LITLE LOVE

KookV! || Girl!Tae || Boy!Kook

DLDR! Ini ff KookV GS kedua dari Ell, semoga tidak mengecewakan dan disini KookV adalah anak-anak :'v jadi ada dikit manis-manis lucu manja/? Gitu. :'v

Oya ini ff sudah ada sejak 2014/2015 gitu :'v Ell lupa lagi, tapi nyatanya ff ini lama ngambang di Note :v jadi kalo agak alay/? Dan annoying tolong dimaklumi :'v

Pokoknya baca aja :'v rate? Aman kok, K+ aja :v

.

.

.

Seorang anak lelaki itu menghela nafasnya bosan. Ia mengetuk-ketukan jari pada meja belajarnya.

Dimana guru itu? Dia berniat mengajar atau tidak? Pikirnya.

Ia menoleh, tepat disampingnya adalah tembok putih nan bersih. Bocah itu mulai berfantasi, tangan lihai nya pun menorehkan goresan pensil hitam keabu-abuan yang dia pegang sejak tadi. Melayangkan imajinasi berharganya disana.

Untuk apa?

Apakah anak ini tidak takut terkena hukuman karena mencoret-coret tembok?

Tidak. Tentu dia tidak berpikir kesitu. Ia menggoreskan sepasang mata sayu yang lentik, hidung kecil nan mancung yang lucu, lalu bibir mungil nan manis yang tengah tersenyum. Segaris bentuk dagu yang indah dengan telinga kecil yang tertutupi surai panjang, sengaja diurai dengan indahnya.

Sketsa seorang gadis manis yang tengah tertunduk dengan mata tertutup. Wajahnya memperlihatkan kebahagiaan.

Sepasang tangan kecilnya pun tergambar begitu halus dan lembut, tengah berpegangan mesra satu sama lain, bertumpu nyaman pada pahanya yang menyatu rapat.

Hanya mengenakan rok pendek yang lucu dan dibuat seindah mungkin olehnya. Sketsa gadis manis yang sangat cantik, bagai tercipta dari tangan lihai yang ajaib.

Segaris senyuman rasa puas tercetak diwajah tampan anak itu. Betul, dia anak yang tampan, dan tentu saja berbakat.

Ia memandangi hasil karya nya. Begitu indah dan juga menakjubkan untuk sekedar coretan-coretan didinding.

Hingga ia tersentak oleh suara seorang wanita yang ternyata adalah guru dimata pelajaran yang sedang berlangasung. Bocah itu menoleh ngeri mendapati wajah muram guru didepannya.

"Tuan Jeon, kau akan mendapat hukumanmu setelah jam pelajaran selesai."

Begitulah, sebuah karya indah nya malah membuat dia dijatuhi hukuman. Sedih, namun itu cukup sebanding.

Hatinya mencelos mendapati teman-teman sekelas nya memandangi dengan tatapan yang.. Bermacam-macam.

Ia mengerutkan alisnya tanda tak nyaman, malu sih dapat hukuman dan didengar banyak teman disana. Tapi apa boleh buat? Ia hanya menghela nafas sambil menyenderkan punggungnya pada kursi yang ia duduki.

"Kenapa Kookie mencoret-coret tembok?." Seorang anak perempuan dibelakangnya berujar hingga membuat bocah lelaki yg dia panggil Kookie itu menoleh.

"Aku engga mencoret-coret kok, cuma menggambar aja." Anak lelaki itu menyahut lesu dengan wajah muram.

"Hehe, gambarmu bagus. Mau lihat punya Taehyung tidak?"

Gadis kecil bernama Taehyung itu tersenyum ceria dengan wajah sumringah. Entah apa yang dipikirkan Jungkook sekarang (sebenarnya nama bocah lelaki itu adalah Jungkook, namun gadis mungil bernama Taehyung tadi biasa memanggilnya Kookie.) Ia mengerutkan alisnya sejenak lalu mengangguk pelan.

