Dear, Author!

.

Main Cast: KaiSoo

Other Cast: EXO members

.

Author: Kimjongwinn

.

Disclaimer: all casts belong to themselves. this is originally my story

.

.

This is Yaoi. Don't like? Don't read.

.

©kimjongwinn


"KYAA~ Last chapter update!" Riuh seorang yeoja memancing keributan lain yang tak kalah ramai. Seperti biasa, yeoja-yeoja ini selalu berkerumun membicarakan hal-hal berbau K-Pop dan tentu saja, fanfiction. Kerumunan yeoja itu pun segera membuka ponsel mereka dan benar saja kata yeoja pemancing keributan tadi.

"Aahh.. Fanfiction karya D.O-nim memang selalu bagus," ucap salah seorang yeoja diantara kerumunan itu.

"Aku jadi penasaran tentang cerita baru selanjutnya,"

"Hey, kau tidak tau? Katanya D.O-nim tidak akan mempublish fanfiction lagi,"

"Mwo?! Tidakkk,"

Bla, bla, bla. Sepasang telinga dari seorang namja berkulit putih susu dan bermata bulat menangkap pembicaraan yeoja-yeoja tadi dari awal sampai habis. Selain bermaksud menguping, suara mereka juga terlalu kencang dan heboh.

"Hey Dyo-dyo," panggil seorang namja sambil duduk di depan meja Kyungsoo, namja bermata bulat tadi.

"Chennn," Kyungsoo menghela napas lalu melipat tangannya diatas meja dan menatap Chen.

"Kau kenapa lagi, D.O-nim? Oh tak perlu dijawab. Pasti tentang kelanjutan cerita konyolmu itu," Kyungsoo menghela napas lagi.

"Ssstt! Jangan panggil aku dengan pen-name kuuu," Kyungsoo membenarkan duduknya. "Nanti mereka tauuu," bisik Kyungsoo pelan sambil menunjuk kerumunan yeoja tadi.

"Kkk. Bodoh, mereka tak akan tau. Ngomong-ngomong.. Kau jadi menutup account-mu itu?"

"Aku masih belum tau, Chen-ah.. Mungkin aku hanya akan hiatus,"

"Hiatus sampai ujian selesai?" Sahabat sejak kecil Kyungsoo itu melontarkan banyak pertanyaan yang sedaritadi membuatnya bingung sendiri.

"Aaaaah diamlah dulu Jongdae-yaaaaa," Kyungsoo mengacak-acak rambutnya frustasi.

.

.

.

Kyungsoo menatap laptopnya nanar sambil membenarkan kacamatanya. "Ayolah otakku yang pintar, kumohon bekerjalah.." Kyungsoo bicara sendiri sambil mengetuk-ngetuk pulpennya ke kepala. Jongdae atau Chen yang duduk di depan bangku Kyungsoo menoleh kepadanya.

"Mau sampai kapan kau bicara sendiri? Dengar tuh penjelasan Junmyeon seonsaengnim,"

TUKK!

Sebatang spidol tiba-tiba menghantam puncak kepala Chen.

"Selamat, Kim Jongdae! Pesananmu sudah sampai dengan selamat, sekarang kerjakan soal di depan," senyum guru matematika itu. Chen yang daritadi tidak mendengarkan penjelasannya pun mau tak mau maju dan mengerjakan soal-soal di papan tulis. Kyungsoo yang duduk di bangku paling belakang pun hanya bisa terkikik pelan melihat tingkah bodoh sahabatnya.

.

.

.

Kyungsoo tinggal sendiri di apartemennya. Orangtuanya bekerja di Jepang dan mengirimi Kyungsoo uang setiap bulannya. Kyungsoo sendiri tidak keberatan tinggal sendirian di kota sebesar Seoul, karena sejak kecil Kyungsoo sudah dilatih untuk mandiri.

