ADORE YOU

chap1

Oh Sehun & Kim Jongin

rate : -_-

genre: ...

warn : hanya sedikit imajinasi liar tentang Sehun dan Jongin xD dldr

Risih dan menjengkelkan saat orang tak dikenal bertanya hal pribadi padamu, seperti

"Berapa umurmu?"

Tidak sopan .. Kenapa harus menanyakan umur?

"Sekolah dimana?"

Apakah tempat menuntut ilmu sangat penting untuk diketahui oleh orang yang tidak saling mengenal?

"Nomor ponselmu?"

Kurang ajar. Siapa pun pasti akan merasa risih jika orang yang tidak dikenal menanyakan hal seperti ini.

"Sudah punya pacar?"

This is a private question..

"Mau kencan denganku?"

BOOM. Lemme throw you to Han River, dude.

.

.

.

Luhan tertawa keras sampai air mata menetes dan mengalir seperti aliran sungai di pipinya. Kris juga, laki-laki jangkung itu terbahak-bahak sampai ia berguling di lantai. Chanyeol dan Baekhyun lain lagi, mereka tertawa dengan anarkis sambil memukuli Jongin, yang memasang wajah cemberut.

"Yah ! Yah! Hentikan ! Berhenti tertawa!" Bentak Jongin sebal. Ia menangkis pukulan gemas dari Baekhyun dan Chanyeol yang menimpanya bertubi-tubi

"Ahahahahaha bodoh. Kim Jongin bodoh! Hahahahaha" Ucap Luhan dengan rahang yang masih terbuka lebar. Sungguh, cara tertawa Luhan membuat Jongin agak merinding.

Mereka berlima sedang berkumpul di halaman rumah keluarga Jongin. Luhan dan Kris adalah sepupu Jongin yang mempunyai darah Cina, sementara Chanyeol adalah sepupu Jongin yang asli orang Korea. Kalau Baekhyun, ia adalah pacar Chanyeol, sehingga ia bisa ikut berkumpul bersama saudara-saudara ini.

Kris berhenti tertawa dengan perlahan lalu memandang Jongin prihatin "aku turut berduka, Jong"

"Yeah, aku juga" timpal Chanyeol sambil nyengir lebar.

Jongin cemberut lagi. Mengingat kejadian tadi siang di cafe, yang cukup membuatnya malu hingga ia berikrar untuk tidak keluar rumah selama tiga minggu. Atau lebih.

"Seleramu bagus sekali, Jong. Sayang dia galak" Baekhyun menepuk bahu Jongin dengan rasa kepedulian yang tinggi. Padahal tadi ia menertawakan Jongin dengan sepenuh hati.

"Dia cute" Kris menambahkan sambil memasang senyum kecil. Membanyangkan wajah orang yang ia maksud.

Jongin mengangguk lesu "Yeah, tapi dibentak-bentak di depan umum lalu ditampar kemudian sedikit kena hajar dan ditinggalkan begitu saja, itu memalukan. Apa kau tahu bagaimana rasanya? Ugh ..."

"Hahah dia pasti kaget. Wajar saja. Siapa yang tidak kaget dan ngeri saat ia sedang duduk sendirian di cafe, tiba-tiba ada pemuda berkulit hitam mengajaknya berkenalan lalu meminta nomor ponsel dan mengajak kencan?" Luhan tersenyum saat mengatakan itu. Membuat wajah Jongin yang sedang cemberut semakin masam. Ia melingkarkan kedua kakinya dengan kesal.

"Kalian yang menyuruhku berkenalan dengannya!"

Chanyeol merangkul bahu Jongin dengan erat "kami menyuruhmu berkenalan saja, bukan meminta nomor ponsel atau mengajaknya kencan, bodoh"

"Lagipula wajahmu itu mesum sekali. Ia pasti menganggapmu om-om mata keranjang" Baekhyun terkekeh. Chanyeol yang duduk disebelahnya menyikut pelan rusuk Baekhyun untuk mengecilkan intensitas kekehannya

Si pemuda berkulit coklat memasang wajah memelas sambil mengusap pipinya yang masih ada tanda lima jari bekas tamparan "aku tidak bisa mengontrol apa yang kuucapkan saat menatap wajahnya. Aku speechless"

"Yeah, orang itu memang cute. Saat ia menamparmu, tampangnya benar-benar lucu" Luhan mengangguk setuju.

