Rintikan air hujan turun perlahan menghantam sosok wanita bertubuh mungil berusia 17 tahun yang kini nampak berteduh dibawah sebuah pohon rindang ditengah kegelapan sang penguasa malam yang sedikit mencekam. Sosoknya terlihat memeluk tubuh nya erat seakan-akan ia adalah sebuah porselen yang dapat retak akibat sentuhan lembut. Bibirnya pucat pasi, bergemeletuk berirama menemani keheningan malam yang cukup dingin akibat gerimis yang datang tanpa mendapat undangan itu.

Sesekali, hazel coklat pekat itu bergulir kesana-kemari seollah-olah tengah mencari sesuatu hal yang ia tunggu sejak penghujung senja. Helaan nafas pelan sarat akan rasa dingin yang menusuk hingga rusuk itu berhembus seiring semakin pucat wajah lelah itu. Ia semakin memeluk tubuhnya erat, kala merasakan hujan semakin serakah berbondong-bondong untuk turun dan juga hembusan angin yang begitu tidak sabarannya berhembus kencang menerpa sosoknya.

"Eomma.. appa.." gumaman kecil itu terdengar bergetar lirih dan tak terlalu jelas, ia berujung menumpukan kepalanya pada lipatan tangannya yang bertumpu manja pada lutut yang entah sejak kapa itu tertekuk. Badannya semakin bergetar, akibat hujan yang dengan tidak berprikehujanan itu membasahi seragam biru khas rumah sakit yang ia kenakan. Isakan kecil lolos dari belahan daging berwarna pucat itu, begitu pelan layaknya hembusan angin pada musim semi yang tentu saja masih dapat terdengar oleh siapapun yang mungkin lewat disana.

Hemburan hujan yang turun teramat sangat deras itu seolah menjadi sahabat dirinya, kala tubuh itu semakin bergetar hebat seiring isakan yang semakin keras itu mengalun merdu bagai nyanyian berjuta pilu. Ia membiarkan dirinya menjadi bulan-bulanan sang hujan agar luka tak nampak itu sedikit terobati dengan hujaman sang hujan.

Dirinya mendongak konfirmatif kala tak mendapati hujaman hujan pada tubuhnya, menemukan sosok pria bertatapan dingin namun teduh itu tengah menatap nanar dirinya dengan sebuah payung dalam genggamannya. Sosok itu tersenyum kecil, lalu dengan perlahan berjongkok dihadapan gadis itu. Tangannya terulur menghapus jejak airmata yang mengalir dari pipi gembilnya, dia menggeleng samar lalu dengan tak takut memeluk gadis itu. Mencoba menyalurkan kehangatan dan ketenangan nyata sebagai pelipur lara.

"Aku pikir aku akan kehilanganmu. Aku menemukanmu, aku takkan melepaskanmu lagi. Tidak, tidak akan lagi. Jangan menghilang seperti tadi lagi, jantungku serasa ingin lepas dari tempatnya kala melihatmu tak ada disana. Kumohon, jangan pergi sama seperti mereka, sayang. Jangan, kumohon jangan. Jangan lakukan itu padaku, razza." ujarnya semakin mempererat pelukan yang ia berikan tadi.

Gadis itu membalas pelukan sosok pria itu lemah, lalu sedikit meronta dengan suara yang tak jelas. "Ngh— ngh! Ngh!" ("Mereka tak menepati janjinya lagi, yoongi oppa. Eomma dan appa berbohong padaku lagi, mereka berbohong lagi. Mereka pembohong, pembohong, pembohong! Aku benci mereka! Aku benci mereka!" ) utaranya diiringi sebuah gerakan meronta dan penuh akan kemarahan disana.

Memahami apa yang dirasakan sang adik, sang kakak memeluk adiknya semakin erat membisikan beribu janji manis yang tak kunjung nyataberusaha menenangkan sang adik yang sudah terlihat sangat mengenaskan malam ini. Perlahan namun pasti, rontaan itu sedikit melemah sebab matanya terasa berat dan penglihatannya mengabur. Dan perlahan ia merasakan tubuhnya lemah dan ia semakin jatuh kedalam pelukan sang kakak.

