[ Dream ]
Title : Dream
Author : Shouda Shikaku
Genre : *bisa anda tentukan sendiri :3
Rating : Teen
Casts : find by your self *kekekeke ._. xD
Recommended Song : Sebenarnya Cinta – Letto u,u
Disclaimer : This songfic or fanfic original mine! SongFic remake dari SongFic Straight. Jadi saya bukan plagiat #angkatbanner(?) ._.
Para pemain milik Allah SWT, Orang tua, agensi, fans dan diri mereka sendiri.
Warning : AU, OOC, GJ, Abal! Cerita pasaran de el el! Kalau gak suka jangan di baca! Don't BASH and don't Copas without my permit, understand?! *plakplakk! xD
[A/N] :
Okey..
Saya comeback with 'galau' fanfict. FF nie terinspirasi dari lagu di atas*tunjuk recommend#haha :D*. jangan salahkan saya jika ceritanya membuat kalian pengin muntah, nyakar tembok or cangkang ddangkko (?) *di gampar Yesung
:3 Monggo dipun waos :3
[ Satu detik lalu, dua hati
Terbang tinggi lihat indahnya dunia..
Membuat hati, terbawa.. ]
.
.
Aku hanya bisa tersenyum, saat memandangmu dari kejauhan. Senyummu mampu membuat pertahananku runtuh. Aku sadar jika aku hanyalah siswi biasa yang mengagumi sosokmu yang begitu tenar. Wajah tampanmu terus terngiang dalam ingatanku.
`plukk`
"Baek Hyun – ah… kau melamun lagi, eoh?" seseorang menyadarkanku. Aku hanya mendongak sekilas, lalu kembali ke 'dunia' ku.
"aniya.." jawabku seraya tersenyum kecil.
"hhh… selalu saja begitu.." gerutu namja tadi, sahabatku Xi Luhan.
"hah… dia makin tampan.." selorohku sembari tersenyum manis saat menyadari sosok'nya' menoleh padaku.
"terserah kau saja, Tuan Byun"
Ku lirik Luhan malas. Dia hanya bisa menggerutu tak jelas =..=.
Aku kembali mengalihkan fokusku pada objek yang sedari tadi ku perhatikan. Wajah tampan bak pahatan seniman terbaik Yunani yang jelas saja membuat ribuan yeoja dan namja cantik bisa bertekuk lutut padanya. Tak ku hiraukan tatapan aneh Luhan. Yang jelas aku hanya bisa ternganga saat melihatnya melambaikan tangan kearahku. God!
"Baekhyun!" pekik Luhan.
"…"
Aku hanya membulatkan mataku disaat 'dia' memberikan Flying Kiss untukku. Aku makin tenggelam oleh pesonanya. Kyaaa~!
.
.
[Dan, bawaku kesana dunia ….fatamorgana
Termanja – manja oleh… rasa
Dan ku terbawa terbang tinggi oleh suasana.. ]
.
.
Sekarang, aku tengah menikmati pesona alam yang ada di hadapanku. Bentangan padang bunga dan danau biru nan jernih menjadi objek yang memberi kenikmatan tersendiri untukku. Aku mulai asyik memotret semua objek dengan kamera polaroid yang sudah aku persiapkan dari rumah.
Aku memotret awan yang bentuknya menyerupai teddy bear dan duduk di ayunan yang memang sejak dulu jadi tempat favoritku. Ku kembangkan senyum manisku saat kembali berkelebat wajah tampannya yang tengah tersenyum manis.
Aku beranjak dari ayunan dan mengambil kanvas yang tergeletak (?) di bawah pohon.
Aku kembali melangkah untuk duduk di pinggir danau. Tanganku bergerak dengan lincah menggores kanvas dengan pensil untuk membuat sketsa. Senyumanku tak pernah pudar. Apalagi di saat membayangkan wajahnya yang benar – benar rupawan.
.
.
[ Dari sudut mata, jantung hati
Mulai terjaga bisik di telinga
Coba ingat semua ]
.
.
Aku terus tersenyum sumringah. Gerakkan tanganku terhenti saat tiba – tiba aku teringat ucapan eomma dengan seseorang yang tak ku kenal beberapa hari yang lalu.
Flashback on_
-Author Pov-
Nampak seorang namja cantik yang asyik bergelut (?) dengan beberapa lembar foto dan dua buah kanvas.
Wajah cantiknya terus terhias oleh senyuman manis yang membuat siapapun yang melihatnya akan terpesona. Namun, hal itu membuat ibu dari namja tersebut tersenyum perih. Buliran bening terus mengalir, menodai wajah cantik nan manis yang kini menua.
"chagi… sampai kapan kau akan begitu?" lirih beliau.
Ny. Byun terus memperhatikan tingkah laku putranya. Beliau terus saja menangis, mengingat semua sikap dan sifat putranya.
