Sembilan belas tahun dan menikah.
Chanyeol memiliki status itu dengan kebanggaan tersemat di atas pundak karena menikahi Baekhyun adalah tujuan terakhir setelah dia menjadi mahasiswamanagement. Perjuangannya sama-sama rumit. Jika menjadi mahasiswa butuh serangkaian tes, maka menikahi Baekhyun butuh keseriusan untuk menembus izin orangtua.
Pantang menyerah bukan bagian dari diri Chanyeol. Berjuang sudah seperti hobi, karena dia percaya usaha tidak akan pernah mengkhianati hasil.
Di bulan ke-tiga keseriusan itu Chanyeol mendapat restu. Berbekal kedai bubble tea yang ia rintis sebulan yang lalu, izin di dapat dan di bulan selanjutnya mereka menikah.
Byun Baekhyun adalah wanita yang cekatan. Urusan dapur tidak pernah terabaikan dan Chanyeol tak perlu meragukan kemampuan istrinya.
Setiap pagi akan ada masakan yang terhidang di meja begitu juga saat malam. Meski flat sederhana itu berisi beberapa bilik inti, Baekhyun mendekor ulang hingga menjadi hunian nyaman sekelas apartemen mewah.
"Bersabarlah. Kehidupan kita perlahan akan lebih baik." Begitulah janji yang selalu Chanyeol katakan setiap malam pada istrinya.
Lalu di bulan ke-12 pernikahan itu Chanyeol dan Baekhyun kembali menemui cerita baru. Seorang malaikat kecil berjenis kelamin perempuan hadir dengan teriakan nyalang yang manis. Proses normal itu berhasil Baekhyun lewati. Tak ayal Chanyeol dirundung derai tangis haru. Berkali-kali mengucapkan terima kasih pada Baekhyun serta mengisi sajak kehidupan dengan janji seorang kepala keluarga yang telah melekat.
Chanyeol setingkat lebih dewasa.
Hanya saja semua itu perlu diuji seberapa besar kekuatannya. Chanyeol dan Baekhyun butuh satu momen tahan banting dimana ego bisa saja berkuasa di atas segalanya.
Saat itu senja di kota mulai merayap.
Sesuai kesepakatan, saat weekend mereka akan membawa si kecil, Park Jasmine, untuk berjalan-jalan menikmati dunia luar. Sekalipun hanya ke supermarket sekedar membeli air mineral dingin, setidaknya mereka bisa keluar rumah sebelum rutinitas keseharian kembali.
Jasmine dan Baekhyun berada dalam suasana hati yang bagus. Senyum Jasmine terus merekah ketika Baekhyun menggerakkan tangannya untuk lagu Baby Shark yang hampir diputar ratusan kali di mobil.
Jasmine menyukai itu, dan kedua orangtuanya sepakat akan memainkan apa yang Jasmine sukai selama di perjalanan. Hanya saja sore ini Chanyeol melakukan pelanggaran. Baby Shark yang lucu mulai berganti musik metal secara tiba-tiba.
"Apa-apaan, Chanyeol?" Baekhyun tentu saja protes. "Kembalikan Baby Shark."
Tapi Chanyeol mengabaikan. Dia tak menggubris sampai akhirnya Baekhyun melakukan hal itu sendiri.
"Baek!"
"Baby Shark untuk Jasmine. Tidak ada yang lain."
Tapi perebutan itu terus terjadi. Chanyeol yang sedari pagi terlihat bersuasana hati buruk lantas menepikan mobil secara kasar dan membuat Baekhyun turut emosi.
"Bicarakan selagi aku masih berbaik hati." Kata Baekhyun
"Persetan!"
"Hei!"Telinga Jasmine segera Baekhyun tutupi. Pertengkaran orangtua jangan sampai didengar sang anak. "Sebenarnya apa masalahmu!"
"Aku hanya ingin mendengarkan lagu kesukaanku. Itu saja."
