Disclaimer : Arai Kiyoko

Genre : Comedy/Romance

Fortune-telling



"Hei Ochiai, apa kita punya rencana training untuk minggu ini?" Tanya Narumi.

"Hmm… mungkin sebaiknya kita buat jadwal training yang baru," jawab Ochiai. Memang, SP perlu membuat jadwal latihan yang baru karena kontes kecantikan yang diadakan oleh sebuah stasiun televisi akan berlangsung satu minggu lagi.

"Huh! Lebih baik kita juga cari cara agar si Kei tidak malas-malasan! Setiap latihan, kerjanya hanya tidur saja!" Narumi mendengus kesal.

Jika diingat-ingat selama latihan minggu lalu, yang berlatih di ruang SP hanya Narumi, Ochiai, dan Seki. Kei hanya tidur atau mengulum permen karet. Iori sibuk menarik perhatian gadis-gadis di sekelilingnya. Sedangkan Kiri harus membantu ayahnya di salon Koshiba. Akhir-akhir ini mood ayahnya sedang jelek dan hanya bermalas-malasan saja. Bukannya selalu begitu ya?

"Hei laki-laki yang berada di sana,"

Narumi dan Ochiai terlonjat kaget pada sebuah suara yang tak mereka kenal. Mereka menoleh ke arah sumber suara.

Seorang wanita tua berpakaian serba hitam duduk di tepi jalan sambil memegang sebuah bola Kristal.

"Eh, siapa? Aku?" Tanya Narumi bingung sambil menunjuk dirinya sendiri.

"Iya, kau yang memakai kemeja kotak-kotak," jawab wanita tua itu.

Narumi berjalan mendekat, disusul dengan Ochiai.

"Ada apa, Nek?"

"Aku melihat sinar kegelapan dalam dirimu,"

Narumi mengangkat sebelah alisnya, "Hah? Sinar kegelapan?"

Nenek itu mengangguk. "Kau akan mendapatkan kesialan dalam minggu ini."

"A-apa?" Narumi bertanya bingung.

"Masih ada lagi," lanjut nenek itu. "Kau akan kehilangan orang yang kamu cintai dalam waktu dua hari lagi."

"H-hah? Ramalan macam apa itu?!" Narumi berjalan menjauh. "Huh! Aku sama sekali tak percaya dengan ramalan! Ayo kita pergi, Ochiai!"

Sesaat setelah Narumi dan Ochiai pergi, nenek itu tersenyum samar.


Teng! Teng!

"Wah, akhirnya pelajaran selesai juga," ujar Kanako tersenyum.

Kiri hanya menghela napas seperti biasanya.

"Kiri-chan mau langsung ke ruang SP?" Tanya Kanako.

"Iya. Kalau tidak, Naru-Naru akan mengamuk seperti biasanya," jawab Kiri sedikit malas.

Tak lama kemudian, mereka tiba di depan ruang SP.

"Selamat siang…" Kiri membuka pintu.

Baru saja Kiri mau masuk ke ruangan, Narumi langsung berteriak keras. "Hei, lama sekali! Dasar, kau ini kemana saja hah?!"

Kiri menghela napas. "Kau ini selalu mempermasalahkan hal-hal yang kecil, Naru-Naru."

Narumi memukul meja yang ada di sampingnya. "Jangan panggil aku Naru-Naru!!!"

Berkat pukulan Narumi tadi, teh panas yang ada di atas meja tumpah mengenai tangan Narumi. "Hwaaaa….!!!"

Narumi mengibas-ngibaskan tangannya. Ia mundur ke belakang. Tiba-tiba saja kakinya terpeleset oleh bungkus makanan milik Kei yang tergeletak di lantai. Ia jatuh ke arah rak buku, dan tumpukan buku tebal yang ada di atasnya dengan sukses mendarat di kepala Narumi.

"Na-Narumi, kau tidak apa-apa?" Tanya Ochiai ikut panik.

"Na-Narumi senpai…," ujar Kanako panik.

"Grrr… Ini gara-gara kau, rambut riap-riapan!" teriak Narumi geram.

