar minuman Hinata. Hinata dan Sakura, saling bengong melihat Sasuke 'Ciuman tidak langsung'.
"Kau, tidak apa Sasuke?" Tanya Sakura khawatir, masih terkejut.
Sasuke hanya mengangguk sambil terus minum, tidak perduli.
"Maaf, sepertinya.. aku terlalu banyak memberi, Cabai?" Kata Sakura meringis, mencicipi masakannya sendiri.
"Ehm, Ngomong – ngomong dimana Naruto?" Tanya Hinata, menyadari sesuatu yang kurang.
Mendengar nama Naruto, Sasuke menghentikan kegiatannya. Hatinya terasa lebih panas dari lidahnya saat ini.
"Benar juga, dimana dia?" Sahut Sakura heran.
####
Pulang sekolah Hinata sudah berdiri di depan gerbang KHS, menunggu ketiga temannya untuk pergi ke toko buku bersama.
'Sakura dan Naruto kemana? Kenapa mereka lama sekali?' Batin Hinata mulai jengah.
Hari ini matahari bersinar terik dan Hinata menyesal karena tidak membawa jaket, untuk melindungi kulitnya dari sengatan sinar matahari yang tidak bersahabat.
'Uhh, kenapa lama sekali?' Pikir Hinata mulai berjongkok, mengistirahatkan kakinya yang sudah lama berdiri.
"Huaa.." Hinata tersentak kaget. Tiba – tiba dari belakang, ada seseorang yang memakaikan jaket tipis padanya.
"Sasuke?!" Desis Hinata melotot, tidak percaya dan kesal
"Diam!" Solot Sasuke pura - pura kesal, menahan tawa karena tingkah lucu Hinata.
"Apa yang kau lakuhkan?" Tanya Hinata bingung, sambil mengamati jaket tipis Sasuke yang sudah melekat pada punggung mungilnya.
"Jaket itu terasa panas. Jadi, bawakan itu!" Sahut Sasuke malas, sambil bersandar di gerbang sekolah tanpa melihat ke arah Hinata sedikitpun.
'Ugh, Seenaknya saja menyuruh ini itu,' Batin Hinata kesal.
"Kau yakin? Panas matahari sangat menyengat. Pakailah, ini cukup berguna," Jawab Hinata, melepas jaket Sasuke.
Sasuke hanya manatap Hinata tajam seperti berkata 'Diam dan Menurut!'
"Baiklah! kalau begitu, apa boleh ku pakai?" Tanya Hinata lagi, merasa sudah mendapat jawaban dari tatapan Sasuke.
"Hn"
'Panas apanya? bahan jaket ini kan dari kaos tipis, berwarna biru gelap bukan Hitam. Ini sangat nyaman untuk cuaca panas seperti ini, tahu? Dasar aneh' Pikir Hinata, tersenyum senang.
"Terimakasih, aku pasti akan mengembalikannya dalam keadaan bersih!" Sahut Hinata mengenakan jaket Sasuke.
'Nyaman dan, Wangi...' Pikir Hinata senang. Aroma mint menenangkan, tercium dari jaket itu.
"Ehem, mana yang lain?" Tanya Sasuke.
"Belum datang," Jawab Hinata polos.
"Tsk."
'Dan kau berdiri di sini, puluhan menit menunggu mereka?Bodoh.' Pikir Sasuke kesal.
"Umm, sebentar lagi pasti mereka datang," Lirih Hinata takut, melihat Sasuke yang terlihat kesal?.
"Memang apa yang ingin Sakura beli sampai mengajak kita ke toko buku bersama?" Tanya Sasuke.
"Umm, buku biologi?" Jawab Hinata seadanya.
'Ck, bodoh. Kenapa aku bertanya panjang lebar seperti ini' Pikir Sasuke merutuki perbuatannya.
"Teme!" Tiba - tiba terdengar suara cempreng Naruto memecah keheningan.
"N-naruto.." Sapa Hinata lirih.
"Owh Hinata, sudah lama menunggu kami?" Tanya Naruto yang datang bersama Sakura.
"Akh tidak juga," Jawab Hinata sambil tersenyum senang.
'Tsk. Apanya yang tidak juga? Bodoh.' Pikir Sasuke memutar bola matanya bosan.
"Ayo kita berangkat!" Ajak Sakura sambil menggandeng tangan Hinata pergi.
Sasuke dan Naruto mengikuti ke dua gadis itu dari belakang. Selama perjalanan, Sakura dan Naruto meramaikan suasana dengan celotehan dan pertengkaran kecil mereka.
