The Song of My Beats

Higanbana Rin Lidde~2010

Friendship/Drama. T

Songfic, OOCness, Gajeness, AU.

Pandora Hearts by Jun Mochizuki

Songs by Various Artists


Dedicated for Boeing X-6 Coftensix 2009-2010

.

This is our last time, so make sure everybody is crying.

The happy tears.

.


Prolouge


It begins here...

"Jadi, kelas 3-A mau menampilkan apa?" tanya Liam-sensei.

"Haunted house!" kata Vincent.

"Moe-moe Maid Cafe!" usul Sharon.

"Drama!" kata Jack dan Oz kompak.

"Abstain," kata Gilbert.

"Pertandingan makan!" kata Alice semangat.

"Pameran komik," kata Echo—dengan nada datar seperti biasa-.

Seisi kelas langsung ribut, semua punya usulan mereka masing-masing. Liam menutup kupingnya, ingin rasanya dia keluar dari ruangan kelas tersebut.

BRAK! Alyss menggebrak meja.

"Sebagai ketua kelas, akan kutentukan! Kita akan membuat Live Concert Kelas 3-A!"

"HAAAH?"

And continued, here...


H-10

Semua murid 3-A berkumpul di kelas, Alyss berdiri di depan kelas, memimpin rapat.

"Hey, tidak adil jika yang mengisi acara dari kelas kita hanya lima orang. Bukannya kelas kita ada empat belas orang?—kalau dipikir sedikit sekali, ya?—" kata Alyss.

"Soalnya yang tidak tahu malu cuma lima orang..." kata Elliot sambil memasang tampang tidak tertarik.

"Kalau aku sih, mau saja... Kan Gilbert juga ikut," kata Vincent. Gilbert menoleh dan memasang tampang putus asa, "Bukan ikut, tapi dipaksa..." bisiknya.

"Kalau cuma band tidak seru, Alyss..." kata Lotti.

"Kau punya usul?" tanyanya.

"Paling tidak kau harus membuat masing-masing satu dari empat kategori," kata Lotti sambil menunjukkan angka empat dengan jarinya. "Vocal solo, Vocal Group, Music Off-Vocal, dan Band."

"Band sudah ada, berarti tinggal tiga lagi..." tambah Zwei.

Reo mengangkat tangan, "Kalau cuma instrumental, aku dan Elliot mau saja duet,"

"Hey! Apa-apaan kau, Reo? Aku tidak mau!" protes Elliot.

"Kalau Elliot tidak mau, tidak usah dipaksakan, Reo..." kata Alyss. Elliot mengangguk setuju

"Aku akan melepas kacamataku nanti,"

"Yak, Music Off-Vocal yang pertama akan ditampilkan oleh Elliot dan Reo," Alyss mencatat di buku notes-nya.

"Dasar pengkhianat, kau Alyss!"

Dan akhirnya, setelah melalui debat panjang, kelas 3-A akan menampilak Live Concert berjudul 'Pandora Beats! My Thousand MUSIC 2010'—oh, sungguh judul acara yang tidak enak dibaca—dan menampilkan lima buah lagu.


H-5.

"Alice, suaramu masih belum masuk. Break, perhatikan tempo lagu, jangan asal gebuk. Oz, jangan kejar-kejaran dengan musik. Jack, improvmu berlebihan. Gilbert, intronya belum mulus," Alyss memainkan jarinya sambil menunjuk lima orang yang baru saja mengakhiri permainan mereka.

"Argh! Aku salah dimana lagi, sih?" protes Alice.

"Yang namanya drumer kan tidak usah terlalu mengikuti, yang penting mainnya bisa masuk," kata Break.

"Aku tidak bisa mendengar permainan keyboardku sendiri! Sound systemnya payah!" kata Oz. *Hey, saya pernah mengalami kejadian itu!*

"Gitaris kan harus mencolok..." kata Jack sambil menyibakkan poninya.

"Uh, sudah kubilang aku tidak mau main bass..." kata Gilbert sambil memegangi kepalanya.

Alyss menghela nafas, yang namanya dadakan memang tidak pernah melalui jalan yang mulus.

"Lagipula, Alyss. Yang paling penting kan, kita menikmatinya. Tidak usah terlalu memperhatikan detil-detil kecil begitu..." kata Oz sambil tersenyum santai.

"Tidak, Oz! Kita harus tampil paling baik dari kelas-kelas lain! Ini acara perpisahan angkatan kita! ita harus bisa membuat semua orang terpukau dengan kelas kita!" kata Alyss menggebu-gebu.

"Kalau kau merasa begitu hebat, kau saja yang menyanyi!" kata Alice sambil mendengus kesal, dia meloncat turun dari stage dan meninggalkan ruang aula.

"Tuh kan, Alice marah..." kata Jack. Alyss menggembungkan pipinya, mukanya memerah.

"Jadi kau lebih peduli pada Alice? Ya sudah, susul sana!" bentaknya. Dia berbalik dan ikut-ikutan pergi meninggalkan aula. Semuanya sweatdrop.

"Yang namanya kembar itu seperti ini, ya?" gumam Gilbert.

"Jack, istrimu marah, tuh..." goda Break.

Jack mendelik, "Diamlah, Break!"

Akhirnya mereka memutuskan untuk istirahat dan memilih untuk pergi ke perpustakaan. Bukan untuk meminjam buku, tapi memakai internet gratis dan membaca komik online.


"Menurutmu ini bisa berhasil tidak?" tanya Oz.

