Dishonorable Love

.

.

Disclaimer : Masashi Kishimoto

Pair : SasuNaru/NaruSasu, KyuuSaso.

Warning : OOC, Boys Love, Son x Father, Gaje, Gentlefic gagal, Typos maybe, DLL!

Peringatan di atas adalah asli(?).

.

.

Enjoy~!

.

Katanya cinta tidak bersyarat. Tapi apa ini? Laki-laki dan perempuan? Tidak boleh hubungan darah? Bukankah itu termasuk persyaratan?

Tidak, tidak. Aku bukan pendukung LGBT, tapi aku juga bukan LGBT haters. Aku tidak perduli dengan seksualitas seseorang. Itu urusan mereka, bukan urusanku.

Oh, maaf. Ini hanya pembukaan yang kupilih. Karena aku tidak tau harus membuka cerita ini dengan apa. Baiklah, aku akan mulai bercerita tentang anak-anak manusia yang menyimpang dari arah lurus(?).

Di sebuah kerajaan- maksudku, di sebuah kafe bernama Moe Café, dua orang laki-laki dengan perawakan berbeda sedang berbincang-bincang. Yang satu bersurai kuning dan yang satu bersurai merah.

Dan ternyata mereka adalah Uzumaki Naruto dan Kurama Kyuubi. Entah apa yang mereka perbincangkan tapi rasanya hawa-hawa di sekitar mereka sangat serius.

"Jadi, kenapa kau bawa aku ke sini? Dan, apa-apaan wajah seriusmu itu?" tanya Kyuubi sambil menyeruput kopi moka yang dipesannya tadi. Makhluk yang di depannya menatap intens.

"Aku dalam masalah besar!" seru kepala kuning memegang kepalanya frustasi. Para om-om pedofil ngelirik-lirik sambil ngebatin, Siapa yang berani membuat uke-ku frustasi?

Kyuubi memutar bolamatanya bosan, ditatapnya Naruto dengan tatapan ceritakan-atau-kubunuh-kau. Mendapat tatapan seperti itu, Naruto menghela nafas berat.

"Aku akan ceritakan, berjanji tidak akan kasih tau siapa-siapa?" Kyuubi mengangguk, mulai terbawa hawa serius Naruto.

"Aku jadian dengan Sasuke, shh!" bisik Naruto, Kyuubi terdiam, "Kyuu, kenapa kau?"

Hening.

Hening.

Hening

Hening.

Hening.

Hening

Hening.

Hening.

Hening

Hening.

Hening.

Hening

Hening.

Hening.

Hening

Hening.

Hening.

Hening

Hening.

Hening.

Hening

Hen-

"KAU GILA!? KA-"

"Shh! Jangan teriak, Kyuu! Aku tau kau akan geli dan menjauhiku jadi- ITTAI!" teriak Naruto begitu tangan yang digunakan untuk mendekap Kyuubi digigit oleh pemuda merah itu.

"Makanya jangan bekap-bekap! Lagian, siapa yang akan geli dan menjauhimu?" kata Kyuubi sewot, Naruto masih sibuk mengaduh kesakitan. Ditatapnya Kyuubi nyalang.

"Lalu!?" jawabnya agak kasar, padahal terkejut dengan Kyuubi yang tidak pergi menjauhinya karena dirinya memacari sahabatnya. Dan 'nya' di paragraf ini adalah Naruto.

Kyuubi menghela nafas kasar, "Aku tadi mau bilang…" Naruto makin serius begitu Kyuubi menggantung perkataannya.

"KAU GILA DATANG KE RUMAHKU, MENGGANGGU KESENANGANKU LALU MEMBAWAKU KEMARI HANYA UNTUK MEMBERITAHU HAL YANG TIDAK ADA PENTING-PENTINGNYA ITU!?" teriak Kyuubi membuat Naruto berjengit.

"Apa maksudmu tidak penting? Bukankah ini hal yang penting?" tanya Naruto tak paham. Sekarang hal ini terbesit dibenaknya, bagaimana bisa Kyuubi yang sekarang sedang mendeathglare para om-om pedofil mengatakan hal sepanjang tadi dalam satu tarikan nafas?

