HOPE : NamJin
Cast :
- Kim Namjoon as Levi
- Kim Seokjin as Eren
- Min Yoongi (gs) as Mikasa
- Kim Taehyung as Armin
- Jeon Jungkook (gs) as Historia
- Jung Hoseok as Haji
Rate: M
Genre: Drama, fantasy, romance, hurt/cumfort
AU! Remake fanbook dengan judul yg sama. Titan Era! Ooc! Typo!
Don't like Don't read!
Prolog
Apa yang kau inginkan setelah segalanya berakhir? Setelah semua Titan musnah atau bukan jadi masalah lagi?
Dengan memori otak berkapasitas sekarat, Seokjin berusaha mengingat;siapakah yang melontarkan pertanyaan itu di masa lalu?
Saat itu dia menjawab: "aku ingin hidup tenang bersama keluargaku. Kalau bisa kembali dengan keluargaku seperti dulu, saat ayah dan ibu masih ada"
Pertanyaan itu terulang pasca kemenangan manusia. Akan tetapi, realisasinya jauh dari harapan. Bagi dirinya, bagi Yoongi, bagi Taehyung, bagi Jungkook—
Terutama bagi Namjoon
Chapter: 1
Pisau tajam dilepaskan dari soket yang masing-masing dipegang para prajurit. Seokjin ikut melepaskan pisau berlumuran darah, mengangkat tinggi-tinggi di udara. Darah Titan menguap, mengepulkan asap yang mengelilingi Survey Corps.
Riuh rendah bergemuruh saat Seokjin berjalan menghampiri sisi pantai. Angin sepoi-sepoi meniup rambutnya yang cokelat kehitaman. Rekan timnya berlarian dengan wajah berseri. Kapten seperjuangannya berjalan lambat dibelakang, ekspresi datar tidak berubah, namun dia dapat menangkap pancaran sinar matanya yang merefleksikan kemenangan. Mereka berhasil mengusir Titan melintasi samudera lepas. Manusia Berjaya melawan musuh bebuyutan setelah berabad-abad lamanya. Penduduk ramai berbondong menyoraki kebebasan keluar dinding yang membatasi pergerakan manusia selama ratusan tahun.
Mata Seokjin berair, jatuh berlutut menciumi bumi. Kalau saja orang tuanya masih hidup, dia ingin melihat senyuman ibunya. Kalau saja dia tidak menelan ayahnya, dia mungkin bisa melihat kebahagiaan ayahnya. Hanya Yoongi dan Taehyung yang tersisa. Seokjin melihat keduanya beradu pandang dengan dirinya, berkomunikasi tanpa suara, mengerti bahwa mereka masih saling memiliki sampai akhir.
Di tengah kericuhan itu, Seokjin mendapati kerumunan polisi militer.
Wu Yifan dipaksa berlutut dihadapan penduduk.
Sukacita tersapu bersih dari wajah-wajah pahlawan Survey Corps, menyisakan kekecewaan atas harga yang harus dibayar.
.
.
Gadis tercantik di angkatan 104 menduduki singgasana bermaterial emas. Mahkota bertahta bebatuan mulia seperti pilar di atas kepala. Kegetiran meliputi senyum beraura kedewian. Jungkook tidak berubah, mencoba untuk berterus terang dengan dunia, tapi mengkhianati dirinya sendiri. Seokjin mengingat pantulan wajah gadis itu dari kaca jendela, di halaman kamar, ketika gadis itu melepaskan Sehun dengan ikhlas. Jabatan Jungkook menggenggam posisi terabsolut, secara fisik dan material, mencakup seluruh wilayah dinding hingga menembus keluar. Tapi apakah dominasinya mencapai hati para pengikutnya?
Dalam lingkungan Dinding Dalam, ditengah parabangsawan, polisi militer yang agung, okultis, pemuja ruh dinding, aktivis dan politikus, Jungkook berperan sebagai bidak di atas kancah pertempuran kotak-kotak hitamputih. Dia hanya bidak catur berkedok ratu, dikendalikan, digulingkan jika ada kesempatan. Jungkook tidak bisa mengendalikan segalanya.
Sang ratu gagal mengendalikan senat dan menteri-menterinya. "Kim Seokjin, bocah itu, mungkin pantas di beri medali Harapan Umat Manusia. Tapi sudah tidak ada Titan yang mengganggu lagi sekarang"
"penelitian yang berkembang mengejutkan semua orang! Bocah itu adalah sumber malapetaka yang kalau tidak ditindaklanjuti dengan segera, sepasukan Titan mungkin akan berembang biak dalam tubuhnya"
"astaga! Dia itu laki-laki dan bocah biasa, apa yang kau bayangkan?"
