Chapter 1: a Strange Girl

Thanks to Nana yang udah ngedukung (berat dong?) n nyemangatin aku buat bikin ini fic and Haruno Agatha yang udah membuka mataku #plaak pokoknya thanks karena kalian aku jadi semangat yang tadinya ogah-ogahan XD

Eysha CherryBlossom presenting

CRAZY for YOU

Fic ini terinspirasi dari sebuah drama Korea berjudul "The Heirs" dengan beberapa ide milik saya jadi NO PLAGIAT dalam bentuk apapun

DISCLAIMER :

Dari awal pembuatan Naruto sampe sekarang sih masih Om Masashi Kishimoto

STORY :

RATE : T (Belum berani bikin rate M XD)

GENRE:

Romance, Hurt/Comfort with lil bit humor maybe

PAIRING :

Sasuke x Sakura x Gaara, slight Sasuke x Matsuri

WARNING :

AU, OOCness, gaje, dapat menyebabkan mual, muntah dan gangguan kehamilan pada janin #plaaak

DLDR

(DON'T LIKE DON'T READ)

If You Like Then Give Me Your Review Or Concrit, Flames Will Be Avoided

OK Happy Reading ^_^

Matahari yang telah menunjukkan wujudnya tengah menyinari bumi dengan cahaya hangatnya, membuat beberapa burung-burung berkicau riang. Hari yang baik untuk memulai kegiatan, tetapi tidak untuk seseorang yang masih dengan nyaman bergelung di bawah selimut tebal dengan dengkuran halus menyertainya. Tidak terlihat seseorang itu perempuan atau laki-laki karena selimut tebal menutupi tubuhnya hingga kepala yang hanya memperlihatkan ujung rambut raven yang menyembul di balik selimut.

Tiba-tiba saja pintu terbuka dengan keras menyebabkan salah satu engsel pintu lepas, tapi tak nampak menganggu bagi sosok di atas ranjang dan diiringi langkah kaki tergesa-gesa menghampiri seseorang yang sedang tidur cantik di atas kasurnya.

"OTOUTO! AYO BANGUN INI SUDAH PUKUL 6. MAU SAMPAI KAPAN KAU TIDUR?" seru seseorang yang tadi membuka pintu sambil mencoba menarik selimut yang membungkus sosok berkepala raven.

Sang raven pun tak tinggal diam. Dia tidak menghiraukan sosok yang memanggilnya 'otouto' dan malah mencoba bermain tarik-menarik selimut dengan sang lelaki yang tadi berteriak.

Dengan usaha keras yang dilakukan sang pria dengan rambut panjang sewarna raven yang diikat di bawah tengkuk bermata onyx, akhirnya nampaklah wajah sosok bersurai raven yang mirip dengan sang pelaku penarikan selimut dengan wajah sayu dan kesal.

"Berisik, baka aniki. Aku bisa bangun sendiri. Dan kenapa kau bisa masuk kamarku? Hey! Itachi! Kau merusak pintuku LAGI?" tanya sang adik dengan penekanan pada kata 'lagi' yang mengartikan jika ini bukan pertama kalinya sang kakak menjebol pintu kamarnya.

"Hehehe. Aku sudah membangunkanmu sedari tadi Sasu-chan, tapi kau tak juga bangun, jadi terpaksa aku mendobrak pintumu." jawab Itachi sembari tersenyum lebar melihat adiknya mulai menunjukkan tanda-tanda kekesalan.

"Khh. Baka" ujar Sasuke dengan aura kelam di sekitarnya. "Aku tidak mau tahu tapi kau harus memperbaikinya dan berhenti memanggilku dengan panggilan menjijikan itu" lanjut Sasuke.

"Kau tenang saja. Aniki tercintamu ini ahli dalam hal memperbaiki apapun. Sekarang cepatlah mandi atau kau mau kumandikan?" tanya Itachi dengan seringai aneh di wajah tampannya mengabaikan ucapan adiknya akan panggilan yang dianggap Sasuke menjijikan dan jangan lupa perempatan yang muncul di dahi sang adik.