"Ini, coba lihat.. Hehe." Taehyung menggeser sedikit meja nya lalu ia menunjukan beberapa gambarnya yang (ternyata) juga ia gambar dipermukaan dinding kelas. Jungkook melongo, apa Taehyung sengaja menggambarnya disana agar tak ketahuan guru? Jawabannya Iya.

"Wah, bagus sekali.. Taehyung pintar!" Berubah drastis, Jungkook nampak ceria dan penuh antusias ketika Taehyung memberitahukan beberapa gambar kecilnya disana.

Memang indah, tidak jauh berbeda dari apa yang digambar Jungkook tadi. Gambar-gambar anak kecil yang tengah bermain dengan dua buah balon ditangannya.

Lucu? Tidak, itu sangat manis.

"Terima Kasih,, masih ada banyak kok, Jungkook ingin li-"

"Kim Taehyung! Jeon Jungkook! Berdiri diluar kelas dengan 1 kaki!."

.

.

.

.

.

Kedua bocah itu mendapatkan hukumannya. Tidak, bukan hanya berdiri diluar dengan satu kaki sebenarnya.

Mereka memunguti sampah dihalaman depan kelas, walaupun hampir tak ada sampah apapun tapi yang sedang mereka bereskan adalah dedaunan kering yang berjatuhan dari atas pohon-pohon rindang yang menjulang melindungi mereka dari sengatan cahaya matahari.

Seorang yang lebih kecil mengusap keningnya yang berpeluh. Ditangannya ada sedikit tanah yang menempel dan itu berpindah pada keningnya yang halus.

"Huh, capek sekali!" Ia berseru dengan nada kesal dan wajah muram yang ditekuk. Salah siapa malah mengajak orang ngobrol soal gambar? Taehyung mencebikkan bibirnya hingga melengkung kebawah. Memang salah dia sih.

"Tidak apa-apa. Taehyung kan anak rajin, ini juga akan selesai dengan cepat kalau Taehyung tidak hanya diam."

Jungkook menceletukkan isi pikirannya, ia menoleh dengan mengulum senyumnya tatkala melihat wajah manis disampingnya terkena tanah merah halaman sekolah. Ia hanya membiarkannya begitu, biar Taehyung sadar sendiri saja.

"Tapi kan aku capek!"

"Aku enggak tuh." Jungkook nyeletuk seenaknya saja. Taehyung hanya semakin mencebikan bibirnya hingga menjadi pelangi terbalik. Kenapa sih anak ini? Jungkook menyebalkan dan suka nyeletuk seenaknya. Tapi kenapa Taehyung masih saja suka? Eh, suka?

Iya, tapi bocah lelaki itu tak pernah tau sebelumnya.

Dimulai dari ketika Taehyung membawa buku-buku berat untuk ia kembalikan ke perpustakaan, didepan kelas hampir saja Taehyung menjatuhkan semuanya kedalam kubangan air. Saat itu musim hujan dan Jungkook entah datang dari mana, ia menarik kerah belakang Taehyung hingga ia malah terpelanting kebelakang menabrak tubuh jangkung Jungkook.

Ada lagi! Waktu itu mata pelajaran olah raga dan anak laki-laki dikelas Taehyung bermain bola dilapangan. Ketika Jungkook memasukan bola pertama nya ia terlihat sangat senang dan teman-temannya mengangkatnya keatas ketika mereka berhasil menang didetik terakhir. Saat itu bocah lelaki bersurai hitam yang selalu dimimpikan oleh Taehyung terlihat sangat keren.

Untuk ukuran anak seumuran Taehyung, itu terlihat luar biasa. Ekspresi Jungkook ketika ia berlari dan melakukan selebrasi bersama teman-temannya langsung memikat hati. Entah datang dari mana malaikat ingusan itu, Taehyung benar-benar suka padanya.

.

.

.

.

