Ohayou. . . Konichiwa. . . Konbawa. . .#plaak kebanyakan
ini fiction pertamaku loh, *pamer
Mudah-mudahan para readers tercinta sudi membacanya, oh ia lupa perkenalkan diri =_= *pundung. Nama ku, 'Poppi The Angel Tomboy' sudah pasti nama samaran
Ok langsung aja ini fiction pertamaku, hhahaha mudah-mudahan kalian semua suka!
YOSH. . . Lansung aja. . .
.
.
Revenge Is Shortchanged
.
Disclaimer : R.I.S udah pasti punya saya, dan Tasya-chan my senpai ^_^
When Naruto belong to Masashi Kishimoto
Warning : OOC, tragedy, adeventure, and mistery
Rated : T
Chapter 1. Past
"Sakura… Kau Kuat… akupercaya padamu. Aku yakin kau bias! Bunuhlah mereka pada tanggal. Dan bulan yang sama pada kematian kaa-chan, tou-chan, dan… Aku… demi, DENDAM KITA…"
.
.
Dari kejauhan terlihat dua gadis kecil sedang sedang duduk-duduk di bawah pohon sakura yang tengah berguguran untuk melepas lelah sehabis bermain, mereka terlihat sanat senang sekali, apalagi hari ini adalah ulang tahun bocah berambut indigo yang sedang memakai mahkota bunga dengan mata lavender. Sungguh ke dua malaikat kecil itu sangat manis dan cantik.
"Hinata-chan…" panggil bocah berambut softhpink seperti permen kapas.
"hm?" respon Hinata yang sepertinya masih capek sehabis bermain
Sakura hanya tersenyum melihat adiknya yang sedang menikmati suasana menenangkan ini. Perlahan Sakura mulai menutup matanya sambil bersiul lagu Harmonia. Sakura seperti tidak ingin waktu yang angat indah ini terlewatkan.
"Hinata…" panggil Sakura menghentikan acara bersiulnya
"ada apa nee-chan?" Tanya gadis berambut indigo itu sambil mengalihkan pandangannya kearah sang kakak.
"kau sangat senang ya hari ini?" Tanya Sakura tanpa mengalihkan pandangan kearah Hinata
"Tentu saja! Si-siapa yang tidak senang co-coba saat hari ulang ta-tahunnya?"
"hahaha" Sakura tertawa " dasar dari mana kau belajar kata-kata itu adik kecil?" sambung Sakura sambil menaruh tangannya di ata kepala Hinata dan mengacak-acaknya, yang sudah pasti membuat Hinata cemberut.
"nee-chan…" kata Hinat sambil memanyunkan bibir mungilnya
"hhahaha jangan memasang ekspresi seperti itu bodoh!" dengus Sakura masih dalam mode tertawa
"nee-chan…" kata Hinata ngambek dan memalingkan mukahnya
"ia..ia…" kata Sakura menghentikan gelak tawanya dan memasang raut wajah serius yang jelas-jelas membuat adik tersayangnya bingung
"kenapa Sakura-nee?" Tanya Hinata bingung
Sakura diam tak berkata sepatah katapun, kemudian menghela nafas panjang dan menghembuskannya. Setelah sekian lama akhirnya Sakura mulai bersuara.
"kau harus JANJI!" kata Sakura sambil memegang pundak Hinata
"i-ia nee-chan…" kata Hinata
"Berjanjilah padaku kalau kita akan terus bersama selama-lamanya!" seru Sakura lantang sambil menatap tajam kea rah Hinata dan mengeratkan cengkramannya pada pundak Hinata
"ha- hai" kata Hinata sambil mengangguk kuat
Tersenyum. Yah kali ini Sakura tersenyum dan langsung memeluk Hinata, membuat Hinata terkejut dengan tingkah kakaknya yang sangat aneh. Awalnya Hinata memang terkejut namun lama-kelama'an dia juga langsung memeluk kakaknya. Kedua bocah tersebut saling berpelukan dengan sangat erat, Seolah-olah mereka akan berpisah. Kedua gadis kecil itu kemudian mengendurkan pelukan mereka dan akhirnya lepas sudah, dan sekarang menampilkan cengiran Sakura dan senyum manis Hinata.
"Hinata-chan ayo pulang! Sudah mau malam!" seru Sakura sambil berdiri melihat kearah matahari yang sudah hampir terbenam.
"Baik, kaa-chan dan tou-chan pa-pasti sedang menungu ki-kita." sahut Hinata kemudian bagkit berdiri.
Setelah berkata demikian Sakura langsung menarik tangan Hinata dan berlari bersama-sama.
^_^BlueCherry^_^
"Tadaima" seru ke dua gadis kecil itu.
Tidak ada yang Merespon.
"Sakura-ne… tu-tumben, kaa-chan dan tou-chan tidak me-membalas sa-sapaan kita" kata Hinata –lebih tepatnya bisikan karena Hinata bicaranya terlalu kecil.