JXCHOBUN FANFICTION PRESENT :

THE LAST

CAST : JEON JUNGKOOK X KIM TAEHYUNG

JEON RAZZA(OC)

JEON (MIN) YOONGI

AND OTHER CAST

LENGTH : TWOSHOOT

( ("Razza"): penjabaran ucapan yang dilontarkan )

PLEASE, DONT DO PLAGIARISM THIS STORY!

HAPPY READING!›

08:30 AM KST.

Seoul Hospital, 2188 Room.

"Pagi, princess. Kau sudah sadar rupanya."ucapan itu menyadarkan lamunan seorang gadis yang sejak sang fajar tiba telah sibuk memandang keluar jendela yang berada tepat bersebelahan dengan ranjangnya.

Sosoknya terduduk bersandar pada bantal yang diatur lebih tinggi, supaya memudahkan dirinya menatap keluar sana. Sorotan mata itu sarat akan kekosongan berarti, senyuman pahit terukir kala ia menatap keharmonisan sebuah keluarga yang nampak sedang berbincang. Dimana, orang yang lebih tua yang razza yakini sebagai ayah dari 2 bocah laki-laki yang tengah sibuk bercerita sembari berdiri disamping kursi roda yang diduduki sang ayah. Dibelakangnya, nampak seorang wanita cantik yang razza yakini juga sebagai sang ibu sekaligus istri dari lelaki itu tengah mendorong kursi roda iru perlahan dan sesekali terlihat tertawa sembari menimpali perkataan sang anak.

Yoongi mengikuti arah pandang razza, ia ikut tersenyum lirih lalu dengan perlahan mendudukan dirinya tepat disamping sang adik. Meraih tangan razza penuh kehati-hatian, membuat sang empunya berjengit cukup terkejut atas kehadiran orang lain. Razza tersenyum membalas lengkungan bibir sang kakak, lalu tangannya bergerak aktif merangkai rentetan kalimat tanya yang ditujukan pada orang di hadapannya kini.

( "Kapan, oppa datang?")

"Aku? Baru saja, sejak tadi kau sibuk memperhatikan keluar jendela. Biar kutebak, pasti kau tak menyadarinya, kan?" tanya yoongi yang diiyakan razza dengan sebuah anggukan.

"Apa kau sudah makan? Aku membawakan apel kesukaan mu hari ini."sambung yoongi seraya mengeluarkan kotak makan berisi potongan apel merah dan hijau kesukaan sang adik yang sengaja ia bawakan. Razza tersenyum berbinar, menampilkan senyuman kotak khas sang ibu dengan gigi kelinci khas sang ayah yang menyembul malu.

Razza membuka mulut kala yoongi dengan hati-hati menusuk apel itu dengan sebuah lidi yang ia bawa lalu mengarahkan apel itu kedalam mulut razza. Razza bertepuk tangan apresiasif kala menerima suapan itu, ( " Woah— ini sangat manis! Razza suka! Yoongi oppa, jjang!") razza mengacungkan kedua jarinya sesaat setelah ia mengunyah apel itu.

Tangan mungil miliknya terulur guna mengambil potongan apel lain dalam tempat makan itu, lalu dengan hati-hati ikut memasukkan apel itu kedalam mulut sang kakak yang tentu saja menerima suapan itu.

"Kau benar, apel ini sangat manis. Hahaha berarti aku tak salah membeli apel kali ini." ucapnya bangga lalu mengulang gerakan awalnya guna menyuapi sang adik.

( "Benar! Sangat manis seperti dirimu, oppa.") kini razza menjulurkan lidahnya meledek, membuat yoongi memelototkan mata dan memasang wajah kesal main-main. Lalu dihadiahi kekehan yang lagi-lagi tanpa suara dari razza.