"Tapi kita sepakat hanya memainkan apa yang Jasmine suka saat bertiga di mobil."
"Kau kira aku peduli?!" Chanyeol semakin menyalak, begitu juga Baekhyun.
"Katakan apa masalahmu sehingga kau bisa berubah drastis. Selama ini kau biasa-biasa saja dengan lagu kesukaan Jasmine?!"
"Aku bosan! Aku lelah! Aku butuh duniaku kembali. Bukan lagu hiu bodoh, tapi lagu kesukaanku. Setiap hari kita mendengarkan lagu itu, pergi kemanapun juga lagu itu! Kau tidak bosan?!"
"Jadi kau mulai bosan?" Pertanyaan mencekam.
Salahkan Chanyeol yang terlalu menumpuk rasa stres akibat tanggungjawab yang hanya dia pikirkan, bukan mencari jalan keluar.
Kewajiban di rumah serta di kampus sedang berada pada masa mendidih dan membuat Chanyeol khilaf dalam satu tarikan emosi.
"Kau pikir aku baik-baik saja selama ini?! Aku bahkan lupa dimana meletakkan kotak kosmetikku, aku tidak pergi ke mall membeli baju, tidak duduk santai di cafe bersama teman-teman, kau pikir hanya kau yang merasakannya?!"
Dan kekhilafan jilih kedua Baekhyun yang memulai.
Seketika dia sadar apa yang dia katakan bukanlah pembelaan. Selama ini Baekhyun selalu mendahulukan kebutuhan Jasmine, urusan merawat tubuh hanya sekedar menggunakan masker atau berolah raga kecil saat Jasmine tertidur.
Tidak. Dia tidak menyesal melakukan itu.
Segera Baekhyun memeluk Jasmine erat, mengucap maaf banyak-banyak pada putri kecilnya lalu menatap sinis pada Chanyeol sebelum akhirnya keluar dengan bantingan pintu yang menyakiti telinga.
Chanyeol melihat setitik kebasahan di pelupuk mata Baekhyun dan dia teramat membencinya. Hatinya mendadak kosong dan penyesalan datang bertubi-tubi tapi Baekhyun mengelak dengan menepis tangan Chanyeol yang mencegahnya berjalan menjauh dari mobil.
Emosi hanya omong kosong. Dan penyesalan akan selalu mendapat tempat terakhir jika perdebatan itu memanas.
Baekhyun duduk di sebuah halte. Pelukan pada Jasmine dia lakukan secara erat mengingat cuaca mulai dingin. Tapi tak lama kemudian wanita itu berbalik, kembali pada Chanyeol dengan wajah masam.
"Aku butuh uang buat naik bis." Begitu katanya dengan wajah tak bersahabat.
"Kau akan kemana naik bis, hm?" Tanya Chanyeol dengan menepis kebasahan di pelupuk mata Baekhyun menggunakan ibu jari.
"Kemana saja karena aku sedang membencimu. Jadi cepat berikan aku uang untuk naik bis!"
Dunia ini begitu random. Dan kelemahan Chanyeol telah tergenggam erat di tangan Baekhyun tanpa ada sela sedikitpun.
"Pulang denganku saja, ya?"
Baekhyun tak menjawab. Dia tetap menyodorkan tangan meminta uang.
Alih-alih memberikan, Chanyeol meraih tangan itu dan memberi kecupan di punggung tangan. Penyesalannya tergambar jelas dari caranya melemah, semoga Baekhyun menyadari hal itu.
Dan malamnya mereka berbicara lebih intim. Sumber kemarahan itu Chanyeol ceritakan, sesekali dia juga meminta maaf karena tak bisa mengontrol emosi.
Baekhyun paham. Dia juga meminta maaf karena tidak seharusnya menambah emosi Chanyeol dengan emosi pula. Seharusnya dia menjadi penenang, bukan pemicu panasnya situasi.
Malam itu lantas berakhir dengan banyak janji dan kesepakatan. Memilih dewasa tidak pernah disalahkan karena memang itu yang dibutuhkan.