"yeobeo… kita harus bagaimana?" tanya Ny. Byun tanpa mengalihkan pandangannya pada sosok suaminya, Tn. Byun.
"kita harus bersabar. Yang jelas, jangan sampai dia tahu apa yang menimpanya saat ini." Tegas Tn. Byun dengan penuh wibawa.
"ne… kajja. Kwon Uisa sudah menunggu di luar." Ajak Tn. Byun.
Mereka meninggalkan putra mereka, Byun Baekhyun yang tengah asyik dengan dunianya.
"otteo uisanim?" tanya Ny. Byun cemas.
"hmmm molla.. yang jelas dia harus di rawat sekarang. Keadannya sudah sangat parah." Jelas Kwon uisa yang sukses membuat Tn. Dan Ny. Byun nampak syok.
Mereka belum siap. Ani, tidak siap. Bahkan sangat. Mereka terus saja saling berpandangan, bermaksud mencerna pernyataan Kwon uisa yang menurut mereka mengada – ada.
"anda bercanda, kan?"
"Joseonghamnida.. saya sangat serius."
Keadaan langsung hening. Hanya deru nafas ketiganya yang terdengar. Mereka tak menyadari keberadaan Baekhyun yang sedari tadi mendengar semuanya.
"appa, eomma… aku kenapa?" tanya Baekhyun tiba – tiba.
Tn. Dan Ny. Byun terlonjak. Begitu pula dengan Kwon uisa.
'sejak kapan Baekhyun berdiri disana?' batin ketiganya.
"eung.. appa, eomma… besok Baekhyun akan bertemu dengan Chanyeol hyung^^" ucap Baekhyun ceria. Membuat ketiga orang tadi menelan ludahnya kasar.
"Chanyeol? Nugu?" tanya Kwon uisa menyelidiki.
"eoh… orang yang Baekhyun kagumi.." jawab Baekhyun yang kemudian berlalu menuju ke kamarnya di lantai 3.
"yeobeo… hiks.."
Tn. Byun mencoba menenangkan istrinya. Sementara kwon uisa hanya menghela nafas pelan.
-Author pov end-
Flashback off_
Setelah lukisanku jadi, aku kembali menyentuh polaroidku. Dengan semangat menggebu, aku melangkah dengan riang dan mulai memotret lagi.
Saat aku tengah menikmati semuanya, tanpa sengaja aku menangkap objek yang selalu aku incar selama ini. Dia, dengan senyumnya yang menawan ku jadikan sebagai objek kameraku.
.
.
[ Dan bangunkanlah aku, dari.. mimpi – mimpiku
Sesak aku di sudut, maya
Dan tersingkir dari dunia nyata ]
.
.
Saat hasil potretanku keluar, senyumku makin lebar. Namun, saat aku tahu apa yang ada di lembar foto tersebut, aku hanya membeku. Ku tolehkan wajahku ke kanan dan ke kiri. Aku langsung kalut. Ku rasakan sosokmu yang terus berlari kesana – kemari dengan bingung.
Tanpa ada aba – aba lagi, ku ikuti tingkahmu. Berlarian kesana – kemari.. bermaksud mengejar dirimu.
Tak ku hiraukan rasa sakit yang tiba – tiba menjalar di seluruh tubuhku, terutama kakiku. Yang sekarang harus ku capai adalah dirimu. Ya… benar… DIRIMU!
.
.
[ Dan bangunkanlah aku, dari… mimpi indahku
Terengah – engah kuberlari,
Dari rasa yang harus kubatasi ]
.
.
Ku langkahkan kaki mungilku, mengikuti jejakmu yang tiba – tiba saja lenyap dari pandanganku. Aku terus merutukki kebodohanku yang tak segera menyusulmu.
Langkahku terhenti saat menemukan sesuatu di rerumputan.
Kertas berbentuk persegi yang sangat familiar. Lembar foto. Lembar tersebut tampak menampilkan potongan gambar layaknya puzzle.
"eoh, aku tahu sekarang. Berarti aku harus mencari bagian yang lain…" gumamku pelan.
Aku terus melangkah menyusuri padang ini. Ku punguti lembar – lembar foto yang berserakan (?). aku terus saja tersenyum saat tahu bagian – bagian foto ini.
Saat ku dongakkan kepala, ku liaht 'dia' berlari menuju diriku. Aku hanya bisa mengembangkan senyuman termanisku.
.
.
[ Dan, kau menawarkan rasa cinta dalam hati..
Ku tak tahu harus bagaimana untuk raba mimpi atau nyata
Dan bedakan rasa dan suasana dalam rangka sayang
Atau cinta yang sebenarnya ]
.
.