"Aduh, sudah dulu.. Aku tidak kuat lagi Jungkook." Taehyung berhenti berjalan dan menstabilkan nafasnya yang terengah. Ia membungkukan badannya dengan tangan yang bertumpu pada lutut. Lelah, tentu saja.. Karena ban sepeda nya yang kempes mereka jadi tak bisa pulang. Uh, sebenarnya itu sepeda Jungkook dan selama 3 hari ini Taehyung terus membuntuti Jungkook karena kejadian beberapa waktu lalu yang membuatnya harus masuk rumah sakit. Taehyung dicegat beberapa anak lelaki, sungguh mereka seperti preman yang biasa Taehyung temui dipusat belanja ketika ikut dengan ibunya. Seram sekali, saat itu ia gemetar hebat dan ternyata Jungkook ada dimana-mana! Dimana pun Taehyung ada Jungkook pun pasti ada. Begitulah pikir Taehyung.

Dia diselamatkan lagi. Entah Jungkook membawanya kemana, mereka berlari hingga Taehyung kelelahan dan tidur berdua bersama Jungkook disamping tangki air sebuah pabrik. Taehyung tidak tau pabrik apa itu. Hingga akhirnya ia demam dan itu alasan mengapa ia masuk rumah sakit.

"Ayo dong, katanya mau ngerjain pr bersama? Kenapa Taehyung malah begini?" Jungkook memperhatikan Taehyung sambil kedua tangannya menggenggam stang sepeda disampingnya. Mereka sudah pulang sekolah, setelah sebelumnya menyelesaikan tugas bersih-bersih kelas dan halaman tentu saja. Taehyung mendelik.

"Jungkook kan bukan anak cewek! Aku capek, anak cewek itu gampang capek."

"Ibu ku enggak kok?" Kali ini Taehyung benar-benar kesal.

Kenapa sekali nya Jungkook berbicara selalu saja membuat Taehyung hampir tersungkur karena kehabisan kata-kata?

Menyebalkan ya.

"Jungkook jelek! Kan aku masih kecil." Taehyung tersungut lalu ia menghampiri Jungkook dan menjitak kepalanya hingga menimbulkan suara ketukan keras pada tempurung tampan Jungkook.

"Aduh! Hey sakit tau!" Jungkook mengaduh sambil sebelah tangannya mengelus kepala malang miliknya.

"Suruh siapa Jungkook jadi menyebalkan. Aku ingin digendong!"

"Eh?"

"Kalau tidak mau aku akan menangis."

"Eh! Kan aku bawa sepeda?"

"Tinggalkan saja!"

"Huh?"

"Huwaaa!" Ya tuhan, gadis kecil itu benar-benar menangis. Ia kesal dan hal itu berimbas pada Jungkook sendiri. Oh apa yang harus bocah lelaki itu lakukan sekarang?

"Eh, Taehyung jangan menangis! Umm.. Umm.. Baiklah ayo aku gendong." Jungkook mengalah, dan begitulah seharusnya. Jika ia tetap pada pendiriannya maka Taehyung tak akan berhenti menangis. Sepeda yang bertumpu ditangan terguling karena Jungkook yang melepasnya dan bocah lelaki Jangkung itu pun berjongkok didepan Taehyung yang mulai menghentikan tangisan. Jungkook memindahkan tas gendongnya kedepan namun sepertinya Taehyung kesulitan sendiri untuk menghentikan isakannya. Jungkook kelabakan, bagaimana ya caranya?

Anak cewek memang menjengkelkan kalau sudah menangis.

Tak mungkin bukan jika Jungkook harus memeluk lalu mencium Taehyung sama seperti didalam drama yang biasa ditonton oleh ibu nya? Itu akan membuatnya semakin menangis pikir Jungkook.

"Hey! Taehyung lihat aku punya balon!" Ia bangkit dari acara berjongkoknya lalu mengeluarkan selembar balon lucu berwarna merah dari dalam saku. Dengan sigap Jungkook meniupnya hingga ukuran balon tersebut melebihi diameter kepalanya yang kecil.

