Author's Note:
Dialog gaje yang saya buat di sela jam kuliah sambil menunggu dosen masuk, entah berapa bulan yang lalu. Diedit sedikit supaya kena tema ultah Naruto hari ini. Super maksa, tanpa deskripsi, dan tanpa plot. Just for (my) fun, really. Jangan dibaca kalau tidak sudi menikmati kegajeannya.
Disclaimer:
I do not own Naruto, and I'm in no way making any profit from this thing.
For Uzumaki Naruto. Happy birthday, boy. Don't stop trying to kick Sasuke's ass back to you.
Kalau Mereka Punya Ponsel
by: Nad
Ponsel berdering.
"Halo?"
"H-halo? Sasuke? Benar-benar Sasuke?"
"…dari mana kau dapat nomor ponselku, Idiot?"
"Gah, itu tidak penting! Yang penting aku punya nomormu sekarang!"
"Hn. Apa kau sadar setelah aku menutup telpon ini aku akan mengganti nomorku lagi?"
"...yang penting kau tidak menutupnya dulu… Setidaknya untuk yang ini—untuk hari ini."
"...OK."
"..."
"..."
"Sasuke..."
"Hn?"
"Pulang."
"Ogah."
"Pulang."
"Ogah."
"Pulang atau kuhancurkan kebun tomatmu."
"Kebun to—tidak! Hancurkan saja sana, Idiot."
"Makanya pulang, bantu aku menghancurkannya juga. Lalu setelah itu kutraktir kau ramen di Ichiraku."
"…Idiot."
"Brengsek."
"Super idiot."
"Brengsek kuadrat."
"Idiot pangkat tiga."
"Brengsek pangkat seratus! Bah!"
"Hn, bodoh. Membantahmu juga bodoh."
"Berarti kau mengakui dirimu bodoh, Sas."
"Dan kau mengakui kalau kau juga bodoh."
"Eeh? Haargh!"
"Hmph."
"Kuhabisi kau! Biar saja badanmu remuk saat kubawa pulang!"
"Hn. Cobalah, Idiot."
"...tapi aku juga tidak mau melukaimu, Brengsek."
"Kh. Plin-plan."
"Apa boleh buat! Aku libra! Libra 'kan memang plin-plan!"
"...jangan menyalahkan zodiak untuk kebodohanmu, Bodoh."
"Tapi kau—duh, tanggal 23 Juli apa, ya?—kau juga menyakiti orang seperti kepiting yang mencapit dan menyeramkan seperti singa! Cocok 'kan?"
"...aku tidak percaya ramalan, Usuratonkachi."
"Percaya tidak percaya, kau memang seberengsek itu."
"Hn. Lalu, kenapa kau masih mau membawa pulang si brengsek ini?"
"...Eh?"
"Kenapa kau sebegitu inginnya aku pulang bersamamu? Kenapa kau sebegitu pedulinya padaku?"
"...Kenapa, ya?"
"..."
"...Menurut Kishimoto-sensei sih, `Karena aku temanmu.`"
"Huh. Jangan yang itu lagi, aku bosan."
"Bohong."
"Tidak."
"Bohooong~"
"Tidak."
"Uchiha Sasuke sedang berbohooong~~~"
"Kubilang tidak ya tidak, IDIOT!"
"Ahahahah—oke, oke!"
"…"
"Hmmh... kenapa, ya? Yah, aku juga tidak begitu pandai menjelaskannya, Sasuke. Yang kutahu pasti, rasanya ada yang kurang kalau kau tidak bersamaku—dan Kelompok 7. Bukan dari segi jumlah orang—memang sudah ada Sai, dan ia tidak sebrengsek yang kukira—tapi tetap ada yang terasa kurang kalau ... k-kalau kau tidak ada ... dan tentu saja maksudku itu aku tidak bisa menendangmu secara langsung kalau kau tak ada di sini! Dan—dan ... aaargh! Aku bicara apa sih!"
"...hn, idiot."
"...brengsek."
"Hn."
"..."
"..."
"..."
"...Naruto."
"...hm?"
"Otanjoubi."
"—Eh?"
"..."
"A-arigato-ttebayou!"
"Hn."
"…"
"…"
"...Sas?"
"Hn?"
"Pulang."
"...Nanti, Idiot."
"..."
"...Nanti."
Telpon ditutup.
[Fin]
.
.
.
Review?
