Kyaaaa! Ini fanfic pertamaku XD. Meskipun sedikit gaje tapi tapalah ini fic hasil kerja keras otak ku *menggang kepala yang berasep*. Baiklah dari pada memperpanjang waktu aku buka saja ceritanya... selamat membaca readers RnR please
Title : one heart one love
Disclaimer : kamichama karin © koge donbo
Rated : T
Genre : romance & drama
Pairing : kazusa, karin, kazune , jin, michi, himeka,
Warning : ABAL, GAJE, TYPO, dLL
Summary :Sudah lah Karin-chan, Jika kau sedih Onii-chan juga akan sedih, lagian berita tentang kematian Onii-chan itu belum tentu benar itu baru isu, tim evakuasi masih berusaha mencari mayat onii-chan di tumpukan-tumpukan bangkai pesawat yang onii-chan naiki, dan kita harus mendoa kan kalau onii-chan itu selamat dari-/Ah.. i.. ini, aku tadi cuma kelilipan debu,/"Karin-chan, Kazusa-chan sudah larut malam lebih baik kalian tidur,"/"Karin, aku mohon kau jangan sedih seperti ini lagi. Suatu saat kita akan bertemu lagi, bersabarlah menungguiku."/"Aku hanya iseng-iseng saja melempar tupai yang lagi membaca novel di atas pohon hehehe,/
Di malam yang kelam dimana orang-orang sedang nyenyak nya tidur, lain pada gadis yang satu ini, hanya duduk termenung di teras balkon kamar nya. Ia hanya memandangi ke arah langit yang bertaburan oleh bintang. Tah mengapa tetes-tetes air mata jatuh membasahi pipi seorang gadis berambut bunette itu. Ia sangat sedih ketika mengingat apa yang ia dengar kemarin pagi tentang kabar isu kematian kekasih nya itu-Kujyou Kazune- saat menaiki pesawat menuju Francis yang jatuh ke pegunungan, para penumpang nya di temukan sudah meninggal semua . Meskipun ia tak mempercayain nya, dia selalu berdoa kepada tuhan agar kekasih nya itu segera di temukan.
"Hanazono Karin," panggil seseorang dari belakang. Gadis itu atau bisa di sebut Karin menoleh kan kepalanya kebelakang karena merasa nama nya dipanggil, ternyata seorang gadis berambut blonde yang tak lain adalah kembaran kekasih nya -Kujyou Kazusa-. "Apa," tanya Karin dengan air mata yang masih berlinang dipelupuk mata nya lalu membalikan kepalanya keposisi semula.
"Sudah lah Karin-chan, Jika kau sedih Onii-chan juga akan sedih, lagian berita tentang kematian Onii-chan itu belum tentu benar itu baru isu, tim evakuasi masih berusaha mencari mayat onii-chan di tumpukan-tumpukan bangkai pesawat yang onii-chan naiki, dan kita harus mendoa kan kalau onii-chan itu selamat dari-." Jeda Kazusa langsung memeluk Karin dari blakang dengan menjatuh kan air mata nya.
"Dari kecelakaan pesawat terbang itu." Sambung Kazusa diiringi isak tangis nya.
Mendengar ucapan Kazusa tadi, Karin langsung mengusap air matanya dan tersenyum tipis pada Kazusa "Ah.. a.. aku tak sedih kok, aku juga percaya kalau Kazune-kun itu selamat."
Kazusa pun melepaskan pelukan nya pada Karin dan berjalan kedepan Karin "Jangan bohong Karin-chan! Air mata mu itu sebagai buktinya."
"Ah.. i.. ini, aku tadi cuma kelilipan debu," ucap Karin berbohong.
" Sudah lah Karin, aku tau kalau Karin-chan tak pandai berbohong." Kazusa lansung memasang wajah sendu.
Karin pun menundukkan kepalanya dan membatin 'kau benar Kazusa aku memang tak pandai dalam berbohong, dan kata itu juga pernah terlontar dari bibir Kazune-kun saat aku berbohong pd nya.' Setelah itu mereka berdua diselimuti oleh keheningan
"Karin-chan, Kazusa-chan sudah larut malam lebih baik kalian tidur," ucap gadis berambut indigo -Kujyou Himeka- memecah kan keheningan diantara mereka.
Dengan perkataan Himeka Karin pun mengangkat kepalanya dan tersenyum pada nya."Yaa.. kami akan segera tidur, Himeka-chan tidur saja dulu."
"Baik lah.. selamat malam," ucap Himeka tersenyum kedamaian dibibir nya. "Selamat malam," jawab Karin & Kazusa serempak.
"Kazusa lebih baik kita tidur, aku juga sudah mengantuk."
"Hmh baik lah."
Karin dan Kazusa pun pergi menuju kasurnya masing-masing. Karin & Kazusa pun segera membaring kan tubuh nya dan menyusul Himeka yang sudah tidur duluan.
