HOOY!
i'm coming with my second fanfic!
lama ya? ga ada ide habisnya... baru kepikiran (_ _)
untuk yang minta sekuelnya Our Life Story-entahlah bisa dibikin atau nggak / gomen
fanfic yang ini terinspirasi dari teman2 fb ku yang suka menggambar elemantal Boboiboy jadi perempuan..
and i make it
Thanks to you i can make this FanFic XD
disini Halilintar masih jadi laki-laki, yang lainnya, taufan, gempa, api, sama air jadi perempuan
mereka masih kembaran kok :)
oke, daripada kelamaan... lanjut aja ya!
happy reading guys! (^^)/
"Aku mau jadi Idol!"
"Aku mau jadi aktris."
"Aku mau jadi presenter!"
"Aku mau nyoba jadi gitaris."
"Aku, mau jadi dancer."
Disclaimer : BBB dkk punya animonsta, aku minjem lagi :)
Warning : No super power, typo(s), GaJe, family, No pairing, dll.
"Hhh.." Helaan nafas seorang anak remaja terdengar di dalam rumah yang besar dan sunyi senyap.
"Udah lama ya.." Gumam anak remaja itu yang sedang memakai topi hitam bergaris merah juga dengan jaket hoodie berwarna hitamnya. Ia sedang bersender di sofa, tangannya memegang sebuah remot, kakinya diangkat satu ke atas sofa, sedangkan yang satunya menapak dilantai. Matanya yang kelihatan capek dan bosan itu, menatap lurus ke layar TV yang ada di depannya.
"Cih, giliran aku libur, mereka malah sedang sibuk-sibuknya. Taufan, Gempa, Api, sama Air juga." Ocehnya sambil mengganti posisi duduknya, sekarang kedua kakinya diangkat dan ia berduduk sila diatas sofa. Tangannya bergerak menekan-nekan tombol yang ada di remot itu.
"Bosaan... Nih rumah sepi tanpa mereka. Dasar saudara kembar, dulunya dekat, sudah besar malah menjauh.." Ujar anak itu sambil merenggangkan tubuhnya.
Dilihatnya gitar yang ada di belakangnya, ia segera mengambil gitar itu dan mulai memainkannya.
Well you only need the light when it's burning low
Only miss the sun when it's start to snow
Onlu know you love her when you ket her go
Only knok you've been high when you're feeling low
Only hate the road when you missing home
Only kow you-
Nyanyiannya terhenti saat dia mendengar suara gemuruh orang yang berada di luar rumahnya.
"Please, man, not again.." Ujarnya kesal. Ia segera menaruh kembali gitarnya dan berjalan mendekati jendela di sebelah pintu rumahnya.
Diintipnya keadaan di luar rumah melalui jendela itu. Dan, yang dilihatnya persis seperti yang dipikirkanya. Ada segerombolan orang yang berteriak memanggil namanya, ada yang memegang kamera besar, handphone, Iphone, mic, dan banyak benda-benda lainnya.
"Halilintar!"
"Halilintar, ayo keluar!"
"Ayo keluar! Kita mau mewawancarai kamu!"
Dan masih banyak ocehan dari orang-orang itu yang membuat Halilintar kesal.
Halilintar hanya mengabaikannya dan duduk kembali di sofa dan mulai menonton TV. Tangannya yang besar itu, kembali menekan-nekan tombol di remot. Ia terus mengganti-ganti channelnya hingga akhirnya berhenti di salah satu siaran tentang sebuah konser.
"Yap, dan berikanlah sambutan yang meriah!"
"YEEEY!"
"Wi~nd Love!"
Pats-
Seketika layar TV menjadi hitam. Terlihat Halilintar yang masih menekan tombol merah di remot itu. "Bosan." Gumamnya.
"Mau ngapain ya? Ke kamar deh." Sebuah pertanyaan terlontarkan untuk dirinya sendiri dan ia jawab sendiri. Halilintar segera menaiki anak tangga dan berjalan menuju kamarnya.
Kamar Halilintar berada di paling ujung, jadi, dia melewati kamar-kamar kembarannya itu. "Mumpung ga ada orang di rumah.. liat ah." Kata Halilintar pada dirinya sendiri.
Ia pun berjalan memasuki kamar kembaran termudanya yang tidak pernah dikunci. Yah, kamar mereka semua memang tidak pernah dikunci. Entah mengapa, tapi, sepertinya memang sudah menjadi kebiasaan.
Saat kakinya menginjak lantai kamar kembaran termudanya, hawa dingin langsung menyelimuti dirinya. Dicarinya asal hawa dingin itu. Ternyata dari AC. Halilintar pun segera mematikan AC itu.
Ia melihat sekelilingnya dengan seksama. Kamar itu bernuansa biru muda, juga putih. Ruangan itu juga sangat rapih, kasur berwarna biru dengan selimut yang terlipat yang berwarna biru bergradasi putih berada di pinggir kamar. Lemari pakaiannya yang berwarna cokelat berada di pojokan. Cermin yang besar tertempel di dinding. Meja belajarnya juga berada di pinggir kamar, lengkap dengan lemari yang isinya penuh dengan buku-buku. Tengahnya dibiarkan kosong, tanpa ada barang sedikitpun. Dindingnya juga biru polos, tidak ada tempelan-tempelan kecuali kertas yang berisi target-targetnya di masa depan.
"Wow." Mata Halilintar takjub melihat betapa rapihnnya kamar ini.
Setelah puas, Halilintar keluar dari kamar itu dan berjalan memasuki kamar disebelahnya.
