Disclaimer : Naruto bukan punya aye, yang punya Masashi Kishimoto sensei

Yearning

Dia menatap langit malam yang hitam pekat dari jendela apartemennya.

"Hhhh….."

Pria dengan mata yang tak kalah kelam dari malam itu entah kenapa kembali teringat pada sebuah kenangan yang ingin dilupakannya.

"kenapa…kenapa aku mengingatnya lagi? Kenapa aku……tidak bisa melupakannya….."

Pandangannya melayang menyeruak ke dalam memori masa lalunya yang terpendam rapat di dasar pikirannya.

XoxoxoxooxoX

Seorang laki-laki dengan rambut hitam panjangnya yang diikat ke belakang tampak sedang berjalan menyusuri koridor sekolah. Ditangannya terdapat sebuah buku. Tak selang berapa lama laki-laki itu berhenti di depan sebuah pintu agak lama. Dia menarik napas pelan kemudian diketuknya pintu itu dengan tidak yakin.

Tok tok tok

"Siapa?" Terdengar sebuah suara dari dalam.

'Ini aku, Itachi,"

"Oh, masuklah," Seorang pria tampan dengan rambut keemasan membuka pintu dengan seulas senyuman manis dibibirnya.

"Ini laporannya, sensei" Itachi menyerahkan buku yang sejak tadi dipegangnya itu.

Pria yang dipanggil 'sensei' itu menerima buku itu, tapi tangannya menggenggam terlalu jauh. Seolah sengaja menarik tangan Itachi bersamaan dengan buku yang disedang dipegangnya.

Itachi menepis tangan pria itu dan raut wajahnya pun seketika berubah menunjukkan rasa ketidaksukaan yang teramat jelas.

"Permisi," Itachi setengah berlari berusaha meninggalkan ruangan itu.

"Tu..tunggu dulu…." Pria berambut perak itu berusaha menahannya. Secepat kilat dia manghadang Itachi, menutup pintu dibelakangnya bahkan mengunci pintu itu perlahan.

"……"

"Kenapa kau selalu menghindariku seperti itu?" Tanya pria itu

Itachi membuang pandangannya, entah kenapa akhir-akhir ini dia merasa selalu salah tingkah bila harus berhadapan dengan pria didepannya itu.

"Kau takut padaku?" Pria didepannya berusaha menangkap pandangan Itachi.

Akhirnya Itachi pun menyerah dan balas menatap pria di depannya dengan mata hitamnya yang indah.

Pria di depannya tersenyum.

"Biarkan aku pergi, Kakashi sensei" Itachi berusaha menembus pertahanan pria bernama Kakashi itu.

Kakashi tidak membiarkannya begitu saja. Dia tetap berdiri di depan pintu yang terkunci itu dan menahan Itachi yang mati-matian berusaha keluar.

"Aku tidak akan membiarkanmu pergi," Kakashi menarik laki-laki yang lebih muda 5 tahun darinya itu ke dalam pelukannya. Kontan saja Itachi langsung kaget dan berontak.

Tapi hal itu justru membuat Kakashi semakin erat memeluknya sampai Itachi hampir kehabisan napas.

"Le…lepaskan….a…ku…tak…bisa…bernapas…."

Kakashi segera melepaskan pelukannya dan segera dihadiahi bogem mentah tepat di wajah tampannya.

BRUUKK

"Awwwch" Kakashi mengerang kesakitan.

Itachi tidak menyia-nyiakan kesempatan itu, dia langsung merebut kunci yang ada ditangan Kakashi lalu setelah berhasil membuka pintu dia pun bergegas keluar sebelum usahanya gagal karena Kakashi lagi-lagi berhasil menarik tangannya.

Kali ini, Kakashi langsung mendorong Itachi ke pintu hingga pintu yang tadi sudah terbuka itupun tertutup kembali.

Perlahan-lahan Kakashi mulai mendekatkan wajahnya ke wajah Itachi. Dia pun mendaratkan sebuah ciuman di bibir laki-laki tampan didepannya itu. Itachi berusaha keras untuk menghindar, tapi Kakashi berhasil menahannya.

Sekuat tenaga didorongnya tubuh Kakashi yang semakin lama terasa semakin rapat sehingga Kakashi pun terpelanting ke belakang.

"Apa kau sudah gila???!!!" Amarah terdengar sangat jelas dari nada suara Itachi.

"Maaf, Itachi. Aku tak bisa mengendalikan diriku,"

"Sudah berapa kali aku bilang padamu kalau aku ini bukan gay?? Apa kau tidak mengerti??"

"Tapi aku mencintaimu…." Kakashi tidak meneruskan kata-katanya.

"Hanya karena selama ini aku dekat denganmu bukan berarti aku juga mencintaimu. Memang aku menyukaimu tapi itu hanya sebatas rasa suka seorang murid terhadap gurunya, aku hanya mengganggapmu sebagai kakak itu saja."