"Asal kau tau, aku juga gay, sama sepertimu" ucap Kyuubi membuat mata Naruto membulat sempurna.

Dia bingung, harus kaget karena Kyuubi gay atau karena Kyuubi mengatainya gay.

"Tuan Kyuubi yang sempurna, aku bukan gay! Dan, bagaimana bisa kau menyembunyikan hal itu dariku!?" Entah ini perasaan Kyuubi saja atau kalimat terakhir Naruto memang alay?

"Aku tidak menyembunyikan itu, kau saja yang tidak pernah bertanya…" Naruto tau dia tidak pernah bertanya apapun yang seharusnya diketahui seorang sahabat, "Lalu, kalau kau bukan gay, kau itu apa?"

Naruto terdiam.

"U- um, a- aku bisexual?"

Kyuubi sweatdrop.

"T- tapi mana mungkin! *gasp!* Jangan sampai aku Sasukesexual?"

Kyuubi doublesweatdrop.

"A- atau…"

"Cukup Naruto, cukup" jeda Kyuubi sambil memijat pelipisnya. Naruto menatap innocent.

"?"

"Naruto, kau pacaran dengan Sasuke? It's okay, apa masalahmu? Kau malu?" Naruto terdiam, perlahan ia menggeleng lalu mengangguk. Kyuubi bisa kehabisan keringat(?).

"Malu? Iya. Masalahku? Kami sama-sama tipe femme!" seru Naruto panik. Kyuubi menghela nafas frustasi.

"Dalam gay, femme itu uke" jelas Kyuubi lalu terdiam sebentar, "Dan untuk masalahmu itu, aku tidak tau. Sama-sama tipe uke itu membahayakan. Kecuali kau bisa memerankan keduanya, top dan bottom"

Naruto berdecak frustasi. Dia bukan seseorang yang bisa memerankan top/seme.

Seperti ini, dia dan Sasuke sudah pacaran selama dua hari. Awalnya dia kira, mereka akan baik-baik saja. Tapi tidak. Mereka sama-sama uke pasif. Jujur saja, kalau Sasuke tidak pernah kode-kodean frontal dan dia tidak berani mengatakan kalau dia menyukai Sasuke sudah lebih dari 2 tahun, mereka tidak akan jadian sekarang.

Naruto mengacak rambutnya kasar, tidak perduli dengan keberadaan para om-om yang sedaritadi menguping pembicaraan mereka. Kyuubi pun hanya terdiam.

"Kurasa kita harus pulang, Naru"

.

"Tadaima~" seru Kyuubi sambil menutup pintu, kakinya melangkah mencari keberadaan sang ayah tercinta.

"Okaeri" Mendengar jawaban dari meja makan, Kyuubi berlari menghampiri tempat tersebut.

Senyumnya mengembang di saat melihat seorang pria bersurai merah yang sedang mencuci piring. Ayahnya, Kurama Sasori.

"Okaeri, Kyuu-chan~" Senyumannya pudar begitu melihat seorang wanita yang sedang duduk di meja makan, Kurama Yoko, ibunya.

Dengan perasaan kesal, Kyuubi pergi ke kamarnya. Yoko hanya menghela nafas melihat kelakuan anak satu-satu-nya itu.

"Jangan sedih, aku akan berbicara dengannya" ucap Sasori ketika melihat raut wajah istrinya yang berubah, Yoko mengangguk.

"Iya, aku akan cuci piringnya, pergilah"

.

Tok. Tok. Tok.

Suara ketukan pintu merasuki indra pendengaran Kyuubi, ia menggigit bibirnya kecil.

"Siapa? Tou-san atau Kaa-san?" tanya Kyuubi sambil menutup wajahnya menggunakan sebelah lengan.

"Tou-san" Kyuubi menghela nafas berat. Kenapa Sasori harus ke sini sih?

Dia baru saja menangis karena memikirkan betapa menyedihkannya dirinya yang mencintai ayahnya dalam arti sepasang kekasih.