"Tetap saja kau salah karena mengajaknya berkenalan tapi tidak dengan adat yang benar. Malah kena tampar kan? Berbekas pula" ujar Kris memerhatikan pipi Jongin yang masih memerah.

Jongin mengangguk pasrah. Chanyeol berusaha menghiburnya dengan menepuk-nepuk punggung Jongin lembut. "Sudahlah , tak usah dipikirkan"

"Aku jatuh cinta pada pandangan pertama pada orang itu... " Gumam Jongin menerawang.

Ia membayangkan wajah pemuda yang ia lihat saat nongkrong di cafe bersama ketiga sepupunya, ditambah Baekhyun, tadi siang. Jongin terpesona melihat pemuda kurus itu duduk disamping jendela sambil meminum bubble tea coklat. Wajahnya sangat tampan. Dalam waktu kurang dari lima detik, Jongin sudah merasa jatuh cinta.

Chanyeol dan Baekhyun langsung menyuruhnya berkenalan. Luhan dan Kris juga setuju, sehingga ia memberanikan diri menghampiri laki-laki itu. Tubuh Jongin bergetar hebat. Ini pertama kalinya ia merasa jatuh cinta pada pandangan pertama.

Ia tanpa rasa malu duduk di depan pemuda itu, sehingga sang pujaan hati menatapnya heran. Jongin pun mengajaknya berkenalan dan mengobrol, untuk pendekatan. Sayang, saat obrolan mulai semakin intim, orang itu malah menamparnya dan memberi bonus bogem mentah di kedua pipinya. Salah Jongin sendiri, karena langsung mengajak kencan dengan memasang wajah jelalatan. Sehingga orang itu tak sungkan melepas bogemnya pada Jongin. Sungguh malang..

"Tapi kau sempat tau namanya kan?" Tanya Baekhyun penasaran.

Jongin mengangguk sambil memainkan kunci motornya "iya.."

"Siapa?"

Jongin mengerutkan kening dulu sebelum menjawab dengan suara serak.

"Oh Sehun.."

.

Sehun baru saja akan memasuki kelas saat Kyungsoo dan Jongdae meneriakinya dari koridor. Membuatnya harus menghentikan langkah tepat di depan pintu kelas.

"Yah! Yah! Sehun!"

Pemuda tinggi kurus itu menoleh sambil memutar bola matanya malas. "Apa? Kalian mau menyontek tugas?" Tebaknya dengan nada bosan.

Kyungsoo dan Jongdae tersenyum cerah lalu mengangguk bersamaan. Mereka menyodorkan tangan secara serempak "mana bukumu?kami lihat!"

"Ambil di ranselku" gumam Sehun lalu kembali masuk kelas. Sementara dua temannya itu mengikuti dibelakang.

Suasana kelas langsung bising saat melihat Sehun masuk "Sehun! Sehun! Lihat tugasmu!"

Semua siswa di kelas mengerubuti Sehun seperti semut mengerubuti gula. Sehun mengeluarkan buku matematikanya dari ransel, dan seluruh tangan milik teman sekelasnya berebut mengambil buku tersebut dengan anarkis.

Sehun hanya menggeleng melihat kelakuan teman sekelasnya yang saling adu mulut dan adu jambak demi mendapat buku milik Sehun duluan.

Ia kemudian duduk di bangkunya sambil berusaha mengabaikan jeritan dan pekikkan mereka yang memekakkan telinga.

"Aku duluan!"

"Aku! Aku!"

"Hyah! Kemarikan!"

Brukk!

Brukkk!

"Aduh! Pantatku!"

"Yakk! Kyungsooooo! Kau apakan rambutku!"

"Pinggangkuu!"

Sehun menyumpal telinganya memakai earphone yang tersambung dengan ponselnya. Mendengarkan lagu favorit adalah salah satu hal jitu yang Sehun sukai saat teman-temannya sedang anarkis seperti ini sebelum pelajaran dimulai. Kegiatan seperti ini sudah menjadi rutinitas setiap hari untuk siswa kelas sebelas-tujuh. Sehun, si siswa terpandai akan disambut dengan meriah saat ia datang, karena buku tugasnyalah yang para siswa tunggu. Mereka terlalu malas untuk mengerjakannya di rumah. Sehingga pekerjaan Sehun adalah solusi pertama mereka untuk mendapat jawaban. Untungnya, Sehun tak pernah menolak memberi pakerjaannya untuk disalin oleh teman sekelasnya. Sehun adalah pemuda yang baik. Oleh karena itu, ia sangat disayangi oleh teman-temannya.

