Korea, As Beginning
Chanyeol menguap beberapa kali sambil menggosok-gosok hidungnya yang tersumbat. Ini hari pertamanya bangun pagi semenjak dirinya berkuliah di Seoul University, terlalu pagi untuk mengingatkanya mengamankan Huang Zitao dari peloncoan teman-temanya sebagai mahasiswa baru. Ini adalah tahun terakhirnya dan tahun pertama Huang Zitao di kampus. Sebagai seorang sahabat, mustahil bagi Chanyeol menolak permintaan senior sekaligus sahabatnya, Kris Wu untuk menjaga pacarnya yang temperamental itu. Meskipun selama lebih dari tiga tahun Tao sudah mendapatkan perawatan Intensif tentang Alzheimernya, Chanyeol meragukan kalau Tao sudah berubah. Demi Tuhan dia tidak takut kalau terjadi apa-apa pada gadis itu, Chanyeol lebih takut bila Tao yang melukai orang lain seperti yang seringkali di lakukanya di sekolah.
Chanyeol melirik Swiss Army-nya, sudah yang kedelapan kali dan Kris baru saja datang lengkap dengan topi dan kacamata hitamnya untuk mengantar Tao ke kampus. Sebagai selebriti terkenal, Kris mungkin sedang berusaha menyamar. Tapi bagi Chanyeol, Kris malah lebih terlihat sangat mencolok, kacamata berbingkai tebal dan jaket lusuh rasanya cukup bisa untuk membuatnya terlihat berbeda seperti yang di lakukanya dulu untuk bisa masuk ke sekolah asrama dan mengejar-ngejar Tao pujaan hatinya itu.
"Bagus sekali! Aku tidur sangat sedikit semalam dan harus bangun pagi karena menunggu kalian." Chanyeol menggerutu, Kris dan Tao datang dengan sangat terlambat daripada waktu yang mereka janjikan. Ia menguap sekali lagi, dan membayangkan kembali apa yang sudah di lakukanya tadi malam. Bercinta dengan pacar baru setidaknya bisa membuatnya lebih semangat belajar. Hiburan yang baru di lakukanya beberapa tahun belakangan saat ia menyadari betapa banyak gadis-gadis di kampus yang menyukainya. Di asrama Chanyeol tidak pernah melihat perempuan lain selain Tao dan Kakak perempuanya, Park Jungsoo yang merupakan guru di asrama itu.
"Maaf, Aku harus menghindari beberapa orang wartawan untuk membuat Tao aman!" Kris berusaha membela diri, sebelah tanganya masih menggandeng erat Huang Zitao sejak mereka keluar dari dalam mobil dan sekarang berakhir di salah satu tangga kampus dimana Chanyeol duduk dengan tenangnya.
"Memangnya kenapa kalau Tao dilihat wartawan? Kau takut kalau semua wartawan cidera karenanya?"
"Jangan sampai aku memukulmu Park!" Tao mengerang.
Kris tertawa ringan, dia sangat hapal kalau Chanyeol dan Tao adalah rival yang seringkali berdebat dan bahkan beberapa kali dengan brutal Tao melukai Chanyeol. Tapi hanya Chanyeol yang paling paham dengan Tao bila di bandingkan dengan dirinya. "Aku hanya ingin merahasiakanya beberapa waktu lagi sampai Aku siap untuk mengumumkan siapa wanita yang paling ku cintai di depan publik!"
Sekarang Giliran Chanyeol yang tertawa. Ia sama sekali tidak bermaksud mengejek, tapi perutnya selalu terasa seperti di gelitik setiap kali ada seseorang yang mengatakan kata cinta. Baginya cinta itu masih sangat misterius dan belum di temukan olehnya sekarang, atau mungkin oleh siapapun di dunia. Semua wanita yang di kencaninya selalu mengatakan bahwa mereka mencintai Chanyeol, tapi Chanyeol tau kalau semuanya hanya kagum terhadapnya, menyukainya karena ia cerdas, tampan dan sangat di kenal. Ya, mereka semua hanya mengagumi atau menyukai seseorang, lalu mencari-cari nama yang tepat untuk menyebut perasaan yang mereka rasakan itu hingga pada akhirnya cinta terpilih menjadi kata-kata yang tepat untuk menggambarkan perasaan mereka.
oOo
Zfuchsia, presents :
VENUS!
Chanyeol and all the girls around~
Chanyeol dan semua gadisnya. Tentu, Chanyeol menyukai mereka.