Untuk sampai ke toko buku mereka menaiki bus umum. Karena masih jam pulang sekolah, mereka berempat terpaksa berdiri karena tidak mendapatkan tempat duduk.
Saat hampir sampai di tujuan, bus tiba – tiba berhenti. Hinata yang tidak siap pun tidak sengaja menubruk Naruto. untung secara reflek Sasuke menarik lengan Hinata dengan kuat.
"Kau tidak apa – apa Hinata?" Tanya Naruto yang juga terkejut.
Wajah Hinata kontan memarah karena tubuhnya tersandar pada Naruto.
"Uumm..,"Jawab Hinata tidak jelas membenarkan posisinya dan menutupi wajahnya yang sudah merah padam.
"Untung si Teme cepat menarikmu, kalau tidak kita pasti sudah terjatuh tadi. Habis kau berat Hinata, hahaha..." Goda Naruto.
Hinata semakin menunduk malu mendengarnya. Sasuke hanya diam, pura – pura tidak mendengarkan. Sementara Sakura terdiam merasakan sesuatu yang mengganjal hatinya.
Sampai di toko buku, Hinata dan Sakura mencari buku – buku yang mereka butuhkan. Sementara Sasuke memilih – milih lagu dan mencoba mendengarkannya. Naruto sendiri sibuk dengan kaset – kaset Vidio game.
"Umm, Sasuke? Kau sedang apa?" Tanya Hinata yang telah selesai memilih buku. Sasuke melepas headphonenya.
"Memilih lagu, menurutmu bagaimana lagu ini?" Tanya Sasuke, memasang headphone pada Hinata.
"Umm, bagus.." Jawab Hinata setelah mendengarkan lagu tersebut.
"Aku ke kasir dulu ya," Lanjut Hinata meninggalkan Sasuke.
'Lagu untukmu, Hime...' Batin Sasuke memandang Hinata yang menjauh.
"Kau sedang apa Sasuke?" Tanya Sakura heran, melihat Hinata yang sedang kekasir.
"Kau mau dengar?" Tanya Sasuke menyodorkan Headphone pada Sakura. Sakura memakai headphone tersebut.
~Duhai cinta..
Tataplah aku disini tetap menatapmu
Walau perih terus kau sakiti aku Tetap mengharapmu..~
Sakura tertegun mendengar lagu tersebut dan melepas headphonnya dengan kasar.
"Bagaimana?" Tanya Sasuke,
"..."
Sejenak Sakura menatap ke arah Hinata yang terlihat senang karena candaan Naruto.
"Bagus.." Jawab Sakura berjalan pergi.
#####
Hari berganti Hari, waktu terasa berjalan dengan cepat. Kelulusan pun berlalu penuh duka dan cita. Duka karena mereka sudah tidak satu sekolah dan cita karena mereka berempat lulus dengan Nilai memuaskan.
Malam setelah kelulusan,
"Sasuke.."
"Hn"
"Terimakasih, sudah menjadi teman terbaikku" Ungkap Sakura yang sedang makan malam bersama Sasuke.
"Hn"
"Sasuke"
"Hn"
"Tante Mikoto, dia bilang kita ini serasi loh," Celetuk Sakura.
Sasuke terdiam menghentikan kegiatan makannya.
"Emm, Sasuke.."
"Berikan aku kesempatan, ku mohon. Jadikan aku pacarmu" Lanjut Sakura.
"Maaf-" Tolak Sasuke.
"Kau tahu kan, aku sudah menyukaimu sejak Junior Hight School? Please, ku mohon Sasuke" Potong Sakura, meraih tangan Sasuke penuh harap.
"Ada orang lain di hatiku!" Jawab Sasuke, melepas genggaman Sakura.
"Demi persahabatan kita, beri aku kesempatan. Please? Jika setelah menjadi pacarmu, aku tidak bisa membuatmu jatuh cinta juga. Aku janji aku akan menyerah," Pinta Sakura dengan mata berkaca – kaca penuh harap.
"Aku mohon," Desis Sakura.
"Hn"
######
...
3 tahun berlalu setelah Sasuke dan Sakura resmi berpacaran. Naruto yang memang sudah diketahui suka pada Sakura sejak di KHS mendukung hubungan mereka agar Sakura bahagia. Sementara Hinata yang diam – diam suka pada Naruto masih mencoba memperjuangkan cintanya.
Di Kafe Yamanaka.
"Hai Teme! Sudah lama menunggu?" Sahut Naruto yang baru datang.
"Kau sendiri?" Tanya Sasuke, Naruto tertawa bodoh mendengarnya.
"Kau kira aku datang dengan siapa?" Balas Naruto.
"Hinata?"