Dan kapal mereka akan terus berlayar.
.
4 years old Jasmine.
Jasmine adalah penggambaran sempurna kebahagiaan yang Chanyeol dan Baekhyun miliki. Lentik bulu matanya serta caranya tersenyum menurun dari sang ayah. Sedang garis mata serta hidung ia wariskan dari sang ibu.
Jasmine sudah berusia 3 tahun. Tubuhnya yang sedikit berisi membuat gemas siapapun yang melihat. Penampilannya benar Baekhyun rawat sedemikian hingga ada rambut hitam pekat lurus sebatas bahu yang dipadukan dengan poni di dahi.
Beruntung Jasmine lahir dari orangtua yang paham betul tentang fashion. Atau mungkin hanya ibunya saja, karena sang ayah hanya menjadi tempat dominan bermanjaan saat malam berkumpul tiba.
Chanyeol sudah lulus kuliah lebih cepat dari yang ia duga. Sejalan dengan itu ia diterima di perusahaan yang pernah menjadi tempatnya magang lalu berbesar hati mengumpulkan pundi-pundi untuk membeli hunian baru.
Adalah rumah sederhana yang Chanyeol dapatkan dari teman semasa kuliah. Keadaannya tak terlalu buruk, hanya butuh pembenahan atap sekaligus mengganti cat maka rumah itu akan menjadi surga keluarga kecilnya.
Baekhyun bertugas men-design. Interior sekaligus perabotan dia yang memimpin penataan dengan pertimbangan bisa jadi kenyamanan keluarga serta tempat bermain aman untuk Jasmine.
Kembali pada Jasmine.
Gadis kecil itu senang merangkak di atas perut ayahnya saat sebelum tidur. Dia akan duduk dengan boneka Barbie di tangan, lalu meminta perhatian dengan mengigit kecil perut ayahnya.
"Aw! It hurt, Princess."
Lalu Jasmine akan kegirangan saat ayah sudah sepenuhnya beralih perhatian padanya daripada ponsel. Giginya sudah penuh, masih sangat putih karena Baekhyun tidak mengenalkan coklat atau makanan manis lainnya untuk kebaikan gigi Jasmine.
Jika ibu adalah seorang malaikat penjaga, maka ayah adalah iblis pengganggu.
Secara sengaja Chanyeol mengeluarkan sesuatu berbungkus emas dari laci nakas, menyerahkan pada Jasmine dengan senyum penuh kelicikan seperti raja sihir.
"Sweetheart,Ayah mendapatkan ini dari teman kerja."
"Ini apa?" Mata Jasmine membola.
"Sebentar, apa Ibu masih menonton drama di depan?"
"Em!" Jasmine mengangguk mantab, "Kata Ibu, Junki ahjussi sangat tampan."
Satu hela napas kesal Chanyeol peroleh.
Selalu aktor itu. Kapan giliran Chanyeol yang dipuji?
Baekhyun hanya mengatakan hal itu ketika melihat koleksi heels terbaru Kate Spade terpampang di situs sepatu branded.Baekhyun berkata tidak baik memuji suami tampan terus menerus karena nanti akan berakibat lelakinya besar kepala dan segalanya.
"Ayah, ini apa?" Jasmine menginterupsi lagi.
"Berjanji Jasmine tidak akan bilang pada Ibu jika Ayah memberikannya."
Jasmine mengangguk patuh. Kelingking mungilnya ia sodorkan sebagai perjanjian terikat dengan Chanyeol yang mulai mengupas pembungkus emas itu.
"Ini namanya Coklat."
"Cotat?"
"Coklat, princess. Bukan Cotat."
"He-em. Ini cotat."
Sudahlah.
"Ayah mendapatkannya dari teman kerja. Ini belinya jauh, di Swiss."
"Cuit?"
"Swiss, princess. Bukan Cuit."
"He-em. Ini cuit."
