SASUHINA CHALLENGE GAMES
.
.
.
Naruto © Masashi Kishimoto
Edited By Rikka (Admin)
.
Standart warning applied
.
Kumpulan Drabble buatan member dalam rangka merayakan jumlah likers yang genap 1500! :D
Tema: 1500/PDKT/Love at First Sight
.
.
1500 Origami
"Hinata, aku mengerti, walaupun tidak mau aku akui tapi aku memang tidak bisa mendapat kan cinta dan perhatian mu, maaf jika selalu memaksa mu, mulai sekarang aku akan pergi dan tidak akan mengganggumu lagi." Sasuke berujar lirih seraya meninggalkan Hinata, sedang gadis yang ditinggalkannya itu hanya menatap sendu kepergian Sasuke, tanpa menyadari air mata yang mengalir deras di kedua pipinya. "Padahal tinggal sedikit lagi," lirih Hinata.
.
.
.
Sekarang Hinata bediri di sini, di tepi jalan raya yang bersebrangan langsung dengan taman kota, mencari-cari sosok pemuda yang sangat dicintainya, biasanya kalau Sasuke marah pasti pemuda akan pergi ke taman. Yah marah, karena kejadian beberapa jam yang lalu yang membuatnya sangat sedih. Sasuke marah karena Hinata terus mengacuhkannya dan lebih mementingkan origami-origaminya itu, padahal kenyataannya tidak seperti itu, sungguh.
Hinata tidak bisa menyalahkan Sasuke karena semua ini memang murni kesalahannya. Selama ini ia benar-benar tidak bisa mengungkapkan perasaan sesungguhnya pada Sasuke hingga ia selalu saja bersikap acuh dan tak peduli terhadap Sasuke. Tapi hari ini ia akan memperbaiki semuanya, dengan senyum percaya diri ia pun mulai mencari-cari lagi sosok pemuda itu dan YAATTTTTAAA! Mata lavendernya pun berhasil menemukannya, "dia" yang sangat dicintainya itu.
Tapi tunggu dulu, ada yang salah, sangat salah! Kenapa Sasuke berpelukan dengan seorang wanita? Bahkan terlihat sangat mesra, hal itu tentu saja membuat Hinata sesak, sakit dan terluka.
"Semudah itukah Sasuke melupakanku? Tidak! Sasuke bukan orang yang seperti itu," pikir Hinata seraya menggeleng ragu. Hinata lantas mengambil ponsel dari tasnya dan segera menekan beberapa angka untuk menghubungi seseorang. Di depannya sekarang masih terlihat Sasuke yang masih berpelukan dengan perempuan lain. Sasuke lantas melepas pelukan itu tatkala merasakan getaran0getaran kecil di saku celananya, dengan segera ia merogoh saku celananya dan mengambil ponselnya untuk melihat siapa orang yang menghubunginya.
Sasuke tidak langsung menjawab panggilan tersebut, ia hanya memandang lirih pada layar ponsel yang menampilkan nama yang gadis yang dicintainya, beberapa detik kemudian Sasuke memutuskan untuk mengangkat telpon itu.
"Moshi-moshi..." Sebuah suara lembut terdengar, namun pemuda itu masih diam tak menjawab. "Sasuke apa kau mendengarku? Ini aku Hinata."
"..."
"Ma-maaf ka-karena aku tidak pernah mempedulikanmu..." Lirih Hinata, matanya menatap sendu pada sosok Sasuke di seberang sana. Untuk sesaat keheningan menyelimuti mereka tapi hal itu tidak berlangsung lama.
"Kau ingat Sasuke, kau pernah mengatakan padaku jika kau tak bisa mengungkapkan perasaanmu pada seorang yang kau cintai maka buatlah 1500 origami dan tulislah di dalamnya semua perasaanmu terhadapnya." Pria yang tidak menyadari kalau Hinata ada di belakangnya itu terkejut mendengar kalimat Hinata tersebut.
"Hi-Hinata."
