Hai, bertemu lagi denganku, Reyne Dark. Sudah berapa tahun ya aku memutuskan "out"? Dan sekarang aku kembali lagi? Hm, tidak juga sih. Ya, jika ada keinginan maka bisa dibilang aku "aktif" lagi walau hanya "sedetik". Ini adalah side story dari fict aku yaitu "Pangeran Cinta" dan ini fict fave aku.

Selamat membaca.

.

Pangeran Cinta (Side Story)

© Masashi Kishimoto,

Rated: T

Genre: Romance

Warning: AU, AT, dll

.

.

.

Tampak seorang gadis berambut pink rose tengah menggeliatkan tubuh di hamparan rumput yang luas yang ditumbuhi bunga-bunga yang indah. Ia terbangun dan menguap serta mengerjabkan kedua mata miliknya. Merasa telah memiliki kesadaran penuh, dia mengarahkan pandangan ke sekeliling.

"Indah…."

Satu kata telah ia ucap. Ia terpesona.

Sungguh! Ini adalah kali pertama Sakura, nama gadis itu, melihat tempat seperti ini. Rumput hijau dan pepohonan rindang yang menyejukkan jiwa. Ditambah, bunga-bunga bermekaran dan kupu-kupu bertebangan di atas bunga-bunga itu. Ah, andaikan ada kamera! momen ini takkan terlewatkan. Sekedar untuk selfie, mungkin? Katanya membatin.

Tuk tak tuk tak

"Siapa itu? Adakah orang lain di sini?" gumamnya lirih. Tidak, ia tidak merasa takut. Tidak sedikit pun. Hanya saja, suara itu membuatnya penasaran, seolah menarik dirinya agar mendekat.

Ia melihatnya.

Seorang pemuda mengenakan pakaian khas bangsawan jepang turun dari kudanya yang berwarna hitam lalu berjalan mendekati Sakura. Rambut pirang dan kulit tan yang elok membuat Sakura membatu seketika. Sungguh tampan, pikirnya. Langkah kaki yang tegas menjunjung wibawanya. Senyumnya benar-benar menawan.

Kini, pemuda tersebut tepat berdiri di depan Sakura. Ia berjongkok, menatap lekat wajah Hinata, "Daijoubu, Ojou-san?"

Blush

Pipi Sakura merona. Bibirnya bergetar, tak dapat menjawab. Ia hanya mengangguk pelan lalu menundukkan kepala. Rasanya tak sanggupjika harus bertatapan secara langsung.

Pemuda itu semakin mendekatkan tubuh ke arah Sakura, hampir besentuhan. Telapak tangannya yang kekar menempel di puncak kepala Sakura.

Deg

Sakura mendongakkan kepala, "A-ada apa?"

"Sssstt…. Jangan bergerak dulu, Ojou-san! Ada sesuatu di rambutmu…."

"A-apa i-itu… serangga?"

"Hahaha…. Bukan serangga. Lihat ini! Hanya kelopak bunga yang jatuh."

Blush

Ah, lagi-lagi. Pipi Sakura kembali merona. Senyum pemuda itu manis. Sekujur tubuh Sakura mulai terasa lemas. Tak berdaya. Ayolah, jangan pingsan sekarang….

"A-arigatou, Emm—"

"Naruto. Namaku Uzumaki Naruto."

"Hai. Arigato, Naruto-sama…."

"Kun."

"Eh…?!"

"Panggil aku Naruto-kun."

Pemuda itu-Naruto-tersenyum hangat. Oh, Kami-sama! Kata Sakura membatin. Kedua telapak tangannya meremas-remas bajunya untuk mengurangi rasa gugup yang menerpa dirinya.

"Hai, Naruto-kun,"

"Senang bisa berkenalan denganmu, Ojou-san. Ehm-"

"Sakura, Haruno Sakura,"

"Ah, ya, senang bisa berkenalan denganmu, Sakura-san,"

Sakura balas tersenyum, tak lupa dengan rona pipi yang tampak semakin memerah.

"A-apa kau seorang pangeran?"

Sakura kembali membatu ketika Naruto mendekatkan kepala ke kupingnya. Naruto membisikkan sesuatu dengan begitu mesra. Pelan. Namun, dapat membuat irama detak jantung Sakura berdetak cepat. Tak karuan. Tak normal. "Aku… pangeran cinta-" bisik Naruto.

