DISCLAIMER : MASASHI KISHIMOTO.
.
Naruto buru-buru masuk ke dalam kamar apartemennya, tidak mempedulikan orang-orang yang baru saja ditabraknya saat berlari-lari di lorong apartemen. Sekarang ini dia sedang tidak mempedulikan orang-orang tersebut, yang sekarang dipedulikannya hanyalah sesuatu yang sedang berdenyut-denyut di bawah sana dan meminta untuk dimasuki sesuatu.
Tubuh mungil Naruto dengan cepat melesat masuk ke dalam kamar apartemennya setelah sebelumnya membuka pintu apartemen yang berwarna coklat itu dengan susah payah.
"Hah…hha…haaaaahh…" suara deru napas Naruto memenuhi kamar kecil itu. Dengan tangan yang bergetar, Naruto menyeka keringat yang menetes dari dahinya ke baju putih sekolahnya.
Kulit kecoklatannya menjadi basah dengan keringat dan menempel di seragam putih abu-abu miliknya. Namun Naruto tidak mempedulikan hal itu lagi, yang dibutuhkannya sekarang adalah benda yang bisa meredakan masalahnya yang ada di bawah sana. Yaitu penis mainan.
Naruto melirik jam dinding berwarna oranye di dalam kamarnya. Masih jam satu siang, dan dia sudah bolos dari jam terakhir pelajaran. Ah, bullshit semua pelajaran di sekolah.
Naruto segera melepaskan semua pakaiannya dan melemparkannya ke sembarang tempat, dia sudah tidak tahan lagi untuk segera memasukkan penis sepanjang tujuh inchi dan selebar dua inchi untuk masuk ke dalam anusnya yang sekarang sedang berdenyut-denyut dengan nikmat.
"Ahnnn… uhmmm… ahhhh…" erang Naruto saat tangan mungilnya menyentuh penisnya yang sudah sangat menegang dan mengeluarkan cairan licin dan basah.
Naruto berjalan perlahan-lahan ke atas tempat tidurnya yang dialasi dengan seprai berwarna oranye sambil terus mengurut-urut penisnya yang berukuran imut-imut itu. Untuk sekedar info, Naruto hanya mempunyai penis sepanjang empat inchi dengan lebar satu inchi.
Semua ini karena guru bahasa inggris Naruto di sekolah, Asuma sensei. Tadi siang sekitar jam dua belas siang lewat sedikit, Naruto kebelet ingin buang air kecil dan semua toilet untuk para murid sedang penuh. Toilet khusus untuk laki-laki di sekolah Naruto ada lima buah, dua buah rusak dan sisanya lagi penuh dengan para remaja yang sedang tidak tahu lagi ngapain.
Naruto tersenyum licik dan melangkahkan kakinya untuk pergi ke toilet para sensei yang jaraknya hanya semenit jika berjalan kaki. Dengan perlahan-lahan, Naruto mendorong pintu plastik berwarna biru yang menutupi toilet khusus sensei lelaki di sekolahnya. Dan saat itulah tubuh Naruto gemetar melihat pemandangan di hadapannya.
Asuma sensei, dengan tinggi semampai sedang onani di depan kaca besar. Asuma sensei, dengan otot perutnya yang sangat menggoda. Asuma sensei, dengan bulu yang menutupi dadanya yang seksi. Dan yang paling membuat anus Naruto merasa bernafsu adalah, Asuma sensei, dengan kepala penis yang lumayan besar. Dengan batang penis yang besar dan sedang menengang, ditambah dengan urat-urat berwarna biru yang berada di sisi batang penis itu. Ingin rasanya Naruto menjilat penis itu menggunakan lidahnya, rasanya pasti sangat nikmat terutama bagian kepalanya.
"Ngghh…" erang Naruto pelan. Dia mulai membayangkan bagaimana jika penis Asuma sensei masuk ke dalam anusnya dan merobek anusnya dengan kasar. Ahh, pasti sangat nikmat. Apalagi jika Asuma sensei tidak menggunakan kondom dan lubrikan.
"Ahhnnn…" Naruto menggigit bibir bagian bawahnya untuk meredam suara erangannya. Untuk sekejap, Naruto melupakan keinginannya untuk buang air kecil.
Bukan salah Naruto jika dia tidak pernah menyukai perempuan. Entah kenapa, Naruto sama sekali tidak berminat untuk melakukan seks dengan perempuan. Naruto lebih mencintai penis. Benda panjang dan penuh urat itu tampak lebih seksi dan nikmat di depan mata Naruto.