"Yah aku masih mengingat nya, sekarang bisa kah kau balikan badan mu?" Pinta Hinata, Sasuke lantas membalikan badannya dengan segera, posisi yang pas yang langsung mengarah pada tempat Hinata berdiri. Dari kejauhan Hinata tersenyum lembut pada Sasuke, sedang Sasuke hanya terkejut dengan apa yang dilihatnya sekarang.
Dahi Sasuke berkerut melihat sebuah keranjang besar yang terletak di samping tubuh mungil Hinata, kedua onyxnya lantas membulat saat menyadari kerangjang itu berisi origami yang tak terhitung jumlahnya.
"Lihatlah, 1500 origami ini kupersembahkan untukmu, kuharap kau mau membaca semua perasaanku yang kutuang di dalamnya untukmu, Sasuke." Suara lembut Hinata kembali menyapa telinga Sasuke.
Sasuke tak menjawab, dia hanya melangkah kedepan menuju ke arah Hinata, Kini Sasuke mengetahui kebenarannya, bahwa selama ini Hinata tidak benar-benar mengacuhkan perasaannya, gadis itu hanya tidak tahu bagaimana mengungkapkan perasaanya yang sebenarnya. Kini ingin sekali rasanya Sasuke memeluk gadis bersurai indigo tersebut, tanpa sadar ia mempercepat langkahnya, bersarap dapat merengkuh sosok mungil itu sesegera mungkin, andai saja sebuah suara tidak menghentikannya.
"Jangan kemari, kali ini aku yang akan menghampirimu, Sasuke-kun." Lirih Hinata, sudah cukup Sasuke yang mengejarnya selama ini, kini giliran Hinata yang akan mengejar pemuda itu. Hinata berjalan seraya membawa keranjang yang berisi origami buatannya, hatinya begitu diliputi kesenangan tatkala melihat wajah Sasuke yang tampak tidak sabar menunggunya. Ya, terlalu senang sehingga membuat gadis itu bahkan tidak memperhatikan jalan sekitar yang dilaluinya.
BRUUK!
Sebuah truk besar berkecepatan tinggi menabrak gadis bermarga Hyuuga tersebut, menghempaskan tubuh gadis itu cukup jauh beserta origami-origaminya yang berterbangan layaknya kupu-kupu di taman.
Sasuke terdiam melihat kejadian di hadapannya, terlalu terkejut untuk melakukan apapun. Tubuhnya kaku dan tak percaya dengan semua ini. Ingin rasanya penglihatannya tak berfungsi dengan baik saat itu juga dan berharap semuanya hanya halusinasi semata, tapi semua itu mustahil. Semuanya nyata.
Sasuke segera berlari ke arah tubuh Hinata yang nampak tidak berdaya dan berlumuran darah. Sasuke lantas mendekap tubuh gadis, berharap masih ada secuil harapan yang menahan gadis itu di dunia ini.
"Maaf, maafkan aku." Sasuke terisak frustasi, ia tahu bukan itu yang harus dilakukannya sekarang, namun perasaanya mengatakan bahwa gadis yang dicintainya tersebut tidak akan bertahan lebih lama lagi.
Hinata yang masih memiliki sedikit kesadaran dapat mendengar kalimat Sasuke meskipun samar, walau terlihat sulit gadis bersurai indigo itu tetap memaksakan dirinya untuk tersenyum di hadapan Sasuke.
"Ja-jangan minta maaf, a-aku yang salah." Ucapnya dengan suara yang mulai melemah, sedang Sasuke masih mendekapnya erat.
"Sa-Sasuke aku mengantuk." Hinata tersenyum lemah di tengah kalimatnya, padahal ia ingin memandangi Sasuke lebih lama lagi namun kedua matanya terasa begitu berat.
"Jangan tidur sekarang bodoh, aku tidak mengizinkanmu!" Sasuke berteriak pilu penuh emosi, wajah tampannya sarat akan kesedihan yang mendalam.