Selembar kertas hasil penelitian terpapar di atas meja. "kau lihat sendiri hasil penelitiannya"
Jungkook memandang pasrah, tak mampu mengendalikan kecaman berbagai pihak. Penelitian yang dijalankan secara paksa oleh mantan komandan yang sekarang sedang dipenjara itu menerima banyak rumor miring dari berbagai sudut pandang. Bukan salahnya jika Kim Jongsoo, si dokter handal, membuat penelitian berbahaya. Kenyataannya bahwa Wu Yifan memaksa ayahnyauntuk membuat obat terlarang yang membuat manusia menjadi Titan adalah dosa besar. Tidak hanya pasangan Kim itu yang tertimpa sial, anak laki-laki satu-satunya menjadi korban dalam penelitian tersebut. Dia harus bertarung nyawa, harus bertarung dengan perasaannya sendiri. Apa boleh dikata saat dia lepas kendali untuk peratam kalinya berubah menjadi Titan dihadapan sang ayah sebagai percobaan. Dia memakan Jongsoo yang justru menjadi kunci untuk semua misteri. Kunci itu berpindah padanya saat energy Titan itu habis. Ingatan memburuk tidak membantunya sama sekali untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Begitupun dengan obat yang sudah menjalar diseluruh tubuh Seokjin. Bocah itu menerima nasib, menjadi seorang prajurituntuk menyelamatkan manusia, amun dia juga tidak bisa mendapatkan kebebasannya sendiri.
Seokjin ditumbalkan, diikat, diseret ke pegadilan, dihakimi oleh rakyat yang kalap akan ketakutan yang mencapai batas. Titan terakhir. Cepat atau lambat, hal ini akan terjadi. Satu-satunya harapan untuk lepas dari kematian hanyalah sang kapten yang di kaguminya itu.
Kim Namjoon
.
.
Di hadapan sang ratu yang merupakan mantan bawahannya, Namjoon harus menekuk lutut dan menundukkan kepala.
"aku ini hanya tentara bayaran" kata pria itu. "apa yang seorang Ratu inginkan dariku?"
Inilah dia sang kapten yang terperkasa, disegani dan digemari oleh rakyatnya. Tangan-tangan itu pernah menarik kerah baju Jungkook dan mengangkatnya— bukan main.
Tapi tidak ada dendam dari dirinya untuk Namjoon.
Jungkook berdiri dengan tegap dan membuat satu titah. "aku ingin kau menyelamatkan Kim Seokjin. Aku tidak bisa mengendalikan suara-suara senat yang mengingikannya dihukum mati. Aku tidak bisa mengendalikan mereka" Lalu ia terduduk lagi, frustasi. "hanya kau yang bisa mencegah kematian Seokjin"
Namjoon melirik kea rah singgasana, lalu menunduk lagi. "kenapa aku? Sudah bukan tugasku lagi. Survey Corps dibubarkan. Aku adalah bagian kecil dari grup pecahannya yang kau bentuk untuk penelitian Titan bersama Hoseok. Aku sudah bukan tentara dan kapten lagi"
"kumohon" pintanya. "lakukan apapun untuk menghentikan eksekusi Seokjin. Dia ada dibawah pengawasan polisi militer, dalam penjara bawah tanah. Pengadilan akan diputuskan secepatnya di depan mata masyarakat, untuk menentukan hukuman mati yang harus dijalankan"
Namjoon menatap Jungkook tepat dimata, menangkap kegusaran ang kentara. "kalau aku menolak?"
"i-ini perintah dari Ratumu!"
Jungkook berdarah raja-raja di masa lalu, tumbuh sebagai batu mulia sempurna yang belum terasah, berpotensi luar biasa tapi masih tererosok dibawah tanah. Bahkan ketika berteriak, Jungkook tidak memiliki kekuatan di hadapan mantan prajurit terkuat. Gadis itu menenggelamkan wajahnya ke dalam kepalan tangan.
.
.
Hoseok menarik test tube dari kotak kayu, mengguncangkan cairan berwarna merah, memandang kosong sementara jarinya bergerak-gerak. Pandangannya bergulir pada jendela tempatnya terdiam.