Keduanya terlibat, candaan yang cukup menyenangkan sembari menyuapkan apel yang ada kemasing-masing mulut mereka. Tak terasa, waktu terpotong cukup banyak. Tanpa mereka sadari, sang mentari telah berdiri congkak diatas sana seraya memancarkan sinarnya yang cukup hangat.

Kini, razza dan yoongi tak lagi berada didalam kamar. Yoongi berinisiatif mengajak razza jalan-jalan ke taman yang ada di rumah sakit ini, saat ini terlihat yoongi nampak berbincang dengan razza sembari mendorong kursi roda yang razza duduki. Terkadang, terlihat razza membalikkan tubuhnya guna menjawab perbincangan mereka dengan gerakan antusias. Mereka sampai ditaman, dengan sedikit terpekik hening razza menunjuk kearah ayunan dan langsung disanggupi yoongi dengan menggendong razza menuju ayunan dan mendudukinya disana. Mendorong pelan ayunan itu, razza nampak tersenyum lebar merasakan hembusan angin menerpa kulit dan helaian surai hitam legam yang dikuncir setengah itu.

Matanya menyipit membentuk lengkungan layaknya bibir yang tersenyum dengan indah, membuat yoongi terpekur menyadari bahwa sosok yang kini berada dihadapannya tersenyum lebar menanggung derita yang cukup berat. Yoongi tersenyum miris kala mengingat apa yang baru saja ia dengar pagi tadi sebelum berangkat menuju rumah sakit.

flashback—

06:00 AM, KST

Pagi itu, ketenangan yang sangat diidamkan setiap sebuah keluarga menguap entah kemana. Disebuah rumah yang cukup besar itu, kini hanya terdengar teriakan atau bahkan dentuman benda keras yang menemani suasana kala itu. Dua orang sejenis yang sejak 20 tahun lalu resmi menikah muda itu kini tengah bertengkar hebat. Kadang, akan terdengar pekikan kesal dari sang istri —Kim Taehyung— yang gemas dengan kalimat yang dikeluarkan sang suami —Jeon Jungkook— yang sibuk meminta pertanggung jawaban dirinya sebagai seorang ibu.

"Kau! Kau itu ibunya. Tak bisakah kau meluangkan waktu mu? Setidaknya pedulilah padanya Kim Taehyung! Dia buah hatimu! Anak yang selalu kau eluh-eluhkan?!" emosi jungkook meluap kala mendapati taehyung dengan santainya menarik koper besar berisi pakaian miliknya. Tangan kekar milik jungkook menarik kasar koper yang taehyung bawa dan melemparnya asal kesudut ruangan.

Taehyung menghela nafas, mencoba sabar menghadapi sosok lelaki yang telah resmi menjadi mantan suaminya sebulan lalu itu. Taehyung memijat pangkal hidungnya relax lalu menatap sang mantan suami tepat di iris hitam kelam miliknya.

"Dengar jungkook—, aku cukup sibuk hari ini. Tak bisakah sehari ini saja, kau mengurus anakmu yang gagu dan penyakitan itu seorang diri? Aku lelah jungkook! Benar-benar lelah!" pekiknya meluapkan rasa kesal yang ia tahan sejak tadi.

"Kau bilang apa barusan? Sibuk? Sibuk dengan lelaki bernama Park brengsek Bogum itu hah?! Hingga kau dengan teganya membiarkan anakmu seorang diri dirumah sakit melawan maut? Dimana otakmu ?" ujar jungkook penekanan. Merasa tak mengenal sosok dihadapannya sekarang ini.

Dulu, taehyung adalah sosok ibu penyanyang bagi kedua anaknya. Dan sekarang? Apa semenjak perceraian mereka dirinya berubah sebegitu pesatnya? Bahkan dulu taehyung adalah sosok yang paling tidak suka dan akan marah jika ada yang mengatakan bahwa putri mereka gagu dan menyusahkan. Tapi sekarang? Dia sendiri yang mengucapkan hal itu dengan lancarnya.

