I'm Here for you.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Disclaimer : Masashi Kishimoto
Rating : T
Genre : angst, hurt/comfort, family.
Warning : super OOC, banyak typo, alur gaje dan maksa, AU, Sasu!centric.
.
Don't like, don't read.
.
.
.
.
.
Sasuke meringkuk di atas futonnya. Menenggelamkan wajah di lipatan tangan dan menangis tanpa bersuara. Remaja Uchiha berumur 14 tahun ini terlihat begitu depresi. Jauh dalam irisnya tersirat ribuan luka. Berulangkali menatap goresan di lengannya yang meneteskan darah, membawa rasa sakit, meninggalkan rasa nyaman. Hingga teriakan membuat lamunannya terputus.
"Sasuke!" panggil ayahnya. Mendesah kasar Sasuke menyahut.
"Hn, Tousan?" Sasuke menghampiri ayahnya.
"Belikan Tousan rokok." Sasuke mengernyit.
"Aku lelah, Tousan."
"Banyak alasan, cepatlah." Sasuke bertahan.
"Sasuke!" Sasuke lepas.
"Aku lelah Tousan. Pagi-pagi aku harus cuci pakaian dan menjemurnya, cuci piring, beli voucher, kaki ku masih lemas dan kepala ku terasa ringan saat disuruh ini itu. Lalu, beli sayur, dengan jalan kaki, pulang ke rumah menyiapkan peralatan makan. Aku lelah, Tou-san." Ujar Sasuke sedikit meninggikan suaranya.
"Mengertilah, Sasu tidak sekuat mendiang Kaasan. Tousan tidak bisa memperlakukan Sast seperti Tousan memperlakukan mendiang Kaasan." Nada suara Sasuke melembut, kemudian ia berlalu. Pergi dari hadapan sang ayah.
Sasuke berusaha menahan tangis sampai terasa menyesakkan. Kemudian Sasuke berhenti di bawah pohon rindang. Ada seseorang disana. Yang begitu disayanginya. Orang yang bisa dianggapnya sebagai Kekasih, saudara, dan sahabatnya sendiri. Remaja berambut pirang dan beriris sapphire. Yang memiliki Senyuman secerah mentari. Uzumaki Naruto.
"Dobe..." lirih Sasuke, Naruto menoleh. Sekejap Senyumnya berubah menjadi raut khawatir.
"Ada apa, Teme?" Sasuke tak menjawab, ia hanya menenggelamkan tubuhnya-yang lebih tinggi sedikit dari Naruto-pada dekapan hangat pemuda berambut pirang itu. Tanpa berkata apapun. Tanpa isakan. Tapi Naruto tahu seberapa deras air mata yang jatuh dari iris indah "Ada apa, Teme?" Sasuke tak menjawab, ia hanya menenggelamkan tubuhnya-yang lebih tinggi sedikit dari Naruto-pada dekapan hangat pemuda berambut pirang itu. Tanpa berkata apapun. Tanpa isakan. Tapi Naruto tahu seberapa deras air mata yang jatuh dari iris indah Sasuke.
"Ssstt.. Tenanglah, Teme.. Sekarang kau baik-baik saja. Apa yang terjadi?" Sasuke bercerita dengan suara lirih.
"Apa kau melukai dirimu lagi?" tanya Naruto sambil menyingkap lengan baju sebelah kiri Sasuke. Terdapat 6 goresan baru di atas kulit putih itu.
"Jangan melakukannya lagi, Sasuke. Ku mohon..." ujar Naruto mendekap Sasuke lebih erat.
"Jika kau merasa sakit, berlarilah padaku. Jika kau merasa senang, berlarilah padaku. Karena aku ada, Sasuke. Untukmu. Datanglah padaku, Teme."-'Because I'm here for you.' Sambung Naruto dalam hati. Sasuke diam, tak berbicara, Namun dalam hati ia berkata.
'Arigatou Na, Naruto.' Dan angin berhembus kencang, dedaunan menari, mengiringi dua insan yang mulai jatuh ke alam mimpi. Melupakan betapa pelik hidup ini.
.
.
.
.
.
.
END
.
.
.
.
.
YOSHA.. Fict ini juga repost cuman ngisi akun... . XD gimme leview pleasee... XD