Sebelum Naruto melanjutkan kalimatnya, Sakura jatuh tergeletak. Dengan sigap Naruto menyangganya

"Sakura-san, kau tidak apa-apa?"

Tidak ada jawaban dari Sakura. Naruto yang melihatnya menjadi cemas. Namun ia hanya tersenyum melihat Sakura pingsan dengan pipinya yang memerah.

Ya, Sakura sudah tidak tahan lagi menahan apa yang ia rasakan. Gugup, bergetar, pipinya memanas, degup jantung yang semakin cepat melebihi kecepatan cahaya- baiklah, abaikan yang. Sepertinya ini terlalu berlebihan.

.

.

.

TING TONG TENG TONG

Bel masuk berbunyi tanda jam pelajaran pertama dimulai. Seorang guru cantik berambut pirang dan diikat dua di bagian bawahnya (punggung) berjalan memasuki kelas. Sampai di meja guru, ia segera memberi salam kepada anak didiknya tetapi itu terhenti ketika ia melihat sebuah pemandangan yang membuat wajahnya memerah karena marah.

"SA-KU-RA!"

BUKK

Sakura terkejut dan segera berdiri sambil berteriak, "Naruto-sama!"

.

.

.

Krik krik krik

.

.

.

Blush. Pipi Sakura memerah mendengar apa yang ia teriakkan tadi serta tatapan dan reaksi teman-teman satu kelas yang memandangnya. Sontak mereka tertawa terbahak-bahak. Di depan, tampak guru itu menggenggam sebilah tongkat tipis sebagai penunjuk di papan tulis (kalian pasti tahu maksud saya apa).

"Diam anak-anak, harap diam!"

Semua teman-teman Sakura diam dan kembali menghadap ke depan, ke arah guru mereka berada. Sang guru menghela napas untuk mengatur detak jantung serta amarahnya. Perlahan iapun tampak tenang.

"Ma-maafkan saya, Tsunade-sensei," ucap Sakura malu-malu sambil menutupi sebagian wajahnya dengan buku.

"Baiklah, saya maafkan. Silakan duduk,"

"Baik. Terima kasih, Tsunade-sensei," Sakura kembali duduk namun masih menutupi sebagian wajahnya dengan buku. Terdengar olehnya suara teman-temannya yang tertawa dengan suara pelan namun ia tidak peduli.

"Huuh, sial sekali aku hari ini…"

"Anak-anak, hari ini kita kedatangan murid baru. Kalian silakan masuk!"

Tampak tiga orang murid lelaki masuk ke dalam kelas dan mereka berdiri di depan di samping kanan Tsunade.

"Silakan perkenalkan diri kalian,"

"Hai, nama saya Uzumaki Naruto. Salam kenal,"

"Nama saya Uchiha Sasuke. Salam kenal,"

"Hai, nama saya Sai. Salam kenal,"

Suasana kelas kembali ricuh setelah mereka bertiga memperkenalkan diri. Ada yang kagum, jatuh hati, dan berbisik dengan teman sebangkunya. Tetapi sayangnya itu tidak berlaku bagi Sakura.

Sakura membatu seketika.

"D-dia…."

"Apakah ini mimpi?"

Naruto menatap ke arah Sakura yang duduk di bagian belakang baris kedua di sisi kirinya. Ia tersenyum ke arah Sakura. Sakura tidak bereaksi dan masih membatu. Tetapi anehnya (?) pipinya merona merah.

"Ini bukan mimpi,"

Entah suara dari mana, Sakura langsung tersadar dan pipinya masih tetap memerah. Sakura memandang ke arah Naruto yang tidak lagi menatap dan tersenyum ke arahnya. Sakura tanpa sadar menyunggingkan senyum yang sangat manis.

"Atau beruntung sekali, ya?"

.

.

.

THE END

.

.

.

Maaf jika ending menggantung, sama seperti fict-fict sebelumnya.

Aku tiba-tiba mendapat sebuah ide dan menurutku ini istimewa dan akan seru (menurutku si, entahlah menurut kalian).
Mengapa istimewa? R-A-H-A-S-I-A

Tunggu tanggal mainnya ya. See you next time :D