Author: Fanfic pertamaku, semoga bagus. Baiklah! Mari kita mulai!

Chapter 1

"Wah! Bagus sekali Miku-Nee." Ujar Kagamine Len dan Kagamine Rin.

Miku barusan selesai menyanyikan Love is War di konser. Dia tersenyum ke Len. "Terima kasih, Len. Tapi, lagu itu agak susah lho." Ucap Miku sambil mengambila botol minumnya.

"Miku-Nee sangat hebat di konser itu. Jadi, tidak usah mengkhawatirkannya." Kata Kagamine Rin.

"Haha… sudahla, Miku masih harus manyanyikan World's End Dancehall bersamaku. Ayo Miku!" Kata Luka sambil menyeret Miku ke panggung.

"Huh, sabar Miku.. sabar…" Ujar Miku ke dirinya sendiri sambil menyiapkan mukanya untuk bernyanyi.

"Wow, Miku-Nee sangat hebat ya. Kalo aku adalah Miku-Nee aku sudah minta Lip-Sing." Ucap Rin kepada kembarannya.

"Kalau begitu, kamu harus mulai latihan lagu Meltdown." Ujar Len.

"Huh, nggak ah. Aku Lip-Sing aja." Kata Rin. Kalimat itu membuat Len menepuk dahinya.

"Rin, kalau kau tidak mulai berlatih, kau tidak akan mendapatkan jerukmu." Ujar Kaito yang barusan datang bersama Meiko.

Konsernya berjalan dengan lancer. Semua penonton tidak menyadari apa yang sedang terjadi di belakang panggung. Len, Rin, Miku, Luka, Kaito, dan Meiko selalu mengalami masalah di belakang panggung. Tetapi, saat berada di depan panggung mereka bernyanyi bagaikan mereka tidak mengalami masalah di belakang panggung.

Mereka semua pulang dan langsung ke mansionnya mereka masing-masing. Meiko meminum slkoholnya sampai ketiduran. Kaito membuka kulkasnya dan memakan es krimnya. Luka bersiap-siap untuk tidur. Rin dan Len masih bermain bagakan mereka tidak pernah melakukan konser yang melelahkan. Miku berlatih sampai larut malam.

Miku menyanyikan Popipo sambil menyisir rambutnya.

"Popipopipo popi-kyaaa!" Miku tersandung tumpukan surat-surat fans-nya. "Oh, iya. Aku lupa mebacanya. Lebih baik aku membacany sambil berlatih dari pada menyisir rambut yang tidak akan selesai ini. Wah! Ada yang mengirimku coklat! Teto juga mengirimku surat, haha.. lucu sekali isinya."

Miku memakan coklat dari fans-nya dan melanjutkan membaca surat-suratnya. Ada satu surat yang sangat menonjol di mata Miku. Dia membukanya dan memakai senyuman terlebar yang dia bisa pakai.

Keesokan harinya, Miku tidak datang ke studio untuk menyanyikan lagu barunya. Mereka mencari Miku di mansionnya dan di tempat favoritnya. Tiba-tiba, Kaito mendapat telfon dari Miku.

"Kaito, bawa semua orang dan datanglah ke stasiun secepat mungkin." Ujar Miku. Lalu dia langsung menutup telfonnya.

Author: Jadi, bagaimana? Gaje? Jangan marah-marah kalo ini gaje ya, aku nggak enak kalau nerima Kritik berat. Kritiknya biasa-biasa aja ya. Aku nerima nasihat, jadi siramilah diriku dengan nasihat-nasihatmu. Jangan lupa R&R!