Yak, Yura balik lagi buat nge bikin fanfic baru lagi. Hahhhhahha, padahal fanfic laen masih nongkrong setia nunggu di apdet. Sabar yak para reader, repiew, maupun silent reader yang gag sempat nge review (?)... ntar kalo udah setaun baru Yura lanjutin lagi, kyahhahha *digiles*. Eh, ngomong-ngomong ini first fanfic pertamaku tentang Naruto di genre HUMOR loh! Sebenernya sih lebih tertarik sama romance. Tapi yah, karena udah sifat Yura yang agak-agak eror setress gitu ya jadinya Yura nyasar ke genre ini, huahhahhahha *ditendang sama readers*.
Naruto : Heh! Kok gue gak ada di ceritanya? Gue kan tokoh utama bego!
Author : biarin gue yang nentuin dong. Gue kan yang nulis. Udah sono, main lagi sama Sai de ka ka di lapangan! *tereak pake toa*
Naruto : Ogah!
Author : GRR ... ada SAKURA tauk!
Naruto : Whaat? SAKURAA~~! *ngacir ke lapangan*
Sasuke : Gue kok juga ga ada sih? Kau buat fanfic ini jadi apa, hah? *nodong katana*
Author : Ya iyalah, gue kan bikin fanfic-nya gag meduliin tokoh utama kek, tokoh sampingan kek, tokoh protagonis kek, tokoh antagonis kek, to ...
Sasuke : SETOP! Gue bukan kakek-kakek! Udah sono! Cepetan mulainya daripada lu dibakar sama readers!
Author : Hah? Apa alasannya? *pura-pura bego*
Sasuke : Tau ah! *ngelempar kursi bareng si author yang lagi duduk buat bikin fanfic-nya*
Author : HUWAA! SASUKE KEJAAAMMM ...
DUELS OF AKATSUKI
Chapter 1 (TOBI vs PEIN)
Pair : Author gag mesum! Jadinya gag ada pair-pairan *digampar para readers*. Yah, otak lemon doank isinya -_- *dibakar hidup-hidup*
Warning Inside : Typo, OOC, agak aneh-aneh setress, gak ngurus EYD, dan nge flame boleh asal bukan pair (readers : cyaah, gimana mau nge flame pair, si authornya aja ga pake pair-pair'an .. ckckck).
Recommended : Segalon air buat jaga-jaga kalo ada yang pingsan (?).
Di sebuah rumah megah yang sudah terlihat tua, hiduplah sekelompok ninja berbakat (dari hongkong) yang sedang berkumpul di ruang tengah yang cukup luas, dalam kurung sudah diporak-porandakan oleh sang Leader dan sang autis berlebihan. Yah, karena pertarungan mereka tadi berangsur pada pertengkaran para teman-temannya yang saling mendukung jagoannya masing-masing. Pandangan mereka sudah lumayan kendur dengan arti –ogah ngelemparin barang-barang dan akhirnya nanti bakal disiksa oleh Kakuzu- , yah, memang Kakuzu sempat ngoceh ria saat teman-temannya yang (sangat) brandalan telah melempar barang-barang elektronik sekedar mendukung jagoannya masing-masing.
"Hahahaha ... Leader, jangan coba-coba melawan Tobi!" kata salah satu anggota Akatsuki yang memakai topeng oranye. Suasana hening seketika.
"Aku tidak peduli, yang aku pedulikan adalah bagaimana cara mengalahkanmu, Anak Baek!" balas Pein sengit. Manusia di depannya yang memakai topeng oranye hanya tertawa lepas.
"Kau sudah tahu dari dulu bahwa melawanku adalah kesalahan terbesarmu, Leader!"
"Sudah kubilang aku tidak peduli," balas Pein lagi.
Para anggota Akatsuki lainnya akhirnya hanya duduk-duduk males di sofa nungguin pertarungan dari Pein vs Tobi dengan mata mulai terpejam sambil menguap, setelah kecapaian membanting dan melempar barang-barang elektronik sehingga Kakuzu sempat mengamuk. Itachi sibuk nyisir rambut pake jemari, Konan sibuk melipat kertas origami, Hidan masih dengan ritual anehnya (yang sekarang sedang memakai bangkai tikus sebagai korbannya), Deidara udah ngiler, Zetsu masih setia melihat pertarungan sengit antara Pein dengan Tobi, Kakuzu sibuk menghitung anggaran yang dikeluarkan selama seminggu, Sasori sibuk mengerjakan PR akuitansi yang harus dikumpulkannya besok (sudah jelas bahwa Sasori melakukan kesalahan sehingga dia mendapat PR aneh dari guru killer). Lalu, apa yang sebenarnya terjadi di sini?
"Hoamm, sampe kapan kalian mau bertarung, hah?" tanya Hidan yang udah berdiri mau ke kamarnya. Kakuzu masih sibuk ngehitung anggaran belanja hari itu, sementara Konan dengan manisnya sudah berganti tugas -masih setia duduk di samping Deidara yang udah tidur dari tadi-, tetapi tetap dengan pekerjaan melipat origaminya.