"ia. Rumah juga kelihatan sepi seperti tidak ada orang" balas Sakura
Mereka terus menunggu hingga ada orang yang membalas sapaan mereka, namun dari tadi menunggu tidak ada yang menjawab. Karena merasa bosan menunggu akhirnya Sakura memberanikan diri untuk membuka pintu rumah.
Kedua kaki mungil mereka melengkah masuk ke dalam rumah, yang terlihat seperti tidak ada tanda-tanda kehidupan.
"kaa-chan, tou-chan" panggil Sakura
Hinata hanya berjalan di belakang Sakura sambil memegang ujung baju putih kakaknya. Saat Sakura hendak membuka pintu kamar kedua orang tua, gerakannya terhenti ketika mendengar suara rintihan kesakitan dari kamar ke dua orang tua mereka. Sakura dan Hinata kaget ketika mendengar suara kesakitan kaa-channya.
"a-apa ya-yang terjadi?" Tanya Hinata takut.
"a-aku juga ti-tidak tahu… ayo ki-kita intip" bisik Sakura kecil, tak kalah takutnya dengan Hinata.
Sakura mulai memegang kenop pintu dengan tangan yang bergetar, dan Hinata lebih kencang lagi memegang baju Sakura. Perlahan namun pasti pintu berhasil Sakura buka,betapa kagetnya mereka berdua melihat kedua orang tua yang sangat menyayangi mereka terkapar di lantai kamar dengan bersimbah darah, nafas mereka seperti sudah tidak bisa berhembus lagi melihat kejadian tersebut.
"Aaahh ka- kaa-chan / tou-chan" seru kedua bocah itu!
Dari dalam terlihat dua orang dengan jubah hitam memegang sebuah pedang bersimbah darah yang pasti darah itu adalah darah dari kedua orang tua Sakura dan Hinata.
Menyadari kehadiran Hinata dan Sakura, ke dua penjahat itu berlari mengejar Sakura dan Hinata. Refleks Sakura mencengkram tangan Hinata yang sudah gemetar hebat, lalu berlari.
"A-ayo lari Hinata" teriak Sakura
Disinari cahaya bulan purnama, kedua kaki mungil dua gadis kecil itu terus berlari.
"Hosh… hosh… hosh,, a-aku hiks… ca-capek nee-chan" kata Hinata dengan meneteskan air matanya sambil terus memegang mahkota bunganya.
"Hosh.. Hosh… hi-hinata-chan… ka-kau mau kita ma-mati terbunuh? Hah?" balas gadis berumur 10 tahun itu.
"ta-tapi bisa tidak ber hosh… henti istirahat sebentar saja " Seru Hinata
Tanpa menjawab pertanyaan Hinata, Sakura segera menarik tangan Hinata ke semak-semak untuk bersembunyi.
"di mana bocah-bocah tengik itu?" kata seorang pria berambut pirang
"entahlah? Bos pasti akan membunuh kita jika kedua gadis cilik itu tidak ditemukan!" sahut pria yang lainnya.
"hn" balas pria pirang itu sambil celingak-celinguk mencari Sakura dan Hinata.
Kedua pria itu mendekati semak-semak tempat persembunyian ke dua kakak beradik itu. Sakura dan Hinata menahan nafas, perasaan takut menyelubungi hati mereka. Hinata menahan mulutnya agar suara tangisannya tidak meledak, sedangkan Sakura sudah mandi keringat dingin. Hinata, gadis yang dua tahun lebih muda dari Sakura, merapatkan dirinya pada sang kakak. Dan tanpa sengaja…
'Krik'
Hinata menginjak serpihan kayu,, "ups" gumam Hinata takut
"gawat" bati Sakura sambil melihat kearah adiknya yang kini ke adaannya sudah sangat kacau.
Mendengar suara tersebut Kedua pria itu pun menyeringai. Dan salah satu dari mereka mendekati persembunyian, ketika melihat gadis berambut pink dan hitam ke biru-biruan yang sedang melihat dia ketakutan.
"Kami-Sama help" batin Hinata
"hn,,, ternyata kalian di sini" kata pria berambut coklat itu. Pria yang berambut pirang itu menyeringai puas…
Dengan kaki yang lemas Sakura berdiri di ikuti Hinata yang masih menangis dalam diam dan takut-takut.
"Hinata, kuhitung sampai tiga, kau harus lari, wakkatta?" bisik Sakura sambil membuka kedua tangan kanan dan kirinya, seperti mencoba melindungi Hinata dari dua pria di depannya.
Hinata mengangguk. Ke dua pria itu mendekati mereka.
