Find Some Body to Love

By: Maika Hammond

Disclamer: Pemeran di sini punya Capcom, saya cuma yang berdongeng di sini. Ada karakter OC , dan perang zombie telah berakhir *walo denger2 game RE6 mo keluar*

Catatan: Sebenarnya saya baru berkiprah di bidang author ini , selama ini saya menjadi silent reader dari saya kelas 8 , aneh bukan ?

Dan untuk menunggu hasil kelulusan saya, maka saya buat fanfic buat corat coret *di tampol reader*

Yang menggunakan =…= berarti emotion gitu , hehe…

Ya sudah selamat membaca!

If you don't like this , don't read ! okey ?

_…o0o…_

Dimalam hari yang dingin, terdapat flat di pinggiran kota. Didalam flat itu terdapat pria yang sibuk dengan dunianya sendiri. Tidak di pedulikannya suara yang bergemuruh diluar , awam-awan yang menggulung yang perlahan menitikan air matanya . Terdengar sayup-sayup dentingan air yang bertubrukan dengan benda yang ada di bawahnya.

Pria yang berparas rupawan itu terlihat gelisah di atas tempat tidurnya yang tak begitu luas, entah apa yang di pikirannya.

Komputernya yang menyala di biarkan begitu saja. Dengan matanya yang sayu dia menatap layar komputer tersebut. Background yang terpampang di depan layar komputernya menampilkan gambar dua orang pria dan satu wanita yang berpose sederhana. Yang satu pria berambut hitam agak berantakan dengan mata hitamnya yang cemerlang berpose tertawa merangkul wanita berambut coklat kehitaman yang di ikat rapih dengan mata almond yang indah yang merupakan adiknya sendiri , dan di sebelahnya terdapat pria yang memiliki rambut coklat keperakan yang halus dengan matanya yang biru langit yang memancarkan kehangatan.

Banyak kejadian yang tak pernah ia bayangkan dalam hidupnya , bermain dengan kematian. Namun semuanya telah berakhir , hari-harinya yang bergelut dengan makluk yang hidup kembali telah berakhir. Hidupnya kini telah tenang. Tapi tetap merasa kurang. Entah hari yang penuh tatangan telah berlalu atau dia rindu dengan zombie-zombie itu?

'Iyakzzz' umpatnya dalam hati.

"Dor-dor" terdengar suara tembakan yang merupakan nada pesan chatting.

Lalu Leon beranjak dari kasurnya yang hangat ,dengan malas dia melihat pesan yang menggangu renungan malamnya.

Chris: "Hei ! kau tak sedang melamunkan seseorang kan ? =Glasses= Boleh kita ngobrol ?"

Leon: "Enak saja! Kau mengganggu istirahatku , dasar tukang ganggu =tongue="

Chris: "Jadi maksudmu aku gak ada kerjaan gitu ?"

Leon: "To the point . Ada apa ?"

Chris: "Sebenarnya aku ingin mengajakmu ke suatu pesta pernikahan teman lamaku, kau mau ikut ? acaranya minggu depan "

Leon: "Akan ku pikirkan"

Chris: "Kau harus bawa wanita untuk mendampingimu! Hohoho! =wink= "

Leon pun membelalakan matanya kaget

Leon: "Ya sudah, aku bawa adikmu saja"

Chris: "Enak saja ! Adikku bukan barang tau! Lagi pula dia sepertinya akan mengajak orang lain "

Leon: "Oh…."

Chris: "Makanya jangan dingin2 ma cewe !"

Leon: "Hey siapa yang dingin ? memang aku aja lagi sial =confused="

Chris: "Kasihan =sad="

Lalu Claire masuk ke dalam percakapan .

Claire: "Hai Leon ! kau mau ikut aku ke pesta pernikahan teman kakak tidak ?"

Leon: "Boleh…. For you Chris =tongue="

Chris: "Kau belum tidur adikku yang manis?

Hei leon dewi fortuna masih memihakmu rupanya"

Claire: "Iya , ini juga mo tidur=tongue="

Leon: "2-0"

Chris: "ya sudah aku juga mau tidur , bye.."

Percakapan mereka pun berakhir. Waktu menunjukan dua belas tengah malam yang berselimutkan dinginnya malam, namun matanya tak kunjung terpejam.

"Sial…" Leon pun mengerang pelan.

Dia teringat dengan masa-masa saat dia dan Ada Wong pertama kali bertemu. Tepatnya di Raccoon City. Miris mengingat saat itu Ada sedang mencari sang tunangan. Yah , saat pertama kali mereka bertemu , Leon merasakan sesuatu yang lain. Entah apa itu ada rasa sayang. Namun untuk apa? Sedangkan dirinya bukan apa-apa.

Leon bergerak gelisah ditempat tidurnya. Padahal kalau dia menerima ajakan Presiden U.S untuk tinggal di Gedung Putih , mungkin ia tak akan mengalami kesulitan tidur seperti dia akan menikmati kasur ynag empuk dengan ukuran king size yang berbalut , entahlah setelah semua berakhir seperti ada yang hilang. Petualangan, berpacu adrenalin, bermain dengan kematian.

"Ini akan jadi malam yang panjang…"keluhnya

_…o0o…_

Pusat Perbelanjaan, Inggris , London.

"Ayolah Leon! Semangat sedikit " ujar Claire

"Hmm.." gumam Leon

"Ya ampun , kita kesini untuk bersenang-senang ! Lagi pula aku bosan dengan koleksi pakaianmu." gerutu Claire

Kemudian mereka sampai di toko pakaian yang cukup tersohor dengan harga yang biasa di bilang sangat menguras kantong, tapi itu tak terlalu menjadi pengganggu bagi seorang Agen tersohor ini.

"Bagaimana kalau yang ini ?" tanya Claire

"Hmm?" dia melihat ke depan

Sejak malam tak henti-hentinya dia memikirkan Ada. 'Aneh memang aku siapanya?' pikirnya. Tapi apa yang dia rasa sangat berbeda ketika berdekatan dengan wanita-wanita yang selalu mengelilinginya. Perasaan apa ini ? Lalu buat apa dia menghawatirkannya sampai memikirkannya?

Sejuta peranyaan menghampiri benaknya. tapi jawabannya hanya Entahlah

Lalu leon pun menoleh ke belakang, memandang sekeliling dengan bosan. Lalu...

'Ada Wong ada di sini ! Sendirian! Mana mungkin?'

_…o0o…_

Sorry… segini dulu

Saya orangnya bingung-gan

Jadi segini dulu

Di tunggu kritik and sarannya…

R'nR please…