Naruto mulai mencintai penis sejak usianya tiga belas tahun. Itulah pertama kalinya dia merasakan betapa nikmatnya benda yang bernama penis—milik mantan pacarnya—dimasukkan ke dalam lubang anusnya. Dan sejak saat itu Naruto mulai ketagihan dan melakukan banyak hubungan seks dengan laki-laki—tua atau muda—yang bersedia memasukkan penisnya ke dalam anusnya yang sempit.
Gerakan tangan Asuma sensei semakin cepat mengurut-urut penis besarnya, sepertinya Asuma sensei sudah mau keluar. Naruto terus menatap penis Asuma sensei dengan pandangan lapar.
"Ahnnn…" erang Asuma sensei ketika cairan putih kental keluar dari lubang penisnya dan jatuh di atas wastafel. Ingin rasanya Naruto menjilat cairan putih itu sampai habis tidak bersisa.
Naruto membuka mulutnya nikmat jika dia kembali mengingat kejadian tadi siang di sekolah bersama Asuma sensei. Matanya terkunci rapat merasakan kenikmatan pada penisnya yang sedang diurut oleh tangan kanannya.
"Mmmm… ahhh…"
Naruto menghentikan pekerjaan tangannya dan berdiri dari kasur dengan kaki yang bergetar. Remaja mungil berusia tujuh belas tahun itu menuju ke arah lemari kayunya dan mengeluarkan kotak yang berukuran sedang.
Tanpa menunggu waktu lama, Naruto mulai membuka kotak berwarna hitam itu dan mengeluarkan dildo kenyal berwarna putih. Dengan hanya memandang penis mainan itu saja, sudah membuah nafsu Naruto meningkat dua kali lipat. Naruto mencium dildo putih tersebut menggunakan bibirnya yang berwarna pink dan memasukkan penis mainan itu kedalam mulutnya yang hangat. Dia menjatuhkan tubuhnya di atas lantai dingin dan mengerang ketika dinginnya lantai mengenai pantatnya. Dengan lidah yang terlatih, Naruto mulai menjilat semua sisi dildo itu, beranggapan bahwa itu adalah penis Asuma sensei.
"Nhhmmm… mmmmm…"
Setelah puas menjilat dan menciumi penis mainan itu. Naruto mengubah posisinya, yaitu dia menyangga tubuh bagian atasnya di kasur dan menunggingkan pantatnya tinggi-tinggi di udara.
Naruto memasukkan ketiga jari mungilnya dengan kasar ke dalam anusnya dan dengan segera memutar-mutar jari-jari itu di dalam sana.
"Uh-ahhh…"
Dildo yang berada di tangan kanannya dipindahkan ke tangan kirinya dan tanpa mempedulikan rasa sakit lagi, Naruto segera menyentakkan dildo itu masuk ke dalam anusnya dengan cepat, keras, kasar dan kuat membuatnya berteriak penuh rasa nikmat dan sakit—rasa yang paling disukainya—.
"Arrrggghhhh… annnmmhhhh…"
Dengan cepat juga, Naruto memaju mundurkan dildo itu dengan kasar dari lubang anusnya. Setiap tusukan di anusnya membuatnya melayang dan penuh dengan rasa nikmat.
"Ah… ah… ah… ah…"
Naruto mengubah arah dildo itu supaya semakin mengenai kelenjar prostatnya dan menyakiti kelenjar sensitif miliknya. Naruto semakin cepat memaju mundurkan batang putih itu dan suara erangan dalam kamarnya semakin keras. Naruto sudah hampir keluar.
Tiba-tiba pandangan mata Naruto memutih dan cairan kental berwarna putih bermuncratan keluar dari penisnya ke lantai di bawah tubuhnya.
"Ahnnnnnnn…"
Tanpa melepas dildo yang masih berada di dalam anusnya, Naruto menurunkan dirinya dan menjilati setiap cairan putih di lantai yang dikeluarkan dari lubang penisnya.
"Mnnn… nikmat…" ucapnya sambil terus menjilati cairan itu.
Masih belum melepas dildo yang berada di anusnya, Naruto mengambil telepon genggam di saku celana abu-abunya. Remaja berambut pirang dan bermata biru itu memencet beberapa angka sebelum mendekatkan telepon genggam miliknya ke telinganya.
"Halo…"
Berhenti sejenak.
"Oke, Naru tunggu kedatangan kalian bertiga. Jangan lupa siapin stamina ya…" jawab Naruto sebelum akhirnya menekan tombol merah di telepon genggamnya.
Uffhh… malam ini akan menjadi malam yang panjang. Naruto tersenyum manis sebelum mencabut dildo yang berada di anusnya dan menjilat bagian kepala dildo itu.
"Mmmm…"
.
First OneShot (Finish)
.
Ugghhh… Otak mesum saya memang udah nggak bisa ditoleransi lagiiiiii….
Review please.
Flame juga gak papa kok, nambah-nambahin review biar keliatan banyak :D