•pagi hari•
Karin POV
"Hoam," erang ku seketika membuka mata ku.
Aku melihat sekeliling ku yang terdapat 2 buah tempat tidur yang sudah rapi. Aku berjalan ke luar kamar ku menuju kamar mandi, sampai di kamar mandi kulihat paras ku dari kaca yang tertempel di pintu, tampak lah wajah ku yang kusut. Mata yang bengkak karena kejadian tadi malam di tambah lagi aku dimimpikan oleh sosok pemuda yang telah aku cintai selama ini.
°Flashback on°
"Karin.. Karin,"
Suara itu berseru kepadaku.
"Karin.. Karin," sekali lagi suara itu memanggil ku. Aku menoleh kesana kemari hanya untuk mencari sosok yang memanggil ku di dalam selimutan kabut tebal. Sebenarnya aku mengenali suara yang memanggil ku itu, itu adalah suara Kazune-kun.
"Kazune-kun kw dimana."
"Aku disini."
Aku pun melihat kearah suara itu berasal, tampak seseorang pemuda berambut blonde, mata shappire menembus tebal nya kabut, ia lagi berdiri dan membuka lebar kedua tangan nya seakan-akan menerima pelukan kapan saja. Aku pun segera menuju kearahnya dan ingin rasanya memeluk Kazune dengan seribu rindu terpendam kepadanya.
Ketika langkah ku semakin mendekat kearah Kazune-kun, tiba-tiba sosok Kazune tadi semakin lama semakin menghilang ditelan kabut yang berada di sekiling nya. Aku pun mempercepat langkah ku tapi hasil nya nihil Kazune hilang seketika. Aku terduduk dan menangis sangat kuat, tiba-tiba suara Kazune muncul lagi dan membuat teguh diriku "Karin, aku mohon kau jangan sedih seperti ini lagi. Suatu saat kita akan bertemu lagi, bersabarlah menungguiku."
"Ya Kazune-kun aku akan selalu setia menunggu mu."
°Flashback off°
Aku mengingat kembali mimpi ku itu rasa aku ingin sekali menangis sangat kencang, jika aku sekali lagi bertemu dengan Kazune-kun aku ingin sekali memeluknya dengan sangat erat sekali seakan tak mau kehilangan dirinya lagi.
Selesai mandi aku langsung memakai pakaian seragam sekolah ku dan membawa tas ku menuju ke ruang makan. Disana tampaklah Himeka & Kazusa yang sudah lama menunggu.
"Maaf lama menunggu." Akupun sebentar membukkukan badan ku dan berdiri ke posisi semula lalu menduduki bangku yg kosong.
"Karin.. kau biasanya tak begini, kau kenapa?" Pertanyaan Himeka meluncur untukku.
"Aku tidak apa-apa, ayo kita makan." Aku langsung memakan makanan yang sudah tersaji dihadapan ku hanya untuk membuat mereka tak bertanya lagi pada ku.
Awalnya Himeka dan Kazusa saling menoleh keheranan karena sikap ku, tapi akhir nya mereka juga ikut makan bersamaku. Selesai makan kami langsung pergi kesekolah dengan menaiki speda masing-masing. Sesampai di depan skolah kami memakirkan speda kami di tempat parkir. Setelah itu kami menuju kekelas masing-masing. Himeka dan Kazusa satu kelas, sedang aku dulunya sekelas dengan Kazune. Dulu Kazune duduk di sebelah ku, namun sekarang hanya ada kursi kosong tanpa penghuninya..
Tak lama aku berada di dalam kelas bel tanda pelajaran di mulaipun berbunyi, aku mengeluarkan buku pelajaran sejarah dari tas ku. Aku menjalani pelajaran dengan sangat santai meskipun aku tak pernah memahami apa yang di katakan sensei di depan, maklum lah aku kurang suka pelajaran yang berbau menghafal seperti itu. Aku lebih suka pelajaran yang ada hitung-hitungan nya (whatt sejak kapan Karin suka pelajaran menghitung #jleb). Setelah kurang dari 8 jam di dalam kelas akhir nya waktu istirahat pun tiba, semua teman2 ku berhamburan menuju kantin kecuali aku, aku labih memilih membaca novel di atas pohon yang rindang dari pada bersempitan di kantin.
Setelah aku berada diatas pohon akupun segera membuka lembaran pertama di buku novel ku. Aku pun membaca nya dengan santai.
Sekarang aku membacanya sudah sampai di pertengah halaman tiba-tiba ada seseorang dari bawah melempar ku batu kerikil terkena punggung ku. Aku hampir hilang kaseimbangan karna terkejut ada yang melempar sesuatu kearah punggung ku. Aku lekas berpegangan ke ranting di sebelah ku, na'as nya ranting yang aku pegang tadi patah. Aku pun terjatuh dari pohon dan mendarat dgn tidak elit nya, aku memejam kan mataku dan sedikit meringis kesakitan.
