Author: Lee Hae Eun

Cast: Luhan, Oh Sehun, Kim Jongin, etc.

Genre: GS for uke, Friendship, Romance. School-life,

Rating: PG-15

A/N: Annyeong ^^ Lee imnida~ Saya newbie di FFn. Mohon bantuannya yaa.

Happy Reading~

.

"Hei, Lu. Kau sudah menyikat gigimu?" tanya Jongin yang sedang duduk di sofa flat Luhan.

"Bagaimana dengan kompornya? Sudah kau matikan?" Kali ini yang bertanya adalah Sehun, namja itu duduk di samping Jongin.

"Hmm.." sedangkan gadis yang diajak bicara hanya berdehem sebagai jawaban saat dia berjalan melewati keduanya.

Mereka berdua memang setiap hari mampir ke sini untuk menjemput Luhan, sahabat mereka dari kecil. Mau tahu di mana Luhan sekarang? Yeoja manis itu tengah sibuk kesana-kemari menyiapkan segala kebutuhan yang di=
perlukannya untuk ke sekolah. Selalu seperti ini, dari mereka kecil sampai sekarang. Bedanya, dulu masih ada eomma Luhan yang membantunya. Sekarang, kedua orangtua Luhan pergi ke China untuk mengurus cabang perusahaan mereka, meninggalkan yeoja itu sendiri di Korea. Sebenarnya Luhan sudah di ajak ikut ke China, tapi Luhan menolak mentah-mentah k=
arena tak mau meninggalkan kehidupannya di Korea. Terkadang juga, bibinya di dating mengunjunginya di akhir pekan.

OK, back to the story. Luhan masih berada di kamarnya, tadi dia memberitahu Sehun dan Jongin dengan teriakan:

"Tunggu sebentar lagi. Aku mau mengambil tas!"

Sehun bangkit dari sofa tiba-tiba membuat Jongin tersentak dan menatapnya bingung.

"Kau mau kemana, Hun?"

"Menyusul Luhan." jawab Sehun singkat dan langsung menaiki tangga menuju kamar Luhan.

Jongin memutar bola matanya malas. Sahabatnya itu memang dingin terhadap orang yang baru dikenalnya, tapi hei! Mereka bertiga sudah mengenal sejak kecil! Mungkin ini karena masih pagi, Jongin hapal betul perilaku Sehun saat masih pagi. Ia akan berbicara dingin pada semua orang, mungkin pengecualian untuk Luhan. Yah walaupun begitu Jongin tetap menyayangi Sehun, begitu juga dengan Luhan. Satu rahasia Jongin, dia itu penderita bestfriend-complex akut. Makanya sampai sekarang, Luhan tidak mempunyai teman perempuan. Karena Jongin selalu berusaha apapun agar Luhan tidak dekat dengan orang lain kecuali dirinya dan Sehun. Meskipun tanpa disadari Jongin, Luhan sudah tau tentang penyakitnya itu. Luhan pun tidak terlalu mempermasalahkannya, karena dia masih punya Sehun dan Jongin kan? Dan untuk Sehun, Jongin tak perlu berusaha, karena Sehun dingin kepada semua orang kecuali dirinya dan Luhan. Dan sepertinya ia harus berusaha lagi, karena hari ini adalah hari pertama mereka masuk SMA. Jongin tak mau sahabatnya diambil orang lain.

Merasa menunggu terlalu lama, Jongin memutuskan untuk memanggil mereka saja.

"Ya! Kalian mau terlambat di hari pertama kita?!"

Setelahnya, Jongin mendengar suara pintu terbuka dan langkah kaki di tangga. Ia yakin, kedua orang itu pasti sudah turun.

"Sudah siap, nona Xi?" tanya Jongin sinis saat kedua orang itu muncul di hadapannya.

"Hehe. Mian, Jong. Tadi ada sedikit masalah." ujar Luhan sedikit gugup, atau itu cuma perasaan Jongin saja?

"Sudahlah. Sekarang kita berangkat atau kita akan dihukum."

Jongin mengangguk membenarkan omongan Sehun namun kemudian mengernyit melihat rambut Sehun yang berantakan.