"Sudahlah... jangan menyalahkan Koshiba-san," ujar Ochiai.

Kiri menghela napas cuek sambil meletakkan tasnya di meja.

Narumi bangkit berdiri sambil mengusap-usap kepalanya. Ia berjalan perlahan-lahan.

Tiba-tiba saja…

BRAK!! Daun pintu terbuka lebar disertai bunyi DUAGH yang dahsyat.

"Hai Naru-Naruu!! Ada kue nggak? Aku lapar niiih…" Kei masuk ke ruang SP. "Eeh? Kok rasanya tadi ada bunyi sesuatu?" Kei melihat ke belakang pintu. "Hah?! Naru-Naru?! Ma-maaf, aku tidak sengaja!" ujar Kei panik.

"... GRRRR!!! KEEEEEEI!!!"


"Hmm… jangan-jangan ramalan itu memang benar." Ochiai memegang dagunya seraya berpikir.

"Mana mungkin?! Tidak ada yang namanya ramalan! Itu hanya omong kosong!!" ujar Narumi tak percaya.

"Naru-Naru, aku sungguh minta maaf. Aku tidak sengaja…" Kei menangis menyesal.

Narumi tetap cemberut sambil mengusap-usap kepalanya yang sudah benjol dua kali.

Latihan SP hari ini sudah usai. Sepanjang latihan Narumi terus menerus cemberut sambil mengomel.

Kei berjalan mendekat ke kandang hamster peliharaannya. "Uuuh… Mi-chan… Naru-Naru tidak mau memaafkanku…"

"Jangan curhat pada hamster!!!" bentak Narumi sambil memukul kepala Kei.

"Aduuh… Naru-Naru… Sakiit!!"

BRAK!! Pintu ruang SP terbuka.

"Hai semuanya… Me sudah datang~" Iori masuk sambil memegang bunga mawar seperti biasanya.

"Kemana saja kau?!" bentak Narumi sewot.

"Maaf-maaf… Me sibuk bertemu dengan gadis-gadis yang tertarik dengan ketampanan Me…" Iori mengeluarkan aroma wewangiannya. "Eh? Mana Kiri-chi?" Iori memandang sekitar.

"Dia sudah pulang dari tadi. Salah sendiri kenapa kau… "

"Oh nooo! Padahal Me kesini karena ingin bertemu dengan Kiri-chi…" Iori berjalan keluar. "Kiri-chi~ Jangan tinggalkan Me~"

"HEEII!! Dengarkan orang yang sedang bicara!!!" bentak Narumi begitu melihat Iori yang langsung pergi tanpa permisi.

Sementara itu, Kei masih terus bercerita di hadapan hamsternya "Huhuu… Mi-chan… "

"Sudah kubilang jangan curhat kepada hamster!" Tangan Narumi hendak memukul Kei. Namun Kei segera menghindar. Alhasil, pukulan Narumi meleset dan kemudian…

TAK! BRUK!

"Hwaaaa!!!"

Pukulan Narumi mengenai manekin yang ada di meja, manekin itu jatuh tepat di kaki Narumi. Narumi berteriak kesakitan. Tepat pada saat itu, sebuah bola melesat masuk melalui jendela ruang SP yang terbuka. Bola itu mendarat tepat di wajah Narumi.

DUK! BRUK!

"Huwaa… Naru-Naru!! Kau tidak apa-apa?"

Narumi pingsan beberapa saat.

"Ada apa, Occhi?" Tanya Kei begitu melihat Ochiai termenung seperti sedang memikirkan sesuatu.

"… Tidak, tidak ada apa-apa…"

~To be Continued~


Author: Huff... akhirnya selesai satu chapter, hehe. Oya aku lupa, apa nama hamster punya Kei itu namanya bener Mi-chan?? hya~ klo salah tlg beritahu ya XD

Sebenernya aku pengen bikin fanfic yg lucu. Hmm... tp ga tahu ni crita beneran lucu apa enggak XP

Oke, jgn lupa review ya.. ^_^