"Kapan kau akan potong rambut, Oseh?"

Sudah beberapa hari ini Jongin menanyai hal yang sama pada Sehun. Rambut Sehun yang memang sudah mulai panjang agaknya dianggap mengganggu penampilan Sehun—menurut Jongin. Tapi Sehun selalu mengganti topik dengan cepat dan lihai. Untung baginya karena Jongin adalah gadis paling mudah dipengaruhi di dunia. Sehun hanya perlu menyebut apa saja—yang tidak penting sekalipun—dan gadis itu akan langsung terlupa pada rambut panjang Sehun yang dianggapnya sudah usang.

Jongin yang bergolongan darah A, sangat peduli mengenai kerapian penampilan seseorang. Apalagi pada Sehun yang terbilang dekat dengannya. Saat dilihatnya Sehun sering sekali mengusap rambut panjangnya ke belakang kepala, ia merasa sudah waktunya untuk Sehun potong rambut. Tapi ia selalu saja gagal mendapat jawaban akan pertanyaan yang diajukannya pada Sehun.

"Kapan kau akan potong rambut Oseh?" Tanya Jongin lagi ketika jam makan siang. Jongin jadi teringat saat dilihatnya Sehun mengusap rambutnya ke belakang, mungkin menghalangi pandangannya.

"Bagaimana rasanya kimbab mu, KAI? Enak?" Tanya Sehun, lagi lagi berusaha mengalihkan perhatian Jongin.

"Ya! Jangan memanggilku KAI disini! Itukan nama panggung, kau kira kantin ini panggung?" Sehun hanya bergumam riang, usahanya memang tidak sia-sia—ah sebenarnya malah ia tidak berusaha sama sekali.

Sehun mengaduk ramennya lagi, bersiap mengambil suapan lain saat lagi-lagi didengarnya Jongin bersuara.

"Kapan kau akan potong rambut, Oseh?" Sehun baru akan membuka mulutnya ketika Jongin menambahkan, "jangan kau berani-berani mengalihkan topik lagi. Kulihat kau tidak nyaman dengan rambut panjang begitu, kenapa tidak dipotong saja, sih?" Tanya Jongin heran.

"Kau tidak takut gunting kan?" Tambah Jongin lagi dengan tawa nista yang rasanya hampir melukai harga diri Sehun—berlebihan tapi tak ada hal lain yang dapat menggambarkan kekesalan Sehun melihat tawa Jongin yang seperti bajak laut itu.

"Aku tidak suka tempat potong rambut," aku Sehun manja dan diakhiri dengan aksi mencebik.

"Salon?"

"Apalagi. Jangan minta aku pergi ke tempat seperti itu," jawabnya cepat dengan nada merengek khas Sehun.

"Ck, potong sendiri saja," saran Jongin asal-asalan.

"Mana bisa, kau mau membantuku, tidak?"

"Memotong rambutmu?"

"Ehm ya," jawab Sehun ragu-ragu saat dilihatnya Jongin tersenyum miring mengerikan.

"Pakai mangkuk?"

"Pakai gunting."

"Mangkuk juga?"

"Tidak usah saja kalau begitu."

"Kan tadi kau sendiri yang memintaku, sekarang aku malah bersemangat sekali ingin memotongnya. Dengan tanganku sendiri!" Jongin ikut ikutan mencebik seperti yang dilakukan Sehun tadi.

"Sudah kubilang tidak perlu."

"Mana bisa begitu? Pokoknya besok aku datang kerumahmu, dengan mangkuk sup besar milik eomma supaya muat dikepalamu," goda Jongin lagi.

"Haish. Aku membencimu." Seketika tawa Jongin meledak mendapati reaksi Sehun yang sesuai harapannya, lucu sekali. Menggoda Sehun memang menyenangkan!

"Senang bisa membantu Oh Sehun, tidak perlu berterima kasih, aku senang kok melakukannya." timpal Jongin dengan raut pongah khas nya.