Hinata tersenyum, lantas mencoba mendekatkan wajahnya ke wajah Sasuke walau pada akhirnya ia tidak mampu melakukannya karena seluruh tubuhnya seolah mati rasa. Sasuke tidak peduli bahkan jika harga dirinya jatuh, ia membiarkan kedua air matanya mengalir deras di kedua pipinya.
"A-aku ingin menyentuh wajahmu." Pinta Hinata lirih, Sasuke tidak menjawab namun dengan segera mendekatkan wajahnya pada Hinata.
"Aku..." Hinata berujar lemah sebelum mengecup bibir Sasuke lembut, ciuman yang begitu diimpikannya namun berlangsung begitu singkat
"Mencintaimu, Sasuke-kun." Dan kemudian tubuh itu menjadi raga tak bernyawa dalam dekapan seorang pemuda yang tengah menangis pilu.
.
.
.
END
Created by : UMie Solihati
.
.
.
1500 hari
Air mata mengalir di kedua pipi mulus gadis indigo yang tengah berada dalam dekapan sosok pemuda berambut reven. "Ma-maaf, maafkan a-aku Sa-suke-kun" Lirih gadis itu.
Pemuda bernama Sasuke yang masih mendekap tubuh Hinata kini semakin mempererat pelukannya, wajahnya yang biasa tampak datar kini diliputi kesedihan yang mendalam. "Kenapa? Kenapa kau menyelamatkanku? Apa aku memintanya? Dasar bodoh!" Sasuke teriak frustasi, kedua onyxnya mengalirkan cairan bening yang tidak dapat ditahannya.
"Seharusnya kau tidak perlu melakukan itu, biarkan saja aku yang mati! Tidak apa asal kau tak terluka," Dekapan Sasuke emakin mengerat, rasa takut akan kehilangan Hgadisnya –Hinata- semakin menyelimutinya.
Tangis sasuke pun pecah di pudak hinata, Sasuke ingat betul insiden itu, di mana gadisnya menyelamatkanya dari tabrakan maut yang mengincarnya. Namun sayang justru gadisnyalah yang menjadi korban tabrakan tersebut, dan di sinilah mereka, di atas ranjang putih dalam sebuah kamar di RS KONOHA.
Masih terngiang ucapan dokter padanya waktu itu. 'Maaf kan kami Sasuke, vonis telah dijatuhkan, Hinata hanya mampu bertahan sekitar 1500 hari lagi. Sampai saat itu kami berjanji akan terus membantunya'
TIDAK, Bukan itu yang Sasuke inginkan. Sasuke tidak butuh peryataan para dokter yang bersedia membantu Hinata sampa akhir hidupnya, yang ia inginkan hanyalah kenyataan bahwa Hinatanya dapat kembali sembuh sempurna dan kembali barada di sisinya.
semenjak hari itu Sasuke pun tak pernah meninggalkan Hinata, bahkan dia rela meninggalkan kehidupan sosialnya untuk selalu bersama kekasihnya tercinta. Hingga tanpa disadari 1400 hari lebih kini telah berlalu.
Sasuke tersenyum melihat Hinata terlelap di dekapannya, namun tiba tiba saja tubuh Hinata mengejang hebat, Sasuke panik tentu saja, berkali-kali ia meneriakkan nama gadisnya berharap keadaan gadisnya kembali normal seperti biasa.
"HINATA!" Meski begitu tubuh Hinata tetap mengejang. "DOKTER SUSTER!" Teriak Sasuke frustasi, ia menggeram kesal karena tak seorangpun yang datang karena mendnegar panggilannya.
Tiba-tiba saja Hinata menggenggam erat tangan sasuke, Sasuke tak kuat, ia sakit melihat gadisnya seperti ini. "Sa-sasuke-kun, ja-jangan menangis," lirih Hinata, gadis itu jelas bersusah payah menahan sakit yang mendera tubuh mungilnya.
"A-aku ti-tidak ingin me-melihat Sasuke-kun menangis, a-aishiteru, Sa-Sasuke-kun." Hinata tersenyum lembut dengan kedua lavender yang semakin tampak redup. "Te-terimakasih da-dan se-selamat tinggal."