"Masuk" Sasori pun masuk dan menghampiri Kyuubi.

"Ada apa, Kyuubi? Kenapa… hey, kau menangis?" Kaget Sasori begitu melihat mata anaknya yang sembab.

Ya, dan itu karena kau.

"Kyuu, jawab tou-san, kenapa kau menangis?"

Karena kau, bodoh!

"Jadi kau tidak mau bicara denganku?"

T- tidak! Aku tidak bilang aku tidak mau bicara denganmu!

"Yasudah, oyasum- A-apa yang mau kau lakukan?" seru Sasori panik di saat Kyuubi menariknya dan melemparkannya ke tempat tidur.

Lain Sasori, lain Kyuubi. Kepala merah itu sangat berharap kalau kata-kata yang dicetak miring itu bisa dikatakannya.

"A- aku menangis karena kau!" teriak Kyuubi membuat ayahnya menelan ludah susah payah.

"A- apa yang kulaku-"

"Aku membencinya! Aku membenci ibu!" teriak Kyuubi membuat Sasori membeku. Dilemparkannya tatapan tajam pada Kyuubi.

"A- apa yang kau katakan, Kyuu? Apa maksudmu?" tanya Sasori memastikan dengan nada agak bergetar.

"Aku… Aku mencintaimu… Aku mencintaimu, tou-san. Aku mencintaimu dalam artian romantis sepasang kekasih…"

"K- kyuu…"

Kyuubi hanya diam. Ia menatap wajah ayahnya dengan sangat serius.

"Kyuu"

"..."

"Kyuubi"

"…"

"Haaah, sebaiknya kau tidur" ucap Sasori lalu berdiri dan meraih gagang pintu. Namun tangan Kyuubi menahannya.

"Tou-san…" bisik Kyuubi di telinga Sasori dengan suara serak-serak menggoda.

"K- kyuu, kau mabuk. Tidurlah"

.

.

.

.

Seharusnya, pagi yang cerah akan diawali dengan perasaan yang gembira, namun 'seharusnya' itu harus dirusak oleh suasana hati dua orang pemuda yang sedang duduk bersebelahan.

Naruto yang sedang bimbang antara membicarakan masalah ini dengan Sasuke atau tidak, dan Kyuubi yang memikirkan rencana jahat agar ibunya menghilang ditelan bumi. Anak durhaka versi Kyuubi.

Naruto melirik Sasuke yang masih berdiam diri di bangkunya.

'Tuh kan, mau ke kantin bersama saja harus aku yang ajak' batin Naruto.

Oh tunggu, Naruto ingat sesuatu.

"Kyuubi, sebentar sore aku akan ke Suna" ujar Naruto tiba-tiba membuat Kyuubi terkejut.

"Kau bercanda, Naruto?" Naruto menggeleng.

"Tidak. Apa Yoko-san tidak memberitahumu?" tanya Naruto, Kyuubi menyernyitkan dahinya. Sungguh, apa hubungannya dengan Yoko?

"Tidak, memangnya kenapa?" tanya Kyuubi.

"Ckckck, Yoko-san juga akan pergi ke Suna! Sekedar mengantarku dan menemani kaa-san. Masa anaknya sendiri tidak tau?" Kyuubi terdiam.

"Serius?"

"Iya!"

"…"

"?"

"…"

"Kenapa kau menyeringai seperti itu, Kyuubi?"

"…"

"KYUU!"

.

.

Naruto merebahkan tubuhnya di sofa depan TV. Tangannya sibuk mengotak-atik ponsel kesayangannya.

Via Messenger

Naruto Uzu : Teme, sebentar sore aku akan ke Suna.

Sasuke Uchiha : Buat apa?

Naruto Uzu : Sekolah di sana, hehehe.

Sasuke Uchiha : Kenapa tiba-tiba?

Naruto Uzu : Entahlah kaa-san ku.

Sasuke Uchiha : Oh…

End Via Messenger

"Cuek sekali" guman Naruto kesal.

"Naruto! Siapkan pakaianmu!" teriak seseorang dari dalam dapur. Naruto langsung beranjak dari tempatnya.