"Aduhh." Ringis ku sedikit-sedikit membuka mata ku.
Setela mata ku terbuka tampak seorang pemuda bermata onyx dan berambut hitam yang membungkukan badan nya kedepan ku.
Lalu orang itu melontarkan pertanyaan bodoh kepada ku "Apa kah itu sakit?".
Lansung saja perempatan siku-siku muncul di jidat(?) ku, dan aku menjitak kepalanya sampai keluar satu benjolan disana. "Heii.. apa yang kau lakukan!" Ujar orang itu mengelus kesakitan di kepala nya.
Mendengar perkataan itu, lagi-lagi perempatan siku-siku muncul lagi di tempat yang sama dan menjawab perkataan dia tadi "Seharus nya aku yang harus bertanya APA YANG KAU LAKUKAN!"
"Aku hanya iseng-iseng saja melempar tupai yang lagi membaca novel di atas pohon hehehe," ujar orang itu tampa tampang bersalah tapi malah mengejek ku.
"Apa kau bilang! awas ka-" ucap ku terpotong
Teng teng teng
"Ahh.. lonceng sudah berbunyi, aku pergi duluan ya." Elak anak itu menghindar dari kemarahan ku dan pergi menuju kedalam koridor, tapi seketika anak itu berhenti sejenak dan berbalik badan kearah ku "Oyah.. maaf kan aku ya sudah menganggu mu, dan salam kenal namaku Kuga Jin," teriak anak itu dari kejauhan lalu melanjut kan langkah nya memasuki koridor. Aku hanya mengelengkan kepala ku melihat tingkah orang itu atau bisa disebut Jin.
Aku pun juga pergi menuju kekelasku yang tak jauh dari keberadaanku sebelum nya. Sampai dikelas aku segera duduk di kursi ku, tak lama kemudian sensei memasuki kelasku. Sensei memberitahu kalau hari ini ada ulangan harian dadakan "Siapa yang duluan menjawab dengan benar boleh pulang," tantang sensei pada kami, aku menanggapinya dengan anggukan tanpa ekspresi karena untuk UH hari ini adalah pelajaran matematika, bidang study yang sangat aku gemari. Lain dengan teman-teman sekelas ku, mereka menanggapi nya dengan bermacam ekspresi ada yang beku ditempat, ada yang teriak histeris, ada yang mulut nya menganga dan masih banyak lagi aku suka melihat ekspresi mereka.
UH matematika pun dimulai, Kertas-kertas soal dan kertas lembar jawaban dibagikan dengan sensei. Soal yang di berikan sensei ada 100 buah butir soal, aku bisa menjawab nya di luar kepalaku. Kurang dari waktu 30menit. Aku sudah selesai menjawab semua soal yang di berikan sensei, aku berjalan meletakkan lembaran jawaban itu ke meja sensei, sensei mengoreksi lembaran jawabanku, lalu ia menoleh kearah ku dan tersenyum puas "Karin kali ini kw mendapatkan nilai 100, kau memang bisa di andalkan," teman sekelasku terkejut dan melihat kearah diriku dengan wajah pasrah. Aku kembali ke bangku ku lalu membereskan buku-buku ku kedalam tas dan berjalan keluar kelas untuk pulang.
Aku sekarang berada di depan gerbang sekolah menunggu Himeka & Kazusa. Aku keluarkan smartphone dari saku baju ku lalu aku mengirim email ke mereka berdua.
From : Hanazono Karin
To : Himeka kujyou
Subjek : ATDG (Aku Tunggu Depan Gerbang)
Aku menunggu kalian berdua di depan gerbang, aku sudah keluar duluan.
Tak lama aku mengirim email ke Himeka smartphone ku pun bergetar karena menerima balasan email dari Himeka.
From: Himeka kujyou
To : Hanazono Karin
Subjek : re : ATDG (Aku Tunggu Depan Gerbang)
Baik lah, tunggu kami.
Akupun menunggu mereka di depan gerbang, kuhidupkan musik dari smartphone ku terdengar alunan lagu dari headset di telinga ku. Aku menikmati lagu yang merdu, alangkah tenangnya hatiku mendengar syair yang di lantun kan. 'Hoahh.. andai saja kau ada disini Kazune-kun menemaniku seperti dulu, alangkah bahagianya aku' pikirku dalam hati melihat kearah langit. Tanpa aku sadari butiran-butiran air mata jatuh ke pipiku. Aku tersenyum sendiri ketika menyadari air mata ku jatuh, saat aku mau mengelap air mataku tiba-tiba seseorang menyerah kan saputangan kedepan muka ku. Aku tersintak dan menoleh kearah nya.
"Kau -"
•
•
•
•
To Be continued
Review please
