Aku menunggunya di pelaminan

Sosok yang dulu sangat kubenci.

Mungkin bukan karena aku benar-benar membencinya, tetapi karena ketika melihatnya aku seperti melihat cerminan diriku sendiri.

Lapis demi lapis terbuka, aku melihat sesuatu didalam dirinya yang membuatku terikat

Aku ingin memilikinya, tetapi hal itu terdengar tidak mungkin untuk dilakukan

Aku melihatnya dengan orang lain. Aku menertawai diriku sendiri, apa yang bisa kulakukan? Aku bukan apa-apa baginya. Aku punya segalanya, tetapi tak punya kekuatan untuk mengusiknya.

Lalu dia tersedia. Dia melihatku.

Dia terlihat bingung. Aku juga, dia membuat kami semakin sulit. Perasaannya penuh dengan konflik.

Aku semakin melihat dirinya. Lama kelamaan hidupnya menjad bagian dari diriku.

Aku tak bisa bernafas tanpanya. Benar-benar tak bisa.

Berbagai hal kami lalui. Aku tahu kami bisa melaluinya karena kami adalah orang-orang yang kuat. Kami adalah tim. Kami berdiri bersampingan. Dia ingin kami berdiri bersampingan. Kami bisa mengandalkan satu sama lain.

Lalu dia pergi karena ingin melindungiku. Murka naik ke ubun-ubunku sampai aku ingin membunuh seseorang. Bagaimana dia bisa melakukan itu padaku?

Hidupku semuanya tentang menjaganya tetapi malah dia yang berbalik melindungiku.

Dia kembali lagi. Aku tahu dia mencintaiku. Aku bersumpah aku tak akan melepasnya lagi apapun yang terjadi, walaupun harus mengejarnya ke neraka sekalipun.

Kami tercipta untuk satu sama lain.

Aku mencintainya

Aku menunggunya di pelaminan. Dia berjalan kearahku.

Yang kulihat cuman dirinya

"Kau kelihatan konyol di gaun itu, tetapi aku menyukainya"

Dia berdiri dihadapanku

"Baka" Dia tersenyum.