"Mungkin, di Minagoroshi-hen sudah ada titik cerah, jadi di Matsuribayashi-hen mungkin bisa berhasil," kata Gilbert.

"Bukan itu, Gil! Kau ngomong apa, sih?" Oz mengintip box Gilbert. "Pantas, baca Higurashi ternyata..."

"Maksudmu memangnya apa?" tanya Gilbert. "Acara kita," kata Oz.

"Alyss terlalu antusias, jadinya banyak yang merasa sebal dan uring-uringan—seperti Alice tadi-," kata Break.

"Menurutku, Alyss cuma berusaha agar di saat-saat terakhir kita bisa kompak. Kau tahu kan? Ada beberapa masalah sebelum ujian kemarin dan lain-lain sebagainya yang membuat kita renggang," kata Jack sambil membuat gestur-gestur berlebihan.

"Maksudmu ada yang cinta lokasi?" tebak Gil.

"Salah satunya," kata Jack sambil mengedipkan matanya.

"Memangnya itu masalah, ya?" tanya Oz. "Cinta itu kan bukan sesuatu yang pantas untuk dipermasalahkan..." lanjutnya. Yang lain terdiam, sependapat dengan Oz.

"Oz, Break, Gilbert, Jack?"

Oz kaget dan langsung salah tingkah begitu mendengar namanya dipanggil oleh suara itu.

"Hai, Echo-chan!" sapa Jack.

"Kalian tidak latihan?" tanya Echo.

"Vokalisnya kabur," canda Break.

"Hey, Break. Err- Echo sendiri? Lima hari lagi, kan?" tanya Gilbert.

"Tidak apa-apa, aku latihan di rumah," kata Echo.

Sementara mereka berlima berbincang-bincang, hanya ada satu orang yang tidak berani menoleh ke arah Echo.

"Oz?"

"Yyyy... Ya? Kenapa? Ada apa?" Oz salah tingkah.

"Kau terlihat aneh, Oz? Kenapa?" tanya Echo.

"Frustasi menghadapi acara kita," kata Jack. "Maklumi saja, dia memang mudah nervous," canda Jack.

"Oh... Kalau begitu aku duluan," kata Echo. Dia berjalan meninggalkan empat laki-laki itu, dan...

"Echo!" panggil Oz. Echo menoleh. "Ya?"

Muka Oz memerah, "E.. Eh... Mo... Mohon ke.. Mohon kerjasamanya! Untuk acara kita. D... Dan aku sangat ingin melihat penampilan Echo!" kata Oz. Echo tersentak, mukanya sedikit memerah. Dia mengangguk sekali dan berlalu pergi.

"Aku juga, Oz..." gumam Echo.


H-3

"Tidak mau," Alice tetap fokus ke layar televisi. Dia tetap fokus bermain game.

"Ayolah, Alice! Tiga hari lagi, Alice! Tiga hari lagi!" kata Alyss.

"Kan sudah kubilang, kau saja yang menyanyi..." kata Alice.

"Huwee~Alice, onegai... Kau punya suara terbaik yang pernah kudengar!" rayu Alyss.

"Hh... Apa boleh buat. Tapi kali ini kau tidak boleh protes," kata Alice. Dia tidak tahan juga dengan rayuan Alyss.

"Terima kasih, Alice! Kau memang saudara kembarku yang paling baik!" Alyss langsung memeluk Alice dengan erat.

"Argh! Lepaskan, Alyss! Kau seperti anak kecil!"


H-1

Dibilang bagaimanapun, semakin hari, Alyss semakin menyebalkan. Dia semakin menampakkan 'Queen Mode'-nya, selalu mengoceh tentang hal-hal kecil, dan yang paling menyebalkan, dia hanya memerintah dan tidak latihan!

"Cukup! Aku muak denganmu, Alyss! Kami sudah berusaha sebaiknya, dan kau? Hanya duduk di sana sambil memarahi kami!" Lotti melipat kedua tangannya di depan dada. Alyss berdiri dan menatap Lotti.

"Hey! Aku hanya berusaha agar kita tampil terbaik, Lotti!" kata Alyss.

"Alyss, tampil terbaik tidak harus tampil sempurna..." kata Jack. Alyss memandang ke arah Jack. "Lalu apa? Bukankan jika tampil sempurna artinya kita yang terbaik?"

"Alyss! Kesempurnaan bukan nilai mutlak!" bentak Alice.

Alyss terdiam, menyadari bahwa tidak satu pun yang mendukungnya. Satu per satu dari mereka meninggalkan aula.

"Alyss, kau mungkin ingin yang terbaik, tapi caramu ini salah..." Oz menepuk pundak Alyss, lalu pergi. Yang lain pun mengikutinya, hingga kini hanya ada Alyss sendirian di aula.

"Aku cuma ingin semuanya menikmati..." desisnya sambil terisak.


H-1

Alice menengok saat melihat sosok berambut putih itu pulang.

"Kau pulang juga, Alyss..." katanya. Alyss tidak menjawab, dia berjalan gontai menuju kamarnya. Matanya bengkak, habis menangis. Alice mengangkat sebelah alisnya, meski dia memasang tampang seperti itu, dalam hatinya dia sangat mengkhawatirkan Alyss.

"Hh..." Alice menghela nafas berat. "It can't be helped..." Alice membuka ponselnya dan mulai memainkan jari-jarinya diatas keypad.

"Hey, Lotti, Sharon, Zwei. Ini Alice. Ya, ya... Kita sedang conference sekarang, hanya berempat. Hey, aku boleh bertanya pada kalian?"


And the day finally comes, here...


TBC