Ya, jungkook dan taehyung dikarunia dua orang anak. Anak sulung mereka bernama Jeon Yoongi, sosok yang terlihat dingin namun sangat hangat pada keluarga terutama pada adiknya itu selalu dapat diandalkan dalam keadaan apapun. Sifat bertanggung jawab yoongi menurun dari sang ayah yang merupakan orang terpercaya pemerintahaan. Sebaliknya dengan anak bungsu sekaligus putri mereka bernama Jeon Razza atau biasa mereka panggil razza. Sosok putrinya begitu ceria dan hyperaktive sifat alamiah taehyung yang menurun padanya. Berbeda dengan yoongi. Razza merupakan duplikat sempurna wajah kedua orang tuanya. Razza selalu mendapati julukan "Happy virus princess" oleh yoongi atau bahkan kedua orang tuanya, karena tingkah sekaligus sifatnya yang selalu ceria sehingga menular pada orang disekitarnya.

Namun, dibalik semuanya razza memiliki kekurangan yang cukup menonjol. Dimana, putri bungsu keluarga Jeon itu tidak dapat berbicara atau mari kita sebut dengan tunawicara dan juga razza memiliki tubuh yang cukup lemah. Cukup menyedihkan memang, namun razza tak lantas menyerah begitu saja pada keadaan yang ada pada dirinya. Dia selalu mencoba menjadi apapun yang dinginkan orang tuanya dengan usaha yang sangat keras agar mampu mewujudkannya.

Razza adalah sumber kebahagiaan jungkook, taehyung serta yoongi. Tetapi, gadis kecil itu kini justru tengah berjuang seorang diri melawan sebuah penyakit menurun keluarga Kim. Kala itu, jungkook menemukan razza meringkuk dengan rintihan tak jelas yang keluar dari mulutnya. Razza terlihat lemas dengan darah yang keluar dari bibirnya. Jungkook dan taehyung yang mengetahui hal itu bergegas membawa razza menuju dokter guna memeriksa kondisinya.

Seperti yang dijelaskan tadi, saat itu keduanya bagai tertimpa batu bata sebanyak 100x mendengar penuturan sang dokter. Selepas kenyataan itu, keadaan keluarga jungkook yang awalnya harmonis seketika berubah menjadi berantakan. Sepasang suami istri itu sering kali bertengkar hingga berujung perceraian. Meskipun bercerai, keduanya masih tetap tinggal bersama sebab mengingat keadaan razza.

Taehyung menggasak rambutnya kasar, lalu tanpa menjawab mengambil koper yang tadi dilemparkan jungkook dan bergegas meninggalkan rumah itu begitu saja, membuat jungkook menggeram frustasi lalu menduduki dirinya disofa.

"Appa tau kau mendengar dengan jelas semuanya, yoongi."ucap jungkook kini melonggarkan dasi yang mencekik lehernya. Merasa terpanggil, yoongi yang tadi memang niat berpamitan guna menjenguk razza itu menahan diri hanya untuk mendengar perdebatan keduanya kini berjalan menuju jungkook. Tersenyum kikuk, lalu sedikit mengaruk tengkuknya tak gatal seraya bergumam. "Maafkan aku appa."

Jungkook mengangguk konfirmatif, lalu melirik sekilas tas jinjing yang di bawa oleh yoongi dengan alis bertautan satu sama lain. "Apa yang kau bawa? Dan mau kemana kau pagi-pagi begini?" tanya jungkook hati-hati.

"Ah— ini hanya potongan beberapa apel. Aku ingin membawanya untuk razza, anak itu mengeluh bosan dengan makanan rumah sakit tadi malam, jadi— aku membawakannya apel ini agar ia senang."jelas yoongi tersenyum lebar membayangkan senyum lebar adiknya jika mendapati yoongi membawakan buah favoritnya itu.

Lagi, jungkook mengangguk samar lalu dengan sedikit kasar meraih jas dan kunci mobil yang tadi terbengkalai. "Appa akan mengantarmu kerumah sakit, kebetulan hari ini ada rapat didekat sana." ucapnya lalu bergegas keluar rumah dan diikuti oleh yoongi.