Remake FF dari Novel 'Venus'. Keterangan lebih lanjut baca A/N Chapter ini.
oOo
PLAKKK!
Bunyi tamparan itu sangat nyaring membuat telinga Chanyeol berdenging, senyumnya memudar berganti dengan keheranan dengan apa yang sudah terjadi padanya barusan. Baginya, di tampar oleh perempuan bukanlah hal yang asing, tapi di tampar oleh orang yang tidak di kenalnya membuatnya benar-benar shock. Ia memandangi seorang gadis yang berdiri di hadapanya, rambut bergelombang berwarna coklat dengan bola mata hitam pekat. Wajahnya sangat berbeda dengan wanita-wanita asia pada umumnya. Dia lebih tinggi di bandingkan dengan wanita Korea manapun yang pernah Chanyeol temui. Tapi melihat wajahnya, Chanyeol yakin kalau gadis itu bahkan belum berusia tujuh belas tahun. Untuk apa dia datang ke Kampus ini dan menampar Chanyeol? Ini pertemuan pertamanya, dan Chanyeol belum pernah melihat gadis ini sebelumnya.
"Hei Nona! Kau salah orang?" Chanyeol bertanya dengan nada biasa, ia masih bisa bersabar.
"Park Chanyeol! Itu kau kan?"
Mata Chanyeol mebesar. Gadis ini tau siapa namanya?
"Mahasiswa Ilmu Politik semester sembilan. Dua puluh tujuh pacar dalam setengah tahun? Mengencani hampir dua puluh lima perempuan di Seoul University termasuk mahasiswa dan dosen. Kau fikir kau ini siapa?"
"Apa maksudmu, dan kenapa kau menamparku?"
"Hei Tuan! Kau baru saja memutuskan hubungan dengan Park Sooyoung kemarin sore, dan semalam kau sudah tidur dengan perempuan lain. Dimana tanggung jawabmu? Joy sedang mengandung anakmu dan sekarang dia sekarat di rumah sakit karena mencoba bunuh diri!"
Park Sooyoung, itu masalahnya? Chanyeol tergelak sinis. Memangnya kenapa ia harus berbuat seperti itu, Chanyeol tidak melakukanya secara paksa, wanita itu yang memintanya dan dia tidak mungkin menolak. Hanya laki-laki bodoh yang akan menolak, dan perlu di ingat bahwa Chanyeol tidak akan melakukan seks tanpa izin dan kesukarelaan dari pihak lawan dalam hal ini adalah pasanganya. Lagi pula Chanyeol bukan orang pertama yang melakukan itu kepada Joy kan? "Lalu kau mau aku melakukan apa? Aku harus menemuinya dan mengatakan kalau aku akan bertanggung jawab?"
"Yang perlu kau lakukan adalah pergi ke laut dan tenggelamkan dirimu sendiri. Laki-laki sepertimu lebih pantas mati!" Gadis itu mendengus keras. Dengan langkah penuh amarah dia menjauh dan meninggalkan Chanyeol yang masih terperangah.
Anak itu! Chanyeol menggeram. Ia mengumpulkan tenaga untuk berteriak. "Hei Nona! Kau ingin aku mati? Kau yang nantinya akan mati jika tidak bisa bersamaku!"
oOo
London, delapan tahun kemudian
Harusnya makan malam kali ini berlangsung sangat romantis. Chanyeol sudah mengatur semuanya dengan maksimal dan malam ini seharusnya ia melamar seorang gadis Korea yang merupakan rekan kerjanya di kedutaan besar Korea di London. Meskipun bukan seorang wanita yang Chanyeol cintai, tapi Nana adalah wanita yang sempurna dan membuatnya sangat bergairah. Nana juga wanita yang sangat ideal untuk menjadi istri Chanyeol karena wanita itu bukan tipe yang pencemburu. Ia mengetahui kebiasaan buruk Chanyeol dan selalu memahaminya, berasal dari keluarga baik-baik dan pasti akan di sukai keluarganya. Tapi sekarang semuanya tinggal rencana karena saat ini Chanyeol hanya bisa merasakan nyeri di pipi kananya karena Byun Baekhyun menamparnya tepat di depan Nana. Ini sudah yang kedua kali dalam kurun waktu setahun terkhir dan kali ini sangat mengesankan, mereka bahkan di potret beberapa orang wartawan.
"Diplomat brengsek!" Cacinya. "Kapan kau akan berhenti melakukan hal ini kepada perempuan? Kau sudah menyengsarakan banyak wanita!"