Sementara di tempat lain

Kyuubi sangat senang karena tadi ibunya bilang, "Yup, kaa-san akan pergi ke Suna, dan kaa-san akan menyetir sendiri. Kaa-san tidak mau merepotkan tou-san"

Dan kalian tau apa yang baru saja dilakukan si kepala merah itu? Merusaki rem-nya. Seperti di TV-TV.

Haah, mood Kyuubi mendadak sempurna hari ini. Ini semua akan berjalan sesuai rencananya. Sedikit lagi ibunya akan pergi. Well, dia akan tidur sebentar.

.

"Kyuu! Kyuu!" teriak Yoko panik membangunkan anaknya tercinta, Kyuubi mengerjapkan matanya sebentar.

"Kaa-san? Eh sudah malam!? Kaa-san kenapa masih di sini!?" teriak Kyuubi terkejut begitu melihat Yoko yang sedang… menangis?

"Tou-san, tou-san kecelakaan!"

Kyuubi membeku. "T- tadi, tou-san pergi ke supermarket untuk membeli keperluan kaa-san ke Suna. Karena sudah lama sekali, kaa-san ingin menelfon, tapi malah kaa-san ditelfon duluan. Siapa yang tau itu dari pihak rumah sakit yang memberitahukan tou-san kecelakaan! Rem mobil-nya rusak!"

"Kyuu…?"

"T- tou-san, tou-san kecelakaan? … Tou-san? T- TOU-SAN! TIDAK MUNGKIN! TOU-SAN TIDAK MUNGKIN KECELAKAAN! KAA-SAN! HIKS KAA-SAN! INI TIDAK MUNGKIN KAN!? INI TIDAK MUNGKIN! TOU- TOU-SANNNNNNNNNNNNNN!"

"K- kyuu, Kyuu-"

"Apa tou-san selamat!? Kaa-san jawab aku!" seru Kyuubi sambil memeluk ibunya.

Jawab iya,kaa-san jawab iya!

"T- tidak, Kyuu… hiks. Dia tidak selamat, Kyuu"

Deg!

"T- tou-san tidak selamat? Tou-san? T- tou- TOU-SANNNNNNNNNNNN! TIDAK! TIDAKKKKKKKKKKKKKKKK!"

.

Naruto Uzu : Sasuke~?

Uchiha Sasuke : Aku sibuk.

Naruto Uzu : Dasar teme!

Naruto Uzu : Teme, aku mau bicara serius.

Uchiha Sasuke : Apa?

Naruto Uzu : Aku mau kita putus.

Uchiha Sasuke : Kenapa?

Naruto Uzu : Aku takut dosa, teme. Lagipula, kita tidak cocok.

Uchiha Sasuke change his display name to Sasuke.

Sasuke change your display name to Naruto.

Sasuke : Apanya yang tidak cocok?

Naruto : Kita itu sama-sama uke. Susah.

Sasuke : Oh, kalau begitu, biar aku saja jadi seme.

Sasuke : Hallo?

Sasuke : Naruto-dobe, jawab aku.

Sasuke : Naruto?

.

BRAKKKKKK!

Naruto membanting ponselnya dengan keras. Bibirnya bergetar menahan tangis.

"Aku bukannya takut, tapi aku geli. Dan kau… kau itu tidak bisa menjadi seme…"

.

"TOU-SANNNN!"

.

"…Sasuke…"

.

Karena cinta seperti itu tidak akan berakhir dengan kebahagiaan.

Karena cinta seperti itu adalah cinta yang tidak wajar dan tidak terhormat.

.

.

.

.

Finish!

.

FIC INI BUKAN UNTUK NGE-BASH SIAPAPUN! KARENA SEPERTI YANG SAYA BILANG, SAYA TIDAK PERDULI DENGAN URUSAN CINTA ORANG LAIN!

Lalu, fic ini juga diambil dari kisah author. Kami sama-sama bottom, dan dia itu CUEK TO THE MAX.

Well, kalau begitu kita berpisah(?) di sini. Terima kasih sudah meluangkan waktu untuk membaca fic ini.

Mind to Review?