Sudah beberapa hari semenjak Yifan ditahan menunggu waktu untuk dipancung. Penelitian dilanjutkan oleh Hoseok sebagai bukti bahwa Yifan yang merancang berbagai darah Titan. Manusia yang terancam punah harus menerima kenyataan bahwa dirinya digunakan sebagai penelitian ilmuwan gila. Dinding tinggi sekeliling kota menjadi seperti sangkar. Hoseok ditugaskan menjadi pengganti dengan syarat bahwa dia bisa melakukan pembuatan serum yang bisa menyembuhkan masyarakat. Rumor mengatakan bahwa Seokjin mempunyai serum itu di dalam tubuhnya, yang kemudia siperebutkan oleh banyak orang, terutama Titan-shifter lain yang ingin menjadi bebas.
Pandangan Hoseok melayang kembali pada test tube yang ia kerjakan. Moblit membantunya dari samping.
"aku tidak yakin kita bisa mengambil serum itu dari tubuh Seokjin kecuali kita mencincang tubuhnya"
Moblit meeguk ludah ngeri.
"beberapa hari lagi sebelum pengadilan dilaksanakan. Aku harus meniapkan bahan untuk membelanya"
Siding akan dipimpin Darius Zackly, yang menegepalai semua divisi Survey Corps, Military Police, dan The Garrison bukankah ini pernah terjadi dimasa silam? Saat itu Seokjin di rantai diruang bawah tanah, menimbulkan berbagai berita kontroversi di masyarakat, bahkan kericuhan dalam penjara. Prajurit polisi militer berssikap tidak sopan terhadap tahanan. Mereka mengincar Seokjin, menginginkan sang Titan berteriak dan menggeliat dibawah jamahan mereka. Dia merasa lega setiap kali kapten Namjoon berganti shift, mengawasi tindak tanduknya.
Saat ini Wu Yifan menggantikan posisi Seokjin di masa lalu, dikurung tidak jauh dari penjara miliknya.
.
.
Yoongi memandang sendu kea rah bocah lelaki dibalik jeruji besi dingin.
Seokjin terduduk dilantai dengan kedua kaki terbuka, kedua tangan dibegelenggu di atas kepala. Rantai-rantai hitam berkarat membentang di dalam sel penjara
Suara saudarinya membuat Seokjin mendongak, bertatap mata dengan gadis berambut pendek itu. Bibir Seokjin menyungging tipis saat mata mereka bertemu.
"Yoongi, kau tidak bersama Taehyung dan yang lainnya?" Tanyanya pelan. Tubuhnya terasa kaku diikat sedemikian ruapa agar di tidak banyak bergerak. Bahkan sampai saat –saat terakhir pun dia masih diprlakukan seperti monster, biarpun dia telah banyak menolong manusia menggunakan kekuatan Titannya. "kapten Namjoon baru saja pergi sebelum kau datang. Dia menjagaku semalam suntuk"
Melihat Yoongi tidak menjawab, Seokjin menundukkan wajah.
"mereka akan mengeksekusi aku kan?"
"Seokjin….! Aku tidak akan membiarkan mereka bertindak seenaknya padamu! Kau sudah berjuang, apa ini yang pantas kau dapatkan? Aku ingin sekali memotong leher mereka satu per satu. Sungguh tidak tahu di untung!" pegangan pada jeruji besi menguat, mata gadis itu menggelap. Dia kecewa ketika Seokjin menggeleng "seandainya Taehyung bisa mengatur strategi, ini tidak akan terjadi! Kenapa kau pasrah, Seokjin?"
"aku adalah Titan terakhir kan?" Seokjin menghela nafas, lebih ringan dari yang semestinya. "aku juga tidak mau mati tapi— wajar saja"
Rantai di atas kepala bergemerincing lemah. Seokjin memandangi warna karat pada material bajanya.
"bukannya pasrah. Entahlah. Aku mulai merasa mati rasa mungkin?"
Seokjin berbohong.
Dia menghabiskan berjam-jam di dalam sel untuk menahan diri agar tidak mengoyak bibirnya sendiri. Sepasukan polisi militer hendak memasukkan benda kedalam mulut untuk menahan giginya bergerak.
Sampai Kapten Namjoon datang menjenguk pagi ini.
.
.
.
Tbc
Halo semuaaa~ aku balik bawa fic baru, tapi remake hehe
Semoga kalian suka! ^^
Jangan lupa untuk review~