"satu" Hinata bersiap-siap
"dua"
"tiga… LARII..!" teriak Sakura, Hinata lalu berlari menjauhi tempat itu. penjahat berambut pirang yang menyadari hal itu, langsung mengejar Hinata. Sakura tidak membiarkan hal itu terjadi, dia mengait ke dua kaki penjahat tersebut hingga terjatuh, tak menyadari bahwa pria berambut coklat sudah berlari mengikuti Hinata dari tadi. Menyadari adanya kesempatan, Sakura berlari menyusul Hinata..
Berlari…
Berlari…
Dan terus berlari…
"SAKURAA-NEE!"
Sakura menghentika larinya, mendengar suara yang begitu familiar di telinganya. 'itu suara Hinata' batin Sakura. Sakura pun terus mencari asal suara tersebut.
"Uhuk…" suara itu makin dekat.
Dan ketika dia mendapatkannya…
"HINATAA!" Seru Sakura melihat adiknya yang terkapar tidak berdaya, darah mengalir dari dada Hinata. Yang sepertinya telah tertembak peluru nyasar, karena jika pria itu menembak Hinata pasti pria itu sekarang ada di dekat mereka.
Sakura kemudian berlari menuju adiknya lalu memeluknya erat sambil menangis… sungguh ia sangat sedih, tadi mereka baru saja bermain dengan riangnya dan mengucapkan janji untuk selalu bersama. Seharusnya sekarang adalah hari yang sangat bahagia bagi adik tersayangnya, namun sekarang…
"Sa-sakura-nee… hiks.. uhuk! La-lari.. ce-cepat, pe-penjahat i-itu se-sedang.. uhuk!.. me-menu-nuju kema-marih hiks… ce-cepat" kata Hinata di iringi batuk darah dipaha dan baju Sakura yang sudah sangat merah kehitam-hitaman akan darah pekat.
"Ba-baka! A-aku hiks… ti-tidak mungkin hiks… me-meninggalkanmu bodoh!" kata Sakura. Cairan bening terus mengalir membuat dua sungai kecil di pipi chubby Sakura.
" ja-jangan hiks… me- uhuk mena-nangis.. uhuk! Ka-kalau nee-chan hiks me-menangis.. Hinata uhuk! Ti-tidak bi-bisa pe-pergi de-dengan hiks.. te-tenang.." kata Hinata dengan sisa kekuatannya menghapus air mata Sakura.. dan tangan kirinya masih dengaan setia memegang mahkota bunganya.
"Hinata.. hiks, hiks! HINATAAAA!" teriak Sakura sangat Keras, di ikuti oleh hujan yang terlihat sedih karena kepergian Hinata.
Tangisannya terdengar pilu karena tiba-tiba tangan Hinata yang menghapus air matanya berhenti kemudian terjatuh, dan menutup matanya, untuk…. 'selama-lamanya'
"HINAATAAAA!" teriak Sakura lagi sambil menangis histeris dan memeluk tubuh adiknya yang sudah tak bernyawa.
'DOR'
Suara tembakan terdengar di telinga Sakura, dia yakin penjahat itu sedang menuju kemari. Sakura melepaskan perlahan pelukannya pada Hinata, ia menghapus air matanya kasar, dan mencium pipi Hinata yang sudah mulai dingin, lalu berbisik " Aku pasti akan menyusul kalian, tunggulah!" bisik Sakura dengan nada serius, walaupun dia tahu, adiknya itu pasti tidak akan mendengarnya.
Sakura berlari… cuaca hujan menerpa tubuh mungil Sakura.. Sakura terus berlari, matanya sudah buram, di karenakan terus menangis. Dia tidak menyadari adanya mobil yang berlawanan arah dengannya melaju dengan kecepatan tinggi, sehingga…
'PPIIIIP'
'AAAHHHGGG'
'BRRUUUK'
Terdengar suara tabrakan… gadis pinky itu tidak tahu apa-apa lagi. Matanya susah untuk di buka. Hingga akhirnya, Gelap. Ia jatuh tak sadarkan diri.
^_^ BlueCherry^_^
Kehidupan yang akan datang membuka lembaran kehidupan Sakura yang baru.. dia tidak tahu pasti, tapi percayalah… tidak akan lama lagi sebuah pertarungan besar.. di mana ia mempertaruhkan hidup dan matinya, serta.. kehormatan dan kematian keluarganya…
.
.
. . .OWARI. . .
^_^BlueCherry^_^
YOSH. . . akhirnya chapter satu selesai juga! Gimana nih? Memuaskan tidak? *ngarap banget
Sedikit pemberitahuan, di sini itu Sakura adalah kakak Hinata. Dan Sakura mulai berpetualang saat umurnya udah 16 tahun. Mungkin petualangan Sakura akan ada di dua atau tiga chapter depannya. Oh ya kalau para readers mau tahu kapan publishnya Fiction ini, hari jumat atau sabtu depan. Bluecherry itu adalah kata favoriteku. ^_^
Sampai ketemu di chapter depan. . .
R
E
V
I
E
W