"KAU!"

" SASUKE ATTACK!"

BRUUUK

Itachi terpental menghantam pintu yang menyebabkan pintu yang engselnya hampir lepas menjadi lepas dari tempatnya dan Itachi yang tak sadarkan diri dengan darah mengalir di hidungnya dan jangan lupakan jejak kaki di wajah tampannya.

Sasuke bangkit dari atas ranjang king sizenya dan melangkah menuju sebuah pintu kamar mandi seraya menggerutu.

"Cih. Dasar aniki baka."

"Sasuke hidoi ne! Padahal dulu kau suka sekali jika aku memandikanmu" Itachi berujar lirih dengan nada lebay dan air mata yang mengalir bagai air terjun.

Dari dalam kamar mandi, Sasuke menyahuti dan telah bersiap-siap untuk serangan kedua. Buru-buru Itachi bangkit dan berlari secepat mungkin sebelum ia kehilangan nyawanya akibat tindakan adik tersayangnya yang brutal.

CfY

Di Suatu Tempat

Seorang pemuda bertubuh tinggi sedang berjalan santai dengan sebuah handphone di letakkan di telinga kanannya. Tangan kirinya ia letakkan di saku celana, menyebabkan beberapa gadis berbisik-bisik sembari mengatakan beberapa kata seperti 'keren' atau 'tampan' terhadap penampilan sang pemuda. Namun sang pemuda yang sibuk menelepon tidak menghiraukan orang-orang sekitar.

"APA? DITUNDA? KENAPA BISA?" sang pemuda berteriak dengan keras menyebabkan beberapa orang yang ada di sekitarnya memberikan tatapan seolah merasa tertanggu dengan sikap sang pemuda.

"Tsk. Aku tidak mau tahu, pokoknya kau carikan aku penerbangan yang akan berangkat sekarang juga karena aku sudah di bandara sekarang dan aku sudah tidak tahan dengan tatapan-tatapan menjijikan para gadis di sini" ucap sang pemuda tampan panjang kepada seseorang di seberang.

'Baiklah, baiklah. Kau tunggu saja, aku akan berusaha mendapatkannya. Dan jangan membuat kekacauan di sana. Mengerti?'

"Hn" jawab sang pemuda datar dan singkat lalu mematikan alat komunikasinya.

"Setidaknya kau punya waktu untuk mempersiapkan diri, teman." sang pemuda kembali berucap pelan dengan seringai di wajahnya membuat beberapa gadis yang tadi memperhatikannya, tiba-tiba berwajah merah ketika melihat seringai tampan sang pemuda.

"Cih. Dasar wanita."

CfY

Sasuke tengah bersiap-siap memakai seragam sekolahnya ketika smarphone miliknya berbunyi singkat, menandakan bahwa ada email yang masuk.

Jari-jarinya yang tadi sibuk mengancingkan kemeja putih panjang di tubuh atletisnya berhenti sejenak dan mengambil smarphone miliknya.

Mata onyx tajamnya membaca email yang didapatnya dan tiba-tiba melebar membaca email yang dibukanya. Untuk beberapa saat ia terpaku membaca deretan kata-kata dari email itu dan meletakkan smarphonenya kembali ke atas meja di dekat tempat tidur.

"Sudah kembali ya." Sasuke berucap dan kembali bersiap-siap.

Sasuke bergegas turun setelah memastikan penampilannya rapi untuk sarapan bersama keluarganya. Ia mengucapkan selamat pagi kepada anggota keluarganya yang dibalas Ibu dan kakaknya dengan semangat dan 'Hn' singkat dari sang ayah. Ketika ia mendudukkan diri di salah satu kursi di meja makan, ia melirik Itachi yang tersenyum aneh kepadanya.