"Halo? Ini kelas sebelas-tujuh?" Suara besar yang dalam membuat keributan di kelas mendadak terhenti. Semua menoleh pada sosok menjulang yang berdiri canggung di pintu masuk.

"Err ketua kelasnya mana?" Pemuda jangkung itu bertanya lagi. Semua siswa serentak menunjuk Sehun yang masih asyik dengan earphonenya.

"Ssst Sehun. Kau dicari!" Jongdae berbisik setelah menarik kabel earphone. Sehun menoleh malas kemudian berdiri dan melangkah ke arah siswa jangkung di pintu masuk yang sedang memainkan ponselnya

"Ya, ada apa?" Sehun bertanya datar. Tapi siswa itu malah sibuk dengan ponsel sehingga Sehun harus berdehem.

"Halo?"

"Maaf ak- EHHH kau?"

Sehun mengangkat alisnya heran "ya? Kenapa?"

"Kau Oh Sehun?" Tanya pemuda itu dengan mata melotot. Ia menunjuk wajah Sehun dengan telunjuknya, membuat Sehun risih.

"Ya aku Oh Sehun, ketua kelas sebelas-tujuh" jawab Sehun kalem.

Si jangkung itu semakin membelalakkan matanya. Wajahnya membiru dan mulutnya terbuka. Sehun harus menahan diri untuk tidak melempar uang koin pada mulut itu.

"Ada perlu apa? Emm sunbae?" Tanya Sehun. Ia yakin jika laki-laki di depannya ini adalah seniornya.

Pemuda itu mengerjap. Ia menggelengkan kepalanya dulu sekilas, membuat poni kecoklatannya bergoyang. Sedikit membuat Sehun gemas untuk tidak memegang surai lembut itu.

"Oh! yeah.. Aku disuruh Miss Jung untuk memanggilmu ke ruang guru"

Sehun mengangguk. "Kapan?"

"Sekarang" suara itu menjawab. Membuat Sehun bergidik karena suaranya sangat dalam.

"Baiklah. Terima kasih" Sehun tersenyum kecil lalu membungkuk sekilas.

Laki-laki didepannya juga ikut tersenyum dan membungkuk. "Sama-sama"

Lalu Sehun beranjak menuju ruang guru. Meninggalkan pemuda itu yang masih berdiri di depan kelasnya, menatap Sehun tajam. Saat sosok Sehun menghilang di belokan koridor. Pemuda itu langsung menelpon seseorang.

"Hm.. Halo?" Suara serak terdengar disebrang saat panggilan tersambung.

"Aku punya kabar bagus, bung!"

"Apa harus sepagi ini? Aku sedang sarapan, bodoh" gumam orang disana

Pemuda itu terkekeh sambil berjalan kembali menuju kelasnya di lantai dasar

"Kau pasti kaget jika kuberi tahu"

"Apa?"

"Hehe janji kau tidak akan tersedak?"

"Tidak"

"Oke,,, bersiaplahhhhh"

"Yah! Cepatlah Park Chanyeol!"

Chanyeol tertawa. Menikmati kekesalan dalam suara sepupunya diujung sana.

"Tadi aku berkunjung ke kelas sebelas..."

"Lalu?"

"Dan aku bertemu Oh Sehun-mu disana!"

"ASDFGHJKLASDFGHJKLASDFGHJKLASDFGHJKL"

Tut Tut Tut Tut

Sambungan mendadak terputus. Chanyeol menatap ponselnya heran lalu sedetik kemudain tertawa terbahak-bahak. Ia yakin sepupunya disana sedang sibuk minum air sebanyak mungkin karena tersedak makanan.

Dua menit kemudian ponselnya bergetar, Chanyeol dengan antusias menjawab.

"Halo Jongin? Kau baik-baik saja?"

Helaan nafas memburu Jongin terdengar jelas di telinga Chanyeol. Membuat ia yakin jika tadi Jongin tersedak makanan yang lumayan banyak.