"Eh, Hun. Rambutmu kenapa bisa berantakan seperti itu?" tanya Jongin. Luhan yang mendengar itu sedikit tersentak namun dengan cepat mengembalikan ekspresinya. Mereka bertiga sekarang sedang berjalan menuju halte yang jaraknya tak jauh dari flat Luhan.

"Benarkah? Aku tak memperhatikannya." jawab Sehun seadanya. Ia mengangkat tangan hendak merapikan rambut namun Luhan segera menahan tangannya.

"Waeyo, Hannie?" bingung Sehun.

"Biar aku saja yang merapikan, Hunnie."

Namun samar-samar Jongin mendengar Luhan melanjutkan kalimatnya dengan berbisik kepada Sehun:

"Kan aku yang buat, hehe."

Dan Sehun pun terkekeh geli setelah mendengar bisikan Luhan. Jongin mengernyit melihat kedua sahabatnya yang tampak mesra, dengan Luhan yang sedang merapihkan rambut Sehun dan Sehun sendiri tengah tersenyum sambil menatap Luhan. Terkadang Jongin merasa ada yang tidak diketahuinya tentang dua sahabatnya. Tapi kemudian Jongin menggedikkan bahu acuh, dia sudah terlalu sayang pada mereka.

.

"Fiuh. Syukurlah kita tak terlambat." lega Luhan saat mereka bertiga sampai di Jeguk SHS, sekolah yang akan menjadi tempat mereka menimba ilmu selama 3 tahun nanti.

"Ne. Ah, bagaimana dengan kelas kita?"

"Itu. Disana ada mading."

Mereka bertiga pun berjalan menuju kerumunan orang yang menutupi mading tempat pengumuman bagi siswa baru. Luhan meringis pelan saat seorang siswa menubruk bahunya. Sontak Sehun dan Jongin menatap sinis siswa itu membuat siswa itu salah tingkah.

"Jeosongamnida."

Siswa itu membungkuk beberapa kali sebelum berlari pergi. Jongin menghembuskan nafas nya kesal. Ia mengangguk sekali seolah meyakinkan dirinya sendiri, kemudian menatap kedua sahabatnya.

"Biar aku yang melihat pengumumannya, kalian tunggu di sini saja. Jangan kemana-mana ne!"

Dan ia pun langsung memasuki kerumunan siswa tanpa mendengar jawaban sahabatnya.

"Ish. Anak itu selalu seenaknya." gerutu Luhan.

Grep!

"Eh?"

Luhan hanya bisa terkejut saat jari-jarinya digenggam Sehun. Ia menoleh ke arah Sehun dengan wajah bingung.

"Mumpung tak ada si Kkamjong, biar seperti ini saja." ujar Sehun lembut seraya tersenyum. Luhan mengangkat sudut bibirnya membentuk sebuah senyuman juga. Mereka bertatapan lama sambil tetap tersenyum, seakan berbicara melalui tatapan itu.

Sementara di dalam sana, Jongin maju terus pantang mundur menghalau semua siswa yang menutupi mading. Usahanya tidak sia-sia, sekarang ia sudah berada di depan mading dan tugasnya tinggal mencari namanya dan nama sahabatnya saja.

'Kim..kim..kim.. Ah! Itu dia! Kim Jongin kelas X-A!' batin Jongin senang. Sekarang giliran,

'Oh..oh.. Oh Sehun! Kelas.. X-A juga?! Woahh, aku sekelas dengan Sehun!' batinnya semangat. Dan terakhir,

'Xi..xi.. Xi Lu-'

"Kyaa~ Aku sekelas dengan Baekkie!"

Belum selesai batin Jongin berteriak senang karena Luhan masuk kelas yang sama dengan dirinya dan Sehun, seorang yeoja mungil yang entah bagaimana caranya ada di sampingnya lebih dulu berteriak senang sambil mengangkat kedua tangannya. Jongin menatap aneh yeoja itu, demikian juga dengan semua siswa yang ada di kerumunan. Tapi tampaknya yeoja itu tak peduli dan pergi melenggang meninggalkan kerumunan. Jongin menggedikkan bahunya dan memilih untuk kembali ke tempat dia meninggalkan Sehun dan Luhan berdua tadi.