Dia mengulurkan tangan indahnya padaku. Dan dengan sepenuh hati , ku terima dan ku sambut uluran tangannya.
Kami – aku dan dia – saling menatap. Menyalami perasaan masing – masing lewat pancaran mata.
Aku merasakan kepakan jutaan sayap kupu – kupu di perutku. Sensasi menyenangkan menghujam tubuhku. Nafas tercekat, jantung berdegup kencang, dan tentu saja perasaan gembira yang terus menggerayang (?)
"hyung, akhirnya kau datang…" gumamku bahagia.
"ne… mian membuatmu menunggu lama.." jawabnya tanpa melepas (?) senyuman indah dan manis yang menghias wajah tampan miliknya.
"hmmm… hyung…" panggilku manja. Biarkan saja, yang jelas sekarang dia tahu tentang diriku.
"wae? Apa kau ingin bersama hyung?" tanyanya lembut.
"jinjja? Tentu saja hyung^^" jawabku antusias.
"kalau begitu, kajja^^"
Dia menarik lenganku agar aku mengikuti langkahnya. Tentu saja aku senang. Ani, bahkan sangat bahagia. Harapanku yang menurut orang – orang hanya harapan kosong akan segera terwujud.
.
.
[ Dan, bangunkanlah aku, dari… buta mataku
Jangan pernah lepaskan, aku
Untuk tenggelam di dalam mimpiku. ]
.
.
Ku lirik wajah tampannya yang terbias oleh sinar matahari sore. Aku hanya bisa tersenyum puas tanpa mengucap kata. Aku tahu, jika kau begitu sempurna Chanyeol hyung.
Tapi, apa kau akan terus menggenggam tanganku nantinya?
Asal kau tahu hyung.. aku akan masuk ke tempat yang sejak awal tak kusuka. Dan tahukah hyung… tempat apa itu?
"waegeure Baekkie – ah ?"
"aniya hyung… nan gwaenchana…" jawabku tertunduk.
'hyung, jebal… selamatkan aku. Aku tak ingin berpisah akan mengabaikan cibiran orang – orang, asalkan kau terus bersamaku hyung…' batinku menjerit.
Ku rasakan kehangatan yang tiba – tiba menjalar saat kau menggenggam tanganku, hyung. Jujur saja, perlakuanmu sangat membuatku yakin jika aku baik – baik saja. Keunde, tidak dengan orang lain.
Mereka beranggapan jika aku hanya terobsesi memiliki namjachingu seperti dirimu. Dan aku hanya bisa berimajinasi saat berinteraksi denganmu. Bulshit semuanya!
Merekalah yang gila, bukan aku!
"hyung… aku…. Aku akan di bawa ke rumah sakit jiwa…"
"hyung tak percaya"
Aku hanya tersenyum saat memperhatikanmu. Kau mulai mendekatkan wajahmu. Aku tahu apa yang akan kau lakukan, jadi aku mengikuti tingkahmu.
~Chupp
Kau mencium keningku lembut.
Kini, hanya ada kau dan aku hyung… di dunia kita…
END
Epilog
-Author pov-
"bagaimana keadaan putra saya, Kwon uisa?" tanya Ny. Byun dengan ekspresi yang sulit dijelaskan.
"mian ne Ny. Byun. Saya juga turut menyesal dan sedih atas kondisi yang menimpa putra anda.." jawab Kwon uisa dengan ekspresi sedih yang teramat kental.
"wae?" desak Ny. Byun
"keunde, apa anda siap menerimanya?"
"ne.." jawab Ny. Byun mantap.
"begini… putra anda terlalu terobsesi untuk memiliki namjachingu dengan fisik dan karakter yang sering dia ceritakan dan gambarkan. Akhirnya, karena dia merasa tersinggung atas cibiran lingkungan sekitar, dia menciptakan dunianya sendiri. Dan yang paling parah… dia mengidap ini sejak dia duduk di kelas 5 sekolah dasar." Jelas kwon Uisa yang membuat Ny. Byun bungkam.
"jadi…" Kwon uisa menghela nafas.
"jadi?" kejar Ny. Byun.
"putra anda harus segera di rehabilitasi di RSJ. Putra anda mengalami gangguan mental."
`JEDDERRR`
Bagaikan tersambar petir di siang hari. Ny. Byun hanya mematung. Putranya, Byun Baekhyun… Gila
[A/N] :
Yosh, ini FF Zaman Baheula -_- jadi, mohon maaf kalau alurnya ambigay(?) ini juga aku manfaatin waktu selagi aku sibuk UUS sekaligus nyari ide buat Careful sama The Diary :'v
sebenarnya ide terus numpuk apalagi aku baru dapat lagu yang pas buat Careful :v /dzigh/
dan doakan aku bisa tetep terus lanjutin hutang-hutang aku :v
Thanks for review^^