"……."

"Lagipula tidak mungkin aku merusak nama kelurgaku sendiri dengan menjadi kekasih seorang pria, aku bukan orang seperti itu" Itachi berjalan menuju pintu untuk kemudian berhenti dan berbalik.

"Mulai hari ini anggap saja kalau kau tidak pernah mengenalku. Dan jangan pernah berbicara denganku tinggal, Kakashi sensei," Itachi meninggalkan Kakashi yang masih mematung di ruangan itu.

XoxoxoxoxoX

Dan sejak saat itu Itachi tidak pernah melihat Kakashi lagi karena dia memutuskan untuk berpindah sekolah dan melupakan semua kejadian yang dialaminya di sekolah lamanya.

Itachi memang masih tak bisa menerima kenyataan bahwa satu-satunya orang yang dia percayai dan sudah dianggap sebagai kakaknya sendiri, tega melakukan hal-hal yang dianggapnya sudah tidak waras. Semua rasa hormatnya pada Kakashi luntur seketika itu juga. Sosok Kakashi yang selama ini selalu menjadi orang yang selalu dikaguminya, langsung berubah menjadi seorang bajingan yang sangat menjijikan baginya.

Itachi sudah tidak peduli lagi pada semua kebaikan Kakashi. Baginya Kakashi yang selama ini selalu ada untuknya, yang selalu menolongnya dikala dia dalam kesulitan, yang selalu menghiburnya saat dia sedih, yang selalu bersedia menampung semua curahan hatinya, yang selalu melindunginya, telah lama mati, dan yang tersisa sekarang hanyalah orang kurang ajar yang sangat dibencinya.

Tapi meskipun begitu, rasa kehilangan itu tetap ada dan menghantui hari-hari Itachi meskipun sekarang semua itu sudah berlalu begitu lama dan Itachi masih terus mempertanyakan mengapa dia masih bisa merasakan sesuatu seperti itu. Suatu persaan yang tak bisa dimengertinya.

Itachi segera menghapus pikiran konyolnya itu.

Apa-apaan aku? Apa yang aku pikirkan?Ttidak…tidak…aku pasti sudah gila….

Kesadarannya telah kembali setelah lama dia menelusuri masa lalunya dalam lamunan.

Matanya lalu beralih pada laptopnya yang terletak diatas sebuah meja.

Entah kenapa tiba-tiba dia membuka account emailnya. Matanya tertuju pada sebuah email yang terletak di folder inbox. Dibukanya email itu.

From : Kakashi

To : Itachi

Cc :

Subject : Kumohon jangan dihapus, bacalah dulu

Aku tahu kau pasti tidak akan membalas email ini, mungkin kau juga tidak akan membacanya dan langsung menghapusnya setelah tahu ini email dariku. Tapi mungkin inilah usaha terakhirku untuk bisa menghubungimu setelah semua sms yang tak pernah kau balas dan semua teleponku yang selalu kau reject.

Itachi….aku tahu kau sangat marah padaku. Dan aku tahu aku telah melakukan kesalahan yang tak termaafkan. Tapi aku akan tetap memohon maaf padamu. Walaupun akan menghabiskan seumur hidupku. Aku akan tetap menunggumu, sampai kau mau memaafkanku.

Aku memang bodoh, tolol, tak berguna, tak seharusnya aku memperlakukan adikku sendiri seperti itu. Seandainya aku bisa mengulangi waktu, aku pasti akan memilih untuk tetap menyimpan perasaanku padamu. Karena aku tahu, bagaimanapun juga kau seorang Uchiha yang terkenal dengan harga dirinya yang tinggi. Dan yang kulakukan padamu pasti telah menyakiti harga dirimu. Sekali lagi aku mohon maaf sedalam-dalamnya. Aku akan menuruti keinginanmu untuk tidak berbicara lagi padamu. Aku tidak akan pernah berusaha mencarimu lagi meskipun aku sangat ingin menemuimu. Dan aku tidak akan menghubungimu lagi. Ini adalah email terakhirku. Tapi kalau suatu saat kau membutuhkan bantuanku jangan pernah ragu untuk menghubungiku. Aku akan tetap selalu ada untukmu. Nomor hpku masih akan tetap sama, alamat email & messengerku pun tak akan pernah kuganti. Supaya kau tetap dapat menghubungiku dengan mudah.

Kalau kelak kau memutuskan untuk memaafkanku atau kalau kau membutuhkan bantuan kakakmu ini, aku mohon hubungilah aku.

Kakakmu

Itachi menutup email yang bertanggal 12 Maret 2004 itu. Ya, sudah 5 tahun sejak terakhir kali dia melihat Kakashi. Dia tidak tahu apakah Kakashi masih tinggal dirumahnya yang dulu atau tidak. Karena Itachi pun telah lama pindah dari rumah lamanya ke sebuah apartemen dan memilih untuk tinggal bersama adik laki-lakinya.