"Hei!" Jongin menepuk bahu kedua sahabatnya itu membuat keduanya serentak menoleh.

"Eotte?" tanya Sehun dan Luhan bersaman, dengan nada was-was pastinya. Jongin tersenyum lebar, kedua sahabatnya memang memiliki wajah yang mirip.

"Guess what?" katanya gembira, "Kita sekelas!" sambungnya semangat.

Mata Sehun dan Luhan membelalak kaget, mulut mereka terbuka sedikit saking terkejutnya. Jongin terkekeh, sekarang mereka bertambah mirip saja, pikirnya. Kemudian mengatupkan kembali mulut keduanya.

"Ne, kita sekelas. Kalian bahagia bukan? Kita tak terpisahkan~" sorak Jongin berlebihan.

"Andwae! Jika ada kau aku tak akan punya teman." kesal Luhan sambil mempoutkan bibirnya. Sehun yang selalu gemas jika Luhan pout pun mencubit pipi yeoja manis itu. Meninggalkan rona kemerahan di pipi putih Luhan.

"Geure, Hannie. Jika ada Kkamjong hidupku tak akan tenang." sahut Sehun lagi. Jongin menatap kedua sahabatnya kesal.

"Ya! Kalian jahat! Huh!" Jongin berjalan pergi mendahului sahabatnya. Apa selama ini Sehun dan Luhan tertekan bersamanya?

Belum sampai tiga langkah, Jongin mendengar teriakan kedua sahabatnya.

"Yaa! Kim Jongin!"

Jongin tersenyum menang kemudian berbalik, "Wae?" tanyanya sesinis mungkin.

Grep!

"Kkam, kau terlalu sensitive." kata Sehun dan Luhan bersamaan setelah mereka merangkul Jongin. Jadilah Jongin yang ada di tengah mereka.

"Habis kalian selalu membuatku marah saja." ujarnya masih dengan nada dibuat-buat kesal. Karena di dalam hatinya, ia sangat senang berada di antara keduanya.

"Tadi kan kami hanya bercanda." bela Luhan. Sambil sesekali mencuri pandang ke arah Sehun.

"Bercandanya tidak lucu." Sahut Jongin masih dengan nada dibuat-buat kesal.

"Mian." ujar Sehun singkat. Namja ini memang jarang meminta maaf. Jongin menatap Sehun sebentar kemudian kembali menatap depan sambil berjalan menuju kelas mereka. Sekarang Sehun dan Luhan sudah melepas rangkulan mereka.

"Baiklah, karena kata 'mian' dari seorang Oh Sehun sangat mahal, maka kalian akan kumaafkan."

Akhirnya mereka pun sampai di kelas yang bisa dibilang sangat ramai. Padahal ini hari pertama masuk.

"Ah. Disana masih ada yang kosong." semangat Luhan sambil menarik tangan Sehun dan Jongin.

"Hoi, Lu. Kau mau duduk dengan siapa? Aku atau Sehun?" tanya Jongin karena yang tersisa hanya dua bangku (mejanya nempel gitu). Luhan menatap keduanya bergantian. Tatapannya terlihat berbeda saat melihat Sehun. Setelahnya ia menatap sekeliling kelas, namun tiba-tiba matanya berbinar. Dan Sehun tau pasti, yeoja berambut coklat panjang ini pasti sedang mendapat pencerahan.

"Kalian saja yang duduk di sini. Aku duduk disitu saja, pas di depan kalian kok."

Jongin dan Sehun bertatapan sebentar kemudian membuka mulut mereka hendak protes, namun melihat tatapan mematikan -yang imut- dari Luhan, mereka akhirnya pasrah saja. Jongin memilih bangku dekat dinding, tepat di belakang yeoja yang akan menjadi teman sebangku Luhan. Dan Sehun pun mendapat bangku tepat di belakang Luhan. Melihat keduanya sudah duduk di bangku yang tepat, Luhan tersenyum simpul dan ia juga duduk di bangkunya.