"Hhh~ hhh~ aku baik. Tapi tadi kau serius? Kau bertemu Oh Sehun-ku?"

"Ya. Dia ternyata adik kelasku. Ia ketua kelas sebelas-tujuh. Dunia ini sempit ya.." jawab Chanyeol mantap.

Jongin mengerang "aish. Dia adik kelasmu? Dia satu sekolah denganmu?"

"Iya, bagus sekali kan?" Chanyeol menjawab dengan gembira.

"Bagus apanya? Aku kan beda sekolah denganmu! Bodoh!" Jongin mengumpat.

Chanyeol tertawa keras "hahaha maaf aku lupa. Salahmu sendiri berbeda sekolah denganku! Lihat kan? Incaranmu ada disini!"

Terdengar suara Jongin melenguh panjang. Semakin membuat Chanyeol tertawa lebih lama "hahahaha kenapa kau tidak pindah kesini saja? Kau bisa sekelas dengannya!"

.

.

Sehun menjambak rambutnya kesal. Sudah seminggu ini ia mendapat surat misterius di lokernya. Surat yang sama dari pengirim yang Sehun yakin juga dari orang yang sama. Amplopnya selalu berwarna biru cerah, warna favorit Sehun. Surat itu berisikan kata-kata cinta penuh akan keromantisan dan gombalan. Dan si pengirim menyelipkan inisial K.A.I pada sudutnya. Cih, apa orang itu pikir Sehun akan mencarinya dengan menyelipkan inisial seperti itu?

Huh.

Yang benar saja.

Sehun menutup lokernya kemudian berjalan melewati deretan kelas sebelas di lantai dua. Kelasnya adalah kelas paling ujung, sehingga ia harus melewati kelas sebelas-satu sampai sebelas-enam. Ia berjalan santai sambil bersenandung kecil. Tak menyadari jika ada seorang siswa dari kelas sebelas-tiga memerhatikannya dari jendela dengan intens.

"Memelototi Sehun lagi?"

Jongin terlonjak kaget. Kemudian tersenyum canggung pada teman sekelasnya, Taemin yang duduk di depannya.

"Tidak kok, tidak hehe"

"Jangan bohong, aku tahu kok kau suka menyimpan surat di loker Sehun" Taemin berkata sambil tersenyum manis. Membuat Jongin hampir terjungkal.

"Kau tahu?"

"Aku dan Minho tahu" koreksi Taemin sambil masih tersenyum. Ia ikut memandangi sosok Sehun yang mulai menjauh menuju kelasnya.

Jongin menggaruk tengkuknya malu. "Err kau tahu dari mana Taem?"

"Oh itu. Aku dan Minho kemarin pagi melihatmu membuka loker Sehun sambil menggenggam amplop biru kecil. Hehe"

Jongin menundukkan wajahnya salah tingkah. Taemin langsung merasa tidak enak. "Aku tidak akan bilang siapa-siapa kok! Janji! Minho juga!" Taemin berkata cepat.

"Janji?"

"Iya janji!" Taemin mengacungkan jari kelingkingnya , disambut baik oleh Jongin yang manautkan juga jarinya.

"Ngomong-ngomong kau sejak kapan suka Sehun?" Tanya Taemin setelah menyamankan posisi duduknya di depan Jongin.

Pemuda itu langsung teringat kejadian di cafe mendengar pertanyaan Taemin. "Hmm beberapa minggu yang lalu.."

"Bagaimana bisa? Kau kan baru seminggu sekolah disini" potong Taemin heran

"Err itu.."

"Jangan bilang kau pindah sekolah kesini karena ingin bersama Sehun?" Taemin menebak dengan jitu. Jongin hanya bisa mengangguk kikuk

"Yeah..."

"Ya ampun. Kau keren sekali!" Pekik Taemin bersemangat. Ia kemudian mengguncang-guncang tubuh Jongin gembira

"Kau rela pindah sekolah demi mendekati Sehun? WOW itu coooool!"

Jongin tersenyum "yah, keren kan?"

"Keren sekali! Tapi Sehun mengenalmu tidak?"

"Emm..." Jongin berpikir keras. Kira-kira Sehun masih ingat ia tidak? Minimal mengingat namanya saja.. Atau Sehun ingat bahwa ia adalah laki-laki yang beberapa minggu lalu ditamparnya di cafe. Ugh... Sungguh tidak elit.