Ada perasaan menggelitik yang membuatnya secara tidak sadar mengangambil teleponnya. Dan entah kenapa dia menghubungi sebuah nomor yang sudah lama tidak pernah dijamahnya.

Tuuuut…..tuuuuut….

Masih aktif…Batin Itachi

"Halo.." Jawab suara diseberang yang sangat diakrab ditelinganya.

"….." Itachi memilih untuk diam. Lalu dia segera mengakhiri telepon itu.

"Apa yang aku lakukan? Kenapa aku menghubunginya?" Itachi bicara pada dirinya sendiri.

Tiba-tiba hpnya bergetar.

Dilayar hpnya tampak nama orang yang barusan dihubungiya balas meneleponnya.

"Ha…halo…" Itachi menjawabnya ragu.

"Halo, maaf tadi anda menelepon saya?" Tanya suara diseberang.

"Ha..hanya salah menekan angka…Maaf." Itachi segera mengakhiri pembicaraan itu. Entah kenapa jantungnya berdebar begitu kencang.

Di..dia tidak mengingat nomorku lagi? Sementara aku masih menyimpan nomor dan email terakhirnya. Bodoh sekali aku, kenapa aku harus merasa tersiksa untuk orang seperti itu. Orang yang bisa melupakanku dengan mudahnya? Aku rasa aku belum mengerti benar tentang persaanku sendiri.

Hpnya kembali bergetar, kali ini sebuah sms masuk.

Maaf, aq Cm pnsrn ja. Tp suaramu mengingatkanku pd seseorang. Apakah kau Itachi?

Itachi terhenyak. Dia mendapatkan sms dari orang yang baru dihubungi dan balas menghubunginya lagi. Itachi tidak membalas sms itu, matanya terus menataplayar hpnya. Jari-jarinya terasa kaku.

Lagi-lagi hpnya bergetar. Ada panggilan masuk dari orang yang sama. Itachi bingung apakah dia akan mengangkat telepon itu atau mematikannya. Akhirnya dia memutuskan untuk menganagkatnya.

"Halo…"

"Halo, maaf mengganggumu tapi….aku benar-benar penasaran, apakah kau Itachi?" Suara diseberang kembali mengulangi kata-katanya disms.

"….."

"Halo….Halo…Kau masih disitu?"

"…."

"Itachi, aku tahu itu kau. Iya kan?"

"…."

"Itachi, kumohon bicaralah. Aku tahu itu kau. Sungguh seperti mimpi, akhirnya kau menghubungiku. Aku pikir aku harus menunggu beberapa tahun lagi agar kau menghubungiku tapi ternyata…."

"Bukankah kau yang sedang meneleponku!" Itachi memotong perkataan orang itu.

"Nah akhirnya bicara juga. Jadi kau benar Itachi?"

"Kalau bukan untuk apa dari tadi aku mendengarkanmu?"

"Wah, kau masih galak seperti dulu ya! Hahaha, oya ngomong-ngomong kenapa kau meneleponku? Apa ini artinya kau sudah memaafkanku?"

"Dalam mimpimu!" Itachi segera mengakhiri percakapan itu dari sebelah pihak. Dia sendiri juga tidak mengerti kenapa dia bisa menghubunggi orang yang sangat ingin dilupakannya itu. Apa karena perasaan itu, perasaan yang selalu membuat tidurnya tidak nyenyak setiap malam. Perasaan yang selalu menyinggung harga dirinya. Perasaan yang telah dipendamnya selama 5 tahun.

Hpnya kembali bergetar, masih dari orang yang sama.

"Apa lagi?" Itachi menjawab dengan kasar.

"Hahaha, tenang-tenang. Aku tidak ingin membuatmu marah. Aku hanya ingin berbicara padamu. Setelah 5 tahun tidak bertemu, apa kau tidak merindukanku?"

"….."

Rindu? Apakah aku merindukannya? Kenapa? Itachi bertanya dalam hatinya.

"Halo…Itachi kau baik-baik saja?"

"Ya….."

"Lalu kenapa kau diam?"

"Ya….."

"Eh?"

"Ya…aku merindukanmu, Kakashi sensei."

XoxoxoxoxoX

Akhirnya selesei juga chapter pertama author, hahaha SEUNANG, YAY!!!

Kepada para senpai yang budiman atau siapapun yang udah bersuka rela meluangkan waktunya yang sangat berharga untuk membaca karya author yang gak penting ini, dimohon kesediannya untuk mereview fanfic-nya author yang nista ini. Disarankan untuk tidak terlalu keras dalam mengkritik karena author orangnya gampang atit ati ntar bisa-bisa author pundung *nangis2 lebay and teriak2 gaje*

Thanxs