"Haha... dia sibuk membuat tugas kuliah bersama Kiba"
"Kiba?" Selidik Sasuke.
"Dia teman satu kampus Hinata, haha... Sudahlah, lalu kenapa kau mengajakku bertemu disini?" Tanya Naruto to the point.
"Besok ulang tahun Sakura, aku ingin membuat kejutan untuknya." Jawab Sasuke datar.
"Umm, apa rencanamu?"
"Aku akan mengajaknya makan malam bersama, saat dia pergi. Aku ingin meminta bantuanmu dan... Hinata untuk menghias kamar kos Sakura dengan lampu kelap – kelip dan beberapa balon. Aku juga sudah memesan kue dan boneka untuknya sebagai kejutan. Saat kami kembali, kau dan Hinata dapat mengagetkannya," Terang Sasuke.
"Haha... Kau memang jenius Sasuke! Aku dan Hinata pasti akan membantumu!" Sahut Naruto semangat.
"Hn"
"Teme! Katakan padaku," Celetuk Naruto tiba – tiba.
"Apa kau mencintai Sakura?" Lanjut Naruto serius. Sejenak Sasuke tertegun melihat Naruto.
"Haha... bukan apa – apa, aku hanya-"
"Jaga dia!" Potong Sasuke.
"Hei, Bicara apa kau?" Sahut Naruto kesal.
"Berjanjilah padaku, bila aku tidak bisa membahagiakannya. Jagalah Sakura untukku," Sahut Sasuke bangkit dari duduknya.
"Bicara apa kau Teme!" Solot Naruto kesal.
"Aku masih ada urusan!" Sahut Sasuke tanpa menoleh.
"Dasar! Awas ya kau?!" Desis Naruto pura - pura marah.
'Jagalah Sakura bila terluka, karena aku tidak bisa mencintainya. Dia sudah seperti adikku sendiri, dan kenyataannya. Gadis bodoh itu tidak bisa terganti, walau oleh Sakura sekalipun' Batin Sasuke.
...
######
Hari yang di tunggu – tunggu tiba.
Siang hari, Sasuke sudah di apartemen Naruto untuk memastikan semua rencananya sudah siap.
"Semua beres! Saat kau dan Sakura pulang makan malam. Suasana kos Sakura akan gelap, dan saat Sakura membuka pintu kosnya. Hinata akan siap di depan pintu dengan kue ulang tahun di tangannya. Aku akan bersembunyi dan berteriak 'happy birthday' sambil melemparkan taburan kertas kerlap kerlip. Sempurna!" Terang Naruto bersemangat. Sasuke hanya mengangguk mengerti.
"Ngomong – ngomong dimana Hinata?" Tanya Sasuke penasaran.
"Dari pagi dia sibuk menyiapkan pernak-pernik dan menghias kos Sakura saat Sakura kerja, jadi dia kelelahan dan tidur di kamar sebelah." Sahut Naruto.
"Owhya! kau harus membeli bunga Teme! Sebaiknya aku ke toko Ino, untuk memesan bunga!" Teriak Naruto bersemangat, mengambil kontak motornya.
"Hn, terserah kau saja" Kata Sasuke cuek.
"Aku tinggal dulu" Sahut Naruto pergi.
"..."
"..."
hening.
Sasuke memandang pintu kamar tamu di apartemen Naruto. Perlahan tapi pasti, Sasuke melangkahkan kakinya ke dalam kamar itu. Ketika sudah memasuki kamar, terlihat Hinata yang tertidur dengan damai. Perlahan Sasuke mendekati Hinata, menatap wajah damai itu dengan tajam.
"Lama tak jumpa, hime?" Lirih Sasuke menyeringai.
'Aku merindukanmu' batin Sasuke diam menatap Hinata.
"Aku mencintaimu, Hinata" Bisik Sasuke mendekatkan wajahnya pada wajah damai Hinata.
Hinata merasa seseorang telah mencium bibirnya, lembut dan hangat. Nyaman.
'Sangat~' samar - samar Hinata mendengar seseorang berbisik.
Setelah beberapa saat sensasi itu menghilang, Hinata mencoba membuka matanya. Mengerjapkan mata menyesuaikan dan menajamkan pandangannya.
"Apa aku bermimpi?" Lirih Hinata, memandang setiap sudut ruangan yang terlihat kosong.
Hinata hanya meraba dadanya yang berdesir hangat dengan bingung.
Di balik pintu, Sasuke tersenyum tipis. Merasakan debaran jantungnya yang berpacu cepat.
TBC.
thanks uda read, kritik dan sarannya ya,,
sorry bila alurnya terlalu cepat, semoga mudah di pahami...
thanks you all :) salam ghwen,