"Kau kenapa baka?" tanya Sasuke seraya menaikkan alis heran akan tingkah aneh kakaknya.

"Nandemonai" jawab Itachi, masih menampilkan senyumannya. Sasuke hanya terheran melihatya, tapi ia mengacuhkannya karena selama ini kakaknya memang sudah sering bertingkah aneh yang berbeda dari Uchiha lainnya. Mungkin sifat ibunya lebih mendominasi daripada sifat ayahnya yang menyebabkan ia seperti itu.

Beberapa saat kemudian

Ujung bibir Sasuke berkedut kesal. Ia tidak menyangka jika ia harus berada dalam satu mobil dengan kakaknya. 'Pantas saja dia tak berhenti tersenyum. Jadi ini maksudnya' batin Sasuke

"Kaa-san. Kenapa harus si baka ini yang mengantarku? Kenapa tidak Paman Ebisu saja?" tanya Sasuke penasaran akan alasan sang Ayah meminta Itachi mengantar Sasuke.

"Tidak bisa Sasuke. Ebisu harus mengantar Tou-san ke kantor karena Izumo sedang sakit jadi tidak bisa mengantar Tou-san mu." jawab seorang wanita cantik berkepala empat yang di panggil Ibu oleh Sasuke.

"Lagipula Itachi sedang tidak ada kegiatan. Jadi tidak apa Sasuke." sambung seorang lelaki paruh baya yang telah rapi dengan setelan jas dan memasuki sebuah mobil mewah yang terpakir di sebelah mobil yang di naiki Sasuke dan Itachi setelah mencium kening sang Istri.

"Aku pergi dulu Mikoto. Itekimasu." "Itterashai Anata" jawab Mikoto seraya tersenyum.

"Nah Otouto, ayo kita berangkat!" Itachi berseru dan menghidupkan mobil. Sasuke hanya berdecih pelan.

"Kami berangkat Kaa-san. Itekimasu."

"Itterashai" balas Mikoto dan melambaikan tangan.

Di dalam mobil Sasuke hanya menekuk wajah. Ia sebenarnya tidak masalah jika di antar, karena peraturan sekolah yang tidak mengijinkan siswa membawa mobil. Tapi jika yang mengantar Itachi? Ia lebih baik berjalan kaki meski harus terlambat. Tapi semua terlambat ketika ia telah duduk di dalam mobil. Itachi tidak akan melepaskannya. Dan yang dapat Sasuke lakukan sekarang hanya berdoa.

Di sebuah sekolah elit, dengan gerbang besar menyambut, seorang gadis cantik sedang terpesona akan kemegahan sekolah yang ada di depannya. Ia melangkahkan kakinya memasuke lingkungan sekolah. Gadis itu berjalan perlahan sembari mengedarkan pandangannya masih dengan tatapan terpesona dan bibirnya membentuk sebuah kata tanpa suara yang jika dari gerakan bibinya membentuk kata 'indahnya'.

Sang gadis tiba-tiba berhenti di depan sebuat pohon Sakura besar menjulang dengan kelopak bunga Sakura berterbangan.

Flashback

"Saki, ayo kemari. Lihat pohon Sakuranya cantik sekali," ucap seorang bocah kecil berambut pirang sepundak yang di ikat pony tail dengan poni menutupi sebelah matanya kepada seorang gadis kecil sambil menunjuk sebuah pohon Sakura di depannya.

Gadis kecil yang di panggil Saki pun hanya mengerjapkan matanya dengan ekspresi polos di wajahnya memandang bocah berambut pirang itu. Lalu ia mengalihkan pandangannya ke arah direksi yang di tunjuk sang bocah.

Bola mata sewarna emerald itu pun berbinar-binar menatap pohon Sakura di depannya.

"Waaah. Kirei na" ujarnya kagum.

"Benarkan? Pohon Sakuranya cantik" sang bocah berkata sambil cengiran lebar memamerkan deretan gigi putihnya.