"HINATA!" Teriakan Sasuke semakin mengeras seiring dengan kedua lavender yang mulai menutup untuk selamanya, kini pria bersurai raven itu terus menangis pilu seraya mendekap jasad tak bernyawa gadisnya dengan erat.
.
.
.
OWARI
(Created by Hyuga Cici Lavender)
.
.
.
1500
Sasuke tidak bisa menahan senyumnya ketika ia mendapatkan surat dari kekasihnya, Hinata, yang kini sedang menempuh pendidikan di Kyoto. Namun ada hal yang aneh dalam isi surat itu hingga membuat ia mengernyitkan alis.
"Aku kembali tepat 1500 dentingan jam menara taman." Begitulah isinya.
Sasuke memutar otak. Apakah Hinata sedang bermain-main dengannya sekarang? 'Baiklah, tantangan diterima!' Pikir Sasuke.
Menara taman? Sasuke jelas tau dimana itu. Tentu saja taman yang tak jauh dari kediaman Hyuuga. Di sana ada menara jam, tapi tidak bertenting sebanyak itu. Bagaimana cara menghitung berapa banyak dentingan. Kalau dihitung, dihitung dari kapan? Pastinya sudah lebih dari 1500 kali menara jam itu berdenting semenjak bangunan itu berdiri.
Sasuke menjambak rambutnya frustasi. Seharusnya ia tak perlu khawatir karena kata Hanabi, Hinata akan pulang hari ini. Jadi ia tak perlu repot-repot memecahkan teka-teki ini dan langsung menunggu di kediaman Hyuuga. Tapi apa maksud dari surat ini?
Sasuke melirik jam digital di tanganya. Waktu menunjukkan pukul 13.00
Eh? 13.00? Sasuke menyeringai begitu menyadari sesuatu.
"Gadis pintar!" Ucapnya lalu mengambil kunci mobil dan segera keluar dari apartemenya. Ia datang lebih awal bukan berarti ia ada di tempat janjian. Ia sengaja bersembunyi. Lalu ketika waktu sudah menunjukkan waktunya, ia dapat melihat gadisnya ada di sana. Menunggunya dengan wajah cemberut. Sasuke menahan tawanya, khawatir si gadis bisa menyadari kehadiranya. Lalu ia mulai berjalan mengendap-endap.
Hinata terkejut begitu pandanganya tiba-tiba gelap. Begitu digerakkan tanganya, baru ia sadar bahwa ada seseorang yang sengaja menutup matanya dari belakang. Ia tersenyum. Ia ingat aroma ini, ia juga ingat sentuhan ini.
"Sasuke-kun..." Sapanya. Sasuke membuka tanganya, Hinata berbalik dan menatap manik obsidian itu dengan penuh rindu.
"Bagaimana kau bisa sepintar ini?" Tanya Sasuke membuat Hinata bingung. "Berani nya kau bermain teka-teki denganku." Hinata terkikik geli saat Sasuke mulai menciumi pipinya berkali-kali karena tumpahan rasa gemas sekaligus rindu.
"Atau kau terlalu bodoh untuk tidak menambahkan titik dari 1500 menjadi 15.00, hah?" Godanya. Ia menghentikan candanya dan menatap Hinata intens.
"Tadaima, Sasuke-kun.."
"Okaeri, Hinata."
(created by Anin Azuna Napaled)
.
.
.
1.500
Dipagi yang cerah, matahari menyinari bumi dengan hangatnya, di suatu tempat, tepatnya di perumahan elit konoha tampak sesosok pemuda sedang berjalan dengan santainya. Sasuke nama pemuda itu sedang mengitari kompleks perumahan seraya berteriak dengan suara lantang.
"Sayur! Sayur!"
Tidak lama kemudian bermunculanlah penghuni kompleks perumahan elit tersebut menyerbu sasuke, eh? Maksud author menyerbu sayurannya. Berhubung penjual sayurnya masih muda, cakep lagi, kontan saja banyak yang beli padahal si Sasuke-nya baru teriak sekali. Termasuk si Hinata, pembantu cantik yang bekerja di salah satu rumah mewah di kawasan kompleks tersebut.