Tanpa sadar tangisan Taehyung berhenti ketika melihat balon indah itu bergerak-gerak didepan matanya.

Jungkook mengikat nya lalu memberikan benda tersebut kepada Taehyung.

"Jangan menangis."

.

.

.

.

Sebuah balon merah melayang-layang didepan wajah Jungkook. Ia mencebikan pipinya sekilas lalu mendengus dengan nada pelan.

"Aku gak bisa lihat jalan. Jangan taruh didepan wajah dong."

"Biarin. Aku susah pegang kalau tangannya kebelakang."

Taehyung membalas ringan, kedua tangannya memeluk Jungkook erat. Mereka berjalan kaki dan meninggalkan sepeda Jungkook dibelakang sekolah, ah ralat Taehyung digendong Jungkook dan mereka kini tengah berjalan menuju rumah.

"Kalau aku kesandung bagaimana? Nanti kita ja-"

BRUKK!

"Aww!"

"Aduhh!"

Keduanya memekik ketika Jungkook benar-benar tersandung. Taehyung kembali lagi berkaca-kaca namun ia segera menghapusnya ketika melihat Jungkook meringis memegangi sekitar lutut nya yang tergores hingga menimbulkan luka baret.

"E-ehh,, Kookie.. Tidak apa-apa?!"

"Taehyung sih!"

"Lho? Kok aku?!"

"Kan sudah kubilang-" Jungkook segera menghentikan perkataan nya, sudahlah. Percuma memarahinya, nanti Taehyung menangis lagi. Dia pasti akan repot lagi.

"Sudahlah.."

"Eh?"

Jungkook bangkit lalu menarik tangan Taehyung yang masih terduduk diatas tanah. Ia berjalan pincang menuju sebuah taman bermain yang tak jauh dari sana.

Wajahnya ditekuk, sebenarnya ia kesal. Harus terjatuh seperti tadi dengan Taehyung diatasnya.

Sebenarnya itu sakit, namun ia menahannya. Anak cowok tidak akan menangis cuma karena jatuh seperti tadi.

Taehyung merengut, pikirnya apa Jungkook marah karena ia tak menurut? Kan kalau tangannya kebelakang memang susah!

"Kookie.."

"Hm."

"Jungkook marah ya?"

"Humm."

"Ih jelek kok marahnya?"

"Apa?" Sontak bocah lelaki itu menoleh. Ia menatap Taehyung lamat-lamat. Pikirnya apa aku benar jelek? Tapi kalau aku jelek kenapa Jimin suka? Eh kenapa berpikir kesitu.

"Maaf ya. Kamu jadi jatuh."

"Sudahlah.." Kembali Jungkook berkata hal yang sama, ia mendudukan pantatnya diatas ayunan yang ada disana.

Sekedar melirik lututnya ternyata darah sudah merembes hingga mengotori kaus kakinya.

Taehyung ikut duduk pada ayunan disamping Jungkook. Terlihat merasa bersalah ia memainkan kuku jarinya yang mungil.

"Eh, aku punya sesuatu.. Biar aku obati. Oke?!" Terdengar antusias betul hingga Jungkook menoleh cepat dengan alis mengerut. Taehyung memang begitu. Gadis kecil ini selalu saja.. Ah sudahlah.

Ia bangkit dari ayunannya lalu berdiri didepan wajah Jungkook. Senyumannya yang manis tak hilang walaupun habis terjatuh. Oh ralat, yang jatuh hanya Jungkook dan Taehyung seenaknya menambah beban tubuh Jungkook dengan ikut jatuh.

"Aku akan mencium Jungkook! Dengan begitu lukanya akan cepat sembuh!"

"Hah!?"

.

.

.

.

END atau Sequel nih? XD

Maaf ya kalo masih kurang manis, bisa nambah ini kok xD

See ya!

Jangan lupa fav/follow & review ya