Sang gadis mengernyitkan dahinya lalu memandang temannya.

"Tapi semua pohon Sakura yang kau lihat, kau pasti juga bilang cantik" ujarnya seraya mengerucutkan bibirnya.

"Eh? Benarkah? Tapi menurutku yang ini lebih cantik." jawab sang bocah laki-laki.

"Kau suka sekali dengan Sakura ya? Setiap kali melihat pohon Sakura dengan bunganya yang bermekaran, kau selalu saja berteriak senang" ujar sang gadis kecil.

"Un. Aku suka sekali Sakura un. Sakura cantik seperti dirimu" ujarnya polos.

Sang gadis kecil pun menundukkan wajahnya mencoba menyembunyikan pipinya yang merona mendengar kata-kata temannya.

"A-aku cantik?" tanyanya gugup.

"Un. Kau cantik un. Aku yakin ketika kau besar nanti kau akan cantik seperti pohon Sakura ini."

Gadis kecil itu mengangkat wajahnya dan menatap bocah itu dengan senyuman manis.

"Ha'i. Aku akan jadi cantik seperti Sakura ini ketika sudah besar."

Bocah laki-laki itu tersenyum mendengarnya.

"Seandainya saja kau memakai marga Kizashi-jisan, maka namamu akan jadi Sakura di musim semi."

Flashback Off

Tanpa sadar, emeraldnya meneteskan air mata mengingat ucapan seseorang di masa lalu. Seseorang yang sangat berharga baginya. Masih terpaku di depan pohon Sakura itu, sang gadis tersenyum rapuh dengan air mata mengalir di pipinya. Tiba-tiba saja ia mengalihkan atensinya ketika ia mendengar sebuah suara.

"Hey. Pinky. Siapa kau? Apa yang sedang kau lakukan?" tanya seorang siswa berseragam Konoha High School alias KHS dan tampang kusut seperti habis di terjang badai.

Sang gadis hanya mengerjapkan matanya beberapa kali melihat penampilan sang siswa. Mengerti akan tatapan sang gadis, siswa tersebut merapikan penampilannya mulai dari rambut ravennya yang tadinya tertata dengan style berantakan semakin berantakan. Sang siswa pun merapikan penampilannya.

"Hey. Jangan memandangku seperti itu. Kau kira kau siapa? Kau tidak tahu aku?" tanya sang pemuda. Sang gadis hanya menggelengkan kepala menjawab pertanyaan sang pemuda dengan wajah polos.

"Apa?" ucapnya kesal melihat respon sang gadis. "Kalau begitu, kau siapa? Kenapa ada di sini? Kulihat dari pakaianmu, kau sepertinya bukan siswa di sini."

"Jangan-jangan kau penyusup." lanjut sang pemuda.

Sang gadis yang mendengar kalimat terakhir dari sang pemuda setelah serentetan pertanyaan hanya melebarkan mata terkejut dan secepat mungkin menggelengkan kepala menyangkal sang pemuda.

"Heh. Jawab aku bodoh, kau punya mulutkan. Jika kau tidak mau menjawab, aku akan membawamu ke pos satpam ." ujar sang pemuda dengan tatapan matanya yang tajam seraya mendekat ke arah sang gadis.

Sang gadis kembali terkejut melihat tatapan tajam sang pemuda dan ia melangkar mundur ketika sang pemuda berjalan ke arahnya. Pelan tapi pasti langkah pemuda hampir mendekati dirinya. Karena tidak mau tertangkap, ia pun berlari menghindari sang pemuda.

"Hey. Jangan lari kau Pinky." seru sang pemuda dan mengikuti jejak sang gadis berlari di belakangnya. Ketika ia mencapai sang gadis, ia menangkap kedua tangan sang gadis agar tidak dapat kabur lagi.

"Tertangkap kau penyusup. Sekarang ikut aku." ujar pemuda itu ketika ia dapat menangkap sang gadis dan menyeretnya walaupun sang gadis berontak.

