[Read End Note]

Day 1 Waiting, D-637 (Hyukjae)

Title : Promise

A.I : Non!AU, Hurt/Comfort, T

.

.


Day 1, 'Promise'

.

.

Author's POV

"Jangan mati disana. Atau aku akan membunuhmu nanti. Kembalilah dengan sehat."

Hyukjae terkekeh atas ancaman yang tidak masuk akal tersebut. Meski begitu ia tetap mengangguk dan membalas pelukan itu. "Ne, Heechul-hyung. Gomawo."

Namun Heechul tidak juga melepaskan pelukannya, terus menggerutu sendiri mengenai betapa Hyukjae tidak menghargai kekhawatirannya dan segala protes tidak masuk akal ala Kim Heechul. Saat itu, Hyukjae diam-diam merasa tersentuh. Karena ini adalah seorang hyung yang dulu begitu kaku dengannya, sekarang dapat ia rasakan betapa ia menyayanginya.

Dalam benaknya Hyukjae merasa cukup bersyukur karena Heechul memilih untuk 'berpamitan' dengannya cukup terakhir. Karena itu dongsaeng-dongsaengnya di SM tidak perlu menunggu Heechul selesai dengan segala protesnya. Ia sudah lebih dulu berpamitan dengan minho, changmin, dan yang lainnya tadi. Begitu juga dengan Yesung. Leeteuk dan Kangin tidak mau berpamitan dengannya sekarang, dengan alasan mereka akan mengantar Hyukjae sendiri besok. Meski begitu Hyukjae merasa sedikit curiga bahwa itu hanya alasan karena mereka takut mereka tidak akan bisa menahan tangis.

Ah, appa, eomma...

Pikir Hyukjae dengan senyuman kecil.

Saat ia tersadar, Heechul telah melepaskan pelukannya dan berjalan ke samping. Namun ia sama sekali tidak memperhatikannya. Karena berdiri dihadapannya, dengan kepala tertunduk adalah orang yang paling ia kasihi.

Ekspresi Hyukjae melembut, namun kali ini ada rasa sedih yang besar yang menyertainya. Ia menatap orang dihadapannya tersebut dengan sayu, melihat bahu yang lesu dan wajah yang tertunduk, walau kali ini tidak ada poni rambut panjang yang dapat menyembunyikan ekspresi wajahnya.

"Hae," panggil Hyukjae selembut mungkin.

Orang yang dipanggil tidak mengatakan apapun. Namun ia berjalan, tanpa mengangkat wajahnya berdiri dihadapan Hyukjae dan langsung melingkarkan kedua lengannya pada tubuh Hyukjae, memeluknya dengan begitu erat. Hyukjae balas memeluknya, sama eratnya.

"Donghae," bisik Hyukjae, mencium pelipisnya.

Donghae tak mengatakan apapun. Hanya terdiam dan membenamkan wajahnya pada bahu Hyukjae, tangannya dengan erat menggenggam bagian belakang hoodie hitam yang dikenakan kekasihnya itu. Dari gemetar pelan pada tubuhnya, Hyukjae tau bahwa kekasihnya itu sedang menahan tangis. Tanpa ia sadari, air mata juga mulai menggenangi sudut matanya.

"Hyukjae," bisik Donghae, amat pelan.

"Donghae," balasnya.

Kemudian keduanya terdiam, tak mengatakan apapun. Mereka terus terdiam seperti itu, dalam pelukan yang begitu erat. Entah berapa menit berlalu, terasa seolah waktu tengah berhenti. Namun disaat yang sama, Hyukjae merasa itu masih tidaklah cukup. Ia ingin terus seperti ini.

Entah siapa yang memanggilnya, namun Hyukjae mendengar bagaimana beberapa orang diluar mulai menyerukan namanya dan Donghae. Maka dengan berat hati, ia menarik diri sedikit dan mengendurkan pelukan mereka. Donghaepun melakukan hal yang sama, akan tetapi jemarinya masih terkait pada pakaian Hyukjae, seolah tidak mau benar-benar terlepas.

Mereka saling bertatapan, dengan tatapan sendu yang serupa. Tatapan sayu yang dipenuhi cinta, kasih sayang, kesedihan, rasa rindu, dan beribu janji yang tak terucapkan. Karena begitulah mereka selalu berkomunikasi, berbicara tanpa kata-kata.

Kau harus pergi sekarang.

Ne, aku akan berangkat duluan.

Kembalilah dengan sehat. Berjanjilah padaku.

Aku janji. Kau juga jaga dirimu, ya?

Pasti.

Dan nanti, aku yang akan menyambutmu saat kau kembali.

Donghae tersenyum, akan tetapi air mata akhirnya lolos dan mengalir dari sudut matanya. Melihatnya, Hyukjae mengangkat tangannya dan mengusapnya. Dan sekali lagi, dalam keheningan, mereka membuat sebuah janji.

Nama mereka kembali dipanggil, dan Hyukjae lebih dulu berbalik dan berjalan keluar. Donghae terdiam sesaat, melihat punggung Hyukjae saat ia berjalan menjauh. Perasaan sedih kembali melingkupinya, namun janji yang mereka buat, walau tanpa kata-kata, menguatkan hatinya dan melingkupinya dengan kehangatan.

Sampai bertemu di musim panas nanti.

.

.

.


Fanfic ini akan menjadi drabble series yang akan di-update setiap harinya selama satu tahun kedepan. Drabble yang di post akan bertema sangat acak, dapat berupa AU / Non!AU, dengan genre apa saja, namun tentunya semuanya adalah EunHae.

Semoga dengan ini, kalian juga jadi lebih bersemangat untuk menunggu kepulangan mereka, dan akan tetap ada sesuatu hal untuk ditunggu setiap harinya. Aku merencanakan ini hanya akan berlangsung selama satu tahun dulu, karena sejujurnya aku takut tidak akan bisa menyanggupinya. Namun jika ternyata bisa, mungkin akan kuperpanjang hingga mereka benar-benar kembali.

Akan tetapi sesungguhnya mungkin aku membuat ini untuk diriku sendiri juga. Karena aku tidak akan sanggup melalui dua tahun ini tanpa EunHae, I need them so much. I need my moon and my sun to keep the light going. So this might just be one of my selfishness, and for that, I'm really sorry.

Untuk waktu post, biasanya mungkin akan sore/malam hari, sekitar pukul 4 sampai dengan 9. Dengan pengecualian hari rabu, dimana aku memliki jam kuliah sore jadi mungkin khusus hari rabu sebelum jam 2 siang, atau sesudah jam 9 malam. (kecuali hari ini yang hari libur nasional). Untuk kedepannya aku akan mencoba menetapkan jam yang pasti, tapi mungkin akan kulihat dulu untuk minggu-minggu pertama ini. Dan jikalau suatu hari nanti akan ada hari dimana aku tidak bisa mem-post karena kuliah/masalah lainnya, maka di hari berikutnya aku akan melakukan double post.

Let's wait for their return together, neh? -Rey