Chanyeol mengerang. Lagi? Baru sekitar dua bulan yang lalu ia terbebas dari skandal dengan seorang perempuan yang merupakan putri seorang pengusaha besar dan juga artis kenamaan di London. Pada saat itu ia merasa akan segera berangkat kesurga setelah terbebas dari Byun Baekhyun. Wanita ini, Tidak bisa di pungkiri sangat menarik. Meskipun gayanya sedikit maskulin dan keras, Byun Baekhyun memiliki tubuh yang sangat menarik bagi laki-laki manapun yang memperhatikannya, apalagi yang hidung belang seperti Chanyeol. Chanyeol seringkali berfikir yang tidak-tidak setiap kali bertemu dengan pengacara muda itu, Tapi kekejaman kata-katanya membuat Chanyeol melupakan semua minatnya.
"Kali ini siapa? Aku akan menyelesaikanya!" Bentak Chanyeol. "Kau tidak perlu melakukan hal seganas ini, Bukankah kau seorang pengacara?"
Baekhyun menggigit bibirnya geram. Sebagai seorang pengacara, akan lebih baik bila menyerang seseorang dengan kata-kata saja di pengadilan nanti. Tapi untuk Park Chanyeol, semuanya adalah pengecualian. Walau bagaimanapun Baekhyun yakin kalau dirinya tidak akan pernah memiliki kesempatan untuk menyerang. Jika tidak sekarang, pada akhirnya Baekhyun hanya akan gigit jari karena kasus yang berkaitan dengan Diplomat muda itu tidak akan pernah sampai kepengadilan begitu saja. Semuanya akan selesai dengan damai dan wanita-wanita bodoh itu selalu bersedia memaafkanya entah dengan cara apa. Park Chanyeol selalu medapatkan apa yang dirinya mau. "Kau akan terima suratnya di apartemenmu!" Kata Baekhyun akhirnya dan pergi meninggalkan Park Chanyeol dengan membawa kekesalannya.
Chanyeol masih mengelus pipinya beberapa kali sambil memandangi Byun Baekhyun dengan perasaan kesal. Tenaganya sangat luar biasa untuk seorang perempuan. Kalau saja Byun Baekhyun dan dirinya tidak bertemu dengan cara seperti ini, Chanyeol yakin dirinya akan sangat menyukai gadis itu. Sebagai pengacara fresh graduate yang di kenal kejam, seharusnya juga semakin menabah sisi menarik dari Baekhyun jika saja Baekhyun tidak bermasalah denganya.
"Kau tidak apa-apa?" Nana menyapanya.
Chanyeol mengusahakan senyumnya yang tebaik. Meskipun Nana adalah orang yang paling mengerti dengan keberadaanya dan segala tingkah lakunya, ia tidak ingin Nana merasa kalau dirinya sedang tidak baik-baik saja. Persahabatanya dengan wanita ini di mulai sejak ia di tugaskan di London lima tahun silam. Sebagai lulusan terbaik dengan cumlaude di Seoul University memberikan jalan bagi Chanyeol untuk melanjutkan magister dimana saja yang pada akhirnya mengantarkanya pada jalan ini; menjadi diplomat muda yang tampan dan di cintai banyak wanita. Ini bukan salahnya kan? Tapi mungkin hanya Nana (dan Byun Baekhyun tentunya) yang terlihat tidak begitu tertarik pada keunggulanya. Tidak, Nana yang seperti itu, kadang-kadang adakalanya Nana tidak begitu tertarik meskipun ia dan Chanyeol sering bersenang-senang sedangkan Byun Baekhyun sepertinya lebih dari sekedar tidak tertarik, wanita itu sangat memusuhinya.
"Fine, Tenanglah, ini hal yang biasa!" Jawab Chanyeol sambil memandang beberapa orang Security restoran mengusir wartawan yang terus berusaha memotretnya dari jendela kaca. Chanyeol mendesah, besok pagi namanya akan menjadi topik pembicaraan hangat di surat kabar pagi dan mungkin dirinya tidak akan bisa keluar dari apartement untuk beberapa hari. Ia harus menghubungi Kai. Pengacaranya itu harus segera menyelesaikan semua kekacauan ini dengan anggun seperti biasanya.
"Oh, Ya! Apa yang ingin kau bicarakan tadi?" Nana bertanya lagi.