Sang gadis pun ketakutan ketika ia tertangkat dan mencoba berontak. Ia meronta-ronta, menggerakkan tangannya ke segala arah agar dapat terbebas dari pemuda itu. "He-hey. Berhenti. Jangan melawan." sang pemuda mencoba menghentikan rontaan sang gadis.

"KYAAAA" sebuah teriakan lebay seorang lelaki layaknya seorang gadis yang akan di perkosa, eh? Oh maaf kesalahan teknis.

"Aaargh" sebuah teriakan kesakitan mengisi keheningan sekolah di pagi hari. Sang gadis terperangah ketika tanpa sengaja salah satu kepalan tangannya mengenai pipi sang pemuda, menyebabkan sang pemuda berteriak dan melepaskan pegangannya pada sang gadis. Sang gadis pun tidak menyia-nyiakan kesempatan ini dan kembali berlari menghindari sang pemuda.

CfY

Ini dia. Ini dia yang tidak Sasuke sukai mengenai berangkat sekolah bersama sang kakak. Itachi itu gila. Benar-benar gila. Seharusnya Sasuke berangkat sekolah dengan damai di antar Ebisu. Seharusnya sih, tapi dia di antar Itachi. Bukannya berangkat dengan damai, yang ada mereka berangkat di iringi mobil polisi dengan sirine berisik "ITACHIIIII! KURANGI KECEPATANNYA BODOH. KAU MAU MATI HAH?" teriak Sasuke.

"HAH? APA SASU-CHAN? AKU TIDAK MENDENGARMU." Itachi balas teriak.

"KURANGI KECEPATANMU BODOH. HEY! KAU HAMPIR MENABRAK NENEK-NENEK YANG AKAN MENYEBRANG."

"YAA. AKU TAHU SASUKE KAU INGIN AKU MENAMBAH KECEPATAN KAN? BAIKLAH. HAHAHA" jawab Itachi tanpa mengurangi kecepatan mobilnya yang melaju di jalan raya malah menambahnya dengan salah mengartikan ucapan adiknya.

"BUKAN ITU MAKSUDKU BODOH. BAKA. KAU TIDAK LIHAT MOBIL POLISI DI BELAKANG KITA HAH?"

"YAA YAA. SASUKE KAU LIHAT MOBIL POLISI DI BELAKANG KITA? SEPERTINYA MEREKA INGIN IKUT MENGANTARMU KE SEKOLAH.

Tiba-tiba salah satu mobil polisi hampir menyusul mobil yang di bawa Itachi. 'Apa? Mau lomba kecepatan ya? Jangan harap kalian bisa menang' batin Itachi seraya menyeringai dan menambah kembali kecepatannya.

"ARRRRRGH. ITACHI BAKA KENAPA KAU TAMBAH."

Para pengendara dan pejalan kaki di sekitar pun hanya bersweatdroop-ria mendengar teriakan-teriakan di dalam sebuah mobil Lamborghini berwarna hitam metalik yang di iringi beberapa mobil polisi di belakangnya mencoba menghentikan sang pengemudi gila. Dan Sasuke hanya bisa berdoa agar mereka sampai tujuan dan terlepas dari kejaran para polisi lalu lintas itu.

Sebuah mobil Lamborghini hitam sampai di depan gerbang sebuah sekolah elit KHS. Pintu penumpang di sebelah pengemudi pun terbuka dan turunlah seorang pemuda memakai seragam KHS dengan penampilan yang tidak bisa terbilang rapi. Dengan nafas terengah-engah Sasuke menatap tajam sang kakak yang baru saja turun dari mobil.

"Are? Ternyata ini rekor tercepatku. Sebelumnya butuh 20 menit untuk sampai dan sekarang 15 menit. Bukankah ini hebat Sasuke?" tanya Itachi tanpa melihat Sasuke, tak menghiraukan aura kelam sang adik dan tatapan tajam yang diberikan Sasuke kepadanya.