Betapa terkejutnya ia saat melihat isi kamar itu. Kamar yang bernuansa merah bergradasi jingga itu terlihat-berantakan. Kasurnya yang berwarna jingga, dengan selimutnya yang hampir terjatuh dari kasur. Diatas kasur itu juga terdapat mic dan kertas-kertas yang sudah dibulatkan. Meja belajarnya penuh dengan setumpukan buku yang terbuka. Di dindingnya tertempel macam-macam poster, dari yang besar sampai yang sedang.
Halilintar menepuk jidatnya, "Nih anak ga pernah beres-beres ya?" Setelah pikirannya cukup tenang, Halilintar pun keluar kamar dan masuk ke kamar yang ketiga.
Kamarnya bernuansa kuning. Kamar itu juga bersih dan rapih seperti kamar yang pertama tadi. Bedanya, dindingnya tertempeli banyak kertas yang isinya target-target.
Halilintar lega melihat kamar yang satu ini rapih, jadi, ia segera keluar dan mausk ke kamar yang keempat.
Dan kembali, Halilintar menepik jidatnya sambil menggeleng-gelengkan kepalanya melihat kamar itu. Bernuansa biru tua. Dan kacau balau. Kertas-kertas bertebaran dimana-mana. Earphone dan headset juga tergeletak di atas kasur.
Tak tahan, Halilintar segera masuk ke dalam kamarnya yang bernuansa merah bercorak hitam dan merebahkan tubuhnya di atas kasur.
"Serius, males, ngapain ya? Keluar? Jalan-jalan?" Tanyanya pada dirinya sendiri. Dan sudah diputuskan, ia ingin keluar rumah. Setidaknya, jalan-jalan sebentar. Namun, bagaimana? Pintu rumah depannya sudah dipenuhi oleh sekerumunan orang. Halilintar berfikir dengan cepat namun pasti. 'Ah, ya, lewat pintu belakang!' Dengan segera, Halilintar memakai topi dan kupluknya dan berlari keluar rumah lewat pintu belakang.
0oOOo0
"Fyuh, untung tidak ketahuan." Desah Halilintar lega. Memang, selama ini, dia selalu diikuti oleh banyak kamera. Jadi, dia ingin, untuk sekali ini saja, dia bisa bebas berjalan-jalan tanpa kamera yang selalu memperhatikannya.
WUUSH...
Angin yang kencang membuat kupluk Halilintar terlipat, sekarang, ia dilihat oleh orang-rang disekitarnya. Dalam hitungan detik dan..
"KYA! ITU HALILINTAR!"
"Eh? Mana? KYA! HALILINTAR!"
"HALILINTAR! MINTA TANDA TANGANNYA DOONG!"
"FOTO BARENG YUUK!"
Dan masih ada ribuan celoteh mereka yang tertuju pada Halilintar.
"Eh?" Halilintar kaget saat melihat orang-orang berkari menghampirinya. Dia segera membenarkan kupluknya dan berlari tak tentu arah.
0oOOo0
Entah sudah seberapa jauh ia berlari, hingga akhirnya Halilintar melihat segerombolan orang yang sepertinya sedang melihat sesuatu. Ia pun menerobos masuk ke dalam orang-orang itu dan berlari.
Halilintar Pov
'Cepat! Cepat! Cepat!'
'Argh, i do hate this! Seriusan! Bisa ga sih aku dapat keteangan dalam hidupku satu kali saja! Just once, okey, just once!' Aku masih terus berlari menerobos segerombolan orang-orang itu. Sampai aku mendengar...
Kimi to tomo ni nagashita namida
'Lagu? Ada yang nyanyi bukan?'
Marude yoru wo kakeru ryuusei ne
'Lagu ini... kayak pernah denger.'
Negaigoto ga kanau no naraba
'Bodo ah. Pokoknya aku harus lari dulu!'
'Ayo kaki. Percepat langkahmu! Jangan kecewakan aku! Cepat! Cepat!' Aku terus berlari, tak peduli lagi dengan lagu itu. Entah sudah berapa kalimat terlewatkan, sampai akhirnya, aku mulai mendengarkan lagu itu lagi. Dan suara itu, semakin besar.
Donna kurayami ni mo
Utsukishii yume wa aru yo...
'Seriusan nih, lagu itu, kayaknya aku sering dengar deh. Dimana ya?'
Motto mae e susumo
Akiramenai kokoro...
'Lagu itu, lagu?'
Kimi to naraba ganbareru
'Fyuh, akhirnya sampe juga di barisan paling depan.' Capek? Tentu, namun, ada hal lain yang aneh. 'Hm? Kenapa Cuma ada musiknya? Liriknya mana?'
Dan seketika, aku melihat orang-orang disekitarku berjalan mundur, 'Lho? Kenapa orang-orang pada mundur?'
"ONII-CHAAAAN!"
'Eh?' Aku menoleh ke arah sumber suara. Di atas, dari atas panggung. Dan yang kulihat adalah sesosok bayangan seorang anak perempuan yang melompat dari panggung ke arah ku.
Tunggu, melompat?
"WAAAA!"
BRUGH!
Halilintar Pov end
TBC or Disc?
WAH! done!
pertama kalinya bikin pov, jadinya masih aneh / mohon sarannya :)
FF ini, dilanjut ga? masih bingung...
ada yang bisa nebak kamar-kamar mereka? / bisalah...
ada juga yang bisa nebak orang yang melompat ke Halilintar?
ada yang tau lagu yang dinyanyiin dan di dengar Halilintar?
Hehe~ jadi nanya-nanya nih..
Mohon krisarnya..
Dan juga Review please!