"DIEM LU!" tereak Pein dan Tobi bersamaan, sampai membuat Hidan kalang kabut dan langsung terdiam tak berani menjawab.
Pein masih sibuk berpikir, bingung dengan apa yang akan dia lakukan selanjutnya setelah dia terdesak seperti berada di ujung jurang kematian yang di bawahnya sudah menunggu magma cair di neraka. Ooh, ckckck ...
"Gimana nih?" bisik Itachi ke Sasori. Yang ditanya hanya mengangkat bahu pasrah. "Aku serahkan semuanya pada Leader. Dia pasti bisa menghadapi Anak Baek semacam Tobi," jawabnya dengan penuh harap, disertai helaan napas dari semua anggota Akatsuki minus PeinTobi.
"Gue berani taruhan kalo si Pein mesti kalah!" sambut Zetsu hitam.
"Yah, sebenernya gue agak bimbang, tapi buat yang satu ini gue setuju dah sama lu," balas Zetsu putih pasrah.
"Ok, taruhan berapa nih?" tanya Hidan yang mulai ikut-ikutan. "Hoi, gue ikut!" tereak manusia bercadar yang lebih mencintai uang dibandingkan wanita, yap, dialah Kakuzu.
"Gue taruhan kalo Pein yang bakalan menang. Dia kan kuat!" kata Sasori membangga-banggakan si Leader mesum itu. "Gue setuju tuh un ..." dukung Deidara yang barusan bangun gara-gara denger Pein dan Tobi yang tereak tadi.
"Gue juga percaya kalo Pein yang bakal menang," dukung Konan. Yah, sudah diketahui apa alasannya kenapa dia memilih Pein.
"Yap, jadi gue yang milih Tobi. Loe pilih apa Dan?"
"Gue pilih Tobi aja deh."
"Gue juga."
"Gue juga."
Nah, sekarang yang memilih Pein adalah Sasori, Deidara, dan Konan. Sementara yang memilih Tobi adalah Hidan, Itachi, Zetsu, Kakuzu, dan Kisame.
"Berani berapa?" tantang Kakuzu.
"5000 yen dah ..." jawab Konan pasrah. Tumben dia baik mau memberikan 5000 yen. Hahahha ... "Ok!" sambut Kakuzu senang. Akhirnya gue bisa dapet uang juga ... batin Kakuzu disertai tawa laknat darinya.
Nah, sekarang yang dipertanyakan adalah, kenapa para anggota lain hanya bersikap acuh sementara percakapan antara sang Leader dan sang Autis itu terlihat sangat frontal?
Dua buah kubus kecil menggelinding ke tengah-tengah arena pertarungan. Dan kemudian berputar-putar lalu ...
"ARRRGHHH!" Pein mengacak-acak rambutnya dengan garang. "KENAPA HARUS SEPERTI INI?" dengan terpaksa, Pein maju 4 langkah. Tobi tersenyum licik sambil ngejilat lolipop-nya (?).
Dan ...
"YEE! Tobi menang lagi! Yee ... Sudah kubilang kan, Tobi itu bakalan menang walau pun sama Leader!" sorak Tobi begitu pion milik Pein berhenti tepat di atas gambar sebuah bangunan dengan tulisan 'Amerika Serikat'.
"YES! Gue menang taruhan. Hahahha ..." tawa Kakuzu, menyerobot uang yang lagi dipegang Konan dengan paksa, membuat satu-satunya gadis di kelompok Akatsuki itu kecewa berat dengan kekasihnya. Sasori menghela napas pelan. "Yah, sekarang gue tau sebabnya kenapa Tobi gak nolak ditantang main monopoli bareng Pein," ucap Sasori nafsu. Anggota lain yang mendukung Pein hanya menghela napas pasrah. "Mau gimana lagi un, Tobi udah menang un," sahut Deidara. Konan mengangguk penuh KEKECEWAAN.
"Leader janji kan mau beliin Tobi 10 karung lollipop? Janji kan? Janji kan? Tobi kan anak baik, Tobi itu anak baik," kata Tobi penuh keceriaan dengan autis yang berlebihan.
Pein terpaksa mengangguk dan segera menyerahkan 10 karung lollipop yang sengaja ia simpan dari dahulu sekedar untuk jaga-jaga (?). Konan menyerahkan 5000 yen ke Kakuzu de ka ka yang mendukung Tobi. Sasori dan Deidara beruntung karena mereka tidak taruhan apapun. Mereka hanya melihat ke arah dua temannya yang menjadi 'korban' pemerasan hak asasi manusia (?).
YAAAPPP~~!
Itulah chapter 1 dari DUELS of AKATSUKI ini, tentang TOBI vs PEIN. Ada yang mau request duel gak? Khusus Akatsuki lho! Yura bakalan nampung ide-ide kalian. Tenang aja, Yura bakalan munculin ide kalian di chapter berikutnya, walau harus menunggu dua atau tiga chapter karena gak semua ide bakalan Yura bikin setelah chapter ini … hehehe
R&R please ….
Silakan klik tombol di bawah ini untuk mereview atau sekedar memberi saran pada Yura yang termasuk baru 'pemula' ini ..
~REVIEW~
VVVVV
VVV
V