Oh iya. Kyungsoo adalah seorang penulis cerita fiksi di blog nya yang sedang digemari banyak orang terutama yeoja. Tak heran jika ia sejak di sekolah mendengarkan atau lebih tepatnya menguping pembicaraan yeoja-yeoja pembaca ceritanya hanya sekedar untuk meningkatkan kualitas ceritanya. Dan tak ada seorangpun yang tahu kalau Kyungsoo adalah D.O. (kecuali Chen)

Drrt.. drrrt.

Kyungsoo mengecek ponselnya. Ada email masuk dari pembaca-pembaca setianya.

[D.O-nim Jjang! Kenapa harus tamatt T.T]

[Ah ceritanya sangat bagusss. Tolong buat sequelnyaaa]

Dan masih banyak lagi. Kyungsoo tak melewatkan satu email pun untuk dibaca. Kebanyakan isinya sama dan sama lagi. Tapi ada satu email yang membuatnya cukup kebingungan.

[D.O-nim, tolong buat cerita romance!]

Romance? Jatuh cinta pun Kyungsoo tak pernah.

"Mungkin akan kupertimbangkan.."

Kyungsoo meletakkan ponselnya asal lalu merebahkan badannya di kasur empuknya

"Hmm.. Romance ya.. Kuharap aku bisa membuatnya dengan baik," katanya dalam hati lalu memejamkan matanya. Tanpa sepengetahuannya, sebuah keajaiban tengah menghampiri hidupnya.

.

.

.

.

Secercah cahaya yang mengintip lewat celah tirai jendela menandakan hari telah pagi. Entah kenapa Kyungsoo masih betah bermalas-malasan di atas kasurnya, padahal biasanya Kyungsoo sudah mandi dan bersiap-siap untuk mengawali harinya. Hari ini hari sabtu, saatnya bagi Kyungsoo untuk mengurung dirinya di kamar. Ya apalagi kalau bukan mengarang cerita barunya.

"Hm..." Kyungsoo membuka matanya perlahan, lalu duduk dan mendapati ponselnya berdering.

"Yeoboseyo.." suara Kyungsoo masih serak. Orang di seberang sana tidak menjawab Kyungsoo.

Tiba-tiba jaringan telepon dimatikan secara sepihak oleh si penelepon. Kyungsoo tak mengindahkannya , ia pun segera mandi dan bersiap.

"Baiklah... Apa yang harus kutulis ya.." Jemari Kyungsoo lincah memencet-mencet tuts keyboard laptopnya, menuangkan inspirasi-inspirasi dari pikirannya.

.

.

.

Sudah berjam-jam Kyungsoo berkutat di depan laptopnya. Entah kenapa Kyungsoo merasa kesulitan untuk mendapatkan inspirasi untuk karya tulis barunya ini.

"Hahh.. Mungkin aku butuh istirahat sebentar," Kyungsoo pun berjalan ke dapur dan minum segelas sprite. Lalu Kyungsoo pun menuju ke ruang tamu untuk sekedar menonton TV dan merilekskan pikirannya.

Baru saja Kyungsoo duduk di sofa, ia merasakan seseorang sedang berdiri belakangnya.

Deg!

Tiba-tiba Kyungsoo merasakan sepasang tangan tengah memeluk lehernya dari belakang.

"Si..siapa?" Kyungsoo merasa ketakutan sekarang. Ia tak bisa berkutik karena ia terlalu takut. Sampai akhirnya tangan itu menghilang dan sesosok lelaki muncul di depannya. Kyungsoo merasa aneh ketika lelaki berkulit tan itu menyentuh kedua pipinya dan mengelusnya.

"Kai. Aku Kai,"

Tunggu. Kai? Sepertinya nama itu familiar.

"Dan aku… Adalah tokoh fiksi buatanmu,"

.

.

.

.

.

To Be Continued


This is my first fanfiction jadi harap maklum kalau ga gitu seru nyahahahaha

Mind to RnR?