Saking pengennya dapat perhatian Sasuke, si Hinata sampe beli sayuran paling banyak di antara semua pembeli, masa bodo lah dengan kata majikannya entar.
"Semuanya berapa, Bang?" Si Hinata bertanya pake kedip-kedip, padahal sudah dari kemaren dia ngitung harga sayur yang bakal dibelinya hari ini.
"48.500, Neng" Jawab Sasuke, nah si Sasuke yang emang udah dari sononya kesemsem sama Hinata ikut-ikutan ngedip ala sinetron.
"Ini uangnya, bang" Hinata pun nyodorin uang limapuluh ribuan.
Sasuke merogoh dompet lusuhnya seraya mencari uang kecil. "Kembaliannya 1.500 ya, Neng" Ujar Sasuke seraya tersenyum lima jari bak matahari. Setelah senyum malu-malu mau, Hinata si pembantu most wanted itu pun kembali ke rumah majikannya. Sudah jadi jadwal rutin setiap pagi saat Sasuke datang maka itulah saat kedua sejoli itu PDKT.
.
.
.
SEKIAN...
( Created by Aisanoyuri)
.
.
.
1500
Uchiha Sasuke tampak menghela napas dan memejamkan matanya sejenak. "Sasuke-Kun?" terdengar suara Hinata yang memanggil nama pemuda itu. Sasuke membuka matanya kemudian melangkah menuju jendela kamarnya, menikmati cahaya bulan yang terlihat begitu terang di malam yang sangat dingin ini. Hinata tahu pemuda itu takkan pernah menyadari keberadaanya, karenanya Hinata tak pernah sanggup menahan airmatanya.
"Sa-Sasuke-kun," ucap gadis itu di sela-sela tangisnya, sedang pemuda itu masih tetap diam tanpa menoleh sedikitpun ke arah Hinata.
"Ini sudah ke 1500 kalinya aku memikirkanmu Hinata, aku mencintaimu." Ujar Sasuke pilu, membuat sosok Hinata kontan menubruk dan memeluk punggung pemuda itu.
"A-aku j-juga mencintaimu, Sasuke-Kun! A-aku di sini, aku di-di sini!" Airmata gadis itu mengalir semakin deras. Hinata sadar dirinya takkan pernah terlihat oleh Sasuke.
Entah mengapa Sasuke merasa Hinata sedang memeluknya saat ini, hatinya pilu memikirkan kenyataan bahwa Hinata telah pergi selamanya dari hidupnya.
"Hinata, kenapa kau pergi secepat ini dan meninggalkanku sendiri?"
Sasuke takkan pernah tau bahwa roh Hinata selalu ada di sisinya, mencintainya.
.
.
.
END
(created by Lina Purwaningsih)
.
.
.
1500
Saat berjalan denga tangan yang saling bertautan, Sasuke tersenyum seraya berkata, "Bahkan jika 1500 tahun telah berlalu…"
"…Aku masih tetap mencintaimu." Sambung Hinata dengan senyum yang mengembang.
( Created by Fitrimatus Sholihah)
.
.
.
END
Yosh, kumpulan drable buatan para member dalam rangka merayakan jumlah likers yang berjumlah 1500 (sekarang udah 18k lebih)! XD
Tema yang dipilih kali ini 1500, dengan tema challenge lainnya: Bagaimana sih PDKT Sasuke saat Jatuh Cinta Pada Pandangan Pertama pada Hinata?
Chap ini berisi kumpulan drable dengan tema 1500, tema PDKT/Love At First Sight akan di post di chap depan..
Fic ini dibuat oleh member baik yang author maupun yang non author, namun sama-sama pecinta SH :D
Mohon maaf jika banyak kejanggalan pada fic ini, kami juga tidak luput dari kesalahan U.U
Last, Mind to RnR? :D
Admin
Rikka