Keduanya kini telah berada didalam mobil, tanpa perbincangan sekaligus hingga terasa bahwa mereka telah tiba dirumah sakit. Yoongi membuka pintu mobil itu setelah terlebih dahulu melepas safetybelt yang melekat pada tubuhnya tadi. Sedikit membungkuk guna melihat wajah ayahnya dari celah jendela mobil.

"Appa tak mampir? Razza pasti sen—"

"Tak bisa, maaf? Meeting kali ini sangat penting untuk perusahaan hingga tak bisa ku tinggal. Mungkin, sepulang dari meeting aku akan menjenguk princessku itu. sampaikan saja padanya, jika sang raja begitu merindukannya dan akan segera datang."ucap jungkook tersenyum sendu lalu ditanggapi anggukan paham dari yoongi. Setelah berpamitan, jungkook segera bergegas menuju tempat rapat dan yoongi pun bergegas menuju tempat dimana razza dirawat selama sebulan ini.

flashback off—

"Akh—" yoongi tersadar dari lamunannya, lalu dengan cepat mendekati razza yang sudah terjatuh dari ayunannya. Razza terduduk seraya memegang lututnya yang sedikit terluka namun dengan tatapan yang tak lepas menatap wajah sang kakak yang sembab karena menangis dalam lamunannya tadi.

Entah apa yang dilamunkan oleh kakaknya saat itu, tangan razza terulur mengusap buliran air mata yang lagi-lagi jatuh dari mata sipit milik yoongi. Yoongi mengangkat wajahnya yang sejak tadi sibuk membersihkan kaki razza yang kotor akibat pasir, tersenyum lalu mengangkat razza menuju kursi rodanya.

"Apa lututmu sakit? Maaf, karena kau tak memperhatikanmu."ujarnya penuh penyesalan dan berlutut didepan razza. Menggeleng samar sebagai jawaban, razza kembali bergerak aktif.

( "Apa yang oppa pikirkan? Kenapa oppa menangis? Apa razza membuat oppa sedih? Maafkan kenakalan razza, oppa.") razza memegang kedua kupingnya, hal biasa yang ia lakukan sebagai penyesalan dan permintaan maaf.

( "Oppa, jangan menangis. Kau membuatku sedih jika menangis begitu, dan lihat! Wajahmu tak tampan lagi.") kali ini razza mengusap air mata yang dengan nakalnya kembali turun dari mata yoongi. Membuat sang empunya memeluk erat tubuh sang adik erat.

Razza ikut memeluk tubuh sang kakak, mengusap punggungnya menenangkan. Seraya bergumam yang yoongi pahami sebagai kata-kata penenang. Melepas pelukan lalu mengusap air matanya sendiri, yoongi kini tersenyum lebar.

( "Sudah tak sedih? Sekarang tersenyumlah, agar dunia tahu. Kalau kakak dari seorang Jeon Razza sangat tampan.") razza menggerakkan tangannya membuat sebuah senyum dibibir yoongi.

"Seperti ini? Apa aku sudah tampan?" tanya yoongi tersenyum lebar dan terkekeh gemas kala razza mengangguk semangat menjawab pertanyaanya. Yoongi bangkit, lalu beralih mendorong kursi roda razza, membuat snag empunya sedikit kebingungan dan mendongak guna memastikan.

Yoongi terkekeh, lalu menggasak rambut razza pelan. "Kita akan kembali kekamarmu, ingat? Kau harus minum obat bukan?"jelas yoongi sedikit dengan nada dibuat-buat. Membuat razza mau tak mau terkekeh lalu memberikan gesture hormat pada kakaknya yang sibuk mendorong dirinya menuju kamar.

( To be continued...)

Hello~! I'm back with another story! sorry for late update for other story. The truthly, i'm post all my story on wattpad. So, if you need to know about all my story, you can find me on wattpad!

Wattpad : Jxchobun.

But dont worry, i keep writing and publish my story and here!

kkkkkk, mint to review? your review really help me so much!

Your cutie.

[ 24.04.2017, 00:00 AM]

Jxchobun.