"Oh, tidak. Aku hanya ingin merayakan ulang tahunmu saja." Chanyeol berdehem berusaha menyembunyikan kekikukanya. Ini bukan saat yang tepat untuk menyampaikan lamaranya karena Nana pasti tidak menginginkan lamaran yang seburuk ini. "Selamat ulang tahun!"
Nana Tersenyum. "Kau memang laki-laki yang romantis. Sayang semuanya terjadi seperti ini tapi kau cukup membuatku gembira. Aku juga punya kabar baik untuk dirimu!"
"Benarkah? Apa?"
"Aku akan segera menikah."
Senyum Chanyeol tiba-tiba memudar. Nana akan menikah dan meninggalkanya? Jauh dari lubuk hatinya yang paling dalam ia bersyukur Byun Baekhyun datang tadi, setidaknya Baekhyun menghindarkanya dari sesuatu yang lebih memalukan daripada berdebat dengan pengacara kejam itu. Nana akan menikah dan Chanyeol baru mengetahuinya? Diam-diam ia melirik ke jari manis Nana dan disana memang sudah melingkar sebuah cincin perak yang indah. Nana akan menikah dengan siapa? Dia tidak perlu tau dan tidak ingin tau.
"Kenapa dengan wajahmu itu?" Tanya Nana
"Kau akan meninggalkanku? Kita tidak bisa bersama lagi? Bersenang-senang bersama, menghabiskan malam bersama!"
"Kenapa semuanya harus berakhir? Aku menikah untuk menyenangkan kedua orang tuaku tapi aku tidak akan bisa meninggalkan kesenanganku sendiri. Kita masih bisa memiliki Affair yang menyenangkan, kan?"
Chanyeol lagi-lagi berusaha tersenyum. Itu artinya Nana masih tertarik kepadanya meskipun hanya untuk bersenang-senang. Baiklah, Nana yang meminta dan Chanyeol akan melakukanya. Dia akan membuat Nana senang hingga Chanyeol merasa bosan dan menemukan perempuan baru. Lagipula apa yang sedang di khawatirkanya? Semua wanita menginginkanya kan? Tidak ada wanita di dunia ini yang bisa menolak pesona Park Chanyeol dengan ketampanan dan hartanya yang melimpah. Dengan kebahagiaan seperti ini Chanyeol merasa ingin terus hidup selamanya dan tidak pernah menikah. Ia tidak pernah menyukai satu wanita dalam satu waktu, jadi tidak menikah adalah pilihan yang baik. Tuhanpun sepertinya tidak mengizinkan Chanyeol untuk menikah karena satu-satunya perempuan yang di anggap pantas menjadi istrinya sudah di ikat oleh orang lain. Bukan masalah, hal seperti ini tidak akan jadi masalah selagi dunia masih terus memproduksi makhluk bernama perempuan.
oOo
Hai!
Its Zfuchsia here. Long time no see. Well, i forgot my password here and that was also why i discontinued my fanfiction in other accounts. Yes, i have about 2 or 3 account in FFn before getting here as Zfuchsia, pft.
Well, pernah membaca prolog ini? You should have read it somewhere! Yap, this is remake fanfiction because i love Natsuki, Natsuki, Natsuki and Chanyeol very much. Thanks for that goddamn long legs. I fall for you Chanyeollie~
Versi aslinya bisa kalian temukan di Google *seriously, it found everything except my soulmate pft*. Judul novel 'VENUS' dengan nama penulis PHOEBE. I warn you, jangan jatuh cinta pada Natsuki. He's mine hahaha lmfao.
Kalau ditanya kenapa aku remake. Karna aku jatuh cinta pada Natsuki. Kenapa jatuh cinta? Just read this ff or find the original version, kalian akan tau kenapa.
Well, sekaligus ajang promosi novel ini. Aku menyukai semua tulisan beliau dan membeli beberapa novelnya lalu membuat sinopsis singkat di beberapa site, haha. Kenapa kubilang ajang promosi? Because, last time aku membaca FF remake dari novel '18vs29 Loving you, Forgetting You'. Aku jatuh cinta dan memutuskan langsung memesan novelnya secara online karena setelah dicari d Gramedi*a ternyata stoknya sudah tidak ada. *sigh*. Semoga kalian tertarik dengan tulisan Phoebe yang lain dan membeli novel aslinya. Pesen online aja, lebih mudah buat yang males gerak seperti saya.
Dan as usual, karena aku mudah bosan, akan ku posting novel ini dengan beberapa chapter dalam sekali post. Aku cepat bosan~
Au revoir!
