*KABOOM*
Suara ledakan terdengar dari laboratorium SHIELD, tidak terlalu kencang, hanya kecelakaan kecil.
"ANNA! What have you done this time?" Fitz masuk ke lab sambil berteriak panik.
Anna hanya bisa tersenyum miris, merasa bersalah karena sudah mengutak ngatik percobaan yang sudah dilakukan Fitz dan Jemma selama 3 hari belakangan.
"I'm so sorry, Fitz, I didn't mean to make it explode, it… just happened"
"Nothing is –just happened- Anna!" teriak Fitz, frustrasi sambil menyelamatkan file-file yang tersisa dari ledakan barusan.
"I'm sorr…"
"Ah save it, just get out, go practice with Daisy or May, maybe they can kick your ass for me."
"Fitz! That's rude. Besides, we can do the experiments all over again, it's not that hard." tukas Jemma.
"No, it's okay, Fitz is right. I deserve it, Jem. I'm really sorry, guys"
Anna berjalan keluar lab sambil membersihkan sisa-sisa cairan yang menempel padanya. Ia sempat menoleh dan melihat Jemma sedang berusaha menenangkan Fitz yang masih emosi. Kecelakaan lab seperti tadi memang cukup sering terjadi sejak Anna mulai membantu mereka 3 bulan yang lalu. Rasanya sudah seharusnya kalau Anna meminta Coulson untuk memindahkannya ke bagian lain. Dimanapun asal bukan di lab. Satu kecelakaan lagi bisa membuat Fitz sakit kepala hebat dan benar-benar membunuh Anna.
Selesai membersihkan diri, Anna menuju tempat latihan, biasanya May atau Daisy ada disana disaat Coulson sedang tidak menugaskan misi apa-apa pada mereka. For a while, the world is at peace.
"Hey, Anna, where are you going? I want to talk to you. Ada waktu?"
Anna menoleh, "Hey, Coulson, aku baru mau mencari May atau Daisy. Aku ingin berlatih lagi."
"You blew up the experiment again, huh?" Oh, Coulson memang tahu segalanya.
"Yeah, I did. Well, you know me. Give me HYDRA or Watchdog and I can beat them easily, but lab work? Big no no." Anna benar-benar masih merasa bersalah karena Fitz dan Jemma harus beberapa kali mengulang eksperimen hanya karena kecerobohannya.
"Kau yang meminta sendiri untuk ditugaskan di lab, bukan, karena paperwork sangat membosankan?" Coulson bertanya sambil tersenyum tipis.
"Iya, sih. Memang aku yang memintanya," Anna merasa malu.
Anna memang jago bela diri dan sangat menguasai senjata apapun, May pun mengakui kalau Anna lebih baik dari dirinya. Daisy, disamping kemampuan inhumannya, juga terkadang harus menyerah jika berlatih dengan Anna. Tanpa serum seperti Captain America saja kekuatan dan staminanya sudah bisa diacungi jempol, apalagi kalau pakai serum. She's one of the SHIELD's best agents (namun tentunya belum ada yang bisa menandingi Natasha Romanoff).
Sayangnya, semua harus berubah satu tahun lalu. Sebuah misi penyelamatan tidak berjalan seharusnya. Dari 24 orang yang disandera HYDRA (7 orang ilmuwan dan sisanya adalah keluarga mereka), SHIELD hanya bisa menyelamatkan kurang dari setengahnya dan yang paling disesalkan adalah beberapa anak kecil menjadi korban dari misi tersebut.
Misi tersebut memang tidak seharusnya dijalankan, beberapa top rank agent pada hari itu sedang berada di belahan dunia lain, sehingga ada niat awal untuk menunda penyelamatan tersebut karena kurangnya agen lapangan dan kelengkapan informasi. Namun SHIELD didesak banyak pihak untuk segera bertindak. Anna adalah salah satu agen yang terlibat. HYDRA membunuh kebanyakan sandera, termasuk anak-anak, sebelum SHIELD datang. Dugaan terbaik adalah ada pengkhianat di dalam SHIELD yang membocorkan informasi mengenai misi tersebut, namun hal itu tidak pernah terbukti.
Meskipun pada akhirnya Tony Stark, sang Iron Man, datang untuk membantu, semua sudah terlambat. Pada akhirnya Anna bisa menyelamatkan dua orang anak, salah satunya kritis dan akhirnya meninggal di pelukan Anna, dan yang seorang lagi selamat, tapi menjadi yatim piatu. She took a pretty big hit. Bayangan tentang dua orang anak yang terluka dan ketakutan itu selalu menghantuinya. Hampir setiap hari selama 1,5 bulan Anna mengalami mimpi buruk. Jemma dan Fitz yang prihatin dengan kondisi Anna juga gagal memberikan obat penenang yang mengurangi mimpi-mimpi buruk itu. Ia kehilangan fokusnya dan sering sekali mengurung diri.
Selain kondisi psikisnya, kondisi fisiknya juga menurun. Anna jarang sekali makan setelah kejadian itu. Sekalinya makan, pasti dikeluarkan lagi. Seolah-olah badannya menolak nutrisi apapun kecuali cairan infus. Sesekalinya ia mengikuti latihan fisik, menerima tendangan May yang seharusnya tidak terlalu kuat saja membuat Anna harus dirawat di rumah sakit selama seminggu.
Hingga akhirnya Coulson dan Anna sendiri memutuskan bahwa ia harus mundur dari agen lapangan. Anna memang orang yang kuat inside-out. Dia sadar sepenuhnya kalau kondisinya tidak boleh terus menurun. Dia harus tetap hidup, bangkit dari rasa bersalahnya, bersiap untuk misi-misi lain.
So here she is, end up with the most boring yet the most safe job in the intelligence agency, PAPERWORK! Tiga bulan lalu Anna meminta Coulson untuk memindahkannya ke lab, siapa tahu dia bisa belajar sedikit banyak dari Fitz-Simmons, lagipula mereka teman baik, dan Anna selalu penasaran seberapa menariknya science. Namun setelah beberapa kecelakaan di lab karena dirinya, Anna berpikir memang dia lebih baik mengerjakan administrasi, kertas tidak akan bisa meledak dengan sendirinya, kan?
"Jadi, apa yang bisa ku lakukan untukmu?" Anna kembali bertanya.
"Kita bicara di kantor ku saja, ya," balas Coulson.
Sepertinya serius, tapi tidak mungkin dia memecatku, kan, pikir Anna dalam hati.