Sekali lagi, sudahlah.
"Ayah hanya diberi satu. Karena Ayah sangat menyayangi princess, jadi Ayah tidak memakannya. Princess mau?"
Jasmine meragu sebentar. Warna makanan itu sangat tidak menarik, tidak seperti permen warna-warni yang selalu Jasmine jumpai saat di minimarket bersama Ibu.
"Coba dulu."
Jasmine menggigit kecil ujung makanan itu. Ia kira akan seburuk obat batuk yang selalu ia minum saat sakitnya kambuh, ternyata makanan ini jauh lebih enak dari semua makanan yang pernah Jasmine makan.
Seketika ia membuka mulutnya lebar-lebar, melahap coklat itu dalam satu waktu dan tersenyum senang karena ia diperkenalkan dengan makanan baru.
"Bagaimana? Enak?"
Anggukan Jasmine beserta mulutnya yang berlumur coklat mau tak mau membuat Chanyeol mengulum senyum gemas. Tak bisa dihindari lagi, Chanyeol segera memburu pipi Jasmine untuk ia kecup lalu ia gigit hingga anak perempuan kesayangannya itu tertawa geli. Tak ayal coklat dalam mulutnya tersembur keluar, meski begitu derai tawa masih menghias dan Chanyeol kira kebahagiaan memang sesederhana ini.
"Ayah, besok belikan cotat lagi, ya?"
"Eh, Jasmine hanya boleh makan satu. Tidak boleh makan banyak-banyak nanti Ibu marah."
Wajah sendu Jasmine adalah kelemahan Chanyeol paling utama. Di saat dia menyayangi Jasmine dengan tak berbatas, maka di sana dia di uji untuk bertaruh tentang beberapa larangan demi kebaikan Jasmine.
Baekhyun amat sangat peduli dengan kesehatan. Istrinya itu bahkan mengikuti kelas khusus tentang kesehatan anak dan menerapkan beberapa pada Jasmine.
Dan cotat? Ah, maksudnya coklat.
Coklat adalah musuh utama. Baekhyun benar-benar memerangi makanan itu karena seusia Jasmine rawan terkena penyakit gigi karena coklat. Tapi nyatanya Chanyeol memutus semua itu dengan sebungkus coklat dari cuit—ah, Swiss maksudnya. Wajah bahagia Jasmine menjadi imbalan yang pas, tapi wajah memelas karena larangan makan coklat di kesempatan selanjutnya menjadi kesedihan tersendiri.
"Kenapa, Ayah?" mata Jasmine bahkan mulai berair.
"Em.. karena..karena tempat belinya sangat jauh. Di Swiss."
"Apa cuit lebih jauh dari rumah nenek?"
"Sangaat jauh. Ayah harus pergi berhari-hari ke sana dan meninggalkan princess.Princess mau Ayah pergi jauh?"
Jasmine menggeleng, melupakan coklat yang menjadi pujaan hati terbaru lalu berhambur dalam pelukan Chanyeol.
"Ayah janan pelgi, ya? Tidak apa tidak membeli cotat. Tapi Ayah janan pelgi."
Ah, lagi-lagi bahagia tergambar sesederhana ini. Selagi Baekhyun mengumpat di depan televisi lalu tiba-tiba berteriak kegirangan karena aktor kesukaannya muncul, Chanyeol hanya butuh Jasmine dengan segala kepolosan anak perempuan itu di pelukannya.
"Tidak, princess. Ayah akan selalu di sini dengan princess."
Jasmine baru tiga tahun, rasa-rasanya Chanyeol tidak ingin gadis kecilnya bertumbuh lebih besar lalu bertemu lelaki lain untuk merasakan jatuh cinta.
Tolong, Chanyeol belum siap dengan hal itu!
.
.
tebece
Basyud : ini akan jadi two-shot. Chap selanjutnya berarti end hehe
FF ini bentuk imajinasi liar ttg Ayah - Anak perempuan satu-satunya hehe