"Sepertinya tidak. Aku kan anak baru" gumam Jongin pelan. Berusaha melupakan kenangan buruk itu.

"Sayang sekali. Kau dan dia kan tidak sekelas.." Gumam Taemin sambil memainkan pensilnya. Ia menatap Jongin yang memasang wajah sendu. Sebal juga, Jongin sudah memohon dengan sangat pada kepala sekolah untuk dimasukkan ke kelas sebelas-tujuh. Tapi dasar pak tua itu malah memasukkan Jongin ke kelas sebelas-tiga.

"Kalau begitu kau ikut ekskul yang sama saja dengan Sehun. Supaya kau bisa dekat dengannya" Taemin berseru.

Jongin memikirkan ide itu dengan sumringah. Ya benar! Taemin memang jenius!

"Bagaimana?" Taemin memiringkan kepalanya ingin tahu. "Apa ideku bagus?"

"Bagus sekali! Hyaaaa Taemin memang jenius!" Jongin berseru senang. Ia menggenggam tangan Taemin dengan penuh rasa terima kasih. Membuat Minho, yang sedari tadi menguping di pinggir berdehem.

"Ehehe maaf" Jongin berucap sambil nyengir pada Minho lalu melepas genggamannya pada jemari Taemin. Jangan lupa, Minho itu pacarnya Taemin. Dekat-dekat dengan Taemin, kodok melayang!

Jongin kembali duduk lalu mengeluarkan ponselnya. Ia mengirim pesan pada Baekhyun, pacar Chanyeol, sekaligus kakak kelasnya sekarang disini.

' Byun, aku mau bertanya'

- ya? -

' Kau anggota osis disini kan?'

- ya -

"Jahat sekali dia hanya menjawab ya, ya saja. Padahal kalau bicara langsung bawelnya seperti ibuku" gumam Jongin.

' Kau punya data siswa disini? '

- ya -

"Jutek sekali si Byun Baek ini. Awas saja akan kupencet dia jika bertemu"

' Data anggota ekskul ada ? '

- ya -

Jongin menggeram karena semua balasan Baekhyun hanya ya, ya, ya saja. Dasar kutil kambing!

' Aku boleh minta ? '

- tidak -

' Yaaaah pleaseeeee '

- tidak, tidak -

' Kenapa ? '

- hanya anggota osis yang boleh lihat -

Jongin membacanya geram. Sialan sekali si Baekhyun ini. Awas saja, akan Jongin adukan pada Chanyeol fufufu~

Secepat kilat Jongin mengirim pesan pada Chanyeol. Dan dalam waktu tiga menit, Baekhyun langsung meneleponnya.

" YAH! Kau mengadu pada Chanyeol?" Baekhyun berteriak diujung sana. Jongin sampai harus menjauhkan ponsel dari telinganya

" Habis kau pelit !" Sungut Jongin tanpa rasa bersalah.

"Tapi itu memang benar! Data ekskul hanya dipegang oleh osis!"

"Aku hanya ingin tahu ekskul Sehun kok!"

"Cari sendiri! Aku sibuk!"

Baekhyun langsung memutuskan sambungan. Membuat Jongin ingin membanting kursi saja. Sok sibuk sekali si Baekhyun ini.

Jongin menghela nafas sebal. Lalu memasukkan ponselnya ke saku. Ia sedikit jengah karena guru daritadi belum masuk juga. Padahal sudah bel masuk lima menit yang lalu.

" Kau kenapa harus jauh-jauh tanya pada Baekhyun sunbae, kau bisa tanya padaku" Taemin berseru di depannya. Membuat Jongin terlonjak, lupa akan kehadiran Taemin di dekatnya.

"Kau tahu?"

Taemin mengangguk senang, ia menepuk tangannya antusias "tentu! Sehun itu ikut ekskul seni sepertiku. Seni tari lebih tepatnya, modern dance!"

Dan Jongin memutuskan untuk belajar dance pada Taemin hari ini juga.

.

.

Er hai '-'

Gue penulis fanfic baru. Uhuk. KaixSehun shipper. Emm tepatnya AllxSehun shipper lol. Siapapun yg dipasangin sama Sehun, hayok aja.

Idk ini layak baca apa enggak ._.