'Tahun ini aku harus punya teman wanita! Yosh, semangat Xi Luhan!'
Memang Luhan selama ini tak mempermasalahkan keikutcampuran Jongin dalam memilih temannya, tapi tetap saja. Luhan seorang gadis remaja yang ingin mempuntyai teman gadis juga. Bukan berarti ia akan melupakan Jongin dan Sehun.

Merasa ada yang duduk di sebelahnya, yeoja yang sedari tadi menelungkupkan wajahnya itu segera duduk tegak dan menoleh ke samping. Matanya bulatnya melebar melihat yeoja cantik berambut coklat panjang bak malaikat duduk di sebelahnya.

Luhan juga menoleh ke samping dan tatapan mereka bertemu. Luhan tersenyum ramah dan mengulurkan tangannya hendak berjabatan.

"Annyeong, joneun Xi Luhan imnida."

Mendengar suara Luhan, kedua sahabatnya yang duduk di belakang pun melirik yeoja yang diajak Luhan bicara. Namun saat Jongin menatap yeoja itu lekat-lekat, wajah yeoja itu terlihat familiar.

"Ah!" seru Jongin tiba-tiba.

Membuat Sehun yang duduk di sampingnya, Luhan, dan yeoja itu menatapnya aneh. Tapi Jongin balas menatap yeoja itu dengan tatapan membara.

"Neo! Ge yeoja-ya!" serunya lagi sambil menunjuk yeoja itu, membuat Sehun dan Luhan mengerutkan alis bingung. Apa Jongin sudah mengenal yeoja itu?

"Na?" yeoja itu menunjuk dirinya sendiri. Lalu kembali menatap Jongin, "Kau mengenalku?"

"Neo-ya! Yeoja yang berteriak di mading tadi!"

Entah kenapa Jongin bersemangat membahasnya. Yeoja itu terbengong sebentar kemudian menggaruk pipinya kikuk.

"Oh, hehe. Tadi aku sangat senang karena bisa sekelas dengan sahabatku, makanya keceplosan."

Luhan sontak terkejut, "Jinjja? Apa aku telah menduduki bangkunya?"

"Aniyo, dia sudah duduk di bangku kekasihnya." jelas yeoja itu suram.

Jongin dan Sehun ikut mendengarkan karena yeoja itu dan Luhan duduknya menyamping, seakan membiarkan kedua namja itu mendengar cerita mereka juga. Jongin sebenarnya merasa kesal karena yeoja itu tampak cepat dekat dengan Luhan. Namun karena tadi yeoja itu bilang bahwa dia sudah memiliki sahabat, Jongin memilih membiarkannya saja. Yeoja itu tak mungkin merebut Luhan kan?

Luhan mengangguk mengerti. Namun dengan cepat ia tersenyum lebar dan berkata dengan riang, "Tenang saja. Ada aku, Sehun, dan juga Jongin kok!"

Yeoja itu membulatkan matanya lagi terkejut. Sehun dan juga Jongin yang namanya disebut juga tak kalah terkejut.

"Eng.. Nugu?" Tanya yeoja itu. Tampaknya ia masih terlalu terkejut sampai tak bisa mengingat nama yang disebutkan Luhan tadi.

Luhan masih tersenyum riang. Ia menatap Sehun dan Jongin sebentar kemudian kembali menatap yeoja itu.

"Mereka berdua adalah sahabatku dari kecil. Yang ada di belakangmu itu Kim Jongin, dan yang ada di belakang ku ini adalah Oh Sehun."

Merasa diri mereka sudah diperkenalkan Luhan secara sepihak, Jongin dan Sehun menunduk sedikit kea rah yeoja yang masih tampak terkejut itu.

"Kau tak mau mengenalkan dirimu, agashii?" Tanya Jongin ragu. Sebenarnya ia bertanya seperti itu karena tatapan menuntut dari Luhan dan Sehun.

"Eh? Eoh, joneun Do Kyungsoo imnida."

.

.

Review ne~