"Hm? Sasuke? Kenapa penampilanmu begitu? Segera rapikan penampilanmu sebe-"

"KA"

"ME"

"HA"

"ME"

BRUUUK

Dan sang kakak pun terpental sebelum menyelesaikan ucapannya karena jurus yang dikeluarkan sang adik. Yah setidaknya jurus salah satu tokoh dari fandom sebelah berguna untuk menghajar sang kakak. Sasuke pun melangkah meninggalkan sang kakak setelah mengambil ranselnya tanpa menghiraukan sang kakak yang pingsan.

"Cih. Dasar Uchiha nyasar. Aku heran kenapa aku bisa punya seorang kakak absurd begitu. Padahal di keluarga Uchiha tidak ada yang begitu." gerutu Sasuke.

"Kecuali... Obito dan Shisui-nii. Mereka sama-sama absurd." Lanjutnya

Sasuke berjalan menuju taman belakang sekolah dengan langkan pelan. Sekolah masih sangat sepi dari para siswa, jadi dia berniat untuk bersantai di taman belakang sekolah. Wajar saja, waktu menunjukkan pukul 6.45 pagi sedangkan sekolah masuk pukul 7.30. Jadi ia punya waktu bersantai dan tidak takut terlambat sekolah. Salahkan Itachi dan penyakit gila ngebutnya yang menyebabkan ia datang sepagi ini. Tiba-tiba langkahnya terhenti ketika melihat seorang gadis sedang berdiri di depan pohon Sakura yang ada di taman belakang sekolah. Ia memperhatikan gadis itu dalam diam. 'Siapa dia? Dan apa itu? Rambutnya pink?' batin Sasuke. Sasuke memperhatikan sang gadis dari atas ke bawah. Sang gadis memiliki surai berwarna merah muda panjang sepinggang dengan ujung bergelombang yang diikat pony tail dan poni menyamping menutupi dahi lebarnya. Wajah yang bersih dari noda dengan pipi chubby dihiasi semburat merah tipis dan bibir tipis berwarna pink. Bisa dikatakan gadis itu cantik apalagi kulitnya yang putih mulus, dan tubuh proporsional walaupun dadanya bisa dikatakan sedikit rata untuk gadis seumurannya.

'Eh? Apa yang baru saja aku pikirkan' Sasuke menggeleng-gelengkan kepalanya akan pikiran-pikiran aneh itu.

"Sepertinya dia bukan siswi KHS." gumam Sasuke ketika melihat sang gadis memakai kemeja panjang berwarna biru laut, celana jeans berwarna hitam dan sepatu kets berwarna biru laut senada dengan kemejanya. Sang gadis pun menggendong ransel berukuran sedang di punggunya.

Tiba-tiba Sasuke terpaku, melihat sang gadis tersenyum rapuh di iringi air mata yang mengalir di pipi meronanya. Rasanya begitu sesak dan ingin memeluknya ketika melihat air mata sang gadis. Dan ia pun melangkahkan kaki kembali menghampiri sang gadis.

"Hey. Pinky. Siapa kau? Apa yang sedang kau lakukan." Tanyanya

To Be Continued

Author's Cuap-Cuap Area:

Holla minna~ ^_^ Ini dia fic absurd saya sebagai author baru disini, tapi penghuni lama FFn yang berkecimpung di dunia FFn tentunya sebagai silent reader, reader, dan juga reviewer. Sekarang saya pun sekarang melebarkan sayap dengan menjadi seorang author #halah Ini fic pertamaku yang aku buat n Karena ini fic pertama, jadi mohon maaf kalo ini fic absurd n masih banyak kekurangan. Jadi minna-san mohon reviewnya ya, concritnya juga. Arigatou udah menyempatkan diri buat baca fic ini. Sampai jumpa chap selanjutnya. Jaa ne ^^